Disusun Oleh :
Delvitedi Sutra
Hafizul
FAKULTAS SYARI’AH
JAMBI 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
F. Jelaskan Prosedur Dan Teknis Penyusunan RKA
C. TUJUAN
4. Menjelaskan Siklus Anggaran SKPD
BAB II
PEMBAHASAN
RKA-SKPD memuat rincian anggaran pendapatan, belanja menurut program dan kegiatan
serta memuat informasi tentang urusan pmerintahan daerah, organisasi, standar biaya,
prestasi kerja yang akan dicapai dari program dan kegiatan.
a. RKA-SKPD dibuat oleh Kepala SKPD mengacu kepada Nota Kesepakatan KUA dan
PPAS antara Pemerintah Daerah dengan DPRD
c. Dalam penyusunan RKA dilengkapi dengan daftar rincian program dan kegiatan dan
dokumen pendukung lainnya.
e. Untuk program dan kegiatan yang didanai dari DAK dibuat dalam RKA tersendiri
f. SKPD menyusun rancangan anggaran kas bulanan dan triwulan bersamaan dengan
penyusunan RKA untuk mempermudah input ke dalam SIPKD
Tata cara pencantuman anggaran pendapatan pada RKA-SKPD dan RKA-PPKD adalah
sebagai berikut:
· Pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah yang ditransfer langsung ke kas daerah, dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah dianggarkan pada SKPKD
· Retribusi daerah, komisi, potongan, keuntungan selisih nilai tukar rupiah, pendapatan
dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan dan hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan yang dibawah penguasaan pengguna anggaran/pengguna barang dianggarkan
pada SKPD
b) Dana Perimbangan
· Pendapatan yang besumber dari dana perimbangan dianggarkan oleh SKPD pada RKA
PPKD berdasarkan Perpres, apabila PEraturan yang mengatur alokasi pendapatan belum ada
maka target pendapatan berdasarkan tahun sebelumnya.
2. Belanja Daerah
Dianggarkan sebesar jumlah plafon anggaran sementara belanja tidak langsung masing-
masing SKPD yang tercantum dalam rancangan PPAS Tahun Anggaran 2017 dengan
perhitungan sebagai berikut :
Gaji dan Tunjangan Pegawai dihitung berdasarkan jumlah pegawai SKPD dikali 14 bulan
ditambah acress 2,5%
e) Tambahan Penghasilan PNS diberikan kepada Pegawai Negri Sipil dan Calon Pegawai
Negeri Sipil dalam rangka prestasi kerja motivasi kerja dan kesejahteraan umum pegawai
berdasarkan pertimbangan objektif, kewajaran dan kemampuan keuangan daerah.
f) Gaji dan Tunjangan agar dihitung dengan cermat, untuk menghindari kekurangan gaji
atau sisa yang cukup besar pada akhir tahun anggaran.
g) Iuran BPJS Kesehatan dihitung sebesar 3% dari jumlah Gaji Pokok dan Tunjangan
Keluarga.
h) Iuran BPJS Ketenagakerjaan dihitung sebesar 0,54% dari jumlah Gaji Pokok Terdiri
dari Jaminan Kecelakaan Kerja sebesar 0,24% dan Jaminan Kematian sebesar 0,3%
j) Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Hibah dan Bansos dalam bentuk uang, Belanja Bagi
Hasil kepada Kab/kota, Bantuan keuangan kepada pemerintah kab/kota/pemdes/parpol dan
belanja tidak terduga dianggarkan pada SKPKD.
Belanja Hibah dan Bantuan Sosial berupa uang dianggarkan berdasarkan yang tercantum
pada rancangan PPAS dan telah diveifikasi oleh SKPD yang ditunjuk oleh Gubernur dan
dirinci penerima dan nominal bantuannya.
k) Penganggaran belanja bagi hasil kepada Kab/Kota berdasarkan targt Pajak yang
ditetapkan sebagai pendapatan.
p) Apabila terdapat selisih lebih antara plafon anggaran sementara belanja tidak langsung
dalam rancangan PPAS dengan perhitungan belanja, maka selisih lebih tersebut digunakan
untuk menurunkan defisit anggaran.
q) Apabila terdapat selisih kurang antara plafon anggaran sementara belanja tidak
langsung dalam rancangan PPAS dengan perhitungan belanja, maka selisih kurang tersebut
akan diperhitungkan dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2017.
3. Belanja langsung
4. Belanja Pegawai
Belanja pegawai merupakan pemberian honor yang terkait dengan output kegiatan yang
terdiri dari:
4) Honor Tim Kegiatan; honor Panitia kegiatan, Honor TAPD, TPHD, Baperjakat, TP-TGR
2) BUD
3) Kuasa BUD
4) Pengguna Anggaran
10) Bendahara Pengeluaran
11) Bendahara Barang
12) Pengurus/Penyimpan Barang
13) Kepala Ruang
· Dalam hal Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang ditunjuk bukan Kuasa Pengguna
Anggaran, honorarium dianggarkan pada kegiatan yang bersangkutan.
· Penganggaran honorarium untuk Tenaga Honorer selain huruf a s/d c adalah 12 bulan
atau disesuaikan dengan lamanya pelaksanaan kegiatan dimaksud.
1. Perjalanan dinas pada kegiatan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah dan
koordinasi, konsolidasi ke dalam daerah diuraikan dengan rincian:
c) Uang yang diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat dalam rangka pemberian hadiah
pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi dianggarkan
pada Belanja Barang dan Jasa
d) Penganggaran untuk pengadaan barang (temasuk aset tetap) yang akan diserahkan
kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun berkenaan, dianggarkan dalam kelompok belanja
langsung yang diformulasikan ke dalam program dan kegiatan yang diuraikan pada jenis
belanja barang dan jasa
e) Plafon biaya Pemeliharaan rutin Kendaraan Dinas/operasional roda 4 untuk 1 (satu) unit
per tahun maksimal sebesar: Rp. 35.200.000,00 (kendaraan Operasional) dan Rp.
44.800.000,00 (kendaraan dinas Eselon II) dengan perincian sebagai berikut :
6. Belanja Modal
a. Belanja modal yang dialokasikan harus sesuai dengan rencana kebutuhan barang
(RKB) daerah yang telah disampaikan kepada DPPKAD (Bidang Asset).
b. Komponen belanja modal untuk perolehan aset tetap meliputi harga belanja asset tetap
ditambah semua biaya lain yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut siap untuk digunakan,
seperti;
· Belanja perjalanan dinas dan jasa yang terkait dengan perolehan aset tetap atau aset
lainnya.
· Pembebasan tanah
· Pengukuran tanah
Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD
disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya pada minggu pertama bulan oktober tahun
sebelumnya untuk dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama.
Penetapan rancangan daerah tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31
Desember tahun anggaran sebelumnya, Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah
tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD kepada Menteri Dalam
Negeri bagi provinsi dan gubenur bagi kabupaten/kota selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja setelah ditetapkan.
a. PPKD paling lambat 3 (tiga ) hari kerja setelah APBD ditetapkan memberitahukan
kepada semua kepala SKPD agar menyusun dan menyampaikan rancangan DPA-
SKPD.
b. Rancangan DPA-SKPD merinci sasaran yang dicapai, fungsi, program, kegiatan
anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan
dana tiap-tiap satuan kerja serta pendapatan yang diperkirakan
3. Bendahara Pengeluaran
Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas menerbitkan
SPD, Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPD, berdasarkan SPD bendahara pengeluaran mengajukan SPP
kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD, SPP dimaksud
terdiri dari :
1) Pencairan Dana
BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak melampaui pagu dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
2) Bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan kelengkapan persaratan
yang ditetapkan.
Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampaidengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat
dilaksanakan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Yang dilaksanakan oleh
PPK-SKPD.
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas mencakup ;
b. STS
c. Bukti transfer
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
3. Belanja langsung
4. Belanja Pegawai
6. Belanja Modal
3. Standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Penyiapan Raperda
APBD
DAFTAR PUSTAKA
Arfan, Ikhsan. 2009. Pengantar Praktis Akuntansi. Edisi pertama. Yogyakarta : Graha ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mardiasmo, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. 2009. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Nafarin, M. 2013. Penganggaran Perusahaan. Edisi ketiga, Cetakan kedua, Buku. 1. Jakarta :
Salemba Empat.
Nordiawan, Deddi., dkk. 2008. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat Sasongko
dan Parulian. 2015. Anggaran. Jakarta: Salemba Empat
Schiff, M. and A. Y. Lewin. 1970. The Impact of People on Budgets. The Accounting.
Review 45. April. Pp. 259-268. Schoonhoven
Suhanda. 2007. Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Padang : Andalas. Lima Sisi.