Kelas : XI Mipa 1
1) Pemerintah di wakili presiden merancang anggaran dari segi pemasukan dan hal apa saja
yang akan dibelanjakan. Rencana ini dinamakan sebagai RAPBN. Rancangan ini
kemudian difinalkan dalam bentuk nota keuangan terutama setelah melalui rapat sidang
kabinet.
2) Finalisasi nota keuangan yang dituangkan dalam RAPBN ini kemudian diajukan
pemerintah ke DPR untuk dibahas.
3) Apabila RAPBN tadi tidak mendapatkan pertentangan maka akan disetujui dan menjadi
APBN.
4) Apabila RAPBN pada tahun yang bersangkutan tidak disetujui oleh DPR maka APBN
yang digunakan mengacu pada APBN pada tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk penyusunan APBD hampir sama dengan proses penyusunan APBN, yang
membedakan adalah pihak pihak yang mengesahkannya, yaitu :
1) Pemerintah daerah atau Pemda selaku lembaga eksekutif di level daerah merancang
pendapatan daerah dan pengeluaran ke dapam bentuk RAPBD atau Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana ini dibuat dari masukan perangkat daerah dan
dinamakan Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK).
2) Sama halnya seperti di pemerintah pusat, Pemda kemudian mengusulkan RAPBD ke
DPRD, yang membedakan adalah DPRD umumnya akan memberikan sosialisasi poin
poin di RAPBD ini ke masyarakat untuk mendapatkan masukan.
3) DPRD kemudian mensahkan RAPBD dan menjadikannya APBD.
4) Apabila rancangan APBD ini tolak, maka yang digunakan adalah APBD tahun
sebelumnya.