JENIS-JENIS ANGGARAN
SEKTOR PUBLIK
Dosen pengampu
Sonia Sischa Eka Putri, S.E.,M.Ak
Disusun Oleh
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RIAU
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami haturkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kurnianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dengan
judul “Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu SONIA SISCHA EKA PUTRI,
S.E.,M.Ak.CA sebagai dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik, yang telah banyak
memberi bantuan dengan arahan dan petunjuk yang jelas, sehingga mempermudah
penulis menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan
mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional atau
anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan
pendekatan New Public Management.
B. Anggaran Tradisional
a. Cenderung sentralistis
b. Bersifat spesifikasi
3
c. Tahunan
d. Menggunakan prinsip anggaran bruto
4
masyarakat. Paradigm baru yang muncul dalam manajemen sektor public
tersebut adalah pendekatan New Public Management.
1. Pemerintah katalis
2. Pemerintah milik masyarakat
3. Pemerintah yang kompetitif
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi
5. Pemerintah yang berorientasi pada hasil
6. Pemerintah yang berorientasi pada pelanggan
7. Pemerintah wirausaha
8. Pemerintah antisipatif
9. Pemerintah desentralisasi
10. Pemerintah yang berorientasi pada (mekanisme) pasar
5
sektor publik, misalnya adalah teknik anggaran pekerja ( performing
budgeting), Zero-Based Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming and
Budgeting System (PPBS).
1. Komprehensif/komparatif.
2. Terintegrasi dan lintas departemen.
3. Proses pengambilan keputusan rasional.
4. Berjangka panjang.
5. Spesifikasi tujuan dan pemeringkatan prioritas.
6. Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost).
7. Borerientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input.
8. Adanya pengawasan pekerja.
E. Anggaran Kinerja
6
dalam penyusunan anggaran dimulai dengan perumusan program dan
penyusunan struktur organisasi pemerintah yang sesuai dengan program
tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula penentuan unit kerja yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan program serta penentuan indicator kinerja
yang digunakan sebagai tolak ukur dalam mencapai tujuan program yang telah
ditetapkan.
7
Paket keputusan incremental
c. Memeringkat dan mengevaluasi paket keputusan
2. Keunggulan ZBB
a. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik, dapat menghasilkan alokasi
sumber daya secara lebih efisien.
b. ZBB berfokus pada value for money
c. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan
ketidakefetifan biaya.
d. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer.
e. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses
penyusunan anggaran.
3. Kelemahan ZBB
a. Prosesnya memakan waktu, terlalu teoritis dan tidak praktis,
membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja
yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.
b. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek.
c. Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju.
d. Masal besar yang dihadapi ZBB adalah proses memeringat dan me-
review paket keputusan. Me-review ribuan paket keputusan
merupakan pekerjaan yang melelahkan dan membosankan sehingga
dapat memengaruhi keputusan.
8
ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan
alokasi sumber daya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan sumber daya
yang dimiliki pemerintah terbatas jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat
tidak tebatas jumlahnya.
9
a. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen
puncak ke manajemen menengah.
b. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
c. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya dalam
perencanaan program
d. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi,
koordinasi, dan kerja sama antar departemen.
e. Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan
pencapaian tujuan organisasi.
f. PPBS menggunakan teori marginal utility sehingga mendorong alokasi
sumber daya secara optimal.
4. Kelemahan PPBS
a. PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data,
adanya sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
b. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS
membutuhkan teknologi yang canggih.
c. PPBS bagus secara teori, tetapi sulit untuk diimplementasikan.
d. PPBS mengabaikan realita politik dan realita organisasi sebagai
kumpulan manusia yang kompleks.
e. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented.
f. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis.
5. Masalah Utama Penggunaan ZBB dan PPBS
a. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif
untuk melakukan aktivitas
b. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama
untuk mengukur output.
c. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan dimasa depan,
perubahan politik dan ekonomi
10
d. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat
berat.
e. Kesulitan dalam menentuka tujuan dan pemeringkatan program
terutama ketika terdapat pertentangan kepentingan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12