Puji syukur Penulis panjatkan pada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
Penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
Akuntasi Sektor Publik
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
menambah pengetahuan kita tentang Perpajakan.Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk
itu Penulis berharap adanya saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan makalah ini
untuk masa yang akan datang.
Demikianlah kata pengantar dari Penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan
dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata di dalam makalah ini.
Ismawaty br togatorop
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1. Perkembangan Anggaran Sektor Publik...................................................................................5
2.2 Anggaran Tradisional.................................................................................................................5
2.3 Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM................................................................................6
2.4 Perubahan Pendekatan Anggaran..............................................................................................9
2.5 Anggaran Kinerja........................................................................................................................9
2.6 Pendekatan Zero Based Budgeting (ZBB).....................................................................................9
2.7 Pendekatan Planning, Programming and Budgeting System (PPBS)........................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan
penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Menurut
National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini Governmental
Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) adalah rencana operasi
keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan
yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.
Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Pada
sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk
publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik
untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.
Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran
merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan
karena adanya masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak
terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa
pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional atau
anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New
Public Management.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka kami
menyusun beberapa tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
Untuk menjelaskan perkembangan Anggaran Sektor Publik.
Untuk menjelaskan Anggaran Tradisional.
Untuk menjelaskan manajemen Anggaran Publik dengan pendekatan New Public
Management (NPM).
Untuk Menjelaskan Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan Planning,
Programming, and Budgeting System (PPBS).
BAB II
PEMBAHASAN
a. Incrementalism
Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat. Maksud dari incrementalism yaitu hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya
dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya
penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efktivitas seringkali tidak
dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional.
Anggaran tradisional cenderung menggunakan konsep historic cost of service. Akibat
digunakan konsep ini adalah suatu item. Program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam
anggaran tahun berikutnya meskipun sebenarnya item tersebut sudah tidak dibutuhkan.
Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan
tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan penyesuaian lainnya.
b. Line Item
Sifat ini didasarkan atas dasar sifat dari penerimaan dan pengeluaran. Metode ini tidak
memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada
dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan
lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Dalam penyusunan anggaran menggunakan
sistem ini dilandasi atas alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk
mengontrol pengeluaran.
Kelemahan anggaran tradisional
Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki
beberapa kelemahan antara lain :
1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang
2. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti
secara menyeluruh efektifitasnya.
3. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan
sumberdaya atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah
habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.
4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan
sulit dicapai.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi
6. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu
pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik
yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Akibatnya adalah munculnya budget
pudding atau budgetary slack.
8. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran
dan manipulasi anggran
9. Aliran informasi ( system informasi financial) yang tidak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.
Pemerintah Desentralisasi : dari hirarkhi menuju partisipatif dan tim kerja Lima puluh
tahun yang lalu, pemerintahan yang sentralistis dan hierarkhis sangat diperlukan.
Pengambilan keputusan harus berasal dari pusat. Pada saat itu, sistem tersebut sangat
cocok karena teknologi informasi masih sangat primitif, komunikasi antar berbagai lokasi
masih lamban, dan aparatur pemerintah masih relatif belum terdidik (masih sangat
membutuhkan petunjuk langsung atas apa – apa yang harus dilakukan). Tetapi pada saat
sekarang, keadaan sudah berubah, perkembangan teknologi sudah sangat maju, kebutuhan
/ keinginan masyarakat dan bisnis sudah semakin kompleks, dan staf pemerintah sudah
banyak yang berpendidikan tinggi. Sekarang ini, pengambilan keputusan harus digeser ke
tangan masyarakat, asosiasi – asosiasi, pelanggan, dan lembaga swadaya masyarakat.
2.5 Anggaran Kinerja
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam anggaran
tradisional yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money dan efiktivitas
anggaran. Menurut pendekatan anggaran kinerja, dominasi pemerintah akan dapat diawasi
dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness, audit keuangan, audit kinerja,
serta evaluasi kinerja eksternal. Atas hal ini maka diperlukan adanya program dan tolak ukur
sebagai standar kinerja.
System anggaran kinerja pada dasarnya merupakan system yang mencakup kegiatan
penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrument untuk mencapai tujuan dan
sasaran program. penerapan system anggaran kinerja dalam penyususnan anggaran dimulai
dengan perumusan program dan penyususnan struktur organisasi pemerintah yang sesuai
dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula penentuan unit kerja yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan program, serta penentuan indicator kinerja yang
digunakan sebagai tolak ukur dalam mencapai tujuan program yang telah ditetapkan.
2. Proses implementasi ZBB
Proses implementasi ZBB terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu :
Identifikasi unit-unit keputusan Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan unit
pembuat keputusan yang salah satu fungsinya menyiapkan anggaran. Suatu unit
keputusan merupakan kumpulan dari unit-unit keputusan level yang lebih kecil.
Penentuan paket-paket keputusan Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif
mengenai bagian dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara
individual. paket keputusan dibuat oleh manajer yang harus menunjukkan detail estimasi
biaya dan pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan perolehan
manfaat. Ada dua jenis paket keputusan, yaitu :
1) Paket keputusan mutually-exclusive Adalah paket-paket keputusan yang
memiliki fungsi sama. Apabila dipilihsalah satu paket kegiatan atau
program, maka konsekuensinya adalah menolak semua alternative yang
lain.
2) Paket keputusan incremental Paket ini merefleksikan tingkat usaha yang
berbeda (dikaitkan dengan biaya) dalam melaksanakan aktivitas tertentu.
Terdapat base package yang menunjukkan tingkat minimal suatu kegiatan,
dan paket lain yang tingkat aktivitasnya lebih tinggi yang akan
berpengaruh terhadap kenaikan level aktivitas dan juga berpengaruh
terhadap biaya. Setiap paket memiliki biaya dan manfaat yang dapat
ditabulasikan dengan jelas.
3) Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
.
3. Keunggulan dari Zero Based Budgeting
Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya
secara lebih efisien.
ZBB berfokus padavalue for money
Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya.
Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran.
Merupakan cara yang sistematik utnuk menggeser status quo dan mendorong organisasi
untuk selalu menguji alternative aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat
pengeluaran.
4. Kelemahan dari Zero Based Budgeting
Prosesnya memakan waktu lama (time customing), terlalu teoretis dan tidak praktis,
membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena
pembuatan paket keputusan.
ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek.
Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju.
Masalah dalam proses merangking dan mereview paket keputusan.
Untuk melakukan perangkingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memiliki keahlian
yang mungkin tidak dimiliki organisasi.
Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk
anggaran.
Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi.
Proses Implementasi PPBS
a. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.
b. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari
masing-masing program.
d. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.
e. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.
PPBS mensyaratkan organisasi menyusun rencana jangka panjang. Kuncinya
adalah bahwa program-program yang disusun harus terkait dengan tujuan
organisasi dan tersebar ke seluruh bagian organisasi. Sistem pelaporan anggaran
PPBS harus mampu melaporkan hasil (manfaat) program bukan sekedar jumlah
pengeluaran yang telah dilakukan.
Karakteristik PPBS
a. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.
b. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan
datang karena PPB S berorientasi pada masa datang.
c. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
d. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program, yang
meliputi:
1) Identifikasi tujuan
2) Identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan
3) Estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program
4) Estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif
program.
Kelebihan PPBS
a. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke
manajemen menengah.
b. Dalam jangka waktu panjang dapatmengurangi beban kerja.
c. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-
consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program.
d. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan
kerja sama antar departemen.
e. Menghilangkan program yang overlopping atau bertentangan dengan
pencapaian tujuan organisasi.
f. PPBS menggunakan teori marginal utility,sehingga mendorong alokasi sumber
daya secara optimal.
Kelemahan PPBS
a. PPBS membutuhkan sistem yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem
pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
b. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS
membutuhkan teknologi yang canggih.
c. PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan.
d. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan
manusia yang kompleks.
e. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaan
statistik terkadang kurang tajam untuk mengukur keseluruhan efektivitas
program.
f. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat
program dalam alokasi biaya. Sementara itu sistem akuntansi dibuat
berdasarkan departemen bukan program.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan
moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi pengendalian dan
pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Terdapat dua pendekatan dalam penyusunan angaran sektor publik, yaitu pendekatan
tradisional dan pendekatan New Public Management. Pendekatan NPM dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari
beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, ZBB, dan PPBS. Anggaran dengan pendekatan NPM
sangat menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output.
Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan
pendekatan NPM merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran
sektor publik dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan
publik dan menekankan value for money. Beberapa jenis anggatan dengan pendekatan NPM,
seperti ZBB, PPBS, dan Anggaran Kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum
diaplikasikan, karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan. Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural,
dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.
B. Saran
Saran yang dapat kami kemukakan setelah menyusun makalah Jenis-Jenis Anggaran
Sektor Publik adalah Dalam penyusunannya, anggaran harus transparansi baik dalam bentuk
penerimaan maupun pengeluaran dan anggaran dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
demi mencapai mencapai tujuan organisasi yaitu mensejahterakan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA