DI SUSUN OLEH :
NPM : 150120072
FAKULTAS EKONOMI
(2018-2019)
DAFTAR ISI
BAB. 1. PENDAHULUAN
2.1.Anggaran ………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN
Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan
nasional. Perubahan dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan
secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain diwujudkan melalui
kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diatur dalam satu
paket undang-undang yaitu Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
Menurut Mardiasmo (2009), Aspek utama budgeting reform adalah perubahan dari
traditional budget ke performance budget. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama
yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut 2 adalah: (a) Anggaran
tradisional atau anggaran konvensional dan (b) Pendekatan baru yang sering dikenal dengan
pendekatan New Public Management. New Public Manajemen adalah anggaran yang
berorientasi pada kinerja, salah satunya adalah Planning Programming and Budgeting System
(PPBS).
Akuntansi manajemen sektor publik sangat erat dengan proses pemilihan program,
penentuan biaya, dan manfaat program serta penganggaran. Anggaran publik merupakan alat
perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran sebagai alat perencanaan
mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan anggaran sebagai alat
pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana publik yang disetujui legislatif untuk
dibelanjakan. Melalui data rekening belanja yang terdapat dalam anggaran belanja
lembaga/organisasi, akan dilihat apakah anggaran yang telah dibuat, dapat berperan sebagai
pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Dinas Pendidikan Kota Bogor sebagai lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan
bagi masyarakat, setidaknya mempunyai strategi yang dapat dikembangkan agar pelayanan yang
dilakukan menjadi efisien dan efektif, terutama didalam masalah pengelolaan anggaran. Dinas
Pendidikan Kota Bogor masih menggunakan penganggaran dengan metode
konvensional/tradisional sehingga sering terjadi selisih antara anggaran dengan realisasinya.
Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber dana keuangan (2 tahun) yakni tahun 2009
dan 2010. Data anggaran dan realisasi pada tahun 2009 akan digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan anggaran dengan menggunakan metode Activity Based Budgeting (ABB) dengan
mempertimbangkan activity driver, sumberdaya yang dibutuhkan, biaya yang dikeluarkan
dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dan depresiasi dari penyusutan investasi. Hasil
perolehan anggaran yang telah disusun dengan metode ABB nantinya akan dibandingkan dengan
data anggaran dan realisasi tahun 2010 yang masih berdasarkan perhitungan konvensional. Oleh
karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat efisiensi pengalokasian dana terhadap berbagai
aktivitas dalam perencanaan anggaran Dinas Pendidikan Kota Bogor dengan menggunakan
metode ABB.
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka tujuan dari pelaksanaan
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui prosedur penyusunan anggaran operasional pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.
2. Menganalisis perbedaan antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran
yang disusun dengan metode ABB pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.
3. Menganalisis penyimpangan selisih antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan
anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.
1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Bogor Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang
bermanfaat bagi Dinas Pendidikan Kota Bogor untuk dapat mengetahui kelebihan dan
kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan anggaran selama ini. Selain itu, untuk
mengadakan perbaikan yang diperlukan agar terjadi keseimbangan antara anggaran dan
realisasinya terhadap kegiatan yang ada di Dinas Pendidikan Kota Bogor. Disamping itu, penting
untuk mengadakan perbaikanperbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan
efektivitas dan efisisensi anggaran pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi dalam
melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah anggaran berbasis aktivitas,
juga penelitian ini dapat dijadikan karya ilmiah yang layak dijadikan acuan dan dapat menambah
pengetahuan bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anggaran
Menurut Hansen dan Mowen (2005), anggaran yaitu rencana keuangan untuk
masa depan. Rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan
untuk mencapainya. Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Sedangkan penganggaran
adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran (Mardiasmo, 2009).
Menurut Nafarin (2007) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang
disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan. Anggaran (budget)
merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang direncanakan secara
kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.
Anggaran merupakan alat manajemen dalam mancapai tujuan. Jadi, anggaran bukan
tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.
Menurut Munandar (2001), budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun
secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
(satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Budget merupakan hasil kerja (output) yang terutama berupa taksiran-taksiran yang akan
dilaksanakan diwaktu yang akan datang. Karena suatu budget merupakan hasil kerja
(output), maka budget dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur
dan sistematis. Sedangkan, yang dimaksud budgeting ialah proses kegiatan yang
menghasilkan budget, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja
dan alat pengawasan kerja. Secara lebih terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam
budgeting tersebut antara lain: (1) pengumpulan data dan informasi yang diperlukan
untuk menyusun budget, (2) pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut
untuk mengadakan taksiran-taksiran dalam rangka menyusun budget, (3) menyusun
budget serta menyajikan secara teratur dan sistematis, (4) pengkoordinasian pelaksanaan
budget, (5) pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu
untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan budget, dan (6) pengolahan
dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi dan memperoleh
kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja
yang telash dilaksanakan, serta menyusun kebijakan-kebijakan sebagai tindak lanjut
(follow up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut.
2.1.2. Fungsi Anggaran
1)Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
3) Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana.
4) Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
6) Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap hal yang berkaitan dengan
keuangan.
Sedangkan manfaat anggaran menurut Nafarin (2007):
6) Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien
mungkin.
7) Alat pendidikan bagi para pejabat pemerintah, khususnya bagian keuangan pada
Dinas Pendidikan Kota Bogor.
3) Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para
manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam anggaran.
4)Usulan anggaran diulas dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
a. Partisipasi para pejabat Dinas Pendidikan Kota Bogor dalam bertanggungjawab pada
proses penyusunan anggaran.
b. Anggaran yang telah dibuat sangat mempengaruhi kinerja organisasi yang ada pada
Dinas Pendidikan Kota Bogor.
Penyusunan anggaran harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, agar
penyusunan anggaran dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun prosedur penyusunan
anggaran menurut Nafarin (2007) adalah:
Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang, hendaknya disiapkan beberapa bulan
sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat
dapat digunakan pada awal tahun anggaran.
Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta direksi
(direktur) untuk :
Tahap ini adalah tahap dimana anggaran dilaksanakan. Untuk kepentingan pengawasan
tiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis, kemudian laporan
realisasi anggaran disampaikan pada direksi.
Menurut Mulyadi (2002), ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan
anggaran dapat dilakukan dengan cara :
1) Otoriter atau top down Dalam metode otoriter, anggaran yang disusun dan ditetapkan
sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan tanpa keterlibatan
bawahan dalam penyusunannya.
1) Tahap Penetapan Sasaran Tujuan dari Dinas Pendidikan Kota Bogor kemudian dirinci
lebih lanjut ke dalam sasaran (goal) dan dibebankan pencapaiannya kepada para pejabat
pengelola anggaran dalam proses penyusunan anggarannya. Alokasi sumber daya dalam
proses penyusunan anggaran perlu diukur dengan satuan moneter standar dengan
menggunakan ukuran akuntansi. Informasi akuntansi manajemen berperan dalam tahap
penetapan sasaran sebagai alat pengirim peran.
a. Komunikasi anggaran
Untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, orang harus mengetahui peran yang harus
dimainkan oleh orang lain, baik dalam organisasi formal maupun informal.
Dalam tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum
dalam anggaran. Selain itu, pengendalian dan evaluasi untuk menunjukkan bidang
masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang memadai bagi
kinerja yang berada di bawah standar.
Menurut Tunggal (2003), ABB adalah proses mengembangkan suatu anggaran induk
dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari analisis berdasarkan aktivitas. ABB
mengarahkan perhatian pada biaya yang diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas.
ABB memudahkan perbaikan berkesinambungan. Proses dalam penyajian anggaran
dalam suatu ABB menyoroti peluang untuk mereduksi biaya dan eliminasi aktivitas yang
boros. ABB memudahkan identifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah dan
mengeliminasi aktivitas tersebut. ABB merupakan suatu bentuk anggaran yang berfokus
pada biaya aktivitas (cost driver) atau pemicu biaya (cost driver) yang diperlukan didalam
operasi. ABB memisahkan biaya-biaya ke dalam kelompok biaya yang homogen
berdasarkan cost driver yang berasal dari activity based costing (ABC), dimana ABB
secara prinsip merupakan ABC yang dibalik aliran kasnya.
Menurut Mardiasmo (2009) anggaran adalah alat perencanaan untuk masa depan
yang pada umumnya mencangkup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan
moneter. Anggaran ini merupakan perencanaan jangka pendek organisasi yang
menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih
kongret. Usulan anggaran pada umumnya ditelaah atau di review terlebih dahulu oleh
pejabat yang lebih tinggi untuk bisa dijadikan anggran formal. Selain itu anggaran adalah
alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan
sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
2. Anggaran merupakan cetak biru akivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
3. Angggaran sebagai alat komujikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja
dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.atau tolak ukur yang dipakai sebagai
pembanding hasil operasi sesungguhnya.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemprioritasan.
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum
eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif.
3. Keutuhan anggaran.
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.
4. Nondiscretionary Appropriation.
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis,
efisien dan efektif.
5. Periodik.
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi
tahunan.
6. Akurat.
7. Jelas.
8. Diketahui publik.
1. Anggaran Operasional.
2. Anggaran Modal/Investasi.
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva
tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabotan dan sebagainya. Belanja
Modal/Investasi merupakan contoh anggaran modal. Belanja modal itu manfaatnya
cenderung melebihi satu tahun dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendidikan Kota Bogor yang berlokasi di jalan
Raya Pajajaran No. 125 Kota Bogor. Kegiatan penelitian dilakukan selama tiga bulan pada bulan
Oktober-Desember 2011. Lokasi ini dipilih karena Dinas Pendidikan Kota Bogor memberikan
kesempatan kepada penulis untuk dapat memperoleh data-data yang dibutuhkan penulis didalam
menulis penelitian ini dan untuk metode ABB merupakan metode baru yang digunakan didalam
pengelolaan anggaran khususnya pada lembaga pemerintah, oleh karena itu penulis ingin
mengaplikasikan metode tersebut pada Dinas Pendidikan Kota Bogor. Data-data yang telah
diperoleh akan diolah dan diteliti kemudian dievaluasi dan dibandingkan hasilnya.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pegawai bagian
keuangan yang mempunyai peran penting didalam penyusunan anggaran operasional di
Dinas Pendidikan Kota Bogor. Setelah mendapatkan semua data keuangan, penulis juga
melakukan wawancara langsung dengan bagian kepegawaian, bina program,
kesekretariatan, dan bagian sarana dan prasaran guna mendapatkan datadata aktivitas
utama pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor. Data sekunder diperolah dari Renstra
Dinas Pendidikan tahun 2009 dan 2010, Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPA-SKPS) Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2009 dan 2010,
Laporan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah tahun 2009 dan 2010,
Peraturan Walikota No 13 tahun 2008 tanggal 26 September 2008 mewajibkan Kepala
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor untuk menyusun dan merumuskan
rencana program strategis penyelenggaraan teknis di bidang pendidikan, Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolahan Keuangan
Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri No.20 tahun 2009 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah. Data sekunder lainnya diperoleh
dari berbagai literature yang terkait dan tulisan yang dianggap relevan dengan penelitian
ini.
Pengelolahan dan analisis data dilakukan dengan dua tahap, yaitu analisis
terhadap anggaran Dinas Pendidikan Kota Bogor kemudian menyusun anggaran
alternative dengan pendekatan ABB, yaitu: