Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

“SIKLUS APBD - PERENCANAAN”

DISUSUN OLEH :

Amiril Mukminin 1802111084


Tamyiz Abdul Halim 1802110133

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKLUTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penyusunan.................................................................................................. 2

BAB II: PEMBAHASAN................................................................................................. 3

2.1 Penyusunan Rencana Kerja Pemda.......................................................................... 3


2.2 Pembentukan KUA................................................................................................... 3
2.3 Penentuan PPAS....................................................................................................... 5
2.4 yusunan RKA-SKPD................................................................................................ 6
2.5 Persiapan Raperda APBD........................................................................................ 6
2.6 Penetepan APBD...................................................................................................... 7
2.7 Diagram Penyusunan APBD.................................................................................... 8
2.8 Schedule Penysunan APBD..................................................................................... 8

BAB III: PENUTUP......................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran dan belanja adalah hal yang menjadi pokok dalam tumpuan berorganisasi
dan bernegara dan merupakan faktor yang menjadi acuan pemerintah dalam menilai
kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Setiap organisasi/perusahaan/instansi nirlaba
pasti memiliki anggaran dan belanja jadi, untuk mengetahui bagaimana tingkat kesehatan
perusahaan atau instansi maka dilakukan perhitungan efektivitas dan efisiensi anggaran dan
belanjanya. Di dalam instansi pemerintahaan anggaran dan belanja disebut dengan
APBD atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pengelolaan keuangan daerah yaitu APPB yan dimaksudkan
dalam makalah ini adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan
Daerah.

Tahapan pertama dalam siklus APBD adalah perencanaan. Perencanaan APBD sangat
penting karena APBD yan direncanakan dengan baik dapat meminimalisir tingkat kesalahan,
menghindari adanya pemborosan atau penyelewengan, serta mempermudah kegiatan evaluasi.

Dalam PP 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah pada bab IV tentang
penyusunan rancangan APBD. proses penyusunan APBD dimulai dari pembuatan KUA dan
PPAS, kemudian dilanjutkan pembuatan RKA SKPD oleh masing-masing SKPD. RKA SKPD
ini kemudian dijadikan dasar untuk membuat rancangan Perda tentang APBD dan rancangan
Perkada tentang penjabaran APBD. Rancangan Perda dan rancangan Perkada yang telah disusun
oleh Kepala Daerah kemudian diajukan kepada DPRD untuk dibahas sehingga tercapai
kesepakatan bersama. Rancangan Perda dan rancangan Perkada tersebut kemudian diajukan
kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk kabupaten/kota atau Menteri untuk
provinsi guna dievaluasi. Hasil evaluasi yang menyatakan rancangan Perda dan rancangan
Perkada sudah sesuai dengan dokumen yang mendukung, dijadikan dasar oleh Kepala Daerah
untuk menetapkan rancangan Perda menjadi Perda tentang APBD dan rancangan Perkada
menjadi Perkada tentang penjabaran APBD.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penyusunan rencana kerja pemda?
2. Bagaimana pembentukan KUA?
3. Bagaimana menentukan PPAS?

iii
4. Bagaimana menyusun RKA-SKPD
5. Bagaimana persiapan Raperda APBD?
6. Bagaimana meneteapkan APBD?

1.3 Tujuan Penyusunan


1. Bagaimana penyusunan rencana kerja pemda?
2. Bagaimana pembentukan KUA?
3. Bagaimana menentukan PPAS?
4. Bagaimana menyusun RKA-SKPD
5. Bagaimana persiapan Raperda APBD?
6. Bagaimana meneteapkan APBD?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyusunan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD)

iv
Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Karena itu
kegiatan pertama dalam penyusunan APBD adalah penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD).

Perencanaan pada tingkat pemda terbagi dalam 3 kategori berdasarkan perspektif waktu
pelaksanaannya, yaitu:

 Rencana Pemerintah Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan jangka waktu 20 tahun.
 Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan jangka waktu 5 tahun.
 Rencana Pemerintah Jangka Pendek Daerah (RKPD) dengan jangka waktu tahunan.

RKPD terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah Pusat.

RKPD tersebut memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan
kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat. Secara khusus, kewajiban daerah mempertimbangkan prestasi capaian standar
pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. RKPD
disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan. Penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei
sebelum tahun anggaran berkenaan. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

2.2 Kebijakan Umum APBD (KUA)

KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan
serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 tahun.

Setelah Rencana Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan, Pemerintah daerah perlu menyusun
Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang
menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) SKPD.

Kepala daerah menyusun rancangan KUA berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan
APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Pedoman penyusunan APBD yang
ditetapkan Menteri Dalam Negeri tersebut memuat antara lain:

a. Pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan


pemerintah daerah;
b. Prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan;

v
c. Teknis penyusunan APBD; dan
d. Hal-hal khusus lainnya.

Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang
akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang
disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan
pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. Program-program diselaraskan
dengan prioritas pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sedangkan asumsi yang
mendasari adalah pertimbangan atas perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok
kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Dalam menyusun rancangan KUA, kepala daerah dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah. Rancangan KUA yang telah disusun,
disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada kepala
daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.

Rancangan KUA disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan
Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun
anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD.
Rancangan KUA yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi KUA paling lambat minggu
pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan.

Berikut proses penyusunan KUA adalah sebaai berikut:

1. Kepala daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan KUA.


2. Penyusunan RKUA berpedoman pada pedoman penyusunan APBD pleh mendagri setiap
tahun.
3. Kepala daerah menyampaikan RKUA tahun anggaran berikutnya sebagai landasan
penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan bulan juli tahun
anggaran berjalan.
4. RKUA yang telah dibahas kepala daerah bersama DPRD dalam pembicaraan pendahuluan
RAPBD selanjutnya disepakati menjadi KUA.

2.3 Prioritas & Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

PPAS adalah rancangan program prioritas dan batas maksimal anggaran yang diberikan
kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum
disepakati dengan DPRD.

vi
Selanjutnya berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah menyusun
rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Rancangan PPAS tersebut disusun
dengan tahapan sebagai berikut :

a. Menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan;


b. Menentukan urutan program untuk masing-masing urusan; dan
c. Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program.

Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS yang telah disusun kepada DPRD untuk
dibahas paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan. Pembahasan dilakukan
oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD. Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya
disepakati menjadi PPAS paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.

KUA serta PPAS yang telah disepakati, masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan
yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD. Dalam hal kepala
daerah berhalangan, yang bersangkutan dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk
menandatangani nota kepakatan KUA dan PPAS. Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap,
penandatanganan nota kepakatan KUA dan PPAS dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh
pejabat yang berwenang.

Proses penyusunan dan pembahasan PPAS menjadi PPA sebagai berikut:

1. Berdasarkan KUA yang telah disepakati, Pemda, dan DPRD membahas rancangan PPAS
2. Pembahasan PPAS, langkah-langkkah pelaksanaan pembahasan PPAS yaitu menentukan
skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan, menentukan urutan program dalam
masing-masing urusan, dan menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing
program.
3. KUA dan PPAS yang telah dibahas dan disepakati bersama kepala daerah dan DPRD
dituangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama oleh kepada daerah dan
pimpinan DPRD.
4. Kepala daerah berdasarkan nota kesepakatan menerbitkan pedoman penyusunan RKA-
SKPD kepada kepala SKPD

2.4 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)

Penyusunan anggaran dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)

vii
Pendekatan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap
kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari 1 tahun anggaran dengan
mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya
yang dituangkan dalam prakiraan maju.

2. Pendekatan Anggaran Terpadu


Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh
jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintah yang didasarkan pada prinsip
pencapaian efisiensi alokasi dana dan untuk menghindari terjadinya duplikasi belanja.

3. Pendekatan Anggaran Kinerja


Pendekatan yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan
keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran
tersebut.

Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran ketika penyusunan anggaran daerah, antara lain :

a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang
dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan
merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
b. Penganggaran pengluaran harus didukung dengan adanya kepastian terjadinya penerimaan
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia
atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalan APBD/APBDP.
c. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus
dimasukkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening Kas Umum Daerah.

2.5 Penyiapan RAPERDA APBD

Dalam penyiapan RAPERDA APBD bersumber dari RKA SKPD yang telah disusun,
dibahas, dan disepakati bersama antara Kepala SKPD dan Tim Anggaran Pemda (TAPD).
RAPERDA disusun oleh PPKD yang untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Daerah.

Hal yang penting yang harus diperhatikan sebelum dan dibahas dengan DPRD bahwa
RAPERDA harus disosialisasikan ke masyarakat yang bersifat memberikan informasi tentang
hak dan kewajiban pemda serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran yang
direncanakan. Penyebarluasan atau sosialisasi tentang Raperda ini dilaksanakan oleh SEKDA
selaku Koordinator pengelola keuangan.

2.6 Penetapan APBD

Tahapan proses penetapan APBD sebagai berikut :

viii
1. Penyampaian dan Pembahasan Raperda tentang APBD
Berdasarkan Permendagri Npo. 13 Tahun 2006 Pasal 104, Raperda berserta lampirannya
yang telah disusun dan disosialisasikan kepada masyarakat, selanjutnya disampaikan oleh
kepala daerah kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan oktober tahun
anggaran sebelumnya.

2. Evaluasi Raperda tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD
Evaluasi ini bertujuan demi tercapainya keserasian antara kebijakan daerah dan nasional,
keserasian antara kepentingan publik dan aparatur untuk meneliti seberapa jauh mana
APBD Kabupaten/Kota tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang
lebih tinggi dan atau peraturan daerah lainnya.

3. Penetapan Perda tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD.
Penetapan ini dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
Setelah itu Perda dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD ini disampaikan
oleh Kepala Daerah yang bersangkutan paling lama 7 hari setelah tanggal ditetapkan.

2.7 Diagram Penyusunan APBD

ix
2.8 Schedule Penyusunan APBD

NO URAIAN WAKTU KETERANGAN

1 Penyusunan RKPD Akhir bulan Mei

2 Penyampaian Rancangan KUA dan Minggu pertama Bulan 1 minggu


Rancangan PPAS oleh Ketua TAPD
kepada Kepala Daerah
Juni

3 Penyampaian Rancangan KUA dan Pertengahan Bulan Juni 6 Minggu


Rancangan PPAS oleh Kepala Daerah
Kepada DPRD

4 Rancangan KUA dan Rancangan Akhir Bulan Juli

x
PPAS disepakati antara Kepala

Daerah dan DPRD

5 Surat Edaran Kepala Daerah Awal Bulan Agustus 1 Minggu

Perihal Pedoman RKA-SKPD dan

RKA-PPKD 

6 Penyusunan dan Pembahasan Awal Bulan Agustus sampai 7 Minggu


dengan Akhir September

RKA-SKPD dan RKA-PPKD serta

Penyusunan Rancangan APBD

7 Penyampaian Rancangan APBD Minggu Pertama Bulan 2 Bulan


kepada DPRD  Oktober

8 Pengambilan Persetujuan Paling lama (satu) bulan


sebelum Tahun Anggaran
yang dtentukan
Bersama DPRD dan Kepala

Daerah

9 Hasil evaluasi Rancangan APBD 15 Hari kerja (Bulan

Desember)

10 Penetapan Perda APBD dan Perkada Paling lambat akhir

xi
Penjabaran APBD sesuai dengan hasil Desember (31
evaluasi

Desember)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perencanaan dalam APBD sangat penting karena dengan perencanaan yang baik akan
menghindari kesalahan, pemborosan, dan kecurangan. Penyusunan APBD didasarkan pada

xii
perencanaan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu mengenai program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan.
Berikut prosedur penyusunan APBD:
1. Penyusunan rencana kerja pemda.
2. Pembentukan KUA.
3. Penentuan PPAS.
4. Penyusunan RKA-SKPD.
5. Persiapan Raperda APBD.
6. Penetepan APBD.

DAFTAR PUSTAKA

SARASMITA, W. (2021). STUDI ANALISIS PERAN DPRD KOTA MEDAN DALAM


MELAKSANAKAN KEBIJAKAN ANGGARAN GUNA MENANGANI PANDEMIK COVID-
19 (Doctoral dissertation, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Sumatera
Utara)

xiii
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan  Anggaran  Daerah,  Graha
Ilmu: Yogyakarta

Widjaja, Haw. 2005. Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia Dalam Rangka Sosialisasi UU


No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta. PT Grafindo Persada

Widjaja, Haw. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta. PT Grafindo Persada

Buku Wajib Perkuliahan, Penganggaran Sektor Publik.

xiv

Anda mungkin juga menyukai