Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

JENIS – JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu: Yuli Lestari Labangu, SE, M . SC.

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Asra Silvia Anugrah B1C120097

Assya Disahanum B1C120098

Astresya Basrin B1C120099

Atiqah Awaliah B1C120100

Dhea Ananda Handayani B1C120110

Muhammad Fikri Arief B1C120154

Muhammad Kholiq Dian Pallewai B1C120169

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, karunia,
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis-jenis
Anggaran Sektor Publik ” ini dengan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Yuli
Lestari Labangu,S.E,M.Sc. pada mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan kita tentang Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
Sosial bagi para pembaca dan juga saya sebagai penulis.

kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami
menyadari makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca sangat kami nantikan untuk menjadi acuan kami agar bisa menjadi lebih
baik lagi di masa yang akan datang.

Kendari, 18 Oktober 2022

(Kelompok 6)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 6

A. Perkembangan Anggaran Sektor Publik ............................................................... 6


B. Anggaran Sektor Publik.......................................................................................6
C. Anggaran Publik Dengan Pendekatan NPM........................................................8
D. Perubahan Pendekatan anggaran.........................................................................10
E. Anggaran Kinerja................................................................................................10
F. Zero Based Budgeting.........................................................................................10
G. Planning , Programming , and Budgeting System .............................................. 11

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu
anggaran. Definisi anggaran (budget) adalah rencana operasi keuangan, yang
mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang
diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.
Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik.
Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup
untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan
kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.
Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran
merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga
diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan
masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan
untuk menyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama
yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran
tradisional atau anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal
dengan pendekatan New Public Management.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka kami
merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perkembangan Anggaran Sektor Publik ?
2. Apakah pengertian dari Anggaran Tradisional?
3. Bagaimanakah Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public
Management (NPM) ?

4
4. Bagaimana perubahan pendekatan anggaran ?
5. Apakah Pengertian Anggaran Kinerja dan Pedekatan Zero Bazed Budgeting?
6. Bagaimanakah Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan Planning,
Programming, and Budgeting System (PPBS) ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka kami
menyusun beberapa tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan perkembangan Anggaran Sektor Publik.
2. Untuk menjelaskan Anggaran Tradisional.
3. Untuk menjelaskan manajemen Anggaran Publik dengan pendekatan New
Public Management (NPM).
4. Untuk menjelaskan perubahan pendekatan anggaran.
5. Untuk menjelaskan anggaran kinerja dan pendekatan Zero Bazed Budgeting.
6. Untuk Menjelaskan Manajemen Anggaran Publik dengan Pendekatan
Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS).

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen
kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan
moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan
dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan. Sistem perencanaan anggaran sektor publik berkembang dan berubah
sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan
tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan
dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat
dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut
adalah (a) Anggaran Tradisional atau Anggaran Konvensional, dan (b)Pendekatan baru
yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.

B. ANGGARAN TRADISIONAL
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara
berkembang saat ini. Terdapat ciri-ciri dalam pendekatan ini, yaitu :
a. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism
b. Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
c. Cenderung sentralistis
d. Bersifat spesifikasi
e. Tahunan
f. Menggunakan prinsip anggaran bruto.

Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan


besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran tradisional
tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh

6
karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur yang
dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan
anggaran.

Incrementalism
Anggaran bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah
rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun
sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan
tanpa dilakukan kajian yang mendalam. Pendekatan yang semacam ini tidak saja belum
menjamin terpenuhinya kebutuhan rill, namun juga dapat mengakibatkan kesalahan yang
terus berlanjut. Hal ini disebabkan karena kita tidak pernah tahu apakah pengeluaran periode
sebelumnya yang dijadikan sebagai tahun dasar penyusunan anggaran tahun ini telah
didasarkan atas kebutuhan yang wajar.
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep value for money. Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for
money ini, seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang
pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang
penting dilaksanakaan.
Anggaran tradisional yang bersifat incrementalism cenderung menerima konsep harga
pokok pelayanan historis (historic cost of service) tanpa memperhatikan pertanyaan seperti :
1. Apakah pelayanan tertentu yang dibiayai dengan pengeluaran pemerintah masih
dibutuhkan atau masih menjadi prioritas ?
2. Apakah pelayanan yang diberikan telah terdistribusi secara adil dan merata diantara
kelompok masyarakat ?
3. Apakah pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien ?
4. Apakah pelayanan yang diberikan mempengaruhi pola kebutuhan publik ?
Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item, program,
atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun sebenarnya item
tersebut sudah tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal
rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan penyesuaian lainnya.

Line-item
Struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas dasar sifat (nature) dari
penerimaan dan pengeluaran. Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item
dilandasi alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol
pengeluaran. Anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan pengeluaran,

7
seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak, atau pengeluaran
untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasarkan pada tujuan
yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.

Kelemahan Anggaran Tradisional


1. Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
2. Pendekatan incrementalism menyebabkansejumlah besar pengeluaran tidak pernah
diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
3. Lebih berorientasi pada input daripada output. Kinerja dievaluasi dalam bentuk
apakah dana telah habis dibelanjakan bukan apakah tujuan tercapai.
4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan
sulit dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik, overlapping,
kesenjangan dan persaingan antar departemen.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
6. Anggaran tradisional bersifat tahunan.
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah
munculnya budget padding atau budgetary slack.
8. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi
anggaran dan manipulasi anggaran.
9. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

C. ANGGARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN NPM

Era New Public Management


Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik
yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan
hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih
mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana.
Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen
sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.

8
Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing goverment”. Perspektif baru
pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah :
1. Pemerintah Katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayan
publik.
2. Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani.
3. Pemerintah yang Kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam
pemberian pelayanan publik.
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan
oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
5. Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan.
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi.
7. Pemerintah wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
8. Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati.
9. Pemerintah desentralisasi : dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja.
10. Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif
(sistem prosedur dan pemaksaan).

Perbandingan Anggaran Tradisional dengan Anggaran Berbasis Pendekatan NPM

ANGGARAN TRADISIONAL NEW PUBLIC MANAGEMENT


Sentralistis. Desentralisasi & devolved management
Berorientasi pada input. Berorientasi pada input , out put , dan
outcome ( value for money ).
Tidak terkait dengan perencaan Utuh dan komprehensif dengan
jangka panjang. perencenaan jangka panjang .
Line-item dan icrementalism. Berdasarkan sasaran kinerja.
Batasan departemen yang kaku Lintas departemen ( cross departement ).
(rigid department ).
Menggunakan aturan klasik : vote Zero- base budgeting , planning
accounting. programming budgeting system.
Prinsip anggaran bruto. sistematik dan rasional

9
Bersifat tahunan. Bottom – up dan rasional.
Spesifik .

D. PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN


Seiring dengan perkembangan zaman, muncul beberapa teknik penganggaran sektor
publik, misalnya adalah teknik anggaran kinerja (performance budgeting), Zero Based
Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming, and Budgeting system. Pendekatan baru
dalam sistem anggaran publik tersebut cenderung memiliki karakteristik umum sebagai
berikut :
1. Komprehensif/komparatif
2. Terintegrasi dan lintas departemen
3. Proses pengambilan keputusan yang rasional
4. Berjangka panjang
5. Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
6. Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)
7. Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input.
8. Adanya pengawasan kerja.

E. ANGGARAN KINERJA
Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value for money dan
pengawasan atas kinerja output. Dominasi pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan
melalui internal cost awareness, audit keuangan dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja
eksternal.
Sistem anggaran kinerja yaitu sistem yang mencakup penyusunan program dan tolok
ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran. Mencakup pada
penentuan unit kerja yang bertnaggungjawab atas pelaksanaan program, serta penentuan
indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam mencapai tujuan program yang
telah ditetapkan.

F. ZERO BASED BUDGETING (ZBB)


Konsep ZBB dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem anggaran
tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep ZBB dapat
menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol
(zero-base). Pada konsep ZBB penentukan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini.

10
Proses implementasi ZBB
1. Identifikasi unit-unit keputusan
2. Penentuan paket-paket keputusan
a. Paket keputusan mutually-exclusive
b. Paket keputusan incremental
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan

Keunggulan ZBB
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya
secara efisien
2. ZBB berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan
biaya
4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong
organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta
tingkat pengeluaran.

Kelemahan ZBB
1. Prosesnya memerlukan waktu lama
2. Manfaat jangka pendek
3. Membutuhkan teknologi yang maju
4. Merangking dan mereview merupakan pekerjaan yang melelahkan
5. Membutukan staf yang memiliki keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus
masuk dalam anggaran.
7. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperibadian dalam organisasi.

G. PLANNING, PROGRAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)


PPBS merupakan teknik penganggaran yang berorientasi pada output dan tujuan,
penekananan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasrkan analisis ekonomi.

Proses implementasi PPBS


1. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas
11
2. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
3. Mengevaluasiberbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari
masing-masing program.
4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil
5. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.

Karakteristik PPBS
1. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan
2. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang
karena PPBS berorientasi pada masa depan
3. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
4. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program :
a. Identifikasi tujuan
b. Identifikassi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan
c. Estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program
d. Estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif
program.

Kelebihan PPBS
1. Memudahkan dalam pendegelasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke
manajamen menengah
2. Dalam jangka panjang dapat mengurangi bebean kerja
3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-
consciousnesss/ cost awareness) dalam perencanaan program
4. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja
sama antar departemen.
5. Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian
tujuan organisasi
6. PPBS menggunakan teori marginal utility sehingga mendorong alokasi sumber daya
secara optimal.

Kelemahan PPBS
1. PPBS membutuhkan sistem informasi yang cangggih, ketersediaan data, adanya
sistem pengukuran, dan staff yang memiliki kapabilitas tinggi.
2. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membuthkan
teknologi yang canggih

12
3. PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia
yang kompleks
5. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaan statistik
terkadang kurang tajam untuk mengukur beberapa program tertentu saja.
6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis.

Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS


1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk
melakukan aktivitas.
2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk mengukur
output.
3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan dimasa depan, perubahan
politik, dan ekonomi.
4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat.
5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketika
terdapat kepentingan (conflict of interest).
6. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara cepat
dan tepat.
7. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk
berubah (resistence to change).
8. Pelaksanan tersebut sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan poitik.
9. Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.

13
BAB III

PENUTUP

Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan
moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi pengendalian dan
pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Terdapat dua pendekatan dalam penyusunan angaran sektor publik, yaitu pendekatan
tradisional dan pendekatan New Public Management. Pendekatan NPM dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari
beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, ZBB, dan PPBS. Anggaran dengan pendekatan NPM
sangat menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output.
Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan
pendekatan NPM merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran
sektor publik dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan
publik dan menekankan value for money. Beberapa jenis anggatan dengan pendekatan NPM,
seperti ZBB, PPBS, dan Anggaran Kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum
diaplikasikan, karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan. Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural,
dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

15

Anda mungkin juga menyukai