DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
DOSEN PENGAMPU:
M.Luthfi Iznillah, M.Ak.CGAA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah- Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Sektor Publik tentang “konsep anggaran
sektor publik”
Dalam Makalah ini mengulas tentang Konsep Anggran Sektor Publik Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak M.Luthfi Iznillah
M.Ak.CGAA selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik, yang
memberikan bimbingan serta ilmu yang sangat bermanfaat untuk kami.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah akuntansi sektor publik ini tentang Konsep Anggran Sektor
Publik.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki dalam
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang .
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................1
BAB 1................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................3
1.3 TUJUAN.................................................................................................................3
BAB 2................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.1 Pengertian Anggaran Sektor Publik.....................................................................4
2.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik............................................................................6
2.3 Karakteristik Anggaran Sektor Publik................................................................9
2.4 Jenis – Jenis Anggaran Sektor Publik..................................................................9
2.5 Siklus Anggaran...................................................................................................11
2.6 Sistematika Anggaran..........................................................................................13
2.7 Pendekatan Penyusunan Anggaran....................................................................16
2.8 Evaluasi Anggaran...............................................................................................18
BAB 3..............................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Anggaran sektor publik merupakan suatu instrumen perencanaan,
pengendalian dan akuntabilitas publik yang ditandai adanya penentuan visi misi,
tujuan, sasaran, dan target organisasi publik serta adanya penetapan indikator
kinerja sebagai ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Pelayanan publik merupakan suatu proses kinerja
organisasi birokrasi. Sehingga, penganggaran sektor publik merupakan aktivitas
yang meliputi perencanaan, ratifikasi, implementasi dan pertanggungjawaban
dalam organisasi sektor publik untuk meningkatkan kinerja organisasi birokrasi
dan keberhasilannya tergantung pada kerjasama dalam sistem tersebut.
Sistem anggaran berbasis kinerja merupakan standar biaya suatu program atau
kegiatan sehingga alokasi anggaran menjadi lebih rasional yang dapat
meminimalisir kesepakatan antara eksekutif dan legislatif untuk melonggarkan
alokasi anggaran pada tiap-tiap unit kerja sehingga anggaran tersebut tidak efisien.
Anggaran daerah disusun eksekutif sebagai agen dan disahkan oleh legislatif
sebagai prinsipal. Namun, penilain kinerja berdasarkan tercapai atau tidaknya
target anggaran akan mendorong agen untuk melakukan budgetary slack.
Budgetary slack sering terjadi pada tahap perencanaan dan persiapan anggaran
daerah, karena penyusunan anggaran seringkali didominasi oleh kepentingan
eksekutif dan legislatif, serta kurang mencerminkan kebutuhan masyarakat
(Kartiwa).
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas ini, maka dapat dirumuskan
rumusan makalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian mengenai Anggaran Sektor Publik?
2. Fungsi Anggaran Sektor Publik?
3. Karakteristik Anggaran Sektor Publik?
4. Jenis Jenis Anggaran Sektor Publik?
5. Siklus Anggaran ?
6. Sistematika Anggaran ?
7. Pendekatan Penyusunan Anggaran ?
8. Evaluasi Anggaran ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah membantu para pembaca untuk
mengetahui lebih dalam lagi tentang konsep anggaran sektor publik, sehingga para
pembaca tidak hanya membaca saja tetapi berharap untuk lebih mengetahui lagi
apa itu yang dimaksud dengan konsep anggran sektor publik, fungsi anggaran
sektor publik, karakteristik anggaran sektor publik, jenis jenis anggaran sektor
publik, siklus anggaran sektor publik, sistematika anggran sektor publik,
pendekatan penyususnan anggaran sektor publik, dan evaluasi anggaran sektor
publik.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu
anggaran. Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses
politik. Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan
yang tertutup untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus
diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi
danauntuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter.
1. Aspek perencanaan
2. Aspek pengendalian
3. Aspek akuntabilitas publik
Anggaran sektor publik adalah alat bagi pemerintah untuk mengarahkan
pembangunan sosial dalam menjamin kesinambungan serta meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Anggaran sektor publik memuat berbagai pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial. Pembentukan anggaran sektor publik kerap
kali melibatkan unsur politik dan sejenisnya. Anggaran sektor publik adalah
4
anggaran yang dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat
seperti air, listrik, kualitas kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Penganggaran
sektor publik adalah proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
program dan aktivitas dalam satuan moneter yang memuataspek perencanaan,
pengendalian an akuntabilitas publik.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu mensejahterakan rakyat,
karena uang yang digunakan adalah uang rakyat. Namun tak banyak juga
masarakat yang tidak tersentuh aplikasi dari anggaran tersebut, buktinya saja
masih banya kemiskinan yang terjadi disetiap daerah. Apabila anggaran sudah
terlaksana dengan baik dan benar, tentunya banyak masyarakat yang sudah
sejahtera, paling tidak sudah bisa tercukupi kebutuhan pokoknya.
5
pajak sendiri belum dapat dipercaya, karena masih banyak pejabat negara yang
korupsi dan uang pajak lari ketangan orang yang salah. Aliran uang tersebut akan
mempengaruhi harga,lapangan kerja, pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan
lainnya, namun sayang sekali belum bisa berjalan dengan maksimal karena
berbagai alasan.
6
1. Anggaran sebagai Alat Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi sehingga organisasi akan mengetahui apa yang harus dilakukan dan
kearah mana kebijakan akan dibuat. Anggaran sektor publik dibuat
untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa
biaya yang dibutuhkan,dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja
pemerintah tersebut. Anggaran sebagaialat perencanaan digunkan untuk :
a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan
misi yang diterapkan
b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi serta alternatif pembiayaannya
c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telahdisus
und)
d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
2. Anggaran sebagai Alat Pengendalian
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari
adanya pengeluaran yang terlalu besar, terlalu rendah, salah sasaran, atau adanya
penggunaan yang tidak semestinya. Sebagai alat pengendalian manajerial,
anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah
mempunyai uang yangcukup untuk memenuhi kebutuhannya. Pengendalian
anggaran sektor publik dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :
a. Membandingkan kinerja akrual dengan kinerja yang dianggarkan
b. Menghitung selisih anggaran
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak
dapatdikendalikan atas suatu varians
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya
7
3. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal
4. Anggaran Sebagai Alat Politik
7. Anggaran sebagai alat komunikasi
8
Alat untuk memotifasi manajer dan staffnya bekerja secara ekonomis,
efisien dan efektif dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat
dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendahb sehingga terlalu mudah
untuk dicapai.
Anggaranpubliktidak boleh diabaikan oleh cabinet, birokrat, dan DPR/
DPRD.Masyarakat,LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi
kemasyarakatan harus terlibat dalam peanggaran publik. Kelompok masyarakat
yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah
untuk kepentingan mereka. Kelompok lain dari masyarakat yang kurang
teroganisasi akan mempercayakan aspirasinya melalui proses politik yang ada.
Jika tidak ada suara mereka, maka mereka akan mengambil tindakan dngan jalan
lain seperti dengan tindakan massa, melakukan boikot, fandalisme dan
sebagainya.
9
masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik
yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat
pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan
baik, maka sistemanggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran
harus dilakukandengan cermat dan sistematis. Sebagai sebuah sistem,
perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak perkembangan.
Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan
yang muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan
dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar
terdapat dua pendekatan utama yang memiliki
1. Anggaran operasional
Anggaran digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikatagorikan
dalamanggaran operasional adalah belanja rutin yaitu belanja yang manfaatnya
hanya untuksatu tahun anggaran saja dan tidak dapat menambah aset atau
kekayaan bagipemerintah. Disebut rutin karena pengeluaran tersebut berulang-
ulang ada setiaptahun.Secara umum pengeluaran yang masuk kategori anggaran
operasional antara lainbelanja administrasi umum dan belanja operasional dan
pemeliharaan.
2. Anggaran modal (capital/investment budget)
Anggran modal menunjukkan rencana jangka penjang dan pembelanjaan
atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraann, perabot dsbnya.
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan mengunakan pinjaman.
Belanja modaladalah pengeluaran yang masa manfaatnmya lebih dari satu tahun
anggran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan
menambahanggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.
Pada dasarnya pemerintah tidak memiliki uang yang dimiliki sendiri,
sebab seluruhnya adalah milik publik. Dalam sebuah msyarakat yang demokratis
rakyatmemberi mandat kepada pemerintah melalui pemilihan umum.
Politisimentranslasikan mandat melalui tersebut melalui kebijakan dan program
10
yangmemberi mamfaat lebih kepada pemilih yang direfleksikan dalam
anggaran.Pemerintah tidak mungkin memebuhi semua permintaan stake
holdernya secara simultan, tetapi pemerintah akan memilih program yang menjadi
prioritas. Disinilah fungsi anggaran yang akan digunakan sebagai alat politis
dalam memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.
1. Penyusunan anggaran
Pada tahap awal penyusunan anggaran, Pemerintah Pusat
menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun
anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selambat-
lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan. Berdasarkan hasil pembahasan
kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat
bersama DPR membahas kebijaksanaan umum dan prioritas anggaran untuk
dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam penyusunan
usulan anggaran.
2. Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran diawali dengan disahkannya dokumen
pelaksanaan anggaran oleh Menteri Keuangan. Terhadap dokumen anggaran
yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan disampaikan kepada
menteri/pimpinan lembaga, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Gubernur,
Direktur Jenderal Anggaran, Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait, Kuasa Bendahara Umum
Negara (KPPN) terkait, dan Kuasa Pengguna Anggaran. Dokumen-dokumen
penting dalam pelaksanaan anggaran adalah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) dan dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA. Sedangkan
11
dokumen pembayaran antara lain terdiri dari Surat Permintaan Pembayaran
(SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), dan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
3. Pengawasan anggaran
Tahap pengawasan pelaksanaan APBN ini memang tidak diungkap
secara nyata dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Namun, Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 jo Keputusan
Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN pada Bab
IX memuat hal-hal yang mengatur pengawasan pelaksanaan APBN. Pada tahap
ini pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh atasan/kepala
kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga dalam lingkungannya. Atasan
langsung bendahara melakukan pemeriksaaan kas bendahara sekurang-
kurangnya tiga bulan sekali. (Yang berlaku sekarang sesuai dengan Peraturan
Dirjen Perbendaharaan Nomor 47/PB/2009 jo. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 73/PMK.05/2008 bahwa pemeriksaan kas bendahara tersebut
dilaksanakan sekurang-kurangnya satu bulan sekali.)
4. Pelaporan dan pertanggung jawaban anggaran
Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang menyusun pertanggung jawaban pelaksanaan APBN di lingkungan
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya berupa Laporan Keuangan yang
meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK) yang dilampiri Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
(BLU) pada kementerian negara/lembaga masing-masing. Laporan Keuangan
kementerian negara/lembaga oleh menteri/pimpinan lembaga disampaikan
kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya dua bulan setelah tahun anggaran
berakhir. Kemudian Menteri Keuangan menyusun rekapitulasi laporan keuangan
seluruh instansi kementerian negara. Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara juga menyusun Laporan Arus Kas. Selain itu, Menteri Keuangan
sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara. Semua
laporan keuangan tersebut disusun oleh Menteri Keuangan selaku pengelola
12
fiskal sebagai wujud laporan keuangan pemerintah pusat disampaikan kepada
Presiden dalam memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Presiden
menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat kepada BPK paling lambat
tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Audit atas laporan keuangan
pemerintah harus diselesaikan selambat-lambatnya dua bulan setelah laporan
keuangan tersebut diterima oleh BPK dari Pemerintah.
1. Pendapatan (Revenue)
Revenue adalah kenaikan kekayaan bersih sebagai akibat dari adanya
transaksi. Perdapatanharus dicatat pada basis akrual. Dalam manual GFS,
Pendapatan diklasifikasikan menjadibeberapa jenis berikut:
a. Pajak
Pajak memiliki nilai yang dominan dalam pendapatan karena pajak
merupakan transfer wajib(compulsory transfer) dalam pemerintahan.
Pendekatan yang digunakan dalam sistem GFSmengklasifikasikan pajak
berdasarkan sumber pajak, yaitu:
1) pajak untuk income, profit, dan capital gain,
2) pajak untuk payroll dan workforce,
3) pajak untuk Property,
4) pajak untuk barang dan jasa,
5) pajak untuk transaksi dan perdagangan internasional,
13
6) other taxes.
b. Social Contribution
Kontribusi yang diberikan dilakukan karena merupakan kewajiban ataupun
dilakukan secarasukarela. Diklasifikasikan sebagai social security contribution
atau other social contributiontergantung dari tipe skema yang diterima.
b. Hibah (grants)
Grants dapat dikiasifikasikan sebagi capital atau current, dan dapat
diterima dalam bentuk kasatau barang. Penerimaan yang diperoleh dari
unit pemerintahan lain atau organisasiInternasional di luar penerimaan
wajib.
d. Pendapatan lain-lain
1) Property Income
Pemerintah menerima income ini ketika aset keuangan dan/atau
aset lainnya sudahdialokasikan pada unit-unit lain terkait.
2) Sales of Goods and Services
3) Denda, penalty dan forfeits
Denda dan penalti merupakan transfer wajib yang dipaksakan oleh hukum
pengadilan atausecara hukum untuk suatu pelanggaran hukum atau
aturan administratif. Forfeits adalahdenda terhadap transaksi yang tertunda
karena masalah birokasi atau administrasi.
4) Transfer sukarela selain hibah
Merupakan hadiah atau donasi sukarela dari individu, atau
institusi non profit swasta,yayasan non pemerintahan, perusahaan dan
sumber lain selain pemerintah dan organisasiinternasional.
5) Miscellaneous and unidentified revenue
Semua pendapatan yang tidak sesuai dengan semua kategori di atas.
2. Beban (Expense)
Merupakan penurunan kekayaan bersih sebagai akibat terjadinya transaksi.
Berikut dua tipetiansaksi yang digolongkan sebagai beban. 2 tipe beban:
14
a. Refunds, berarti pemerintah menutup kelebihan pembayaran dan ketika
terjadi kesalahan(error).
b. Biaya yang muncul dalam produksi atas barang dan jasa yang
dicatat sebagai bebanwalaupun harga barang dan jasa yang
terjual pada dasarnya melebihi biaya produksisehingga dapat
meningkatkan kekayaan bersih.
Dalam manuai GFS, expense diklasifikasikan menjadi beberapa kategori
berikut:
a. Compensation of employees Merupakan total renumerasi dalam
bentuk kas maupun barang, utang pada pegawaipemerintah
sebagai bentuk penghasilan atas pekerjaan yang dilakukan
selama periode akuntansi. Hal ini juga termasuk gaji dan upah
serta kontribusi sosial.
b. Use of goods and services, Barang dan jasa yang digunakan dalam
produksi dalam pasar maupun barang dan jasa yangtidak masuk ke
pasar ditambah dengan barang yang dibeli untuk dijual kembali
dikurangi perubahan bersih persedian yang sedang dibuat, barang
jadi, dan barang yang sudah siap dijual.
c. Consumption of fixed capitalKonsumsi aset tetap akan menurun
selama periode akuntansi dalam nilai aset tetap yangdimiliki dan
digunakan oleh unit pemerintah sebagai akibat kerusakan fisik,
keusangan yang terjadi secara normal/alami, atau kerusakan yang
diakibatkan kecelakaan normal.
d. Subsidies, Pembayaran yang diberikan pemerintah enterprise tanpa
timbal balik, dengan dasar tingkat aktivitas produksi atau kuantitas
atau nilai barang atau jasa yang mereka produksi. Subsidi
merupakan utang hanya bagi produsen, bukan untuk konsumen
akhir, dan hanya current transfer bukan capital transfer. Pemerintah
akan memberikan langsung pada household yang diperlakukan
sebagai konsumen dan kebanyakan diberikan pada institusi non-
profit yang salah satunya akan diperlakukan sebagai bantuan sosial.
15
e. Hibah ( grants ), Pemberian yang sifatnya tidak wajib yang
dilakukan oleh satu unit pemerintahan pada unit pemerintahan lain
atau organisasi internasional dalam bentuk capital atau current.
f. Bantuan sosial (Social Benefits), Pemberian uang atau barang
untuk melindungi suatu populasi atau segmen tertentu dari
permasalahan risiko sosial (social risk).
g. Other Expense
Other expense terdiri atas beberapa kategori, yaitu:
1. Property expense other than interest,
2. Miscellaneous other expense
Beberapa tipe transfer yang masuk dalam kategori miscellaneous other
expense adalah current transfer yang diberikan pada institusi non profit untuk
melayani household, net tax credit, fines, dan penalties yang dipaksakan oleh
hukum pengadilan, pembayaran kompensasi untuk kerusakan dan korban yang
diakibatkan bencana alam, pembayaran kompensasi untuk korban atau
kerusakan properti yang diakbatkan oleh ulah unit general goverment selain
pembayaran klaim bukan asuransi jiwa, beasiswa dan educational benefit lain.
16
Pada sisi yang lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan
dapat mewujudkan Satker sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang
bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya
akun yang standar (dahulu dikenal sebagai mata anggaran keluaran) untuk satu
jenis belanja dipastikan tidak ada duplikasi penggunaannya.
Mengacu pada pendekatan penganggaran terpadu tersebut di atas,
penyusunan RKA-KL untuk Tahun Anggaran 2011 menggunakan hasil
restrukturisasi program/kegiatan dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran
menurut program dan kegiatan, serta penataan bagian anggaran dan satker untuk
pengelolaan anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut
organisasi.
2. Pendekatan PBK
PBK merupakan penyusunan anggaran yang dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
Penyusunan anggaran tersebut mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya,
dan evaluasi kinerja.
Penerapan PBK akan mendukung alokasi anggaran terhadap prioritas
program dan kegiatan. Sebagai suatu pendekatan PBK berusaha untuk
menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai
dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang
dialokasikan. Secara lebih rinci maksud dan tujuan PBK adalah:
a. mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja berupa keluaran
(ouput) dan hasil (outcome) atas alokasi belanja (input) yang
ditetapkan;
b. disusun berdasarkan sasaran tertentu yang hendak dicapai dalam
satu tahun anggaran sesuai dengan Renstra dan/atau tugas-fungsi
K/L.
17
KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan,
dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggaran sector publik adalah alat bagi pemerintah untuk mengarahkan
pembangunan sosial dalam menjamin kesinambungan serta meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Anggaran sektor publik memuat berbagai pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial. Pembentukan anggaran sektor publik kerap
kali melibatkan unsur politik dan sejenisnya.
Anggaran sektor publik adalah anggaran yang dibuat untuk membantu
menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti air, listrik, kualitas kesehatan,
pendidikan dan sebagainya. Penganggaran sektor publik adalah proses penentuan
jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter
yang memuataspek perencanaan, pengendalian an akuntabilitas publik.
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu
anggaran. Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses
politik. Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan
yang tertutup untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus
diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi
danauntuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter.
3. Sistematika
anggaran disusun
19
berdasarkan suatu
pedoman yaitu GFS.
General Financial
4. Statistics (GFS)
nerupakan pedoman
internasional mengenai
metodologi Statistik
yang telah
5. dikeluarkan oleh
International Monetary
Fund (IMF). Manual
ini merupakan desain
untuk
6. memenuhi misi
departemen tersebut
20
dalam pengembangan
dan pengaplikasial
praktik
7. statistik. Manual GFS
didesain bagi para
penyusun statistik
keuangan Pemerintah,
analis
8. fiskal, dan pengguna
data fiskal lainnya.
9. Bagian berikut
menjelaskan
klasifikasi menurut
GFS yang kemudian
menjadi dasar
21
10. sistematika
anggaran di banvak
negara.
11. 1. Pendapatan
(Revenue)
12. Revenue adalah
kenaikan kekayaan
bersih sebagai akibat
dari adanya transaksi.
Perdapatan
13. harus dicatat pada
basis akrual. Dalam
manual GFS,
Pendapatan
22
diklasifikasikan
menjadi
14. beberapa jenis
berikut:
15. a. Pajak
16. Pajak memiliki
nilai yang dominan
dalam pendapatan
karena pajak
merupakan transfer
wajib
17. (compulsory
transfer) dalam
pemerintahan.
Pendekatan yang
23
digunakan dalam
sistem GFS
18. mengklasifikasikan
pajak berdasarkan
sumber pajak, yaitu:
19. 1) pajak untuk
income, profit, dan
capital gain,
20. 2) pajak untuk
payroll dan workforce,
21. 3) pajak untuk
Property,
22. 4) pajak untuk
barang dan jasa,
24
23. 5) pajak untuk
transaksi dan
perdagangan
internasional,
24. 6) other taxes.
25. b. Social
Contribution
26. Kontribusi yang
diberikan dilakukan
karena merupakan
kewajiban ataupun
dilakukan secara
27. sukarela.
Diklasifikasikan
sebagai social security
25
contribution atau other
social contribution
28. tergantung dari tipe
skema yang diterima.
29. c. Hibah (grants)
30. Grants dapat
dikiasifikasikan sebagi
capital atau current,
dan dapat diterima
dalam bentuk kas
31. atau barang.
Penerimaan yang
diperoleh dari unit
pemerintahan lain
atau organisasi
26
32. Internasional di
luar penerimaan wajib.
33. d. Pendapatan lain-
lain
34. 1) Property Income
35. Sistematika
anggaran disusun
berdasarkan suatu
pedoman yaitu GFS.
General Financial
36. Statistics (GFS)
nerupakan pedoman
internasional mengenai
metodologi Statistik
yang telah
27
37. dikeluarkan oleh
International Monetary
Fund (IMF). Manual
ini merupakan desain
untuk
38. memenuhi misi
departemen tersebut
dalam pengembangan
dan pengaplikasial
praktik
39. statistik. Manual
GFS didesain bagi
para penyusun
statistik keuangan
Pemerintah, analis
28
40. fiskal, dan
pengguna data fiskal
lainnya.
41. Bagian berikut
menjelaskan
klasifikasi menurut
GFS yang kemudian
menjadi dasar
42. sistematika
anggaran di banvak
negara.
43. 1. Pendapatan
(Revenue)
44. Revenue adalah
kenaikan kekayaan
29
bersih sebagai akibat
dari adanya transaksi.
Perdapatan
45. harus dicatat pada
basis akrual. Dalam
manual GFS,
Pendapatan
diklasifikasikan
menjadi
46. beberapa jenis
berikut:
47. a. Pajak
48. Pajak memiliki
nilai yang dominan
dalam pendapatan
30
karena pajak
merupakan transfer
wajib
49. (compulsory
transfer) dalam
pemerintahan.
Pendekatan yang
digunakan dalam
sistem GFS
50. mengklasifikasikan
pajak berdasarkan
sumber pajak, yaitu:
51. 1) pajak untuk
income, profit, dan
capital gain,
31
52. 2) pajak untuk
payroll dan workforce,
53. 3) pajak untuk
Property,
54. 4) pajak untuk
barang dan jasa,
55. 5) pajak untuk
transaksi dan
perdagangan
internasional,
56. 6) other taxes.
57. b. Social
Contribution
58. Kontribusi yang
diberikan dilakukan
32
karena merupakan
kewajiban ataupun
dilakukan secara
59. sukarela.
Diklasifikasikan
sebagai social security
contribution atau other
social contribution
60. tergantung dari tipe
skema yang diterima.
61. c. Hibah (grants)
62. Grants dapat
dikiasifikasikan sebagi
capital atau current,
33
dan dapat diterima
dalam bentuk kas
63. atau barang.
Penerimaan yang
diperoleh dari unit
pemerintahan lain
atau organisasi
64. Internasional di
luar penerimaan wajib.
65. d. Pendapatan lain-
lain
66. 1) Property Income
67. ANGGARAN
68. Sistematika
anggaran disusun
34
berdasarkan suatu
pedoman yaitu GFS.
General Financial
69. Statistics (GFS)
nerupakan pedoman
internasional mengenai
metodologi Statistik
yang telah
70. dikeluarkan oleh
International Monetary
Fund (IMF). Manual
ini merupakan desain
untuk
71. memenuhi misi
departemen tersebut
35
dalam pengembangan
dan pengaplikasial
praktik
72. statistik. Manual
GFS didesain bagi
para penyusun
statistik keuangan
Pemerintah, analis
73. fiskal, dan
pengguna data fiskal
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
36
https://www.academia.edu/34912161/
Makalah_Teori_dan_KonsepPenganggaran_sektor_publik
file:///C:/Users/ACER/OneDrive/Documents/BAB%20I.pdf
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/viewFile/
2388/1897#:~:text=Menurut%20Bastian%20(2006)%2C%20anggaran,yang
%20ditetapkan%2C%20(4)%20usulan https://www.wikiapbn.org/siklus-
anggaran/
https://www.studocu.com/id/document/trisakti-school-of-management/
akuntansi/sistematika-penganggaran/10479684
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2010/104~PMK.02~2010PerLampI.pdf
37