PENDAHULUAN
A. Pengertian Anggaran
Anggaran atau yang biasa disebut dan dikenal dengan istilah Budget
mempunyai definisi yang beraneka ragam, namun apabila diamati dari
beberapa definisi berikut ini, maka anggaran mempunyai pengertian yang
sama atau paling tidak hampir sama. Perbedaan yang ada pada umumnya
ditinjau pada titik berat anggaran tersebut, yaitu apakah ditinjau dari prosedur
penyusunannya atau lebih kepada isi dari anggaran yang akan disusun.
E. Pengertian Penganggaran
ANGGARAN INDUK
Dalam buku ini penulis lebih menekankan pada contoh sederhana dalam
penyusunan anggaran terhadap perusahaan yang mengolah bahan baku
menjadi produk jadi. Secara umum perusahaan dalam menyusun Anggaran
Induk-nya (Master Budget) membagi anggaran menjadi dua kelompok yaitu :
1. Anggaran Operasional (Operational Budget) adalah anggaran yang
berisi perkiraan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam periode
tertentu yang akan datang.
2. Anggaran Finansial (Financial Budget) adalah anggaran yang berisi
perkiraan tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan dalam periode
tertentu yang akan datang.
B. Anggaran Operasional
ANGGARAN PENJUALAN
C. METODE PENAKSIRAN
Contoh soal :
IRT. Yuhaidar Balikpapan akan melakukan perkiraan/prediksi (forecasting)
penjualan tahun 2020 menggunakan data 14 (empat belas) tahun terakhir
sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Perhitungan Regresi
1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
2006 4.450 0 0 0
2007 4.570 1 4.570 1
2008 4.600 2 9.200 4
2009 4.700 3 14.100 9
2010 4.750 4 19.000 16
2011 4.730 5 23.650 25
2012 4.860 6 29.160 36
2013 4.900 7 34.300 49
2014 5.090 8 40.720 64
2015 4.975 9 44.775 81
2016 4.980 10 49.800 100
2017 5.100 11 56.100 121
2018 5.150 12 61.800 144
2019 5.500 13 71,500 169
Jumlah 458.67
68.355 91 819
(∑) 5
Y = a+bX
ƩY = n.a + b.ƩX ........ (I) Persamaan 1
ƩXY = a.ƩX + b.ƩX2 .... (II) Persamaan 2
Berdasarkan persamaan (I) dan (II) di atas dan dengan menggunakan
metode substitusi atau eliminasi, maka untuk memperoleh nilai a dan b
dilakukan dengan cara :
Y = a+bX
ƩY = n.a + b.ƩX
ƩXY = a.ƩX + b.ƩX2
Berdasarkan dua persamaan di atas, selanjutnya akan dilakukan eliminasi
dengan cara memilih nilai a atau b yang memiliki nilai atau angka paling
sederhana sehingga memudahkan proses eliminasi tersebut. Dari kasus
tersebut, dilakukan dengan memilih nilai a (nilai a akan dijadikan sama dari
persamaan I dan II dengan menentukan perkalian yang sesuai) sebagai
berikut :
(I) ∑Y = a n + b ∑X
(II) ∑XY = a ∑X + b ∑X²
b = 28.735 = 63,15
455
Nilai b = 63,15 selanjutnya dimasukkan kedalam persamaan yang memiliki
angka atau nilai paling sederhana yaitu persamaan (I), sehingga nilai a
dapat dihitung sebagai berikut :
Tabel 3.3.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2006 4.472 2014
2007 2015
2008 2016
2009 2017
2010 2018
2011 2019
2012
2020
2013
Tabel 3.5.
Perhitungan Regresi
1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
2009 4.780 (5) (23,900) 25
2010 4.850 (4) (19,400) 16
2011 4.800 (3) (14,400) 9
2012 4.900 (2) (9,800) 4
2013 4.000 (1) (4,000) 1
2014 4.950 0 0 0
2015 5.020 1 5,020 1
2016 4.980 2 9,960 4
2017 4.960 3 14,880 9
2018 5.100 4 20,400 16
2019 5.500 5 27,500 25
Jumla
h (∑) 53.840 0 6,260 110
Untuk menentukan nilai X pada Metode Trend Least Square dengan data
historis ganjil dari satu variabel saja yaitu Y (Penjualan), maka nilai X
diperoleh dengan cara membagi dua jumlah data sehingga nilai tengah
data atau tahun tersebut X nya = 0 (nol). Selanjutnya tahun sebelum tahun
yang menjadi nilai tengah X nya turun 1 (satu) satuan atau bernilai negatif,
sedangkan tahun setelah tahun yang menjadi nilai tengah X nya naik 1
(satu) satuan atau bernilai positif.
(I) ∑Y = n a atau a = ∑Y
n
Y = a + b X
a = ∑Y b = ∑XY
n ∑X²
= 53.840 = 6.260
11 110
a = 4.894,55 b = 56,91
Tabel 3.6.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2009 4.610 2015
2010 2016
2011 2017
2012 2018
2013 2019
2014 2020
Tabel 3.7.
Data Penjualan 2008-2019
Tahun Unit (Y) Tahun Unit (Y)
2008 4.780 2014 5.020
2009 4.850 2015 4.980
2010 4.800 2016 4.960
2011 4.900 2017 5.100
2012 4.000 2018 5.500
2013 4.950 2019 5.750
Tabel 3.8.
Perhitungan Regresi
1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
(52.580
2008 4.780 (11) 121
)
(43.650
2009 4.850 (9) 81
)
(33.600
2010 4.800 (7) 49
)
(24.500
2011 4.900 (5) 25
)
(12.000
2012 4.000 (3) 9
)
2013 4.950 (1) (4.950) 1
2014 5.020 1 5.020 1
2015 4.980 3 14.940 9
2016 4.960 5 24.800 25
2017 5.100 7 35.700 49
2018 5.500 9 49.500 81
2019 5.750 11 63.250 121
Jumla 59.590 0 21.930 572
1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
h (∑)
Untuk menentukan nilai X pada Metode Trend Least Square dengan data
historis genap dari satu variabel saja yaitu Y (Penjualan), maka nilai X
diperoleh dengan cara membagi dua jumlah data menjadi sama banyak
yang menyebabkan tidak terdapat nilai tengah X = 0 (nol). Selanjutnya
tahun akhir dari bagian pertama (I) variabel X diberi nilai = -1 lalu turun
(berkurang) menggunakan bilangan ganjil, misalnya: -3, -5, -7, dst.;
sedangkan tahun pertama dari bagian kedua (II) variabel X diberi nilai = +1
lalu naik (bertambah) menggunakan bilangan ganjil, misalnya : 3, 5, 7, dst.
(I) ∑Y = n a atau a = ∑Y
n
Tabel 3.9.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2008 4.544 2015
2009 2016
2010 2017
2011 2018
2012 2019
2013
2020
2014
Tabel 3.10.
Data Penjualan 2009-2019
Tahun Unit (Y) Tahun Unit (Y)
2009 4.780 2015 5.020
2010 4.850 2016 4.980
2011 4.800 2017 4.960
2012 4.900 2018 5.100
2013 4.000 2019 5.500
2014 4.950
Tabel 3.11.
Perhitungan Regresi
Y’ = a + b X + c X2
(I) ∑Y = a n + c ∑X²
(II) ∑XY = b ∑X²
(III) ∑X²Y = a ∑X² + c ∑X⁴
(I) ∑Y = a n + c ∑X²
(III) ∑X²Y = a ∑X² + c ∑X⁴
(I) 53.840 = a 11 + c 110 dikali 10
(I) ∑Y = a n + c ∑X²
53.840 = a 11 + c 110
53.840 = 11 a + 16,53 (110)
53.840 = 11 a + 1.818,30
-11 a = -52.021,70
a = 52.021,70 = 4.729,25
11
Sedangkan dari persamaan (II) akan diperoleh nilai b yaitu :
Y = a + b X + c X²
Y = 4.729,25 + 56,91 X + 16,53 X²
Sebagai contoh, dengan memasukkan parameter X ke dalam fungsi
parabola tersebut, maka akan diperoleh nilai trend parabola untuk tahun
2009 sebagai berikut :
Y2009 = a + b X + c X²
Y2009 = 4.729,25 + 56,91 (-5) + 16,53 (25)
= 4.729,25 + (-284,55) + 413,25
Y2009 = 4.857,95 dibulatkan 4.858
Dari hasil persamaan fungsi parabola dan untuk menghitung nilai trend
dengan cara mengganti nilai X yang terdapat pada tabel 3.11. (dari tahun
2009 s/d prediksi tahun 2019), sehingga diperoleh Nilai Trend menjadi
sebagai berikut :
Tabel 3.13.
Data Penjualan 2009-2019
Penjuala
Penjualan Permin- Permin-
n
Kue taan taan
Tahun Tahun Kue
Kering Konsume Konsumen
Kering
(Y) n (X) (X)
(Y)
2009 3.900 290 2015 3.800 475
2010 3.750 330 2016 3.980 480
2011 3.800 370 2017 3.960 490
2012 3.900 350 2018 4.250 530
2013 4.300 420 2019 4.600 630
2014 3.950 350
Tabel 3.14.
Perhitungan Regresi
Y = a + b X
(I) ∑Y = a n + b ∑X
(II) ∑XY = a ∑X + b ∑X²
(I) ∑Y = a n + b ∑X
(II) ∑XY = a ∑X + b ∑X²
Tabel 3.15.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2009 3.761 2015
2010 2016
2011 2017
2012 2018
2013 2019
2014 2020 4.612
4600
4500
4400
4300
4200
4100
4000
3900
3800
3700
3600
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 3.16.
Proporsi Penjualan Masing-masing Daerah
Sehat Bersih Laris mart Total
Produk
mart (%) mart (%) (%) (%)
Kue kering coklat 20 18 16 54
Kue kering semprit 15 17 14 46
∑(Total) 35 35 30 100
ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran Produksi
Tahun 2020
Pen- Persedia Keku- Persedia-
Produksi
Uraian jualan -an Awal rangan an Akhir
(unit)
(unit) (unit) (unit) (unit)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 (4+5)
Januari 293.000 55.400 237.600 146.125 383.725
Pebruari 346.000 146.125 199.875 183.850 383.725
Maret 361.000 183.850 177.150 206.575 383.725
April 411.200 206.575 204.625 179.100 383.725
Mei 404.000 179.100 224.900 158.825 383.725
Juni 409.000 158.825 250.175 133.550 383.725
Juli 357.400 133.550 223.850 159.875 383.725
Agustus 406.200 159.875 246.325 137.400 383.725
Septembe
421.000 137.400 283.600 100.125 383.725
r
Oktober 396.000 100.125 295.875 87.850 383.725
Nopember 402.500 87.850 314.650 69.075 383.725
Desember 404.700 69.075 335.625 48.100 383.725
4.612.00 4.604.70
Jumlah 0 0
2. Kebijakan Stabilisasi Persediaan :
Berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi yang menginginkan tingkat
produksi barang jadi yang sama untuk setiap periodenya, kebijakan
stabilisasi persediaan dapat diterapkan untuk perusahaan yang tidak
menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap
periode yang tercakup dalam anggaran. Kebijakan stabilisasi tingkat
persediaan juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan
terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki
ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya
sewa gudang yang tinggi, cocok untuk menerapkan kebijakan ini.
Misalkan pada tahun 2020 perkiraan jumlah persediaan awal barang jadi
(Januari 2020) sebesar 55.000 unit terjadi merata setiap bulan dalam
Triwulan I. Kemudian naik 2% setiap akhir triwulan, dengan catatan bulan-
bulan dalam triwulan jumlah persediaan merata sehingga anggaran
produksi dapat disusun sebagai berikut :
Anggaran Produksi
Tahun 2020
Persedia
Pen- Persedia Keku-
-an Produksi
Uraian jualan -an Awal rangan
Akhir (unit)
(unit) (unit) (unit)
(unit)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 (4+5)
Januari 293.000 55.000 238.000 55.000 293.000
Pebruari 346.000 55.000 291.000 55.000 346.000
Maret 361.000 55.000 306.000 56.100 362.100
April 411.200 56.100 355.100 56.100 411.200
Mei 404.000 56.100 347.900 56.100 404.000
Juni 409.000 56.100 352.900 57.222 410.122
Juli 357.400 57.222 300.178 57.222 357.400
Agustus 406.200 57.222 348.978 57.222 406.200
September 421.000 57.222 363.778 58.366 422.144
Oktober 396.000 58.366 337.634 58.366 396.000
Nopember 402.500 58.366 344.134 58.366 402.500
Desember 404.700 58.366 346.334 59.533 405.867
4.612.00 4.616.53
Jumlah 0 3
Tabel 4.1.
Kebijakan Persediaan Produk Jadi
Produk
Uraian Kue Kering Kue Kering
Coklat Semperit
Persediaan Akhir 36 toples 44 toples
Persediaan Awal 72 toples 68 toples
Selisih -36 toples -24 toples
Alokasi Selisih
-3 toples -2 toples
per bulan
Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kue kering coklat
dan kue kering semprit antara lain : tepung terigu, tepung maizena, gula pasir
halus, mentega, bubuk coklat, baking powder, susu bubuk, vanili dan telur
ayam. Selanjutnya unit usaha tersebut (IRT. Yuhaidar Balikpapan) dalam
membuat satu toples produk Kue Kering Coklat dan satu toples produk Kue
Kering Semperit menetapkan standar penggunaan bahan baku sebagai
berikut:
Tabel 5.1.
Standar Pemakaian (SUR) Bahan Baku
Gula
Tepung Tepung Bubuk Baking Susu Telur
Pasir Mentega Vanili
Produk Terigu Maizena
Halus (gram)
Coklat Powder Bubuk
(gram)
Ayam
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram) (butir)
(gram)
Kue Kering Coklat 350 125 200 350 45 5 - 5 3
Kue Kering Semprit 350 40 200 300 - 5 50 5 2
Sedangkan harga beli masing-masing bahan baku ditampilkan melalui
tabel berikut :
Tabel 5.2.
Harga Beli Bahan Baku
Harga Harga
Bahan Baku Satuan Bahan Baku Satuan
(Rp.) (Rp.)
Tepung terigu Bungkus 10.000,- Baking Botol (isi 14.000,-
(isi 1 kg) powder 45 gram)
Tepung Kotak (isi 8.000,- Susu bubuk Kotak (isi 80.000,-
maizena 150 gram) 800 gram)
Gula pasir Bungkus 15.000,- Vanili Botol (isi 5.000,-
halus (isi 1 kg) 20 gram)
Mentega Kaleng (isi 90.000,- Telur ayam Rak (isi 40.000,-
2 kg) 30 butir)
Bubuk coklat Kotak (isi 30.000,-
180 gram)
Seluruh bahan baku yang diperlukan dengan mudah dapat diperoleh di
pasar, sehingga setiap saat perusahaan dapat membelinya. Oleh karena itu
untuk menekan biaya penyimpanan bahan baku, perusahaan menerapkan
kebijakan stabilitas persediaan. Pembelian bahan baku dilakukan setiap
bulan dan disesuaikan dengan produksi bulanan yang berfluktuasi.
Tabel 5.3.
Kebijakan Persediaan Bahan Baku
Bahan Baku Awal Akhir
Tepung terigu 20 bungkus 44 bungkus
Tepung maizena 36 kotak 24 kotak
Gula pasir halus 9 bungkus 33 bungkus
Mentega 24 kaleng 12 kaleng
Bubuk coklat 18 kotak 42 kotak
Baking powder 12 botol 36 botol
Susu bubuk 32 kotak 20 kotak
Vanilli 12 botol 36 botol
Telur ayam 18 rak 6 rak
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TAHUN 2020 - PRODUK KUE KERING COKLAT
Susu Bubuk Vanili Telur Ayam
Pro-
Bulan Kebu Kebu Kebu
duksi SUR SUR SUR
tuhan tuhan tuhan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TAHUN 2020 - PRODUK KUE KERING SEMPRIT
Tepung Tepung Gula Pasir Bubuk Baking
Mentega
Pro- Terigu Maizena Halus Coklat Powder
Bulan
duksi Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu
SUR
tuhan R tuhan R tuhan R tuhan R tuhan R tuhan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TAHUN 2020 - PRODUK KUE KERING SEMPRIT
Bulan Pro- Susu Bubuk Vanili Telur Ayam
duksi SUR Kebu SUR Kebu SUR Kebu
tuhan tuhan tuhan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
BAB VI
ANGGARAN UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG
Karyawan yang bekerja pada usaha rumah tangga tersebut terdiri atas 2 (dua)
kelompok yaitu karyawan yang dibayar bulanan dan karyawan yang dibayar
atas dasar jam kerja. Karyawan yang dibayar atas dasar jam kerja berada di
dua Bagian Produksi yaitu : Bagian Pengadonan & Pencetakan dan Bagian
Pemanggangan & Pengepakan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 6.1.
Waktu Standar Untuk Menghasilkan Produk
Waktu yang
digunakan untuk
membuat satu
toples produk
Nama Bagian dan Tukang
(menit)
Kue Kue
Kering Kering
Coklat Semprit
Bagian Pengadonan & Pencetakan:
Tukang Adon 25 20
Tukang Cetak 40 35
BAB VIII
ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI
1. Anggaran produksi.
2. Besarnya Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.) untuk keperluan bagian pada
Bagian Administrasi ditetapkan sama dari bulan ke bulan yaitu sebesar
Rp. 100,- per Jam Kerja Langsung (JKL).
Januari :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Bagian Administrasi
Uraian Keuangan
(Rp)
Nopember :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Desember :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
TOTAL
1. Anggaran penjualan.
2. Besarnya Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.) untuk keperluan bagian pada
Bagian Promosi ditetapkan sama dari bulan ke bulan yaitu sebesar Rp.
90.000,- per bulan, ditambah dengan Rp. 0,50 per unit Produk Kue Kering
Coklat yang terjual dan ditambah dengan Rp. 0,40 per unit Produk Kue
Kering Semprit yang terjual.
Bagian Promosi
Uraian
(Rp)
Januari :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi
Jumlah
Pebruari :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi
Bagian Promosi
Uraian
(Rp)
Jumlah
Maret :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi
Jumlah
April :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi
Jumlah
Mei :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi
Jumlah
Juni :
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi
Jumlah
Juli :
Bagian Promosi
Uraian
(Rp)
1. Anggaran Penjualan.
2. Anggaran Produksi.
B. HARGA POKOK
PENJUALAN :
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Upah Tng. Kerja
Langsung
3. Biaya Overhead Pabrik
Harga Pokok Produksi
4. Persediaan Awal
Barang Jadi
Tersedia Untuk Dijual
5. Persediaan Akhir
Barang Jadi
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
C. B E B A N :
1. Biaya Administrasi
2. Biaya Penjualan
Total Beban
Laba Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan Sesuai PP No. 23 Tahun 2018 (Tarif 0,5% dari Omzet)
Laba / Rugi Bersih
Kesimpulan :
2. Prediksi Laba Bersih tersebut akan diperoleh jika pemilik usaha telah
menghitung dan menyusun anggaran-anggaran sebagaimana yang telah
dijelaskan mulai Bab IV sampai dengan Bab IX.
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS
Rudy Pudjut Harianto, S.E., M.Si.
NIDN.11.2211.6801. Pangkat Lektor (300) Keputusan Kementerian
Ristek Dikti No.594/K11.A/SK/KP/2017 Tanggal 28 Februari 2017.
Penetapan Inpassing ke Penata Tk.I Golongan III/d (Keputusan
Kementerian Ristek Dikti No.016/K11.A/SK/KP/2018 Tanggal 2 Januari
2018).
Penulis lahir di Bondowoso, 22 Nopember 1968 telah meraih gelar Sarjana Ekonomi di
STIE Bulungan Tarakan (1999). Kemudian menyelesaikan Pasca Sarjana pada Program
Magister Keuangan Daerah di Universitas Hasanuddin Makassar (2003).
Pengalaman kerja penulis dimulai di Kejaksaan Negeri Tarakan (1986-1988), Guess
House PT. Inhutani I Tarakan (1988-1989), Kantor Sub Balai Inventarisasi dan Pemetaan
Hutan (BIPHUT) Tarakan (1989-1990), Kasubag Anggaran pada Bagian Keuangan
Pemda Kota Tarakan (1991-2001), Kasubag Keuangan pada Dinas Perhubungan Kota
Tarakan (2003-2005), Account Executive pada PT. Solid Gold Berjangka Makassar
(2006), Bagian Keuangan SDIT Luqman Al Hakim Hidayatullah Balikpapan (2006-2007),
dosen tetap pada Akademi Akuntansi Balikpapan (2007-2009), dosen tetap pada STIE
Madani Balikpapan (2009-2020), dan dosen tetap pada STIE Balikpapan (2020 –
sekarang).
Penulis telah mengikuti beberapa workshop dan pelatihan, diantaranya adalah
Program Terpadu Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak Brevet A-B (2011); Workshop Beban
Kerja Dosen dan Angka Kredit Dosen (2012); Pelatihan Metodologi Penelitian Kuantitatif
Kualitatif (2012); Pelatihan Borang Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (2013); dan
Training of Trainers Pengelolaan Keuangan Daerah (2015). Selain mengikuti berbagai
macam workshop dan pelatihan, juga menulis buku dengan judul : Panduan Praktis SPSS
untuk Penelitian (2017) dan Panduan Penyusunan Anggaran Bagi UMKM (2018).