Anda di halaman 1dari 2

1.

Bagaimanakah proses penyusunan APBD pada pemerintah daerah


kabupaten/kota.
2. Buatlah tulisan mengenai pelaksanaan APBD pada pemerintah daerah, dengan
memilih kasus pada daerah tertentu.
3. Jelaskan mekanisme pengawasan penggunaan keuangan daerah dan
bagaimanakah faktanya di lapangan

Jawaban :

1. APBD merupakan program kerja pemerintah daerah yang memuat rencana


pendapatan dan belanja untuk jangka waktu satu tahun. Setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah harus mengacu pada rancangan APBD. Dengan APBD
pemerintah, lebih mudah mengambil keputusan, melaksanakan rencana dan perizinan
pembangunan, serta meningkatkan kesejahteraan.

Merujuk pada UU Nomor 17 Tahun 2003, berikut mekanisme penyusunan APBD :

 Pemerintah daerah melakukan pengajuan permohonan Rancangan APBD


(RAPBD) kepada DPRD yang dibarengi dengan serangkaian dokumen
danpenjelasan pendukung. Umumnya, rancangan ini akan diajukan pada bulan
Oktober untuk menjadi APBD di tahun selanjutnya.
 DPR akan melakukan analisis RAPBD lalu mengambil keputusan apakah
menyetujui atau tidak terkait rancangan tersebut. Pengambilan keputusan oleh
DPRD dilakukan paling lambat sebulan sebelum tahun anggaran pemerintah
daerah dilakukan.
 Jika RAPBD disetujui oleh DPRD maka akan diaplikasikan menjadi APBD
melalui peraturan daerah. Namun, bila RAPBD tidak disetujui DPRD, pemerintah
daerah dapat memakai APBD setinggi-tingginya sejumlah angka APBD di tahun
sebelumnya.
 Pelaksanaan APBD yang sudah disetujui dengan peraturan daerah, kemudian
ditulis di dalam keputusan gubernur/walikota/bupati.

2. Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kamampuan pemerintah daerah dalam


membiayai diri sendiri kegiatan pemerintahan pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang
diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya
Pendapatan Asli Daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari
sumber yang lain misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman. Semakin
tinggi rasio kemandirian semakin semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan daerahnya.

Berikut dapat disajikan perkembangan APBD Kota Surabaya dari Tahun 2000 hingga
2002, tampak dalam Tabel 3.

Tabel 3 Perkembangan APBD Kota Surabaya T.A. 2000 – 2002

(dalam Juta Rp)


Kemandirian khususnya dalam bidang keuangan Kota Surabaya dalam memenuhi
kebutuhan dana untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan, pelayanan pada
masyarakat ternyata masih memerlukan sumber-sumber pendapatan agar dapat
dikatakan sebagai kota yang benar-benar otonom.

Sebagian besar pendapatan daerah Kota Surabaya masih diperuntukkan bagi


pengeluaran rutin (75,46%), belanja pembangunan maupun untuk pelayanan kepada
masyarakat hanya memperoleh bagian yang relatif kecil (14,54%). Ada kesan seolah-
olah APBD hanya untuk membiayai gaji/honor, dan perjalanan dinas pegawai Kota
Surabaya.

Meskipun rasio efisiensi cukup rendah dalam pemungutan PAD, namun rasio tersebut
hendaknya dapat ditekan lagi demi penghematan pengeluaran biaya pemungutan
sumber-sumber yang menyumbang.

3. Keuangan daerah adalah kemampuan pemerintahan daerah untuk mengelola, mulai


merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi
berbagai sumber keuangan sesuai dengan kewenangannya dalam rangka pelaksanaan
asas desentralisasi dan tugas pembantuan di daerah yang diwujudkan dalam bentuk
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Pengawasan dalam penggunaan keuangan daerah sangatlah penting mengingat


bahwa daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah masih sangat tergantung pada
pemerintah pusat sebagai pusat kontol terhadap pelaksanaan otonomi tersebut. Akan
tetapi, harus diperhatikan bahwa campur tangan pemerintah pusat harus berdasarkan
pada ketentuan dari UU yang talah ditetapkan sehingga menghindarkan dari konflik
yang mengancam stabilitas Negara kesatuan.

Pelaksanaan pengawasan dan pengelolaan APBD dilakukan secara rutin oleh


inspektorat keuangan daerah setiap OPD setahun sekali yang tertuang dalam Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT). Tetapi nyatanya Pelaksanaannya masih
terkendala oleh Anggaran yang minim untuk melakukan pengawasan, masih kurangnya
sarana pra-sarana, SDM yang masih belum terlalu maju dikarenakan kendala keahlian
untuk mengelola software, sehingga efektifitas dalam pengelolaan keuangannya belum
optimal.

Guna meningkatkan pengawasan Inspektorat Daerah terhadap pengelolaan keuangan


daerah dengan melihat berbagai permasalahan yang ada, disarankan untuk Inspektorat
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan
kepada pegawai Inspektorat Daerah, meningkatkan kemampuan dalam bidang software
pendukung, serta melakukan pemaksimalan dalam sarana dan prasarana yang
mungkin dirasa kurang.

Sumber : BMP ADPU4440, www.depkeu.go.id. d

Anda mungkin juga menyukai