Anda di halaman 1dari 22

Tugas Akhir

KONSEP PENGANGGARAN PUBLIK

OLEH :

MUH. FATHIR MAULID YUSUF


G2E1 16 028

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU EKONOMI/ AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

i
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah ............................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Penganggaran Publik........................................... 4


2.2. Pengertian Penganggaran Publik ...................................... 4
2.3. Pentingnya Penganggaran Publik ..................................... 6
2.4 Fungsi Anggaran Sektor Publik ....................................... 7
2.5 Jenis-Jenis Penganggaran Sektor Publik .......................... 9
2.6 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik .......................... 11
2.7 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ................... 12
2.8 Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran Sektor Publik .. 13

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan....................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak


dicapai selama periode waktu tertentu. Dapat dinyatakan berupa estimasi
finansial, sedangkan anggaran sendiri adalah proses atau metode untuk
mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan tahapan yang cukup rumit yang mengandung nuansa politik yang
tinggi. Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses
politik. Hal tersebut berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta yang relatif
kecil nuansa politiknya. Pada sektor swasta anggaran merupakan bagian dari
rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor
publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,
didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran sektor publik merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program program
yang dibiayai dengan uang publik.
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah
alokasi dana untuk tiap-tiap program aktifitas dalam satuan moneter. Proses
penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan
perencanaan strategi telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan artikulasi dari
hasil perumusan strategi dan perencanaan strategi yang telah dibuat. Tahap
penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan
tidak berorentasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah
disusun. Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan. Proses penganggaran akan lebih efektif jika diawasi
oleh lembaga pengawasan khusus yang bertugas mengontrol proses perencanaan
dan pengendalian anggaran.
Konsep penganggaran sektor publik dan masalah mendasar yang
berhubugan dengan penentuan kebijakan, proiritas, rencana strategis dan

1
penentuan program. Anggaran merupakan hal penting bagi suatu pemerintah
untuk menjalankan roda pemerintahannya. Anggaran adalah dokumen yang berisi
estimasi kinerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam
ukuran moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan
data masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja. Anggaran dapat
diartikan sebagai perumusan dan pengelolaan rencana strategis untuk aktivitas
yang akan dilakukan atau tujuan yang hendak dicapai, dalam hal sektor publik ini
tujuan yang dimaksud yaitu penyediaan pelayanan publik yang baik dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Tahap penganggaran ini merupakan tahap yang cukup rumit dan sering
kali disertai dengan unsur-unsur politik, untuk itu perlu adanya pengawasan dan
pengendalian dalam penyelenggaraannya. Agar anggaran tepat sasaran dan sesuai
dengan tujuan, maka diperlukan kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan,
pegawai dan pimpinan dalam penyusunan anggaran, karena proses penyusunan
anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks. Anggaran sektor
publik ini dianggap sebagai alat akuntabilitas publik dalam mengelola dana
masyarakat melalui program-program yang didanai dari dana publik tersebut,
sehingga harus diinformasikan secara terbuka kepada masyarakat secara luas.
Suatu instansi pemerintah dikatakan mempunyai kinerja yang baik jika segala
kegiatannya berada dalam kerangka anggaran dan tujuan yang ditetapkan serta
mampu mewujudkan strategi yang dimiliki.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan
utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah
anggaran tradisional atau anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering
dikenal dengan pendekatan New Public Management.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah arti Konsep Penganggaran Sektor Publik?


2. Apa Pengertian Penganggaran Sektor Publik?
3. Apa Pentingnya Penganggaran Sektor Publik?

2
4. Fungsi Penganggaran Sektor Publik?
5. Apa saja Jenis jenis Penganggaran Sektor Publik?
6. Apa saja Prinsip Penganggaran Sektor Publik?
7. Bagaimana Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik?
8. Bagaimana Tahap Pelaporan dan Evaluasi Penganggaran?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Pada konsepnya perencanaan publik dimulai dari penetapan tujuan


organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut
secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh
untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi
hingga tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan pada penganggaran merupakan
pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah
proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran. Dalam organisasi
sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik.
Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan
yang tertutup untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus
diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana
untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran
organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan
strategik telah selesai dilakukan. Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai
tahap perencanaan, pelaksanaan, serta pelaporan dan akan lebih efektif jika
diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight body).

2.2 PENGERTIAN PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran sektor publik adalah alat bagi pemerintah untuk mengarahkan


pembangunan sosial dalam menjamin kesinambungan serta meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Anggaran sektor publik memuat berbagai pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial. Pembentukan anggaran sektor publik kerap

4
kali melibatkan unsur politik dan sejenisnya. Anggaran sektor publik adalah
anggaran yang dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat
seperti air, listrik, kualitas kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Penganggaran sektor publik adalah proses penentuan jumlah alokasi dana
untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang memuat aspek
perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas publik. Anggaran publik berisi
rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan
pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling
sederhana, anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan
kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi pendapatan,
belanja, dan aktifitas. Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan
dalam beberapa periode yang akan datang. Setiap anggaran memberikan informasi
mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana
financial yang menyatakan.
1. Beberapa biaya atas rencana yang dibuat.
2. Berapa banyak dan bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai rencana
tersebut (pendapatan).

Penganggaran merupakan proses yang paling krusial dalam


penyelenggaraan pemerintahan, karena berkaitan dengan tujuan dari pemerintahan
itu sendiri untuk mensejahterakan rakyatnya. Penganggaran merupakan proses
yang terintegrasi, oleh karenanya output dari perencanaan adalah penganggaran.
Selama ini perencanaan dan penganggaran belum memiliki landasan aturan yang
memadai. Sistem perencanaan nasional yang terintegrasi dari daerah sampai pusat
selama ini juga belum memiliki landasan aturan yang bersifat mengikat.
Digulirkannya kebijakan otonomi daerah dan dihapuskannya GBHN
(Garis Besar Haluan Negara) yang selama ini dijadikan landasan dalam
perencanaan, membawa implikasi akan perlunya kerangka kebijakan yang
mengatur sistem perencanaan pembangunan nasional yang bersifat sistematis dan

5
harmonis. Hal inilah yang menjadi landasan dikeluarkannya UU nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SP2N).
Reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan terbitnya 3 (tiga) paket
undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, disertai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara,
mengisyaratkan terjadinya perubahan yang mendasar terhadap perencanaan dan
penganggaran di daerah. Perubahan yang terkandung dalam Undang-Undang
tersebut, antara lain:
1. Bahwa perencanaan program kerja dan kegiatan menjadi satu kesatuan dengan
perencanaan anggaran, sehingga program kerja dan kegiatan yang
direncanakan akan sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang tersedia. Oleh
karena itu perencanaan jangka menengah daerah harus dilengkapi dengan
dokumen perencanaan pembiayaan jangka menengah atau medium term
expenditure framework (MTEF).
2. Mengisyaratkan kepada seluruh dinas, badan, lembaga, dan kantor
melaksanakan program kerja dan kegiatan berdasarkan tigas dan fungsi
masing-masing instansi/lembaga ditiap tingkat pemerintahan.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dikelola berdasarkan
prestasi kerja/anggaran kinerja, yang berarti program kerja dan kegiatan yang
dilaksanakan dengan menggunakan APBD harus dirumuskan secara jelas dan
terukur, apa output dan outcome-nya.

2.3 PENTINGNYA PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Tidak semua aspek kehidupan masyarakat tercakup oleh penganggaran


sektor publik. Terdapat beberapa aspek kehidupan yang tidak tersentuh oleh
anggaran sektor publik, baik skala nasional maupun lokal. Anggaran sektor publik
dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti listrik,
air bersih, kualitas kesehatan, pendiidikan dan sebagainya agar terjamin secara
layak. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang
diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang mereka buat. Dalam sebuah

6
negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat uang yang dimiliki
pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukkan rencana pemerintah
untuk membelanjakan uang rakyat tersebut. Anggaran merupakan arahan di masa
yang akan datang.
Anggaran sektor publik penting bagi peperintahan Karena anggaran
merupakan arahan pembangunan sosial ekonomi, membangun kesinambungan,
dan meningkatkan kualitas hidup orang banyak. Anggaran banyak diperlukan
Karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan teus
berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas. Anggaran diperlukan
Karena adanya masalah keterbatasan sumber daya dan pilihan. Dapat juga
dipergunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab
terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument
pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga publik yang ada.

2.4 FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

1. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan


Anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan
orgsnisasi. Anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang
akan dilakukan oleh pemeintah, beberapa biaya yang dibutuhkan dan
beberapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran
pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggung
jawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat
mengendalikan pemborosan pengeluaran. Anggaran sektor publik
dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan)
eksekutif. Selain itu anggaran digunakan untuk memberi informasi dan
meyainkan legislative bahwa pemerintah bekerja secara efektif dan
efisien tanpa adanya korupsi.

7
3. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal
Digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Melalui anggaran publik dapat diketahui arah kebijkan fiskal
pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi.
Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan
mengkoordinasi kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran Sebagai Alat Politik
Memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor publik
merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk keentingan
tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah teknis akan tetapi lebih
merupakan alat politik. Oleh Karena itu pembuatan anggaran publik
membutuhkan kemampuan berpolitik. Manajer publik harus sadar
sepenuhnya bahwa kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang
telah disetujui dapat menjatuhkan kepemimpinan atau paling tidak
menurunkan kredibilitas pemerintah.
5. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi.
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses
penyusunan anggaran. Anggaran publik merupakan koordinasi antar
bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik disusun untuk
mendeteksi terjadinya inkonsistensi unit kerja dalam pencapaian tujuan
organisasi.
6. Anggaraan sebagai Alat Penilaian Kinerja
Wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja para eksekutif dinilai berdasarkan
pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan beberapa yang berhasil ia
capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

8
7. Anggaran sebagai alat komunikasi
Alat untuk memotivasi manajer dan staffnya agar bekerja secara
ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Target anggaran hendaknya jangan
terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu
rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8. Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan
DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai
orgnisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam peanggaran publik.
Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi
anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok lain dari
masyarakat yang kurang teroganisasi akan mempercayakan aspirasinya
melalui proses politik yang ada. Jika tidak ada suara mereka, maka
mereka akan mengambil tindakan dngan jalan lain seperti dengan
tindakan massa, melakukan boikot, dan sebagainya.

2.5 JENIS - JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Jenis Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah


menjadi instrumen kebijakan multi-fungsi yang digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan
besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan
masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik
yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat
pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan
baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran
harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah
mengalami banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik
berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen

9
sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada
dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan
anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah;

Pendekatan secara garis besar anggaran publik;


1. Anggaran tradisional atau anggaran konvensional
2. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public
Management.
3. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang.
4. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak
pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
5. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumber daya, atau memonitor kinerja. Kinerja
dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan apakah
tujuan tercapai.
6. Sekat-sekat antar departement yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik,
overlapping, kesenjangan, dan persaingan antar departement.
7. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
8. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya
terlalu pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat
mendorong praktik-praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).
9. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya
adalah munculnya budget padding atau budgetary slack.

10
10. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan
revisi anggaran dan manipulasi anggaran.
11. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan
tindakan.

Pendekatan Jenis Anggaran Publik :

A. Anggaran Operasional
Anggaran operasional yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan
sehari-hari dalam menjalankan pemerinthan. Pengeluaran yang
manfaatnya hanya satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset
atau kekayaan bagi pemerintah.

B. Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukkan rencana jagka panjang dan belanjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.
Pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran
dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan
menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.

2.6 PRINSIP PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

1. Otorisasi oleh legislatif Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari


legislatif terlebih dulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan
anggaran tersebut.
2. Komprehensif Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair
pada dasarnya adalah menyalahi prinsip anggaran yang bersifat
komprehensif.c.

11
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus
terhimpun dalam dana umum (general fund).
4. Non dicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan
legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat
bersifat tahunan maupun multi-tahunan.
6. Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan
yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai
pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan
munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
7. Jelas anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan
tidak membingungkan.
8. Diketahui publik anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat
luas.

2.7 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran pendapatan dan belanja Negara/Daerah yang dipresentasikan


setiap tahun oleh eksekutif, memberi informasi rinci kepada DPR/DPRD dan
masyarakat tentang program apa yang direncanakan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana program-program
tersebut dibiayai. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan
rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran mempunyai empat
tujuan, yaitu :
1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi
antar bagian dalam lingkungan pemerintahan.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan
jasa publik melalui proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada
DPR/DPRD dan masyarakat luas.

12
Faktor yang dominan dalam proses penganggaran adalah :

1. Tujuan dan target yang hendak dicapai.


2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah).
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.
4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti: munculnya
peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik,
bencana alam,dan sebagainya.
Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu:

A. Aspek Penganggaran
B. Aspek Akuntansi
C. Aspek Pengendalian
D. Aspek Auditing.

Aspek penganggaran mengantisipasi pendapat dan belanja, aspek


akuntansi terkait dengan proses mencatat, mengolah dan melaporkan segala
aktivitas peneriman dan pengeluaran atas dana pada saat anggaran dilaksanakan.
Aspek akuntansi lebih bersifat pencatat masa lalu maka aspek penganggaran lebih
bersifat perencanaan masa yang akan datang. Karena aspek penganggaran
dianggap sebagai isu sentral, maka para manajer publik perlu mengetahui prinsip-
prinsip pokok yang ada dalam siklus anggaran, aspek pengendalian terkait dengan
pengendali, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik, aspek auditing terkait masalah pemeriksaan masalah anggaran yang akan
dianggar oleh pemerintah sebagai bukti bahwa anggaran yang dikeliarkan sesuai
dengan aktivitas atau kegiatan yang telah dianggarakan selama tahun fiskal.

2.8 TAHAP PELAPORAN DAN EVALUASI ANGGARAN

Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:


1. Tahap persiapan anggaran (preparation).
2. Tahap ratifikasi (approval/ratification).

13
3. Tahap implementasi (implementation).
4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation).

A. Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)


Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar
taksiran pendapatan yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum
menyetujui taksiran pengeluaran, terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran
pendapatan secara lebih akurat. Dalam persoalan estimasi, yang perlu
mendapat perhatian adalah terdapatnya faktor uncertainty (tingkat
ketidakpastian) yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan publik
harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran.

B. Tahap Ratifikasi Anggaran


Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang
melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan
eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus
mempunyai political skill, salesman ship dan coalition building yang
memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat
penting dalam tahap ini.

C. Tahap Pelaksanaan Anggran


(Budget Implementation) Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran.
Manajer keuangan publik dalam hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan
sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaan dan
pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan
untuk tahap penyusunan anggaran periode berikutnya.

D. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran


Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran.
Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek

14
operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan
aspek akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem
akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan
tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.

Evaluasi Anggaran diatur dalam peraturan perundang-undangan berupa


undang-undang APBN yang selanjutnya diterjemahkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan sebagai aturan pelaksanaannya. Evaluasi anggaran didefinisikan
sebagai perubahan Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat yang telah
ditetapkan berdasarkan APBN dan dokumen penganggaran (Surat Penetapan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga atau Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) pada tahun anggaran tertentu. Jadi yang dimaksud dengan
evaluasi atau revisi anggaran pada dasarnya perubahan yang terjadi pada dokumen
Surat Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yang
dikeluarkan Ditjen Anggaran (DJA) atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang
dikeluarkan Ditjen Perbendaharaan (DJPB).
Namun demikian, apa sesungguhnya revisi anggaran itu dan mengapa
harus ada? Pertanyaan pertanyaan tersebut dan beberapa pertanyaan lanjutan
(seperti syarat dan batasan) akan dijawab dalam penjelasan berikut. Langkah
pertama memahami revisi anggaran dimulai dengan mengetahui terlebih dahulu
posisinya dalam siklus anggaran. Siklus anggaran ini merupakan tahapan berulang
dalam penganggaran. Tahapan ini diawali dengan perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Keberadaan revisi dalam siklus anggaran
terletak pada tahapan pelaksanaan anggaran, sebagaimana diagram dibawah ini :

15
Sumber : Konsep Perencanaan dan Penganggaran Publik

Yang menjadi perhatian adalah pada tahapan penyusunan dan pelaksanaan. Kedua
tahapan ini mempunyai situasi dan kondisi yang berbeda. Pada saat penyusunan
anggaran atau APBN, anggaran disusun berdasarkan fakta dan data capaian masa
lalu dan rencana capaian pada tahun yang direncanakan. Rencana capaian
pada tahun yang direncanakan ini didasarkan pada asumsi atau suatu anggapan
tertentu sebagai landasan berpijak (benchmark). Sedangkan pada saat
pelaksanaan, semua tergantung kondisi di lapangan. Apa yang diperkirakan
dicapai, mungkin saja tercapai seperti perkiraan, tercapai kurang dari perkiraan,
atau tercapai melebihi perkiraan. Pada kondisi yang lain, cara pencapaian
mungkin mengalami perubahan dari yang direncanakan. Inilah yang terjadi pada
saat pelaksanaan anggaran. Oleh karena itu antara penyusunan dan pelaksanaan
anggaran dapat saja berbeda, tetapi tidak mengubah secara keseluruhan
perencanaan dari awal. Dalam pelaksanaan juga perlu ada keleluasaan untuk
mengubah atau memodifikasi capaian atau cara mencapai target. Inilah yang
disebut revisi.

16
Dari sisi teknis pengelolaan anggaran, revisi anggaran diperlukan karena beberapa
alasan atau tujuan sebagai berikut:

1. Antisipasi terhadap perubahan kondisi dalam pelaksanaan dan perubahan


prioritas kebutuhan.
Tenggat waktu antara proses perencanaan anggaran dan pelaksanaan
anggaran cukup lama yaitu sekitar 1 (satu) tahun sehingga sangat
dimungkinkan perencanaan yang disusun belum mencakup seluruh kebutuhan
untuk tahun yang direncanakan. Disamping itu, dalam periode pelaksanaan
anggaran sangat dimungkinkan terjadi perubahan keadaan atau perubahan
prioritas yang tidak diantisipasi pada saat proses perencanaan.
2. Mempercepat pencapaian kinerja K/L.
Revisi anggaran dibutuhkan untuk memfasilitasi perubahan dalam
pelaksanaan anggaran sesuai kondisi di lapangan, sehingga dapat
mempercepat pencapaian kinerja Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.

3. Meningkatkan efektivitas, kualitas belanja dan optimalisasi penggunaan


anggaran yang terbatas.
Yang tidak kalah pentingnya adalah dengan terbatasnya anggaran yang
tersedia, revisi anggaran diharapkan mampu mendorong efisiensi dan
efektivitas penggunaan anggaran.

Ruang Lingkup dan Dampak Perubahan Anggarannya

Berdasarkan konsep berpikir seperti tersebut di atas, perubahan atau suatu


revisi anggaran memiliki ruang lingkup terbatas.

Pertama, perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau


pengurangan pagu anggaran belanja termasuk pergeseran rincian anggaran
belanjanya. Perubahan semacam ini meliputi: kelebihan realisasi PNBP di atas
target yang direncanakan dalam APBN, lanjutan pelaksanaan Kegiatan yang
dananya bersumber dari PHLN dan/atau PHDN, Percepatan Penarikan PHLN

17
dan/atau PHDN, penerimaan Hibah Luar Negeri (HLN)/Hibah Dalam Negeri
(HDN) setelah Undang-Undang mengenai APBN yang diterimaoleh Pemerintah
c.q. Kementerian Keuangan dan dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga,
penerimaan HLN/HDN setelah Undang-Undang mengenai APBN yang diterima
dalam bentuk uang dan dilaksanakan secara langsung oleh Kementerian/Lembaga,
penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN
untuk Satker BLU, pengurangan alokasi PHLN dan/atau PHDN, perubahan
parameter dalam penghitungan Subsidi Energi; dan/atau, perubahan parameter
dalam perhitungan bunga utang.
Kedua, perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran
tetap. Perubahan ini meliputi: hasil Optimalisasi, kekurangan Biaya Operasional,
perubahan prioritas penggunaan anggaran, perubahan kebijakan pemerintah,
dan/atau Keadaan Kahar.
Ketiga, perubahan/ralat karena kesalahan administrasi. Perubahan ini meliputi:
ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan
sasaran yang sama dan sudah direalisasikan, ralat kode Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN), perubahan nomenklatur bagian anggaran
dan/atau Satker sepanjang kode tetap, ralat kode nomor register PHLN/PHDN,
ralat kode kewenangan, ralat kode lokasi, ralat cara penarikan PHLN/PHDN, ralat
sumber dana terkait perubahan komposisi pendanaan dan/atau kesalahan
pencantuman, ralat pencantuman volume Keluaran yang berbeda dengan
penjumlahan volume sub Keluaran, ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan
Keluaran yang berbeda antara RKA-K/L dan DIPA; dan/atau ralat pencantuman
volume, jenis, dan satuan Keluaran yang berbeda antara RKA-K/L dan RKP atau
hasil kesepakatan DPR-RI.
Revisi Anggaran tersebut mengakibatkan perubahan alokasi anggaran dan/atau
perubahan jenis belanja dan/atau volume Keluaran pada Kegiatan, Satker,
Program, Kementerian/Lembaga; dan/atau APBN. Revisi anggaran tidak boleh
serta mengubah perencanaan awal atau hanya berupa modifikasi pencapaian
sasaran kinerja. Oleh karena itu revisi anggaran mempunyai batasan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi


organisasi sektor publik. Anggaran publik penting sebab anggaran membantu
menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrumen
kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui
kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran, pemerintah dapat
mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakan pembangunan
sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Dan yang penting lagi, anggaran merupakan sarana untuk
menunjukan akuntanbilitas pemerintah terhadap publik. Anggaran publik terdiri
dari anggaran operasional dan anggaran modal. Anggaran operasional adalah
pengeluaran yang dilakukan secara rutin dan tidak menambah kekayaan serta
manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran. Sedangkan anggaran modal (aset)
manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran dan menambah kekayaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. (2005). Akuntansi Sektor Publik ; Suatu Pengantar. Badan


Penerbit Erlangga. Ciracas, Jakarta. Hlm. 162-182.

Haryanto. (2008). Perencanaan dan Penganggaran Daerah: Pendekatan Kinerja.


Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ed. 1. ISBN:
000.000.000.000.0. hlm. 44-48.

Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin, (2007). Akuntansi Sektor Publik,


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Madjid, Noor Cholis. (2014). Bahan Ajar Konsep Perencanaan dan Penganggaran,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan PUSDIKLAT Anggaran dan Perbendaharaan.
Hlm. 60 63.

Rahman, Abdul. (2015). The Implementation of Performance Based Budgeting


In Public Sector (Indonesian Case: A Literature review). Research
Journal of Finance and Accounting. Vol.6, No.12, 2015. ISBN 2222-
1697 (Paper) ISSN 2222-2847 (Online).

20

Anda mungkin juga menyukai