Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Dosen: Dr. Nirwana. SE., M.Si., Ak

Disusun Oleh :

NURRAHMA
A042222018

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH


UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2023
Proses Penyusunan APBD

Ada dua jenis anggaran belanja tahunan yang diatur dalam undang-undang
keuangan negara di Indonesia, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kedua
anggaran belanja tersebut disusun untuk dijadikan pedoman penerimaan
serta pengeluaran negara dan daerah dalam berbagai kegiatan ekonomi dan
pembangunan. Sesuai dengan namanya, APBN merupakan pedoman
anggaran pada tingkat negara. Sementara APBD merupakan pedoman
anggaran di tingkat daerah. Rancangan APBN diajukan pemerintah pusat
untuk dibahas dan disetujui DPR sebelum disahkan. Adapun rancangan
APBD diajukan oleh pemerintah daerah untuk dibahas dan disetujui di
DPRD
Merujuk UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 1 ayat 8,
pengertian APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
APBD juga bisa didefinisikan sebagai suatu daftar sistematis tentang rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang isinya memuat anggaran
pendapatan dan pengeluran daerah dan telah disetujui oleh DPRD untuk
masa waktu satu tahun.
Adapun tujuan penyusunan APBD adalah menyediakan pedoman yang
mengatur pendapatan dan pengeluaran dalam kegiatan pemerintah daerah,
supaya terjadi peningkatan produksi, kesempatan kerja, pertumbuhan
ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
 Mekanisme Penyusunan APBD dan Tahapannya
Mekanisme penyusunan APBD setidaknya melalui tiga tahap yang melibatkan
perencanaan, pembahasan, hingga pelaksanaan. Berikut tahapan-tahapan
penyusunan APBD:
1 Tahap Perancangan dan Pengajuan
APBD dirancang dan diajukan oleh pemerintah daerah kepada DPRD
dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung. Tahap ini akan
berlangsung pada minggu pertama bulan Oktober di tahun sebelum
penetapan anggaran.
2 Tahap Pembahasan dan Persetujuan
Rancangan APBD (RAPBD) akan dibahas oleh pemerintah daerah dengan
usulan dari DPRD. Selain itu, DPRD juga akan memutuskan untuk setuju
atau tidak mengenai RAPBD tersebut. Keputusan harus diambil selambat-
lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang dibahas dilaksanakan.
Jika rancangan disetujui DPRD, RAPBD akan ditetapkan sebagai APBD
melalui peraturan daerah (Perda). Namun, apabila RAPBD tidak disetujui,
pemerintah dapat melaksanakan pengeluaran tidak lebih besar daripada
anggaran APBD di tahun sebelumnya.
3 Tahap Pelaksanaan
Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, ketentuan lebih detail soal
pelaksanaannya lebih lanjut akan dituangkan melalui keputusan
gubernur/walikota/bupati.
4 Tahap pertanggung jawaban pelaksanaan
Laporan Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD harus disampaikan oleh
kepala daerah kepada DPRD. Penyampaian laporan ini telah diatur dalam UU
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 9 Tahun
2015 tentang pemerintah daerah. Kepala daerah wajib menyampaikan
Rancangan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang berupa laporan keuangan, kepada DPRD paling lambat 6 bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
Proses Pelaksanaan APBD
Pelaksanaan APBD terdiri dari pelaksanaan anggaran pendapatan, belanja
dan pembiayaan. Kemudian setelah satu semester, Pemerintah daerah
menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6
bulan berikutnya. Laporan tersebut disampaikan kepada DPRD selambat-
lambatnya pada akhir bulan Juli tahun anggaran yang bersangkutan, untuk
dibahas bersama antara DPRD dan pemerintah daerah. Penyesuaian APBD
dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan, dibahas bersama
DPRD dengan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan prakiraan
perubahan atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan.
Pelaksanaan anggaran adalah tahapan di mana sumber daya digunakan
untuk melaksanakan kebijakan anggaran. Suatu hal yang mungkin terjadi
dimana anggaran yang disusun dengan baik ternaya tidak dilaksanakan
dengan tepat, tetapi tidak mungkin anggaran yang disusun dengan baik
dapat diterapkan secara tepat. Pelaksanaan anggaran yang tepat tergantung
pada banyak factor yang di antaranya adalah kemampuan untuk mengatasi
perubahan lingkungan ekonomi makro dan kemampuan satker untuk
melaksanakanya.
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan anggaran
pendapatan daerah adalah bahwa:
a. Semua pengelolaan terhadap pendapatan daerah harus dilaksanakan
melalui rekening kas umum daerah;
b. Setiap pendapatan daerah harus didukung oleh bukti yang lengkap dan
sah;
c. Setiap satuan kerja yang memungut pendapatan daerah harus
mengintensifkan pemungutan pendapatan yang menjadi wewenang dan
tanggung jawabnya;
d. Setiap satuan kerja (SKPD) tidak boleh melakukan pungutan selain dari
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
e. Pendapatan daerah juga mencakup komisi, rabat, potongan, atau
pendapatan lain dengan menggunakan nama dan dalam bentuk apapun
yang dapat dinilai dengan uang, baik yang secara langsung merupakan
akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau
pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau
pendapatan lain yang timbul sebagai akibat penyimpanan dana anggaran
pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas
kegiatan lainnya;
f. Semua pendapatan dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang
sah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai
pendapatan daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Rowan jones, Maurice Pendlebury. 2010. Public Sector Accounting. Sixth


Edition

https://tirto.id/bagaimana-mekanisme-penyusunan-apbn-dan-apbd-serta-
tahapannya-ga6x
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5750
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2010/03/Pertemuan-5.pdf

Anda mungkin juga menyukai