OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
ILMU EKONOMI/ AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penentuan program. Anggaran merupakan hal penting bagi suatu pemerintah
untuk menjalankan roda pemerintahannya. Anggaran adalah dokumen yang berisi
estimasi kinerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam
ukuran moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan
data masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja. Anggaran dapat
diartikan sebagai perumusan dan pengelolaan rencana strategis untuk aktivitas
yang akan dilakukan atau tujuan yang hendak dicapai, dalam hal sektor publik ini
tujuan yang dimaksud yaitu penyediaan pelayanan publik yang baik dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Tahap penganggaran ini merupakan tahap yang cukup rumit dan sering
kali disertai dengan unsur-unsur politik, untuk itu perlu adanya pengawasan dan
pengendalian dalam penyelenggaraannya. Agar anggaran tepat sasaran dan sesuai
dengan tujuan, maka diperlukan kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan,
pegawai dan pimpinan dalam penyusunan anggaran, karena proses penyusunan
anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks. Anggaran sektor
publik ini dianggap sebagai alat akuntabilitas publik dalam mengelola dana
masyarakat melalui program-program yang didanai dari dana publik tersebut,
sehingga harus diinformasikan secara terbuka kepada masyarakat secara luas.
Suatu instansi pemerintah dikatakan mempunyai kinerja yang baik jika segala
kegiatannya berada dalam kerangka anggaran dan tujuan yang ditetapkan serta
mampu mewujudkan strategi yang dimiliki.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan
utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah
anggaran tradisional atau anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering
dikenal dengan pendekatan New Public Management.
2
4. Fungsi Penganggaran Sektor Publik?
5. Apa saja Jenis jenis Penganggaran Sektor Publik?
6. Apa saja Prinsip Penganggaran Sektor Publik?
7. Bagaimana Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik?
8. Bagaimana Tahap Pelaporan dan Evaluasi Penganggaran?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kali melibatkan unsur politik dan sejenisnya. Anggaran sektor publik adalah
anggaran yang dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat
seperti air, listrik, kualitas kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Penganggaran sektor publik adalah proses penentuan jumlah alokasi dana
untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang memuat aspek
perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas publik. Anggaran publik berisi
rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan
pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling
sederhana, anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan
kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi pendapatan,
belanja, dan aktifitas. Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan
dalam beberapa periode yang akan datang. Setiap anggaran memberikan informasi
mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana
financial yang menyatakan.
1. Beberapa biaya atas rencana yang dibuat.
2. Berapa banyak dan bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai rencana
tersebut (pendapatan).
5
harmonis. Hal inilah yang menjadi landasan dikeluarkannya UU nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SP2N).
Reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan terbitnya 3 (tiga) paket
undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, disertai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara,
mengisyaratkan terjadinya perubahan yang mendasar terhadap perencanaan dan
penganggaran di daerah. Perubahan yang terkandung dalam Undang-Undang
tersebut, antara lain:
1. Bahwa perencanaan program kerja dan kegiatan menjadi satu kesatuan dengan
perencanaan anggaran, sehingga program kerja dan kegiatan yang
direncanakan akan sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang tersedia. Oleh
karena itu perencanaan jangka menengah daerah harus dilengkapi dengan
dokumen perencanaan pembiayaan jangka menengah atau medium term
expenditure framework (MTEF).
2. Mengisyaratkan kepada seluruh dinas, badan, lembaga, dan kantor
melaksanakan program kerja dan kegiatan berdasarkan tigas dan fungsi
masing-masing instansi/lembaga ditiap tingkat pemerintahan.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dikelola berdasarkan
prestasi kerja/anggaran kinerja, yang berarti program kerja dan kegiatan yang
dilaksanakan dengan menggunakan APBD harus dirumuskan secara jelas dan
terukur, apa output dan outcome-nya.
6
negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat uang yang dimiliki
pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukkan rencana pemerintah
untuk membelanjakan uang rakyat tersebut. Anggaran merupakan arahan di masa
yang akan datang.
Anggaran sektor publik penting bagi peperintahan Karena anggaran
merupakan arahan pembangunan sosial ekonomi, membangun kesinambungan,
dan meningkatkan kualitas hidup orang banyak. Anggaran banyak diperlukan
Karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan teus
berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas. Anggaran diperlukan
Karena adanya masalah keterbatasan sumber daya dan pilihan. Dapat juga
dipergunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab
terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument
pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga publik yang ada.
7
3. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal
Digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Melalui anggaran publik dapat diketahui arah kebijkan fiskal
pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi.
Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan
mengkoordinasi kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran Sebagai Alat Politik
Memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor publik
merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk keentingan
tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah teknis akan tetapi lebih
merupakan alat politik. Oleh Karena itu pembuatan anggaran publik
membutuhkan kemampuan berpolitik. Manajer publik harus sadar
sepenuhnya bahwa kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang
telah disetujui dapat menjatuhkan kepemimpinan atau paling tidak
menurunkan kredibilitas pemerintah.
5. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi.
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses
penyusunan anggaran. Anggaran publik merupakan koordinasi antar
bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik disusun untuk
mendeteksi terjadinya inkonsistensi unit kerja dalam pencapaian tujuan
organisasi.
6. Anggaraan sebagai Alat Penilaian Kinerja
Wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja para eksekutif dinilai berdasarkan
pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan beberapa yang berhasil ia
capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
8
7. Anggaran sebagai alat komunikasi
Alat untuk memotivasi manajer dan staffnya agar bekerja secara
ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Target anggaran hendaknya jangan
terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu
rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8. Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan
DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai
orgnisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam peanggaran publik.
Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi
anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok lain dari
masyarakat yang kurang teroganisasi akan mempercayakan aspirasinya
melalui proses politik yang ada. Jika tidak ada suara mereka, maka
mereka akan mengambil tindakan dngan jalan lain seperti dengan
tindakan massa, melakukan boikot, dan sebagainya.
9
sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada
dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan
anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah;
10
10. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan
revisi anggaran dan manipulasi anggaran.
11. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan
tindakan.
A. Anggaran Operasional
Anggaran operasional yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan
sehari-hari dalam menjalankan pemerinthan. Pengeluaran yang
manfaatnya hanya satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset
atau kekayaan bagi pemerintah.
B. Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukkan rencana jagka panjang dan belanjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.
Pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran
dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan
menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.
11
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus
terhimpun dalam dana umum (general fund).
4. Non dicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan
legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat
bersifat tahunan maupun multi-tahunan.
6. Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan
yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai
pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan
munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
7. Jelas anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan
tidak membingungkan.
8. Diketahui publik anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat
luas.
12
Faktor yang dominan dalam proses penganggaran adalah :
A. Aspek Penganggaran
B. Aspek Akuntansi
C. Aspek Pengendalian
D. Aspek Auditing.
13
3. Tahap implementasi (implementation).
4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation).
14
operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan
aspek akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem
akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan
tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.
15
Sumber : Konsep Perencanaan dan Penganggaran Publik
Yang menjadi perhatian adalah pada tahapan penyusunan dan pelaksanaan. Kedua
tahapan ini mempunyai situasi dan kondisi yang berbeda. Pada saat penyusunan
anggaran atau APBN, anggaran disusun berdasarkan fakta dan data capaian masa
lalu dan rencana capaian pada tahun yang direncanakan. Rencana capaian
pada tahun yang direncanakan ini didasarkan pada asumsi atau suatu anggapan
tertentu sebagai landasan berpijak (benchmark). Sedangkan pada saat
pelaksanaan, semua tergantung kondisi di lapangan. Apa yang diperkirakan
dicapai, mungkin saja tercapai seperti perkiraan, tercapai kurang dari perkiraan,
atau tercapai melebihi perkiraan. Pada kondisi yang lain, cara pencapaian
mungkin mengalami perubahan dari yang direncanakan. Inilah yang terjadi pada
saat pelaksanaan anggaran. Oleh karena itu antara penyusunan dan pelaksanaan
anggaran dapat saja berbeda, tetapi tidak mengubah secara keseluruhan
perencanaan dari awal. Dalam pelaksanaan juga perlu ada keleluasaan untuk
mengubah atau memodifikasi capaian atau cara mencapai target. Inilah yang
disebut revisi.
16
Dari sisi teknis pengelolaan anggaran, revisi anggaran diperlukan karena beberapa
alasan atau tujuan sebagai berikut:
17
dan/atau PHDN, penerimaan Hibah Luar Negeri (HLN)/Hibah Dalam Negeri
(HDN) setelah Undang-Undang mengenai APBN yang diterimaoleh Pemerintah
c.q. Kementerian Keuangan dan dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga,
penerimaan HLN/HDN setelah Undang-Undang mengenai APBN yang diterima
dalam bentuk uang dan dilaksanakan secara langsung oleh Kementerian/Lembaga,
penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN
untuk Satker BLU, pengurangan alokasi PHLN dan/atau PHDN, perubahan
parameter dalam penghitungan Subsidi Energi; dan/atau, perubahan parameter
dalam perhitungan bunga utang.
Kedua, perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran
tetap. Perubahan ini meliputi: hasil Optimalisasi, kekurangan Biaya Operasional,
perubahan prioritas penggunaan anggaran, perubahan kebijakan pemerintah,
dan/atau Keadaan Kahar.
Ketiga, perubahan/ralat karena kesalahan administrasi. Perubahan ini meliputi:
ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan
sasaran yang sama dan sudah direalisasikan, ralat kode Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN), perubahan nomenklatur bagian anggaran
dan/atau Satker sepanjang kode tetap, ralat kode nomor register PHLN/PHDN,
ralat kode kewenangan, ralat kode lokasi, ralat cara penarikan PHLN/PHDN, ralat
sumber dana terkait perubahan komposisi pendanaan dan/atau kesalahan
pencantuman, ralat pencantuman volume Keluaran yang berbeda dengan
penjumlahan volume sub Keluaran, ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan
Keluaran yang berbeda antara RKA-K/L dan DIPA; dan/atau ralat pencantuman
volume, jenis, dan satuan Keluaran yang berbeda antara RKA-K/L dan RKP atau
hasil kesepakatan DPR-RI.
Revisi Anggaran tersebut mengakibatkan perubahan alokasi anggaran dan/atau
perubahan jenis belanja dan/atau volume Keluaran pada Kegiatan, Satker,
Program, Kementerian/Lembaga; dan/atau APBN. Revisi anggaran tidak boleh
serta mengubah perencanaan awal atau hanya berupa modifikasi pencapaian
sasaran kinerja. Oleh karena itu revisi anggaran mempunyai batasan.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Madjid, Noor Cholis. (2014). Bahan Ajar Konsep Perencanaan dan Penganggaran,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan PUSDIKLAT Anggaran dan Perbendaharaan.
Hlm. 60 63.
20