Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

JENIS-JENIS ANGGARAN
SEKTOR PUBLIK
Dosen pengampu
Sonia Sischa Eka Putri, S.E.,M.Ak

Disusun Oleh

Muhammad Farhan Fachruza (12170313284)


Muhammad Yasid Azahari (12170311396)
Dinda Dwi Sartika (12170324991)

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RIAU
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami haturkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kurnianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dengan
judul “Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu SONIA SISCHA EKA PUTRI,
S.E.,M.Ak.CA sebagai dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik, yang telah banyak
memberi bantuan dengan arahan dan petunjuk yang jelas, sehingga mempermudah
penulis menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak.

Pekanbaru, 27 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Perkembangan Anggaran Sektor Publik .................................................... 3

B. Anggaran Tradisional .................................................................................. 3

C. Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM ............................................... 4

D. Perubahan Pendekatan Anggaran ............................................................... 5

E. Anggaran Kinerja ........................................................................................ 6

F. Zero-Based Budgeting (ZBB)....................................................................... 7

G. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS) ............................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran sektor publik merupakan suatu instrument perencanaan,


pengendalian dan akuntabilitas publik yang ditandai adanya penentuan visi misi,
tujuan, sasaran dan target organisasi publik serta adanya penetapan indikataor
kinerja sebagai ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Pelayanan public merupakan suatu proses kinerja
organisasi birokrasi. Sehingga, penganggaran sektor publik merupakan aktivitas
yang meliputi perencanaan, ratifikasi, implementasi dan pertanggungjawaban
dalam organisasi sektor public untuk meningkatkan kinerja organisasi birokrasi dan
keberhasilannya yang tergantung pada kerjasama dalam system tersebut.

Sistem anggaran tradisional bersifat tersentralisasi yaitu penyusunan anggaran


yang dilakukan secara terpusat, tidak adanya tolak ukur penilaian kinerja dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik ditambah dengan informasi yang
tidak memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya
akan memunculkan budget padding atau budgetary slack. Sedangkan penerapan
system anggaran berbasis kinerja diharapkan dapat meminimalisir kelemahan dari
system anggaran tradisional dan menggunakan kinerja sebagai tolak ukur.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan anggaran sektor publik?


2. Apa saja jenis-jenis anggaran sektor publik?
3. Apa yang dimaksud dengan Zero-Based Budgeting (ZBB)?
4. Apa yang dimaksud dengan Planning, Proramming and Budgeting System
(PPBS)?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui perkembangan anggaran sektor publik


2. Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran sektor publik
3. Untuk mengetahui apa itu Zero-Based Budgeting (ZBB)
4. Untuk mengetahui apa itu Planning, Programming and Budgating System
(PPBS)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Anggaran Sektor Publik

Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi


instrumen kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan organisasi. Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya
anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan
masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan
publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat digunakan
sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat
berjalan dengan baik, mwski system anggaran serta pencatatan atas penerimaan
dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan
mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional atau
anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan
pendekatan New Public Management.

B. Anggaran Tradisional

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di


Negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini,
yaitu cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incremental
dan struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.

Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tersebut adalah :

a. Cenderung sentralistis
b. Bersifat spesifikasi

3
c. Tahunan
d. Menggunakan prinsip anggaran bruto

Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu


mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan
bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi
tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai
informasi tersebut, maka satu-satunya tolak ukur yang dapat digunakan untuk
tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.

Ditinjau dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradional


memiliki beberapa kelemahan, Antara lain :

1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) Antara anggaran


tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang.
2. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar
pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh
efektivitasnya.
3. Lebih berorientasi pada input dari pada output.
4. Sekat-sekat antar kementrian yang kaku membuat tujuan
nasional secara keseluruhan sulit dicapai.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan
pengeluaran modal/investasi.

C. Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM

Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor


publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan
kaku, birokratis, dan hierarki menjadi model manajemen sektor publik yang
fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar
perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran
pemerintah, terutama dalam hal hubungan Antara pemerintah dengan

4
masyarakat. Paradigm baru yang muncul dalam manajemen sektor public
tersebut adalah pendekatan New Public Management.

New Public management berfokus pada manajemen sektor publik yang


berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi pada kebijakan. Penggunaan
paradigma New Public Management tersebut menimbulkan beberapa
konsekuensi bagi pemerintah, diantaranya adalah tuntutan untuk melakukan
efisiensi, pemangkasan biaya dan kompetisi tender.

Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah


model pemerintahan yang diajukan oleh Obsorne dan Geabler (1992) yang
tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing
government”. Perspektif baru pemerintah menurut Obsorne dan Geabler
tersebut adalah :

1. Pemerintah katalis
2. Pemerintah milik masyarakat
3. Pemerintah yang kompetitif
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi
5. Pemerintah yang berorientasi pada hasil
6. Pemerintah yang berorientasi pada pelanggan
7. Pemerintah wirausaha
8. Pemerintah antisipatif
9. Pemerintah desentralisasi
10. Pemerintah yang berorientasi pada (mekanisme) pasar

D. Perubahan Pendekatan Anggaran

Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya


New Public Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan
pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sektor publik.
Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran

5
sektor publik, misalnya adalah teknik anggaran pekerja ( performing
budgeting), Zero-Based Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming and
Budgeting System (PPBS).

Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik tersebut cenderung


memiliki karakteristik umum, sebagai berikut:

1. Komprehensif/komparatif.
2. Terintegrasi dan lintas departemen.
3. Proses pengambilan keputusan rasional.
4. Berjangka panjang.
5. Spesifikasi tujuan dan pemeringkatan prioritas.
6. Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost).
7. Borerientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input.
8. Adanya pengawasan pekerja.

E. Anggaran Kinerja

Anggaran dengan pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai


kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan
yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value
for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga
mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta
pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk mengimplementasikan hal-hal tersebut, anggaran kinerja dilengkapi
dengan teknik penganggaran analitis.

Sistem anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup


kegiatan penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan dan sasaran program. Penerapan sistem anggaran kinerja

6
dalam penyusunan anggaran dimulai dengan perumusan program dan
penyusunan struktur organisasi pemerintah yang sesuai dengan program
tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula penentuan unit kerja yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan program serta penentuan indicator kinerja
yang digunakan sebagai tolak ukur dalam mencapai tujuan program yang telah
ditetapkan.

F. Zero-Based Budgeting (ZBB)

Konsep Zero-Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan


yang ada pada sistem anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan
menggunakan konsep Zero-Based Budgeting dapat menghilangkan incremental
dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-base).
Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan besarnya
realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan, yaitu
dengan menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah penduduk. ZBB
tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini,
tetapi penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan ZBB
seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali. Item
anggaran yang sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan
organisasi dapat hilang dari struktur anggaran atau mungkin juga muncul item
baru.

1. Proses Implementasi ZBB

Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahap, yaitu:

a. Identifikasi unit-unit keputusan


b. Penentuan paket-paket keputusan
Terdapat dua jenis paket keputusan, yaitu:
 Paket keputusan mutually-exclusive

7
 Paket keputusan incremental
c. Memeringkat dan mengevaluasi paket keputusan
2. Keunggulan ZBB
a. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik, dapat menghasilkan alokasi
sumber daya secara lebih efisien.
b. ZBB berfokus pada value for money
c. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan
ketidakefetifan biaya.
d. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer.
e. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses
penyusunan anggaran.
3. Kelemahan ZBB
a. Prosesnya memakan waktu, terlalu teoritis dan tidak praktis,
membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja
yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.
b. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek.
c. Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju.
d. Masal besar yang dihadapi ZBB adalah proses memeringat dan me-
review paket keputusan. Me-review ribuan paket keputusan
merupakan pekerjaan yang melelahkan dan membosankan sehingga
dapat memengaruhi keputusan.

G. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS)

PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem


yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah
alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS
tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-
divisi, tetapi berdasarkan program, yaitu pengelompokan aktivitas untuk
mencapai tujuan tertentu. PPBS adalah salah satu model penganggaran yang

8
ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan
alokasi sumber daya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan sumber daya
yang dimiliki pemerintah terbatas jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat
tidak tebatas jumlahnya.

1. Proses Implementasi PPBS

Langkah-langkah implementasi meliputi:

a. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan


jelas.
b. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-
benefit dari masing-masing program.
d. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya kecil.
e. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.
2. Karakteristik PPBS
a. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.
b. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang
akan dating karena PPBS berorientasi pada masa depan.
c. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
d. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program,
yang meliputi:
 Identifikasi tujuan
 Identifikasi secara sistematik alternative program untuk mencapai
tujuan
 Estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program, dan
 Hasil yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif program
3. Kelebihan PPBS

9
a. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen
puncak ke manajemen menengah.
b. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
c. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya dalam
perencanaan program
d. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi,
koordinasi, dan kerja sama antar departemen.
e. Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan
pencapaian tujuan organisasi.
f. PPBS menggunakan teori marginal utility sehingga mendorong alokasi
sumber daya secara optimal.
4. Kelemahan PPBS
a. PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data,
adanya sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
b. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS
membutuhkan teknologi yang canggih.
c. PPBS bagus secara teori, tetapi sulit untuk diimplementasikan.
d. PPBS mengabaikan realita politik dan realita organisasi sebagai
kumpulan manusia yang kompleks.
e. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented.
f. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis.
5. Masalah Utama Penggunaan ZBB dan PPBS
a. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif
untuk melakukan aktivitas
b. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama
untuk mengukur output.
c. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan dimasa depan,
perubahan politik dan ekonomi

10
d. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat
berat.
e. Kesulitan dalam menentuka tujuan dan pemeringkatan program
terutama ketika terdapat pertentangan kepentingan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2018. Akuntansi Sektor Publik Edisi Terbaru. Yogyakarta :


penerbit andi

12

Anda mungkin juga menyukai