Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD VANDRI

NIM : 041087152

TUGAS : TUGAS 1 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH (ADPU4440)

1. Bagaimanakah proses penyusunan APBD pada pemerintah daerah kabupaten/kota


2. Buatlah tulisan mengenai pelaksanaan APBD pada pemerintah daerah, dengan memilih
kasus pada daerah tertentu.
3. Jelaskan mekanisme pengawasan penggunaan keuangan daerah dan bagaimanakah
faktanya di lapangan

JAWABAN.

1. Struktur APBD
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, struktur
APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:
1.Pendapatan Daerah ;
2.Belanja Daerah;dan
3.Pembiayaan Daerah.Struktur APBD tersebut diklasifikasikan menurut urusan
pemerintahan dan organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan urusan
pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

APBD merupakan anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah yang ditetapkan
setiap tahun melalui peraturan daerah. Pendapatan daerah ini berasal dari pendapatan
asli daerah, dana perimbangan dan pendapatan lain-lain yang sah. Adapun langkah-
langkah penyusunannya adalah sebagai berikut.
A. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada
DPRD yang disertai dengan penjelasan dan dokumen pendukung pada bulan
Oktober minggu pertama tahun sebelumnya. DPRD mengambil keputusan setuju
atau tidak mengenai rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut
dilaksanakan selambat-lambatnmya satu bulan sebelum tahun anggaran yang
bersangkutan dilaksanakan.
B. Apabila DPRD setuju, maka RAPBD diterapkan menjadi APBD melalui peraturan
daerah,dan sebaliknya apabila DPRD tidak setuju,maka untuk membiayai
pembiayaan pengeluaran setiap bulannya pemerintah dapat melaksanakan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun sebelumnya.
C. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah,maka pelaksanaannya lebih
lanjut dituangkan melalui keputusan gubernur/walikota/bupati.

2. Pelaksanaan APBD di Kabupaten Melawi Tahun 2015.

Terlambatnya pelaksanaan APBD di Kabupaten Melawi pada tahun 2015 memiliki


dampak terhadap pengelolaan keuangan desa adalah terkendalanya
penyelenggaraan pemerintahan desa di bidang pembangunan desa, program
pembinaan desa, program pemberdayaan desa, dan terganggunya pelaksanaan
pelayanan publik

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

Yang pertama adalah adanya keterlambatan dalam penyusunan Rancangan KUA-


PPAS dan RAPBD mengakibatkan terlambatnya penyampaian terhadap DPRD Kabupaten
Melawi.

Kedua adalah tidak terlaksanakannya fungsi anggaran dengan baik oleh DPRD
Kabupaten Melawi yakni membahas dan memberikan persetujuan terhadap KUA-
PPAS dan RAPBD. Padahal persetujuan ini menjadi kunci dapat tidaknya proses
penyusunan anggaran dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Ketiga adalah DPRD Kabupaten Melawi lebih mementingkan keinginannya pada saat
pelaksaan fungsi anggarannya saat pembahasan RAPBD dan ketidakpercayaan dari DPRD
Kabupaten Melawi terhadap penjabat Bupati Kabupaten Melawi dalam penyusunan APBD.
Lalu adanya pertentangan politis antara sebagian anggota DPRD Kabupaten Melawi
dengan Penjabat Bupati Melawi. Alasan politik juga menjadi salah satu alasan
terhambatnya pelaksanaan APBD .

Keempat adalah kurangnya kompetensi dari anggota DPRD Kabupaten Melawi


dalam melakukan pembahasan APBD mengingat masih banyak anggota DPRD
Kabupaten Melawi yang memiliki pendidikan hanya lulusan SMA. Sedangkan Peraturan
tentang Pedoman Penyusunan APBD yang diterbitkan Pemerintah selalu mengalami
berubah setiap tahunnya.

Untuk mengatasi keterlambatan yang terjadi Pemerintah daerah setempat dapat


mengatasinya dengan melakukan upaya-upaya seperti peningkatan kompetensi dan
kapasitas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan APBD melalui Bimtek maupun
Workshop tentang penyusunan APBD. Membina hubungan harmonis antara
eksekutif dan legislatif. Eksekutif (Bupati) dalam hal ini perlu melakukan kompromi-
kompromi politik dengan anggota DPRD, dan Transparansi dalam proses penyusunan
APBD, dimaknai terbukanya proses penyusunan APBD dan adanya akses bagi masyarakat
untuk mengikuti proses penyusunan APBD sehingga diharapkan praktek-praktek tidak
benar dalam pembahasan anggaran dapat diminimalisir serta dapat memacu pihak-pihak
yang terlibat dalam penyusunan APBD untuk menghasilkan APBD yang berkualitas
dan sesuai dengan harapan masyarakat.

3. Pengelolaan keuangan negara secara jelas diatur dalam pasal 3 dan pasal 7 Undang
Undang Nomor 17 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa keuangan negara dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara digunakan untuk mencapai
tujuan bernegara. Dari uraian tersebut maka pengawasan pengelolaan keuangan
negara menjadi suatu keharusan.
Praktek pengawasan pengelolaan keuangan negara secara internal dilakukan oleh
Inspektorat dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sedangkan
pengawasan eksternal dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan
Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan kewenangan
masing-masing. Pengawasan keuangan negara oleh BPK dilakukan melalui
pemeriksaan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 23 E UUD 1945. Adapun
pengawasan yang dilakukan oleh DPR antara lain dilakukan melalui pengawasan
pelaksanaan APBN dan pembahasan laporan keuangan Pemerintah Pusat yang telah
diaudit oleh BPK.

Fakta yang terjadi di lapangan masing sering terjadinya “kecolongan” dalam


pengawasan keuangan daerah dikarenakan BPK biasanya memberi jadwal sebelum
melakukan sidak atau pengawasan langsung di lapangan, jadi instansi terkait sudah
menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebelum sidak dilakukan. BPK
haruslah sesekali melakukan sidak “dadakan” agar bisa melihat fakta asli dalam
pengelolaan keuangan daerah sehingga bisa meminimalisir adanya penyalahgunaan
wewenang dan memberi sanksi terhadap orang-orang yang melakukan kecurangan
secara langsung.

Referensi :
BMP ADPU 4440
bpk.go.id
djpk.kemenkeu.go.id
https://media.neliti.com/media/publications/209715-penetapan-dan-pelaksanaan-apbd-
kabupaten.pdf

Anda mungkin juga menyukai