Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

“SIKLUS PERENCANAAN APBD”

DISUSUN OLEH:

Abdul Hanif Indra 1802125261


Arifin Abdullah 1802123880
Rizki Deofani 1802112544

Dosen pengampu: NUR AZLINA,SE,M.si.,Ak

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Siklus Perencaanaan
APBD” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah penganggaran sektor publik pada. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang siklus perencanaan APBD bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nur Azlina,SE.,Msi.,Ak selaku dosen


mata kuliah Pengganggaran sektor publik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru,5 Maret 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................
1.1 Latar belakang.........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................
2.1 Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah.......................................................
2.2 Kebijakan umum APBD........................................................................................
2.3 Prioritas & plafon anggaran sementara(PPAS)......................................................
2.4 Penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD(RKA-SKPD)..............................
2.5 Penyiapan raperda APBD.......................................................................................
2.6 Penetapan APBD....................................................................................................
BAB 3 KESIMPULAN.............................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan
DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD merupakan rencana kerja tahunan
untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan Pemerintah Daerah baik rutin maupun
pembangunan yang diatur dan diperhitungkan dengan uang. Proses penyusunan anggaran
baik itu APBD atau APBN seringkali menjadi isu penting yang menjadi sorotan
masyarakat, bahkan APBD atau APBN tersebut menjadi alat politik yang digunakan oleh
pemerintah sendiri maupun pihak oposisi.

Penyusunan anggaran pendapatan adalah suatu rencana yang disusun secara


sistematis, yang seluruh kegiatan pemerintah atau instansi yang dinyatakan dalam unit
moneter (nilai uang) untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.Anggaran
pendapatan pada dasarnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penyusunan
APBD. Dimana dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan mempunyai arti penting bagi
pemerintah daerah dalam membantu kelancaran roda pembangunan dan memberikan isi
dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah khususnya sehingga tercipta
perencanaan dan pelaksanaan yang efektif.

Untuk menghasilkan penyelenggaraan anggaran daerah yang efektif dan efisien, tahap
persiapan atau perencanaan anggaran merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan. Namun demikian, tahap persiapan atau penyusunan anggaran harus di akui
memang hanyalah salah satu tahap penting dalam keseluruhan siklus / proses anggaran
daerah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penyusunan rencana kerja pemda?
2. Bagaimana kebijakan umum APBD?
3. Bagaimana penentuan prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS)
4. Bagaimana penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD
5. Bagaimana penyiapan raperda APBD
6. Bagaimana penetapan APBD

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyusunan rencana kerja pemda
2. Untuk mengetahui pembentukan kebijan umum APBD
3. Untuk mengetahui Penentuan Prioritas dan plafon anggaran sementara(PPAS)
4. Untuk mengetahui penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD
5. Untuk mengetahui penyiapan raperda APBD
6. Untuk mengetahui penetapan APBD
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah


Tahapan pertama dalam siklus APBD adalah Perencanaan Perencanaan dalam APBD
sangat penting karena dengan perencanaan yang baik akan menghindari kesalahan,
pemborosan, dan penyelewengan. Penyusunan APBD didasarkan pada perencanaan yang
sudah ditetapkan terlebih dahulu mengenai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan di tingkat Pemda dt hagi menjadi tiga kategori berdasarkan dari perspektif
waktunya yaitu Rencana Pemerintah Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu
periode 20 tahun, Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka
waktu periode 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk penode
tahunan. Sedangkan perencanaan tingkat SKPD terdiri dari Renstra untuk perencanaan
jangka waktu 5 Tahun, dan Renja untuk perencanaan jangka waktu tahunan

Pengertian RKPD adalah dokumen perencanaan tahunan sebagai implementasi dari


dokumen RPJM. RKPD ini memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan keikutsertaan masyarakat
untuk kesejahteraan rakyat. Sebagai suatu dokumen resmi Pemerintah Daerah, RKPD
mempunyai kedudukan yang strategis, proses penyusunan RKPD dilakukan secara sistematis,
terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan yang penyusunannya dilaksanakan untuk
mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan, serta mewujudkan efisiensi dan alokasi sumberdaya dalam pembangunan
daerah.

Proses penyusunan RKPD dilaksanakan melalui mekanisme/tahapan  yang diawali


dari Musrenbang tingkat Kelurahan, Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan Musrenbang tingkat Kota dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
pembangunan. Dalam penyusunannya, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) harus
memenuhi tiga prinsip sebagai berikut:
 Participative, yaitu rakyat harus harus turut serta dalam prosesnya. Karena secara
langsung masyarakat akan menikmati keuntungan dari hasil perencanaan jika mereka
ikut andal dalam prosesnya.
 Sustainable, artinya perencanaan tidak hanya terdiri atas satu tahap akan tetapi harus
berlanjut atau berkesinambungan sehingga menjamin adanya kemajuan terus-
menerus dalam kesejahteraan masyarakat, dan jangan sampai terjadi kemunduran.
Prinsip sustainbale ini juga diartikan perlunya evaluasi dan pengawasan dalam
pelaksanaannya sehingga secara terus-menerus dapat diadakan koreksi dan perbaikan
selama perencanaan dijalankan.
 Holistic, sesuai dengan artinya "menyeluruh", prinsip ini menunjukkan bahwa
masalah dalam perencanaan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi
atau unsur tetapi harus dilihat dari seluruh aspek, dan dalam keutuhan suatu konsep.
Dalam konsep tersebut juga harus mengandung unsur yang dapat berkembang serta
terbuka dan demokratis.

Dengan demikian dengan adanya konsistensi antara RKPD dengan APBD dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional, maka akan terwujud sinergitas antara
perencanaan dengan penganggaran untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pemanfaatan
sumberdaya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Harapannya, Pemerintah
Daerah bersama para pemangku kepentingan (stakeholders) menjalankan peran dan
kewenangannya masing-masing yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan
dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah, sesuai dinamika
perkembangan daerah dan nasional.

2.2 Kebijakan Umum APBD (KUA)


KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 tahun Proses penyusunan KUA
adalah sebagai berikut:

1. Kepala Daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan KUA

2. Penyusunan RKUA berpedoman pada pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh
Mendagri setiap tahun

3. Kepala daerah menyampaikan RKUA tahun anggaran berikutnya sebagai landasan


penyusunan RAPBD kepada DPRD selambatnyapertengahan bulan Juni tahun anggaran
berjalan.

4. RKUA yang telah dibahas kepala daerah bersama DPRD dalam pembicaraan pendahuluan
RAPBD selanjutnya disepakni menjadi KUA

2.3 Prioritas & plafon anggaran sementara(PPAS)


PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang
diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
sebelum disepakati dengan DPRD.Berdasarkan pasal 87 ayat 2 Permendagri No.13 Tahun
2006, Kepala Daerah menyampaikan Rancangan PPAS ke DPRD untuk dibahas bersama
antara TAPD dan panitia anggaran DPRD paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun
anggaran berjalan. Setelah disepakati Bersama, PPAS tersebut ditetapkan sebagai PPA paling
lambat pada akhir bulan Juli tahun baru berjalan

Proses penyusunan dan pembahasan PPAS menjadi PPA sebagai berikut


 Berdasarkan KUA yang telah disepakati,pemda dan DPRD membahas rancangan
PPAS
 Pembahasan PPAS,langkah-langkah pelaksanaan dan pembahasan PPAS yaitu
menentukan skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan,menentukan urutan
program dalam masing-masing urusan,dan menyusun plafon anggaran sementara
unutk masing-masing program
 KUA dan PPAS yang telah dibahas dan disepakati bersama kepala daerah dan DPRD
dituangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama oleh kepala daerah
dan pimpinan DPRD
 Kepala daerah berdasarkan nota kesepakatan menerbitkan pedoman penyusunan
RKA-SKPD sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.

2.4 Penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD (RKA-SKPD)


Penyusuan anggaran dilakukan dengan tiga pendekatan,yaitu:
 Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)
Pendekatan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pegarnbilan keputusan terhadap
kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari 1 tahun anggaran dengan
mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun
berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.

 Pendekatan anggaran terpadu


Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada
prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana dan untuk menghindari terjadinya duplikasi
belanja

 Pendekatan anggaran kinerja


Pendekatan yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil
dan keluaran tersebut.

Beberapa prinsi dalam disiplin anggaran ketika penyusunan anggaran daerah,antara


lain:

 Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional


yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang
dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

 Peganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian terjadinya


penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan
yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBD/ APBDP

 Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan
harus dimasukkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening Kas Umum Daerah

2.5 Penyiapan Raperda APBD

Dasar penyiapan RAPERDA APBD bersumber dari RKA SKPD yang telah disusun,
dibahas, dan disepakati bersama antara Kepala SKPD dan Tim Anggaran Pemda (TAPD).
RAPERDA disusun oleh PPKD yang untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Daerah
Hal penting yang harus diperhatikan sebelum disampaikan dan dibahas dengan DPRD bahwa
RAPERÐA harus di sostalisaikan ke masyarakat yang bersifat memberikan informasi tentang
hak dan kewajiban pemda serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran yang
direncanakan. Penyebarluasan atau Sosialisasi tentang Raperda ini dilaksanakan oleh SEKDA
selaku Koordinator pengelola keuangan

2.6 Pentapan APBD


Tahapan proses penetapan APBD sebagai berikut:
1. Penyampaian dan Pembahasan kaperda tentang APBD.

Berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006 Pasal 104, Raperda beserta lampirannya
yang telah disusun dan disosialisasikan kepada masyarakat selanjutnya disampaikan
oleh kepala daerah kepada DPRD paling lambe pada minggu pertama bulan oktober
tahun anggaran sebelumnya.
2. Evaluasi Raperda tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD.

Evaluasi ini bertujuan demi tercapainya keserasian antara kebijakan daerah dan
nasional, Keserasian antara kepentingan publik dan aparatur untuk meneliti sejauh
mana APBD Kabupaten / Kota tidak bertentangan dengan kepentingan umum,
peraturan yang lebih tinggi dan atau peraturan daerah lainnya

3. Penetapan Perda tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBD.

Penetapan ini dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran


sebelumnya. Setelah itu Perda dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBD ini disampaikan oleh Kepala Daerah yang bersangkutan paling lama 7 hari
kerja setelah tanggal ditetapkan.
BAB 3

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Perencanaan dalam APBD sangat penting karena dengan perencanaan yang


baik akan menghindari kesalahan, pemborosan, dan penyelewengan. Penyusunan
APBD didasarkan pada perencanaan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu mengenai
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Beberapa istilah yang digunakan
dalam perencanaan APBD yaitu:

KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 tahun

PRIORITAS & PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) adalah


rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan
kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
sebelum disepakati dengan DPRD.

PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SKPD (RKA- SKPD)


adalah Penyusunan anggaran dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu Pendekatan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Pendekatan Anggaran Terpadu
dan Pendekatan Anggaran Kinerja.

Dasar penyiapan RAPERDA APBD bersumber dari RKA SKPD yang telah
disusun, dibahas, dan disepakati bersama antara Kepala SKPD dan Tim Anggaran
Pemda (TAPD). RAPERDA disusun oleh PPKD yang untuk selanjutnya disampaikan
kepada Kepala Daerah

Tahapan Proses Penetapan APBD adalah Penyampaian dan Pembahasan Raperda


tentang APBD, Evaluasi Raperda tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala
Daerah tentang Penjabaran APBD dan Penetapan Perda tentang APBD dan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD.

Anda mungkin juga menyukai