Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Penganggaran Sector Public (Zero Based Budget Dan


Performance Based Budget)

Disusun oleh :
Kelompok 4

Dwi Cahyani (2062201008)


Anisa Promika (20622010092)
Ilham reza tuwlah (1734030212)
Ovet wahyu putri (20062201082)
Royke pranoto (2062201044)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
kesehatan dan kesempatan-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada pihk-pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah
ini hingga selesai seperti saat ini.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua,
terutama bagi penulis sendiri.Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik serta saran
yang sifatnya membangun, atas kekurangan kami dalam menyusun makalah ini dan
dalam membuat makalah yang lainnya nanti.

Bengkulu, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengaggaran Sector Publik...................................................................... 2
B. Zore Based Budget..................................................................................................... 3
C. Performance Based Budget........................................................................................ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran merupakan rencana yang menjabarkan tujuan dan
kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang yang bersifat kuantitatif dan
dinyatakan dalam satuan moneter (Sinaga, 2013). Hal-hal yang perlu
dihindari terkait dengan penyusunan anggaran salah satunya adalah
kesenjangan anggaran. Sehingga dapat disimpulkan anggaran sektor
publik merupakan alat yang dibutuhkan manajemen untuk melaksanakan
visi dan misi suatu organisasi.
Anggaran sektor publik harus dapat dipertanggung jawabkan
kepada publik untuk diberi kritikan atau pun masukan. Karena tujuaan dari
organisasi sektor publik adalah untuk memberikan pelayanan dan
kesejahteraan kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya anggaran sector
public memiliki banyak jenis atau metode slah satunya yaitu zero based
budget dan performance budget. Kedua metode tersebut akan dibahas
lebih lanjut di dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengaggaran sector publik?
2. Apa yang dimaksud dengan zore based budget?
3. Apa yang dimaksud dengan performance based budget ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui : pengertian sector public zero based budget dan
performance.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penganggaran sector public.


Anggaran merupakan suatu alat yang digunakan manajemen untuk
menjalankan rencana-rencana atau target yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka pendek
yang dinyatakan dalam satuan unit kuantitatif. Anggaran digunakan
sebagai alat atau sistem pengendalian manajemen yang sangat efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi baik di sektor swasta maupun di
sektor publik (Wati dkk, 2013). Anggaran sektor publik merupakan
instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan
program-program (Putra dkk, 2015).
Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah
mananjemen yang baik dalam melaksanakan tugas berupa visi dan misi
yang diembankan oleh negara kepadanya. Dalam organisasi sektor publik,
seperti organisasi pemerintahan, penyusunan anggaran dilakukan bersama
masyarakat dalam perencanaan program, sedangkan dalam sektor swasta,
penyusunannya dilakukan oleh manajer perusahaan yang berwenang
dengan persetujuan pemilik perusahaan (Bastian, 2010, h.71).
Tujuan dari organisasi sektor publik adalah memberikan pelayanan
dan kesejahteraan yang maksimal kepada masyarakat sehingga cita-cita
dari pemerintah dapat sejalan dengan keinginan masyarakat. Dalam sistem
pengendalian manajemen, anggaran memiliki perananan penting sebagai
alat manajemen untuk mengendalikan operasi perusahaan agar strategi
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Suatu anggaran
dapat berfungsi dengan baik jika dalam penyusunannya tetap
memperhatikan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran.
Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program (Putra dkk,

2
2015). Anggaran pada sektor publik harus diinformasikan kepada publik
untuk dikritik dan diberi masukan (Putra dkk, 2015).

B. Zero Based Budget


Zero Based Budgeting (ZBB) atau anggaran tak bersisa adalah
teknik penganggaran yang mengalokasikan dana berdasarkan efisiensi dan
kebutuhan daripada riwayat anggaran. Manajemen mulai dari awal dan
mengembangkan anggaran yang hanya mencakup operasi dan pengeluaran
penting untuk menjalankan bisnis; tidak ada biaya yang secara otomatis
ditambahkan ke anggaran. Zero Based Budgeting dalam akuntansi
manajemen melibatkan persiapan anggaran dari awal dengan basis nol. Ini
melibatkan evaluasi ulang setiap item baris dari laporan arus kas dan
membenarkan semua pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh departemen.

Adapun beberapa pengertian zero based budgeting menurut


beberapa narasumber, diantaranya sebagai berikut:1

a. Menurut Investopedia.com, pengertian zero based budgeting adalah


metode penganggaran di mana semua biaya harus dibenarkan untuk
setiap periode baru.
b. Menurut Wikipedia.org, pengertian zero based budgeting adalah
metode penganggaran di mana semua biaya harus dibenarkan dan
disetujui untuk setiap periode baru. Dikembangkan oleh Peter Pyhrr
pada tahun 1970-an, penganggaran berbasis nol dimulai dari “basis
nol” pada awal setiap periode anggaran, menganalisis kebutuhan dan
biaya setiap fungsi dalam suatu organisasi dan mengalokasikan dana
yang sesuai, terlepas dari berapa banyak uang yang sebelumnya telah
dianggarkan untuk item baris tertentu.
c. Menurut Curse Hero.com, pengertian zero base budgeting dapat
digunakan manajer non-keuangan untuk mengidentifikasi,

1
Bastian Indra. 2001.Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM, Yogyakarta.

3
merencanakan, dan mengendalikan berbagai proyek dan program
perusahaan.
d. Menurut Drs. J. Tanzil, pengertian zero base budgeting adalah sistem
anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada yang
telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara
terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi pada
tahun yang bersangkutan.

Dari keempat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode


zero based budgeting adalah metode penganggaran yang digunakan untuk
menganalisis berbagai program kerja atau optimalkan alokasi sumber daya
perusahaan sesuai dengan perkiraan kerja bukan berdasarkan program
yang telah dilakukan di masa lalu.

Dengan demikian, definisi zero based budgeting berlaku sebagai


metode penganggaran di mana semua biaya untuk periode baru dihitung
berdasarkan biaya aktual yang akan dikeluarkan dan bukan pada basis
diferensial yang melibatkan hanya mengubah biaya yang dikeluarkan
dengan mempertimbangkan perubahan kegiatan operasional. Dengan
metode ini, setiap aktivitas perlu dijustifikasi, menjelaskan pendapatan
yang akan dihasilkan setiap biaya bagi perusahaan. Semua biaya harus
dibenarkan agar memenuhi syarat untuk ditempatkan dalam anggaran.
Misalnya, jika sebuah perusahaan mengharapkan untuk mengeluarkan $
100.000 dalam gaji dan biaya upah, dan menganggap bahwa $ 100.000
penuh diperlukan untuk menjalankan bisnis dengan lancar, maka itu akan
dimasukkan dalam anggaran namun, masing-masing jatah gaji / upah
individu harus diperiksa dan dibenarkan untuk dimasukkan.

1. Kelebihan Metode Zero Based Budgeting

Adapun beberapa yang menjadi kelebihan dari metode zero based


budgeting, diantaranya sebagai berikut:

1) Tingkat Koreksi Anggaran

4
Dengan metode zero based budgeting ini perusahaan akan
terbantu dengan memastikan tingkat koreksi anggaran yang dipakai
sudah sesuai dengan kebutuhan dalam perusahaan tersebut.

2) Fokus Pada Kebutuhan

Anda tidak menggunakan program yang telah terjadi pada


masa lalu, melainkan akan fokus pada kebutuhan aktual pada saat
ini.

3) Membatasi Biaya Produksi


Metode zero based budgeting dapat memaksimalkan biaya
produksi seperti biaya overhead, biaya operasional dan biaya-biaya
penunjang proses produksi lainnya. Anda juga melakukan cara
economic order quantity sehingga menghindari adanya
penumpukan stock barang yang dapat merugikan perusahaan.
4) Meningkatkan Kinerja Perusahaan

Dengan zero based budgeting memungkinkan komunikasi


dan koordinasi setiap lini manajemen terjalin kuat sehingga dapat
menciptakan suasana kerja yang kondusif dan meningkatkan
kinerja perusahaan.

2. Kerugian Metode Zero Based Budgeting

Adapun beberapa hal-hal yang menjadi kerugian dalam


penerapan metode zero based budgeting, diantaranya sebagai berikut:

1) Media Korupsi

Dengan adanya metode ini potensi untuk bertindak korupsi


atau bertindak kecurangan justru akan semakin besar dikarenakan
adanya manipulasi angka atau program kerja sehingga dapat
merugikan pendapatan perusahaan dengan membuang-buang uang
untuk program-program yang tidak semestinya dibutuhkan.

5
2) Memprioritas Jangka Pendek

Manajemen akan fokus pada program kerja dalam jangka


pendek sehingga program jangka panjang dinilai tidak terikat
langsung dengan pendapatan perusahaan. Padahal program jangka
panjang tersebut sering menjadi kunci utama keunggulan
kompetitor dengan pesaingnya.

3) Lebih Membutuhkan Waktu

Dibutuhkan waktu lebih lama untuk meninjau dan


mengevaluasi setiap anggaran daripada langsung memodifikasi
anggaran yang ada sehingga dapat mempengaruhi jam kerja
manajemen perusahaan.

3. Langkah-langkah Zero Based Budgeting

Adapun langkah-langkah zero based budgeting, diantaranya


sebagai berikut:

1) Identifikasikan Unit-unit Keputusan Budget


Anda bisa mengidentifkasikan keputusan budget dengan
memberikan keputusan budget pada setiap lini manajemen dalam
perusahaan. Dalam setiap lini manajemen memiliki tugas dan
tanggung-jawab berbeda sesuai dengan porsinya.
2) Menentukan Cara Terbaik dari Setiap Unit

Dengan anda memberikan wewenang keputusan budget


pada setiap lini manajemen sehingga akan menemukan cara terbaik
yang dilakukan oleh setiap lini manajemen untuk mencapai tujuan
dari pemberlakuan keputusan budget tersebut.

3) Pelajari dan Fahami Cara Terbaik dari Setiap Unit

Setelah anda menemukan cara terbaik dari setiap lini


manajemen, barulah anda mempelajari dan memahami cara terbaik

6
tersebut bisa menjadikan solusi terbaik dalam penetapan zero based
budgeting yang anda inginkan. Jika ada ketidakcocokan anda bisa
memberikan solusi dan memberikan alternatif cara baru sehingga
bisa sumber dana perusahaan bisa lebih efektif dan efisien.

4) Menetapkan Budgeting Secara Keseluruhan

Langkah zero based budgeting yang terakhir barulah anda


harus menetapkan budgeting secara keseluruhan hasil dari analisis
dan solusi keputusan budgeting pada setiap lini manajemen
perusahaan. Begitulah langkah-langkah zero based budgeting yang
merupakan contoh zero based budgeting sehingga anda bisa mulai
mengalokasi sumber dana perusahaan agar bisa tetap meningkatkan
profit perusahaan.

C. Performance based budget (anggaran berbasis kinerja)

Menurut Sancoko, dkk (2008), “ Anggaran berbasis kinerja adalah


anggaran yang menghubungkan anggaran negara (pengeluaran negara)
dengan hasil yang diinginkan (output dan outcome) sehingga setiap rupiah
yang dikeluarkan dapat dipertanggung jawabkan kemanfaatannya.”

Abdul Halim (2007) mendefinisikan anggaran berbasis kinerja


sebagai metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap
pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan
hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapain hasil dari
keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target
kinerja pada setiap unit kinerja.

Anggaran berbasis kinerja (Performance Based Budgeting)


merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi
dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana strategis
organisasi. Anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja

7
akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun. “ Pengukuran
kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga
upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa
mendatang ” (Indra Bastian, 2006).

Penganggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran


yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam
pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Sesuai PP No 21 Pasal 7 Tahun
2004 Kementrian Negara/Lembaga diharuskan menyusun anggaran
dengan mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi
kinerja. Indikato kinerja (Performance Indicators) dan sasaran (targets)
merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan
kinerja.

Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003, pengertian anggaran


berbasis kinerja adalah suatu pendekatan dalam penyusunan anggaran
yang didasarkan pada kinerja atau prestasi kerja yang ingin dicapai.
Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa pendekatan penyusunan anggaran
berbasis kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang
terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang
disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan konsep value for
money dan pengawasan atas kinerja output.

1. Prinsip dan Tujuan Penganggaran Berbasis Kinerja

Secara umum prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja didasarkan


pada konsep Value For Money yang juga dikenal dengan konsep 3E
( Ekonomis, Efisiensi, dan Efektifitas ) dan prinsip Good Corporate
Governance, termasuk adanya pertanggung jawaban para pengambil

8
keputusan atas penggunaan uang yang dianggarkan untuk mencapai
tujuan, sasaran dan indikator yang ditetapkan.

Elemen-elemen yang penting untuk diperhatikan dalam


penganggaran berbasis kinerja adalah tujuan yang disepakati dan ukuran
pencapaiannya serta pengumpulan informasi yang sistematis atas realisasi
pencapaian kinerja dapat diandalkan dan konsisten, sehingga dapat
diperbandingkan antara biaya dengan prestasinya.

Menurut Anonim (2009), Prinsip-prinsip yang digunakan dalam


penganggaran berbasis kinerja :2

1) Alokasi Anggaran Berorientasi pada Kinerja (output and outcome


oriented).

Alokasi anggaran yang disusun dalam dokumen rencana


kerja dan anggaran dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber daya yang efisien.
Dalam hal ini, program/kegiatan harus diarahkan untuk mencapai
hasil dan keluaran yang telah ditetapkan dalam rencana.

2) Fleksibilitas

Pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap


menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages) Prinsip
tersebut menggambarkan keleluasaan manager unit kerja dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai keluaran sesuai rencana.
Keleluasaan tersebut meliputi penentuan cara dan tahapan suatu
kegiatan untuk mencapai keluaran dan hasilnya pada saat
pelaksanaan kegiatan, yang memungkinkan berbeda dengan
rencana kegiatan. Cara dan tahapan kegiatan beserta alokasi
anggaran pada saat perencanaan merupakan dasar dalam

2
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.

9
pelaksanaan kegiatan. Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara seorang manager unit kerja bertanggung jawab
atas penggunaan dana dan pencapaian kinerja yang telah ditetapkan
(outcome).

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di atas maka tujuan penerapan


PBK diharapkan (Anonim, 2009) :

1) Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang


akan dicapai (directly linkages between performance and budget);
2) Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaan
(operational efficiency);
3) Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan
tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).

Menurut Abdul Halim (2007) prinsip-prinsip anggaran berbasis


kinerja, yaitu:

1) Transparasi dan Akuntabilitas Anggaran Anggaran harus dapat


menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil,
dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau
proyek yang dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan
akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran karena
menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama
pemenuhan kebutuhan- kebutuhan hidup masyarakat. Masyarakat
juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana
ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.
2) Disiplin Anggaran Pendapatan yang direncanakan merupakan
perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk
setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan

10
pada setiap pos/ pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran
belanja. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya
kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan
tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan/ proyek yang belum/ tidak
tersedia anggarannya.
3) Keadilan Anggaran Pemerintah daerah wajib mengalokasikan
penggunaan anggarannya secara adil agar dapat dinikmati oleh
seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian
pelayanan karena daerah pada hakikatnya diperoleh melalui peran
serta masyarakat secara keseluruhan.
4) Efisiensi dan Efektifitas anggaran Penyusunan anggaran
hendaknya dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat guna, tepat
waktu pelaksanaan, dan penggunaannya dapat di
pertanggungjawabkan. Dana yang tersedia harus dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan
dan kesejahteraan yang maksimal untuk kepentingan stakeholders.
5) Disusun dengan Pendekatan Kinerja Anggaran yang disusun
dengan pendekatan kinerja mengutamakan upaya pencapaian hasil
kerja (output/ outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input
yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan atau lebih
besar dari biaya atau input yang telah ditetapkan, selain itu harus
mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di setiap organisasi
kerja yang terkait.
2. Karakteristik dan Elemen Penganggaran Berbasis Kinerja

Karateristik Anggaran Berbasis Kinerja dalam rangka


penerapan Anggaran Berbasis Kinerja menurut Hindri Asmoko (2006)
antara lain:

1) Pengeluaran anggaran didasarkan pada outcome yang ingin


dicapai;

11
2) Adanya hubungan antara masukan dengan keluaran yang ingin
dicapai;
3) Adanya peranan indikator efisiensi dalam proses penyusunan
anggaran berbasis kinerja;
4) Adanya penyusunan target kinerja dalam anggaran berbasis
kinerja.
3. Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja

Penerapan penganggaran berbasis kinerja diharapkan akan


meningkatkan kualitas pelayanan publik yang terlihat dari peningkatan
kinerja sektor publik. Performance Based Budgeting memperhatikan
keterkaitan pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut
sehingga prinsip-prinsip transparansi, efisiensi, efektivitas dan
akuntabilitas dapat dicapai.

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung


alokasi anggaran terhadap prioritas program dan kegiatan. Sistem ini
terutama berusaha untuk menghubungkan antara keluaran (Output)
dengan hasil (Outcomes) yang disertai dengan penekanan terhadap
efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang dialokasikan.

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin


dalam dokumen anggaran (RKA-KL). Secara substansi RKA-KL
menyatakan informasi kebijakan beserta dampak alokasi anggarannya.
Informasi yang dinyatakan dalam RKA-KL antara lain berupa :

1) Kebijakan dan hasil yang diharapkan dari suatu program.


2) Kondisi yang diinginkan untuk mencapai sasaran program berupa
output dan kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan.
3) Kegiatan dan keluaran beserta masukan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan.

12
4) Penyediaan informasi dilakukan secara terus menerus sehingga dapat
digunakan dalam manajemen perencanaan, pemrograman,
penganggaran dan evaluasi. Kondisi yang harus disiapkan sebagai
faktor pemicu keberhasilan implementasi penggunaan anggaran
berbasis kinerja, yaitu kepemimpinan dan komitmen dari seluruh
komponen organisasi, kemudian fokus pada penyempurnaan
administrasi secara terus menerus, sumber daya yang cukup untuk
usaha penyempurnaan tersebut (uang, waktu, dan orang),
penghargaan (reward) dan sanksi ( punishment) yang jelas, serta
keinginan yang kuat untuk berhasil.

4. Manfaat Anggaran Berbasis Kinerja

Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan


Pelatihan Keuangan (2008) menyatakan bahwa penerapan anggaran
berbasis kinerja akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan pengelolaan
keuangan dalam rangka penyelenggaraan tugas kepemerintahan, sebagai
berikut:

1) Anggaran Berbasis Kinerja memungkinkan pengalokasian sumber


daya yang terbatas untuk membiayai kegiatan prioritas pemerintah
sehingga tujuan pemerintah dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
Dengan melihat anggaran yang telah disusun berdasarkan prinsip-
prinsip berbasis kinerja akan dengan mudah diketahui program-
program yang diprioritaskan dan memudahkan penerapannya dengan
melihat jumlah alokasi anggaran pada masing-masing program.
2) Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja adalah hal penting untuk
menuju pelaksanaan kegiatan pemerintah yang transparan. Anggaran
yang jelas, dan juga output yang jelas, serta adanya hubungan yang
jelas antara pengeluaran dan output yang hendak dicapai, maka akan
tercipta transparansi karena dengan adanya kejelasan hubungan semua

13
pihak terkait dan juga masyarakat dengan mudah akan turut
mengawasi kinerja pemerintah.
3) Penerapan anggaran berbasis kinerja mengubah fokus pengeluaran
pemerintah keluar dari sistem line item menuju pendanaan program
pemerintah dengan tujuan khusus terkait dengan kebijakan prioritas
pemerintah. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja menuntut setiap
departemen untuk fokus pada tujuan pokok yang hendak dicapai
dengan keberadaan departemen yang bersangkutan. Selanjutnya
penganggaran yang dialokasikan untuk masing-masing departemen
akan dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.
4) Organisasi pembuat kebijakan seperti kabinet dan parlemen, berada
pada posisi yang lebih baik untuk menentukan prioritas kegiatan
pemerintah yang rasional ketika pendekatan Anggaran Berbasis
Kinerja.
5) Terdapat perubahan kebijakan yang terbatas dalam jangka menengah,
tetapi kementerian tetap bisa lebih fokus kepada prioritas untuk
mencapai tujuan departemen meskipun hanya dengan sumber daya
yang terbatas. Pimpinan akan tetap fokus untuk mencapai tujuan
departemen yang dipimpin tidak perlu terganggu oleh keterbatasan
sumber daya dengan penetapan prioritas pekerjaan yang telah
ditetapkan.
6) Anggaran memungkinkan untuk peningkatan efisiensi administrasi.
Adanya fokus anggaran pada output dan outcome maka diharapkan
tercipta efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan pekerjaan. Hal ini
sangat jauh berbeda apabila dibandingkan dengan ketika fokus
penganggaran tertuju pada input.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran merupakan suatu alat yang digunakan manajemen untuk
menjalankan rencana-rencana atau target yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka pendek
yang dinyatakan dalam satuan unit kuantitatif. Anggaran digunakan
sebagai alat atau sistem pengendalian manajemen yang sangat efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi baik di sektor swasta maupun di
sektor public
Zero Based Budgeting (ZBB) atau anggaran tak bersisa adalah
teknik penganggaran yang mengalokasikan dana berdasarkan efisiensi dan
kebutuhan daripada riwayat anggaran. Manajemen mulai dari awal dan
mengembangkan anggaran yang hanya mencakup operasi dan pengeluaran
penting untuk menjalankan bisnis; tidak ada biaya yang secara otomatis
ditambahkan ke anggaran.
Anggaran berbasis kinerja (Performance Based Budgeting)
merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi
dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana strategis
organisasi. Anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja
akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun. “ Pengukuran
kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga
upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa
mendatang.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, kurang dan
lebihnya kami mohon untuk dimaafkan, kritik serta saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan kepada para pembaca dan dosen kami.
Kami selaku penyusun makalah ini memohon maaf dan diingatkan serta

15
dibenarkan sebagai perbaikan kami dalam membuat makalah kedepannya.
Semoga apa yang tertera pada makalah disini dapat membawa manfaat
untuk kita semua dan bisa menambah ilmu pengetahuan dan juga wawasan
kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bastian Indra. 2001.Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM,


Yogyakarta.
Ihyaul Ulum. 2004. Akuntansi Sektor Publik, UMM PRESS, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai