PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARA
N KESEHATAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi karunia nikmat dan rahmat bagi umat-Nya atas Ridho-Nya penulis dapatmenyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya sehingga makalah ini dapat dibuat tepatpada
waktunya.Makalah ini disusun secara ringkas sesuai dengan yang ada dibuku dan
beberapasumber lainnya. Adapun isi dari ringkasan ini memuat tentang Penganggaran di
bidangkesehatan.Penulismenyadari bahwa kehadiran makalah penulis ini tidak lepas
darikekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangunselalu penulis harapkan sehingga penulis nantinya dapat memperbaiki
danmeningkatkan kualitas makalah yang berikutnya.
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan mengetahui dan memahami siklus dan jadwal penyusunan sertakegiatan umum
perencanaan APBN ini, diharapkan dapat menyusun perencanaandengan baik dan tepat waktu.
(Permnkes RI No. 7 Tahun 2014.
1
2.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian penganggaran?
2. Apa saja konsep penganggaran dibidang kesehatan?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam penganggaran kesehatan?
2.3 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematik yang meliputi seluruh
kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu
yang akan datang. Anggaran juga dimaksudkan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja
yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab
manajemen didalam perencanaan koordinasi dan pengawasan. (Winarno, 2013)
Dalam pengelolaan perusahaan, terlebih dahulu manajemen menetapkan tujuan dan sasaran,
dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dampak
keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut, kemudian
disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran. (Widodo, 2012)
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat membantu mempererat
kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat
menciptakan keselarasan yang lebih baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara
diantara para manajer dan bawahannya. (Widodo, 2012)
Menurut Mulyadi, anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun
untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan anggaran,
manajemen mengarahkan jalannya kondisi perusahaan. Tanpa anggaran, dalam jangka pendek
perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali.
3
Munandar, mengungkapkan pengertian anggaran adalah sebagai berikut : “Suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”
(Widodo, 2012).
Secara lebih detail anggaran mempunyai beberapa, antara lain : (Trisugiarto, 2016)
b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapain
visi organisasi.
4
d. Mengantisipasi biaya dari aktivitas di masa depan.
Dalam sistem perencanaan dan penganggaran terdapat tiga (3) pendekatan yaitu
penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja, dan kerangka pengeluaran jangka
menengah (KPJM). (Permnkes RI No. 7 Tahun 2014)
Merupakan penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip
pencapaian efisiensi alokasi dana. Penganggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan
seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian/Lembaga (K/L) untuk
menghasilkan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) dengan klasifikasi
anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasi atau keterpaduan proses
perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana
untuk K/L baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional. Perencanaan
dan penganggaran disusun secara terpadu dan menyeluruh dengan memperhatikan berbagai
sumber dana yaitu APBN, termasuk PNBP dan P/HLN, serta APBD. (Permnkes RI No. 7 Tahun
2014)
Merupakan suatu pendekatan dalam sistem perencanaan dan penganggaran yang menunjukkan
secara jelas keterkaitan antara alokasi anggaran dengan kinerja yang dihasilkan, serta
memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja. Kinerja yang dimaksud adalah prestasi kerja
yang berupa keluaran dari kegiatan atau hasil dari program dengan kualitas dan kuantitas yang
terukur. (Permnkes RI No. 7 Tahun 2014)
c. KPJM
5
rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Adapun manfaat dari KPJM tersebut antara lain:
(Permnkes RI No. 7 Tahun 2014)
6
a. Besarnya pendapatan daerah yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
(DAK) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
b. Kemampuan dinas kesehatan menyusun program dan anggaran yang realistis.
c. Visi Pemda dan DPRD tentang kedudukan sektor kesehatan dalam konteks pembangunan
daerah relatif terhadap kesehatan.
d. Kemampuan Dinas Kesehatan untuk melakukan advokasi kepada pemda dan DPRD.
3. Langkah-Langkah Penganggaran
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penganggaran adalah sebagai berikut : (Winarno,
2013)
a. Penetapan tujuan
b. Pengevaluasian sumber-sumber daya yang tersedia
c. Negoisasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka anggaran
d. Persetujuan akhir
e. Pendistribusian anggaran yang disetuju.
7
berorientasi pada input sedangkan pada pendekatan incremental lebih pada perspektif tahunan.
Setelah munculnya Undang-Undang Keuangan Negara, sistem perencanaan dan penganggaran
mengalami perubahan. Ada 3 (tiga) jenis pendekatan yang dilakukan, yaitu Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Penganggaran Terpadu, dan Penganggaran Berbasis
Kinerja (PBK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan amanat dari
Undang-undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003. (Trisugiarto, 2016)
8
d. Pengesahan kebijakan (legitimating of policies) adalah pengesahan kebijakan melalui tindakan
politik oleh partai politik, kelompok penekan, presiden dan kongres.
e. Implementasi kebijakan (policy implementation) adalah implementasi kebijakan melelui
birokrasi dan alat atau fasilitas lain. Pemikiran ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melihat
potensi yang merupakan input dari suatu kebijakan.
3. Analisis Program Penganggaran
Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui program-program yang dijadikan prioritas
pemerintah daerah sesuai urutan berdasarkan indikator pencapaian visi misi kepala daerah dan
program prioritas arahan pemerintah pusat. Melalui teknik ini diketahui bagaimana program
kesehatan berkontribusi terhadap tujuan pembangunan daerah beserta penganggarannya. Analisis
ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : (Prabowo, 2016)
a. Tahap Pertama. Pada tahap ini akan di analisis program-program berdasarkan kriteria
pencapaian output visi misi pemerintah daeran. Pada matriks prioritas ini akan dihasilkan
pengurutan prioritas program sesuai dengan total hasil penjumlahan mulai dari nilai tertinggi
hingga terendah. Selanjutnya akan dipilih program-program dengan nilai total di atas rata-rata
jumlah total. (Prabowo, 2016)
b. Tahap Kedua. Pada tahap selanjutnya, akan di analisis kembali urutan program-program yang
memiliki nilai di atas rata-rata sebagaimana dihasilkan pada tahap pertama. Analisis tahap kedua
ini merupakan penentuan prioritas utama program yang akan menghasilkan urutan program
terpenting dari program yang terpilih. (Prabowo, 2016)
c. Tahap Ketiga. Sedangkan tahap ketiga ini akan dibandingkan secara bersama, bagaimana
setiap program yang terpilih dari proses pertama dan kedua di atas memiliki kesesuaian.
Kesesuaian sebagaimana dimaksud adalah perbandingan antara ururtan kebujakan alokasi
anggaran setiap program dengan urutan prioritas program berdasarkan pencapaian visi misi
kepala daerah (RPJMD). (Prabowo, 2016)
Kriteria yang digunakan untuk memberi bobot pada program SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) di bidang kesehatan adalah sebagai berikut : (Prabowo, 2016)
a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
b. Efisiensi biaya
c. Efektivitas pencapaian visi misi daerah
9
Alokasi belanja langsung pada tiap SKPD merupakan salah satu cermin komitmen and good will
Pemerintah daerah dalam implementasi kebijakan keuangan daerah. Secara umum memang
besarnya alokasi anggaran bukan merupakan indikator bahwa SKPD terkait memiliki program
prioritas daerah. Akan tetapi hal ini dapat memberikan petunjuk mengenai SKPD mana saja yang
memiliki tanggung jawab besar untuk mengalokasikan belanja langsung tersebut. (Prabowo,
2016)
10
(tuberkulosis, malaria dan demam berdarah). Itu SPM menetapkan target tingkat cakupan yang
relevan kelompok penduduk mulai dari sekitar 75% (cakupan kasus malaria) sampai 95%
(asuhan antenatal). Paket mencakup perawatan kesehatan pribadi dan kesehatan masyarakat
tindakan (misalnya penyemprotan demam berdarah). Paketnya juga mendefinisikan dukungan
untuk perawatan kesehatan pribadi yang lebih luas untuk orang miskin termasuk perawatan dasar
dan rujukan. Layanan ini tidak didefinisikan dengan baik dan dalam tulisan ini kita membatasi
perhatikan biaya layanan universal yang ada ditentukan untuk diberikan kepada seluruh populasi.
(Firdaus, 2012)
Pembiayaan untuk mencapai target SPM berasal dari beberapa sumber. Sejak tahun 2004 telah
ada skema asuransi untuk orang miskin berdasarkan karakteristik rumah tangga dan individu
pertama dikelola oleh asuransi kesehatan negara agensi (PT Askes) dan, sejak 2008, sebagai
program khusus dari Kementerian Kesehatan (Jamkesmas). Kabupaten adalah diperlukan untuk
menyediakan dana untuk layanan prioritas ke sisa populasi tapi sedikit yang diketahui tentang
biaya komitmen tersebut dan bagaimana hal itu bervariasi melintasi negara. Variasi biaya yang
luas sangat mungkin terjadi karena negara ini terdiri dari lebih dari 17.000 pulau yang memiliki
status ekonomi dan sosial yang sangat berbeda. Fokus penelitian ini adalah pada estimasi dana
yang dibutuhkan untuk mencapai minimum. (Firdaus, 2012)
Tingkat cakupan SPM yang ditetapkan secara politis untuk setiap layanan memiliki potensi
untuk menghasilkan pergeseran sumber daya yang penting menuju daerah dengan penggunaan
rendah relatif terhadap kebutuhan. Analisis statistik Faktor kebutuhan untuk menentukan
pembobotan terhambat oleh kurangnya kumpulan data berskala besar yang representatif di
daerah di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Demografis dan Survei Kesehatan
disediakan apa yang mungkin paling konsisten dan dapat diandalkan untuk pemodelan
kebutuhan kesehatan tapi biasanya tidak representatif di bawah tingkat provinsi dan sebagian
besar terbatas pada serangkaian indikator proses utama untuk ibu dan pemanfaatan kesehatan
anak. (Firdaus, 2012)
Tahap kedua dari proses alokasi sumber daya adalah sebuah keputusan tentang tingkat
sumber daya untuk mengalokasikan untuk diukur kebutuhan masing-masing sub kelompok dan
11
populasi. Di sistem kesehatan yang mapan adalah metode yang biasa asumsikan satuan sumber
daya adalah total anggaran yang tersedia dan mengalokasikannya berdasarkan kebutuhan
pembobotan. Dimana disana tidak ada anggaran yang mapan alternatifnya adalah membangun
sumber daya persyaratan dengan melihat layanan individual berdasarkan data epidemiologi dan
biaya normatif pengobatan. (Firdaus, 2012. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis
kebutuhan untuk layanan angina dan infark miokard menggunakan data pasien di Wales.
Kompleksitas yang universal kebutuhan paket di sebagian besar negara OECD membatasi sejauh
mana metodologi ini dapat diterapkan paling banyak jasa. Sebaliknya, rendahnya tingkat sumber
daya dan niat untuk mengarahkan mereka ke kebutuhan prioritas berarti banyak yang rendah dan
Middle Income Countries (LMICs) bertujuan untuk fokus kepada publik pendanaan untuk
perawatan kesehatan pada rentang intervensi yang terbatas yang terbukti efektivitas biaya. Paket
manfaat dasar pendekatan, dengan fokus pada jangkauan sempit yang sebagian besar menular
penyakit dan kesehatan ibu dan anak menjadi ciri umum strategi sektoral di Indonesia banyak
LMICs. Pendekatannya sangat penting bagi internasional inisiatif advokasi lebih banyak tapi
lebih tepat sasaran belanja untuk perawatan kesehatan. Pendekatan bottom up, pendekatan untuk
kebutuhan alokasi sumber daya mungkin praktis untuk terbatasnya layanan yang dibiayai oleh
negara seperti itu negara dan lebih spesifik terhadap kebutuhan daripada rumus umum.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penganggaran kesehatan, maka kita terlebih
dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan anggaran dan penganganggaran kesehatan.
Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan
sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan koordinasi dan
pengawasan. Penganggaran kesehatan adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan kesehatan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Konsep penganggaran kesehatan terdiri
dari Penganggaran Tradisional, Penganggaran Kinerja dan Penganggaran Program. Konsep
penganggaran tersebut termasuk dalam Sistem Anggaran Negara. Penganggaran tradisional
merupakan sistem anggaran yang berdasarkan obyek pengeluaran, dengan titik berat pada segi
pelaksanaan dan pengawasan anggaran. Kemudian penganggaran tradisional disempurnakan
12
menjadi penganggaran kinerja, yang menekankan pada manajemen anggaran yaitu dengan
memperhatikan baik segi ekonomi dan keuangan pelaksanaan anggaran. Sedangkan
penganggaran program merupakan gabungan dari penganggaran tradisional dan penganggaran
kinerja, yang lebih menekankan pada segi perencanaan anggaran dan bukan pada pengendalian
anggaran. Peran pemerintah dalam penganggaran kesehatan yaitu mengalokasikan dana
kesehatan melalui APBN dan APBD untuk diteruskan ke instansi-instansi kesehatan yang telah
ditentukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempermudah dalam melakukan
kegiatan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pemerintah juga bertugas
mengawasi agar dana yang sudah diberikan dapat digunakan sesuai dengan tujuannya.
13
BAB 3
PENUTUP
2.8 Kesimpulan
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran adalah suatu
pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam
perencanaan koordinasi dan pengawasan. Penganggaran kesehatan adalah suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan kesehatan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Konsep
penganggaran kesehatan terdiri dari Penganggaran Tradisional, Penganggaran Kinerja dan
Penganggaran Program. Konsep penganggaran tersebut termasuk dalam Sistem Anggaran
Negara.
Sebelum reformasi di bidang keuangan, sistem perencanaan dan penggaran yang berlaku
menggunakan pendekatan line item dan incremental, dimana dalam pendekatan line item lebih
berorientasi pada input sedangkan pada pendekatan incremental lebih pada perspektif tahunan.
Setelah munculnya Undang-Undang Keuangan Negara, sistem perencanaan dan penganggaran
mengalami perubahan. Jenis pendekatan yang dilakukan, yaitu Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (KPJM), Penganggaran Terpadu, dan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan amanat dari Undang-undang
Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.
2.9 Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang
kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu saya harapkan
agar pembaca bisa mencari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang
saya buat, guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Hafidz. 2012. Budgeting based on need: a model to determine sub-national allocation of
resources for health services in Indonesia. Cost Effectiveness and Resource Allocation 10:11.
Halaman 1-13. https://resource-allocation.biomedcentral.com/articles/10.1186/1478-7547-10-11.
Diakses pada tanggal 14 Oktober 2017.
Luecke, Matthias and Claas Schneiderheinze. 2017. More financial burden-sharing for
developing countries that host refugees. Economics: The Open-Access, Open-Assessment E-
Journal 11 (2017-24). Halaman 1-12.
http://www.economics-ejournal.org/@@ej-search?SearchableText=health+budget . Diakses
pada tanggal 14 Oktober 2017.
Nasab and Motezakery. 2016. Design Budgeting Model with Approach of Soft Systems
Methodology in the Manufacturer of Spare Parts for Cars. International Journal of Accounting
Research. Volume 1. Halaman 1-6. https://www.omicsonline.org/open-access/design-budgeting-
model-with-approach-of-soft-systems-methodology-in-the-manufacturer-of-spare-parts-for-cars-
2472-114X-1000144.pdf . Diakses pada 16 Oktober 2016.
15