Anda di halaman 1dari 5

MEKANISME PENYUSUNAN APBN & APBD

Penyusunan RAPBN (Rancangan APBN) perlu memperhatikan banyak faktor yang setiap saat
dapat berubah atau paling tidak perubahan yang terjadi masih dalam kurun waktu satu tahun.
Penyusunan APBN harus pula terkait dengan sasaran kebijakan keuangan pemerintah yang harus
menunjang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, kestabilan moneter, perluasan kesempatan
kerja, pelayanan umum dan lain-lainnya yang menyangkut peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dengan demikian, kebijakan anggaran diartikan sebagai kebijakan pemerintah untuk mengatur
APBN agar sesuai dengan arah dan laju pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dalam Program
Pembangunan Nasional.

A. PENYUSUNAN APBN
1. APBN di susun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.
2. Penyusunan rancangan APBN sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpedoman
kepada rencana kerja pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan
bernegara.
3. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan
untuk menutup defisit tersebut dalam undang-undang tentang APBN.
4. Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, pemerintah pusat dapat mengajukan
rencana penggunaan surplus anggaran kepada dewan perwakilan rakyat.

B. PENYUSUNAN APBD
1. APBD sisusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah.
2. Penyusunan rancangan APBD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpedoman
kepada rencana kerja pemerintahan daerah dalam rangka mewujudkan tercapainya
tujuan bernegara.
3. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan
untuk menutup defisit tersebut dalam peraturan daerah tentang APBD.
4. Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan penggunaan surplus tersebut
dalam perautran daerah tentang APBD.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN APBN & APBD
A. LANGKAH PENYUSUNAN APBN
1. Pemerintah menyusun rancangan anggaran pendapatan dan belanja
negara(RAPBN). RAPBN disusun pemerintah atas dasar usulan anggaran yang
dibuat oleh setiap departemen atau lembaga negara yang diusulkan kepada
pemerintah dalam bentuk DUK (Daftar usulan kegiatan) dan DUP (Daftar
usulan proyek). DUK diusulkan untuk membiayai pembangunan.
2. Pemerintah mengajukan RAPBN kepada DPR untuk dibahas.
3. DPR membahas RAPBN dengan tujuan : diterima atau ditolak.
4. Jika diterima, RAPBN akan disahkan menjadi APBN dan disampaikan kepada
pemerintah untuk dilaksanakan. Namun, jika ditolak, pemerintah harus
menggunakan APBN sebelumnya.
B. LANGKAH PENYUSUNAN APBD
1. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD
disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD
pada minggu pertama bulan oktober tahun sebelumnya.
2. Setelah disetujui oleh DPRD, RAPBD kemudian ditetapkan menjadi APBD
melalui peraturan daerah. Apabila DPRD tidak menyetujui rancangan
peraturan daerah yang diajukan pemerintah daerah, maka untuk membiayai
kebutuhan setiap bulan, pemerintah daerah dapat melaksanakan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran
sebelumnya.
3. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya
dituangkan lebih lanjut dengan keputusan Gubernur/bupati/walikota.

 PERMASALAHAN APBN
APBN merupakan sumber keuangan perbelanjaan indonesia yang dikeluarkan berdasarkan
kebutuhan negara indonesia. Jika melihat pembangunan di masa ini, pembangunan
infrastruktur terlaksana dengan sangat banyak dan dirasa sangat bermanfaat untuk masyarakat
indonesia. Contohnya pembangunan yang sudah selesai di tahun sebelum dan masih berlanjut
direncanakan hingga tahun 2024 atau seterusnya seperti pembangunan IKN, atau Ibu Kota
Negara yang awalnya terletak di Jakarta, dalam rencananya berpindah dan membangun di
Penajam Poser Utara di Kalimantan Timur yang menghabiskan 466 Triliun Rupiah, lalu pada
fasilitas olahraga, dibangun juga Stadion Mini Desa Setiamekar dengan standar FIFA nya dan
dana APBN senilai 2 Milyar Rupiah, belum lagi pembangunan jalan yang membuka daerah
daerah terluar yang menghabiskan hingga 384,8 Triliun Rupiah, dan anggaran anggaran lain yang
dibutuhkan indonesia. yang berjalan didalamnya, APBN pun juga mempunyai beberpa masalah:
Masalah pertama yaitu besarnya anggaran belanja negara, apalagi di masa penanganan
pandemi covid 19 yang belum selesai ini. Dalam data menunjukkan bahwa konsumsi belanja
pemerintah meningkat tajam. Bukan hanya karena pembiayaan penanganan covid 19,
kebutuhan lain pun juga mengakibatkan kebutuhan belanja APBN meningkat, tetapi tetap saja,
yang meningkat secara derastis kembali pada bantuan sosial yang meningkat hingga 76% lebih
tinggi dibanding tahun lalu, seperti keterangan yang dikutip dari kemenkeu, "Yang meningkat
secara sangat tinggi adalah belanja bantuan sosial mencapai Rp139 triliun atau 76,9% lebih
tinggi dari tahun lalu yang hanya sebesar sebesar Rp78,7 triliun. Ini karena berbagai bantuan
sosial dilakukan oleh pemerintah secara extraordinary, luar biasa, dalam kita menghadapi Covid
untuk membantu ketahanan masyarakat.”
Masalah lain pada APBN yaitu Pajak yang terlalu fokus pada wajib pajak terdaftar, Pajak yang
terlalu fokus pada wajib pajak terdaftar terjadi karena penerimaan pajak terancam meleset jauh
dari target akibat pandemi. Di tegaskan bahwa situasi saat ini sangat tidak menguntungkan,
solusi yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi nya dengan merevisi target penerimaan pajak,
proyeksi pertumbuhan ekonomi, serta asumsi makro lainnya. Saat ini pemerintah mengeluarkan
kebijakan insentif. Kebijakan tersebut antara lain adalah dibebaskannya pemungutan pajak
restoran dan hotel yang telah diberikan.
 PERMASALAHAN APBD
Permasalahan yang sering muncul dalam pembentukan APBD. Dalam tiap tahun, beberapa
pemerintah daerah didapati telat dan lamban saat penyusunan anggaran keuangan. Jika
tindakan ketidak disiplinan seperti ini terlihat seperti hal sepele, itu merupakan asumsi yang
salah. Molornya pengumpulan anggaran keuangan pada tiap daerah akan memundurkan juga
jadwal evaluasi yang dilakukan pada Pemprov. Dampak lanjutannya, anggaran yang harusnya
bisa disalurkan lebih awal untuk anggaran pembangunan dan pelayanan publik juga akan
mundur menunggu ketetapan APBD. Pastinya hal seperti ini akan merugikan rakyat. Contoh
kasus seperti ini, didapati pada rancangan KUA dan PPAS melebihi waktu dari jadwal yang
seharusnya disampaikan kepala daerah kepada DPRD yakni pertengahan bulan Juni tahun
anggaran berjalan.
Mengapa APBD sering terlambat? Ada beberapa hal yang memungkinkan menyebabkan
telatnya pemda dalam pengerjaan APBD. Terjadinya formalitas belaka pada proses
perencanaan. Forum yang semestinya bisa mengakomodasi kepentingan masyarakat termasuk
berbagai kepentingan politik mendapati kurang mendapat perhatian, karena sebagian besar
lebih tertarik pada tahap penganggaran. Sebab pada tahap penganggaranlah perhitungan biaya
mulai dibahas. Akibatnya rencana kegiatan yang telah dibuat haruslah dibahas ulang di tahap
penganggaran yang seringkali lama karena mulai muncul transaksi politik. Alasan lain yang
memungkinkan adalah dilemanya DPRD pada pengambilan keputusan adalah memasukkan
masalah pribadi saat pengambilan keputusan, dampaknya bingung untuk memilih, apakah
keputusan yang mendahulukan rakyat dan mengesampingkan masalah pribadi dengan dampak
ketegangan saat pembahasan dan menjadikan pembahasan bertele tele, atau menomorsatukan
masalah pribadi dengan mengeluarkan anggaran yang tidak terlalu urgent untuk kepentingan
rakyat.
MAKALAH
MEKANISME PENYUSUNAN
APBN & APBD
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. LUTFIAH MADANIAH
2. NURUL HAFIDAH
3. HAIKAL
4. RUKMAYANTI
5. SOFYAN

Anda mungkin juga menyukai