Anda di halaman 1dari 103

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Anggaran

Anggaran atau yang biasa disebut dan dikenal dengan istilah Budget
mempunyai definisi yang beraneka ragam, namun apabila diamati dari
beberapa definisi berikut ini, maka anggaran mempunyai pengertian yang
sama atau paling tidak hampir sama. Perbedaan yang ada pada umumnya
ditinjau pada titik berat anggaran tersebut, yaitu apakah ditinjau dari prosedur
penyusunannya atau lebih kepada isi dari anggaran yang akan disusun.

Pengertian anggaran seperti yang dikemukakan oleh Horngren dkk.


(2000:178) yaitu : “Budget is the quantitative expression of a proposed plan of
action by management for a future time period and is an aid to the
coordination and implementation of the plan.” Dari pengertian tersebut dapat
diartikan bahwa anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh
manajemen dalam suatu periode yang dapat membantu manajemen untuk
melakukan koordinasi dan mengimplementasikan rencana tersebut
sebagaimana yang tertuang dalam anggaran.

Pengertian lain dari anggaran seperti yang dinyatakan oleh Munandar


(2001:11) bahwa “Business budget atau budget (anggaran) ialah suatu
rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku
untuk jangka waktu yang akan datang.”

Nafarin (2000:11) berpendapat bahwa “anggaran merupakan rencana


tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif
untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang,
tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa.”

Mulyadi (2001:488) mendefinisikan bahwa “anggaran merupakan suatu


rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu
satu tahun.” Sedangkan Anthony dan Govindarajan (2005:90) mendefinisikan

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 1


anggaran “sebagai sebuah rencana keuangan, biasanya mencakup periode
satu tahun dan merupakan alat-alat perencanaan untuk jangka pendek dan
pengendalian dalam organisasi.” Hansen dan Mowen (2004:354)
mendefinisikan anggaran “sebagai suatu rencana kuantitatif dalam bentuk
moneter maupun non moneter yang digunakan untuk menerjemahkan tujuan
dan strategi perusahaan dalam satuan operasional.” Sedangkan Sasongko
dan Parulian (2010:2) berpendapat bahwa anggaran adalah rencana kegiatan
yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang
secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari anggaran di antaranya
jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan.

Sehingga dari beberapa definisi tentang anggaran, maka dapat


disimpulkan bahwa anggaran adalah perencanaan informasi keuangan yang
disajikan dan disusun secara lebih rinci, dinyatakan dalam satuan moneter
maupun non moneter untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
Anggaran merupakan rencana kuantitatif dalam bentuk moneter dan non
moneter sebagai alat koordinasi, komunikasi, perencanaan, dan pengendalian
organisasi dalam jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan perencanaan
yang terjadi pada jangka pendek secara kuantitatif yang diukur dalam satuan
moneter dan satuan ukuran lain untuk menunjukkan perolehan dan
penggunaan sumber-sumber daya organisasi sebagai alat bantu manajemen
dalam perencanaan, pengendalian serta penilaian kinerja manajemen dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.

Dari pengertian tersebut, maka menurut Gitosudarmo dan Najmudin


(2003:3) suatu Anggaran mempunyai 4 (empat) unsur yaitu :
1. Rencana ialah penentuan lebih dahulu tentang kegiatan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan yaitu mencakup kegiatan-kegiatan
bidang produksi, pemasaran, keuangan, personalia dan administrasi umum.
3. Dinyatakan dalam satuan moneter yaitu semua aktivitas yang akan
dilaksanakan dinyatakan dalam satuan “rupiah”.
4. Menyangkut waktu yang akan datang yang mengartikan bahwa anggaran
disusun dan berlaku untuk periode yang akan datang.

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 2


Manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh dalam penyusunan
anggaran suatu organisasi atau perusahaan adalah :
1. Sebagai Pedoman Kerja : artinya anggaran dapat dijadikan sebagai alat
untuk memberikan arah dan menentukan tujuan yang ingin dicapai melalui
kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk periode
waktu yang akan datang.
2. Sebagai Alat Koordinasi Kerja : artinya anggaran dapat dijadikan sebagai
alat agar semua bagian yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan
dapat saling menunjang dan bekerja sama (team work) dengan baik
sehingga tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan semula.
3. Sebagai Alat Pengawasan / Kontrol Kerja : artinya anggaran dapat
dijadikan sebagai alat dan tolok ukur untuk membandingkan antara apa
yang tertuang dalam perencanaan dengan realisasi kegiatan-kegiatan
suatu organisasi atau perusahaan dengan tidak melanggar ketentuan
peraturan yang telah ditetapkan.

B. Hubungan Anggaran dengan Manajemen

Manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni yang didalamnya


terdapat fungsi : penyusunan rencana kegiatan (Planning), penyusunan
struktur organisasi (Organizing), menggerakkan roda organisasi
(Actuating/Directing), melakukan koordinasi kerja (Coordinating) serta
pengawasan kerja (Controlling) suatu organisasi terhadap orang dan barang
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan semula.

Jika dibandingkan dengan fungsi–fungsi manajemen tersebut, maka


anggaran memiliki kaitan yang sangat erat dengan manajemen khususnya
yang berhubungan dengan penyusunan rencana sebagai pedoman kerja
(Planning), pengkoordinasian tugas dan kegiatan (Coordinating), serta
pengawasan pelaksanaan kegiatan (Controlling).

Berhasil atau tidaknya pelaksanaan anggaran sangat tergantung pada


faktor manusia yang menjalankannya, artinya anggaran yang telah disusun
oleh suatu organisasi atau perusahaan tidak akan dapat direalisasikan dengan

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 3


baik jika para pelaksananya tidak memiliki kompetensi dan keterampilan serta
kecakapan yang memadai.

C. Hubungan Anggaran dengan Akuntansi

Akuntansi diartikan sebagai suatu kegiatan sistematis yang dimulai dari


proses pencatatan transaksi, melakukan penggolongan akun/perkiraan,
melakukan peringkasan, melakukan penganalisaan serta melakukan
interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan yang
dilakukan oleh suatu organisasi. Akuntansi menyajikan data historis yang
sangat bermanfaat untuk melakukan perhitungan perkiraan atau prediksi
(forecasting) yang selanjutnya akan dituangkan dalam anggaran sebagai
pedoman kerja periode masa yang akan datang.

Akuntansi sangat bermanfaat di dalam penyusunan anggaran karena


merupakan alat untuk menunjang fungsi pengawasan kerja, sehingga
akuntansi sangat diperlukan dalam menyusun anggaran guna
membandingkan antara rencana yang dianggarkan dengan realisasi
penggunaannya. Semua tehnik pencatatan dan sistematika yang digunakan
dalam akuntansi harus sama dan sejalan dengan teknik serta sistematika
yang dipakai dalam penyusunan dan realisasi anggaran.

D. Hubungan Anggaran dengan Statistika dan Matematika

Statistika dan matematika sangat diperlukan dalam penyusunan


anggaran. Ketepatan dalam melakukan perhitungan peramalan / prediksi
(forecasting) disamping membutuhkan kelengkapan data yang tersedia, juga
tergantung pada ketepatan penggunaan metode statistika dan metode
matematika.

Analisa-analisa statistika dan matematika sangat diperlukan dalam


penyusunan anggaran, misalnya untuk menghitung prediksi penjualan tahun
berikutnya menggunakan perhitungan dan fungsi-fungsi statistika dan
matematika, di samping itu dapat juga digunakan untuk membandingkan
antara anggaran yang direncanakan dengan realisasinya dalam rangka
mengadakan penilaian (evaluasi) kinerja suatu organisasi. Sehingga statistika

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 4


dan matematika berhubungan erat dengan anggaran, karena merupakan alat
yang dapat menunjang penyusunan anggaran (fungsi pedoman kerja) dan
untuk melakukan penilaian kinerja (fungsi pengawasan kerja).

E. Pengertian Penganggaran

Penganggaran (Budgeting) ialah proses kegiatan yang menghasilkan


anggaran serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-
fungsi anggaran yaitu : fungsi pedoman kerja, fungsi pengkoordinasian kerja,
dan fungsi pengawasan kerja.

Proses kegiatan yang tercakup dalam penganggaran antara lain :


1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun
anggaran.
2. Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk
mengadakan taksiran-taksiran atau perhitungan dalam rangka menyusun
anggaran.
3. Menyusun anggaran dan menyajikannya secara teratur dan sistematis.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran.
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja
terhadap pelaksanaan anggaran.
6. Hasil pengolahan dan penganalisaan data selanjutnya diinterpretasikan
untuk memperoleh kesimpulan dalam rangka penilaian evaluasi kerja.

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 5


BAB II

ANGGARAN INDUK

A. Pengertian Anggaran Induk

Yang dimaksud dengan Anggaran Induk (Master Budget) ialah


anggaran gabungan yang disusun oleh suatu organisasi atau perusahaan
dimana didalamnya berisi perkiraan-perkiraan atau prediksi (forecasting)
tentang kegiatan-kegiatan organisasi atau perusahaan dan memuat keadaan
atau posisi finansial suatu organisasi atau perusahaan dalam jangka waktu
(periode) tertentu untuk masa yang akan datang.

Dalam buku ini penulis lebih menekankan pada contoh sederhana dalam
penyusunan anggaran terhadap perusahaan yang mengolah bahan baku
menjadi produk jadi. Secara umum perusahaan dalam menyusun Anggaran
Induk-nya (Master Budget) membagi anggaran menjadi dua kelompok yaitu :
1. Anggaran Operasional (Operational Budget) adalah anggaran yang
berisi perkiraan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam periode
tertentu yang akan datang.
2. Anggaran Finansial (Financial Budget) adalah anggaran yang berisi
perkiraan tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan dalam periode
tertentu yang akan datang.

B. Anggaran Operasional

Anggaran Operasional atau Operational Budget merencanakan tentang


kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang.
Pada dasarnya kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu
tersebut meliputi dua sektor yaitu :

1. Sektor Penghasilan (Renevues) ialah pertambahan aktiva perusahaan


yang mengakibatkan bertambahnya Modal Sendiri, tetapi bukan karena
penambahan setoran modal baru dari para pemilik perusahaan.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan,
maka penghasilan dapat dibedakan menjadi :

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 6


a. Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenues) yaitu
penghasilan yang diterima perusahaan yang berasal dan berhubungan
erat dengan usaha pokok perusahaan.
b. Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues)
yaitu penghasilan yang diterima perusahaan yang tidak berasal dan tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari
usaha sampingan perusahaan.

2. Sektor Biaya (Expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang


mengakibatkan berkurangnya Modal Sendiri, tetapi bukan karena
pengurangan (pengambilan) modal oleh para pemilik perusahaan.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan,
maka biaya dapat dibedakan menjadi :
a. Sub-sektor Biaya Utama (Operating Expenses) ialah biaya yang
menjadi beban tanggungan perusahaan yang berhubungan erat dengan
usaha pokok perusahaan, yang dibedakan menjadi :
1). Biaya Pabrik (Factory Cost) ialah semua biaya yang terjadi serta
terdapat di dalam lingkungan tempat dimana proses produksi
berlangsung atau semua biaya yang terjadi pada Divisi Pabrik yang
selanjutnya dibedakan lagi menjadi :
a). Biaya Bahan Mentah/Baku (Direct Materials) ialah biaya yang
terdiri dari semua bahan mentah/baku yang dikerjakan di dalam
proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi yang nantinya
siap untuk dijual.
b). Upah Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) ialah
kompensasi yang dibayarkan perusahaan kepada tenaga kerja
yang secara langsung melakukan kegiatan pengolahan bahan
mentah/baku menjadi barang jadi atau bersentuhan langsung
dengan proses produksi.
c). Biaya Pabrik Tidak Langsung (Factory Overhead) ialah
semua biaya yang terdapat atau terjadi di dalam lingkungan
pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan
kegiatan proses produksi, contohnya :

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 7


 Biaya Bahan Penolong/Pembantu (Indirect Material), ialah
biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan produk tetapi
penggunaannya relatif kecil, misalnya : dempul dan minyak
pelumas dalam pembuatan lemari kayu.
 Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labour), ialah
kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja di
lingkungan divisi pabrik yang tidak secara langsung
bersentuhan dengan proses produksi, misalnya : gaji mandor
atau gaji pengawas pabrik.
 Biaya Pemeliharaan Pabrik (Factory Maintenance), ialah
biaya pemeliharaan ruangan dan peralatan di lingkungan divisi
pabrik.
 Biaya Reparasi Pabrik (Factory Repair), ialah biaya untuk
perbaikan ruangan dan peralatan di lingkungan divisi pabrik.
 Depresiasi Mesin (Depreciation of Machinery), ialah beban
depresiasi atau penyusutan terhadap mesin-mesin yang ada
di lingkungan divisi pabrik.
 Depresiasi Gedung Pabrik (Depreciation of Factory
Building), ialah beban depresiasi atau penyusutan terhadap
bangunan (gedung) pabrik.
 Depresiasi Peralatan Pabrik (Depreciation of Factory
Equipment), ialah beban depresiasi atau penyusutan
terhadap peralatan-peralatan di lingkungan divisi pabrik.
 Biaya Listrik Pabrik (Factory Heat and Light), ialah biaya
listrik untuk keperluan divisi pabrik.
 Dan sebagainya.
2). Biaya Administrasi (Administration Expenses) ialah semua biaya
yang terjadi dan terdapat di dalam lingkungan kantor administrasi
perusahaan atau yang terjadi pada Divisi Administrasi, serta biaya-
biaya lain yang sifatnya untuk keperluan administrasi perusahaan
secara keseluruhan, contohnya :

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 8


a). Gaji Karyawan Kantor (Office Salaries) ialah kompensasi yang
dibayarkan kepada para karyawan kantor di lingkungan
kantor/divisi administrasi.
b). Gaji Pemeliharaan Kantor (Office Maintenance) ialah biaya
pemeliharaan ruangan dan peralatan kantor di lingkungan divisi
administrasi.
c). Biaya Perbaikan Kantor (Office Repair) ialah biaya untuk
perbaikan ruangan dan peralatan kantor di lingkungan divisi
administrasi.
d). Depresiasi Peralatan Kantor (Depreciation of Office
Furnitures) ialah beban depresiasi atau penyusutan terhadap
peralatan-peralatan kantor di lingkungan divisi administrasi.
e). Depresiasi Gedung Kantor (Depreciation of Office Building)
ialah beban depresiasi atau penyusutan terhadap bangunan
(gedung) kantor/divisi administrasi.
f). Biaya Listrik Kantor (Office Head and Light) ialah biaya listrik
untuk keperluan kantor/divisi administrasi.
g). Biaya Telepon Kantor (Office Telephone) ialah biaya telepon
untuk keperluan kantor/divisi administrasi.
h). Biaya Asuransi Kantor (Office Insurance) ialah biaya asuransi
terhadap bangunan serta peralatan kantor/divisi administrasi.
i). Biaya Supplies Kantor (Office Supplies) ialah biaya untuk
keperluan alat tulis kantor/divisi administrasi serta keperluan
kecil lainnya.
3). Biaya Penjualan (Selling Expenses) ialah semua biaya yang terjadi
dan terdapat di dalam lingkungan Divisi Penjualan, serta biaya-biaya
lain yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh Divisi Penjualan, contohnya :
a). Gaji Karyawan Bagian Penjualan (Store Salaries) ialah gaji
yang dibayarkan kepada para karyawan di Divisi Penjualan.
b). Gaji Pemeliharaan Bagian Penjualan (Store Maintenance)
ialah biaya pemeliharaan ruangan dan peralatan di Divisi
Penjualan.
PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 9
c). Biaya Perbaikan Bagian Penjualan (Store Repair) ialah biaya
untuk perbaikan ruangan dan peralatan di Divisi Penjualan.
d). Depresiasi Peralatan Bagian Penjualan (Depreciation of
Store Furnitures) ialah beban depresiasi atau penyusutan
terhadap peralatan-peralatan di Divisi Penjualan.
e). Depresiasi Gedung Bagian Penjualan (Depreciation of Store
Building) ialah beban depresiasi atau penyusutan terhadap
bangunan (gedung) Divisi Penjualan.
f). Biaya Listrik Bagian Penjualan (Store Head and Light) ialah
biaya listrik untuk keperluan kantor Divisi Penjualan.
g). Biaya Telepon Kantor (Store Telephone) ialah biaya telepon
untuk keperluan Divisi Penjualan.
h). Biaya Asuransi Bagian Penjualan (Store Insurance) ialah
biaya administrasi terhadap bangunan serta peralatan Divisi
Penjualan.
i). Biaya Supplies Bagian Penjualan (Store Supplies) ialah biaya
untuk keperluan alat tulis kantor serta keperluan kecil lainnya di
Divisi Penjualan.
j). Biaya Advertensi (Advertising) ialah biaya pemasangan iklan
di berbagai media massa untuk keperluan meningkatkan
penjualan.

Biaya Utama yang termasuk dalam kelompok Biaya Pabrik nantinya


akan membentuk Biaya Produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost
of Goods Manufactured) serta Harga Pokok Penjualan (Cost of
Goods Sold).

Sedangkan Biaya Utama yang termasuk dalam kelompok Biaya


Administrasi dan Biaya Penjualan, secara bersama-sama sering
dinamakan dengan Biaya Komersial (Commercial Expenses).

b. Sub-sektor Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses) ialah


biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 10


C. Anggaran Finansial

Anggaran Finansial atau Financial Budget adalah anggaran yang


merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suatu waktu yang
akan datang. Sedangkan yang dimaksud dengan posisi finansial perusahaan
adalah keadaan Harta (Aset), keadaan Utang (Liabilitas), dan keadaan Modal
Sendiri (Ekuitas), sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Neraca
(Balance Sheet Budget).

Atas dasar kelengkapan isinya, maka Balance Sheet Budget dapat


dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Master Balance Sheet Budget (Anggaran Induk Neraca) ialah
anggaran tentang posisi finansial perusahaan pada suatu waktu yang
akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan
tidak dijabarkan secara lebih terperinci.
2. Balance Sheet Supporting Budget (Anggaran Penunjang Neraca)
ialah anggaran tentang Aktiva (Harta), tentang Utang, dan tentang Modal
Sendiri yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci.
Adapun anggaran yang termasuk dalam Balance Sheet Supporting
Budget antara lain:
a. Anggaran Kas (Cash Budget)
b. Anggaran Piutang (Receivable Budget)
c. Anggaran Persediaan (Inventory Budget)
d. Anggaran Perubahan Aktiva Tetap (Capital Addition Budget)
e. Anggaran Utang (Payable Budget)
f. Anggaran Modal Sendiri (Capital Stock and Retained Earning
Budget).

Atas dasar kelengkapan isinya, maka Income Statement Budget dapat


dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Master Income Statement Budget (Anggaran Induk Laba-Rugi) ialah
anggaran tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisi taksiran-

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 11


taksiran secara garis besar (global) dan tidak dijabarkan secara lebih
terperinci.
2. Income Statement Supporting Budget (Anggaran Penunjang Laba-
Rugi) ialah anggaran tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang
berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci.
Adapun anggaran yang termasuk dalam Income Statement Supporting
Budget antara lain :
a. Anggaran Penjualan (Sales Budget).
b. Anggaran Produksi (Production Budget).
c. Anggaran Biaya Administrasi (Administration Expenses Budget).
d. Anggaran Biaya Penjualan (Selling Expenses Budget).
e. Anggaran Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues
Budget).
f. Anggaran Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses Budget).

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 12


BAB III

ANGGARAN PENJUALAN

A. Pengertian Anggaran Penjualan

Anggaran Penjualan (Sales Budget) adalah perencanaan informasi


keuangan yang disajikan dan disusun secara lebih rinci tentang penjualan
perusahaan selama periode waktu akan datang yang didalamnya
menggambarkan: rencana jenis (kualitas) barang, jumlah (kuantitas) barang,
harga barang, waktu penjualan, serta tempat (daerah) penjualan. Anggaran
Penjualan digunakan sebagai dasar penyusunan semua anggaran (budget)
dalam perusahaan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghadapi
persaingan pasar. Anggaran penjualan disusun paling awal atau lebih dulu
daripada anggaran-anggaran lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa
anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitas-aktivitas yang
lain.

B. Faktor yang Mempengaruhi

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun


Anggaran Penjualan, secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Faktor-faktor Internal berupa data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat di dalam perusahaan sendiri antara lain :
a. Keadaan penjualan tahun-tahun sebelumnya.
b. Kebijakan perusahaan tentang penjualan.
c. Kapasitas produksi yang akan digunakan.
d. Tenaga kerja yang tersedia.
e. Modal kerja yang dimiliki.
f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
2. Faktor-faktor Eksternal berupa data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap
penyusunan Anggaran Penjualan antara lain :
a. Keadaan persaingan di pasar.

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 13


b. Posisi perusahaan dalam persaingan tersebut.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk.
d. Tingkat penghasilan masyarakat.
e. Elastisitas permintaan.
f. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
g. Berbagai kebijakan pemerintah.
h. Keadaan perekonomian nasional dan internasional.
i. Kemajuan teknologi.

C. METODE PENAKSIRAN

Menurut sifatnya, cara (metode) untuk melakukan penaksiran-penaksiran


dalam penyusunan Anggaran Penjualan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Yang Bersifat Kualitatif (Non Statistical Method atau Opinion Method)
ialah cara penaksiran dengan menitikberatkan pada pendapat/opini
seseorang antara lain :
a. Pendapat pimpinan Bagian Pemasaran (Executive Opinion).
b. Pendapat para petugas penjualan (Salesman).
c. Pendapat lembaga-lembaga penyalur (Channel of Distribution).
d. Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar).
e. Pendapat para ahli yang dipandang memahami (Konsultan).

2. Yang Bersifat Kuantitatif (Statistical Method) ialah cara penaksiran yang


menitikberatkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan
menggunakan berbagai metode statistika.
Ada beberapa cara penaksiran yang bersifat kuantitatif, namun dalam buku
ini penulis memberikan contoh metode penaksiran yang umum dan mudah
dipahami antara lain :
a. Cara yang mendasarkan diri pada data historis yang terdiri dari satu
variabel saja yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri, antara lain :
1) Metode Trend Moment (Moment Method).
2) Metode Trend Least Square (Least Square Method).
3) Metode Kuadratik (Parabolic Method).

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 14


b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis yang terdiri lebih dari satu
variabel yaitu variabel yang akan ditaksir serta hubungannya dengan
data historis dari variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh yang
cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut,
misalnya :
1) Metode Regresi Tunggal / Sederhana (Simple Regression),
menggunakan satu variabel yang dipengaruhi / variabel terikat
(dependent variable) dan satu variabel yang mempengaruhi / variabel
bebas (independent variable).
2) Metode Regresi Berganda (Multiple Regression), menggunakan satu
variabel yang dipengaruhi / variabel terikat (dependent variable) dan
lebih dari satu variabel yang mempengaruhi / variabel bebas
(independent variable).

Untuk lebih memahami pembahasan materi dan sebagai langkah awal


menyusun suatu anggaran, maka beberapa metode tersebut di atas diuraikan
lebih rinci dalam buku ini, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih
mudah jelas :

1. Metode Trend Moment (Moment Method):


Metode Trend Moment menggunakan persamaan Y = a + bX. Untuk
mencari nilai a dan b digunakan rumus persamaan sebagai berikut :
ƩY = n.a + b.ƩX
ƩXY = a.ƩX + b.ƩX2
n = adalah jumlah data yang dianalisis
Setelah persamaan di atas diperoleh, kita dapat menggunakan metode
substitusi atau eliminasi untuk memperoleh nilai a dan b.

Contoh soal :
IRT. Yuhaidar Balikpapan akan melakukan perkiraan/prediksi (forecasting)
penjualan tahun 2020 menggunakan data 14 (empat belas) tahun terakhir
sebagai berikut :

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 15


Tabel 3.1.
Data Penjualan 2006-2019
Tahun Unit (Y) Tahun Unit (Y)
2006 4.450 2013 4.900
2007 4.570 2014 5.090
2008 4.600 2015 4.975
2009 4.700 2016 4.980
2010 4.750 2017 5.100
2011 4.730 2018 5.150
2012 4.860 2019 5.500

Selanjutnya berdasarkan data tersebut di atas, maka untuk melakukan


perkiraan/prediksi penjualan tahun 2020 terlebih dahulu dilakukan
perhitungan melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2.
Perhitungan Regresi

Tahun Unit (Y) (X) (XY) (X²)

1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
2006 4.450 0 0 0
2007 4.570 1 4.570 1
2008 4.600 2 9.200 4
2009 4.700 3 14.100 9
2010 4.750 4 19.000 16
2011 4.730 5 23.650 25
2012 4.860 6 29.160 36
2013 4.900 7 34.300 49
2014 5.090 8 40.720 64
2015 4.975 9 44.775 81
2016 4.980 10 49.800 100
2017 5.100 11 56.100 121
2018 5.150 12 61.800 144
2019 5.500 13 71,500 169
Jumlah 458.67
68.355 91 819
(∑) 5

Untuk menentukan nilai X melalui Metode Trend Moment (Moment Method)


berdasarkan data historis dari satu variabel saja yaitu Y (Penjualan), maka
nilai X pada data historis atau tahun dasar (2005) dimulai angka 0 (nol).

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 16


Selanjutnya tahun berikutnya yaitu 2007 sampai dengan 2019 nilai X nya
naik 1 (satu) satuan. Bentuk persamaan untuk memperoleh nilai a dan b
dengan menggunakan data-data di atas dapat dihitung melalui cara
sebagai berikut :

Y = a+bX
ƩY = n.a + b.ƩX ........ (I) Persamaan 1
ƩXY = a.ƩX + b.ƩX2 .... (II) Persamaan 2
Berdasarkan persamaan (I) dan (II) di atas dan dengan menggunakan
metode substitusi atau eliminasi, maka untuk memperoleh nilai a dan b
dilakukan dengan cara :

Y = a+bX
ƩY = n.a + b.ƩX
ƩXY = a.ƩX + b.ƩX2
Berdasarkan dua persamaan di atas, selanjutnya akan dilakukan eliminasi
dengan cara memilih nilai a atau b yang memiliki nilai atau angka paling
sederhana sehingga memudahkan proses eliminasi tersebut. Dari kasus
tersebut, dilakukan dengan memilih nilai a (nilai a akan dijadikan sama dari
persamaan I dan II dengan menentukan perkalian yang sesuai) sebagai
berikut :

(I) ∑Y = a n + b ∑X
(II) ∑XY = a ∑X + b ∑X²

(I) 68.355 = a 14 + b 91 dikali 13

(II) 458.675 = a 91 + b 819 dikali 2

(I) 888.615 = 182 a + 1.183 b


(II) 917.350 = 182 a + 1.638 b (-)
(28.735) = 0 + (455) b

b = 28.735 = 63,15
455
Nilai b = 63,15 selanjutnya dimasukkan kedalam persamaan yang memiliki
angka atau nilai paling sederhana yaitu persamaan (I), sehingga nilai a
dapat dihitung sebagai berikut :

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 17


(I) 68.355 = a 14 + b 91
68.355 = a 14 + 63,15 (91)
68.355 = 14 a + 5.746,65
62.608,35 = 14 a
a = 62.608,35 = 4.472,03
14

Sehingga fungsi garis lurus dapat disusun sebagai berikut :


Y = a + b X
Y = 4.472,03 + 63,15 X
Dari hasil persamaan fungsi garis lurus dan untuk menghitung nilai trend
dengan cara mengganti nilai X yang terdapat pada tabel 3.2. (dari tahun
2006 s/d prediksi tahun 2019), sebagai contoh perhitungan Nilai Trend
tahun 2006 sebagai berikut :

Y2006 = 4.472,03 + 63,15 X


= 4.472,03 + 63,15 (0)
= 4.472,03 + 0
Y2006 = 4.472,03 dibulatkan 4.472

Tabel 3.3.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2006 4.472 2014
2007 2015
2008 2016
2009 2017
2010 2018
2011 2019
2012
2020
2013

2. Metode Trend Least Square, untuk data historis ganjil :


IRT. Yuhaidar Balikpapan akan melakukan perkiraan/prediksi (forecasting)
penjualan tahun 2020 menggunakan data 11 (sebelas) tahun terakhir
sebagai berikut :

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 18


Tabel 3.4.
Data Penjualan 2009-2019
Tahun Unit (Y) Tahun Unit (Y)
2009 4.780 2015 5.020
2010 4.850 2016 4.980
2011 4.800 2017 4.960
2012 4.900 2018 5.100
2013 4.000 2019 5.500
2014 4.950
Selanjutnya berdasarkan data tersebut di atas, maka untuk melakukan
perkiraan/prediksi penjualan tahun 2020 terlebih dahulu dilakukan
perhitungan sebagai berikut :

Tabel 3.5.
Perhitungan Regresi

Tahun Unit (Y) (X) (XY) (X²)

1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
2009 4.780 (5) (23,900) 25
2010 4.850 (4) (19,400) 16
2011 4.800 (3) (14,400) 9
2012 4.900 (2) (9,800) 4
2013 4.000 (1) (4,000) 1
2014 4.950 0 0 0
2015 5.020 1 5,020 1
2016 4.980 2 9,960 4
2017 4.960 3 14,880 9
2018 5.100 4 20,400 16
2019 5.500 5 27,500 25
Jumla
h (∑) 53.840 0 6,260 110

Untuk menentukan nilai X pada Metode Trend Least Square dengan data
historis ganjil dari satu variabel saja yaitu Y (Penjualan), maka nilai X
diperoleh dengan cara membagi dua jumlah data sehingga nilai tengah
data atau tahun tersebut X nya = 0 (nol). Selanjutnya tahun sebelum tahun
yang menjadi nilai tengah X nya turun 1 (satu) satuan atau bernilai negatif,
sedangkan tahun setelah tahun yang menjadi nilai tengah X nya naik 1
(satu) satuan atau bernilai positif.

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 19


Jumlah parameter X diupayakan sedemikian rupa agar sama dengan nol
(∑X=0) dan persamaan sederhananya disusun sebagai berikut :

(I) ∑Y = n a atau a = ∑Y
n

(II) ∑XY = b ∑X² atau b = ∑XY


∑X²

Sehingga penyelesaian rumus persamaan yang digunakan dalam Metode


Trend Least Square sebagai berikut :

Y = a + b X
a = ∑Y b = ∑XY
n ∑X²
= 53.840 = 6.260
11 110
a = 4.894,55 b = 56,91

Selanjutnya fungsi garis lurus dapat disusun menjadi :


Y = a + b X
Y = 4.894,55 + 56,91 X
Dari hasil persamaan fungsi garis lurus dan untuk menghitung nilai trend
dengan cara mengganti nilai X yang terdapat pada tabel 3.5. (dari tahun
2009 s/d prediksi tahun 2019), sebagai contoh perhitungan Nilai Trend
tahun 2009 sebagai berikut :

Y2009 = 4.894,55 + 56,91 X


= 4.894,55 + 56,91 ( -5 )
= 4.894,55 + (-284,55)
Y2009 = 4.610

Tabel 3.6.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2009 4.610 2015
2010 2016
2011 2017
2012 2018
2013 2019
2014 2020

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 20


3. Metode Trend Least Square, untuk data historis genap :
IRT. Yuhaidar Balikpapan akan melakukan perkiraan/prediksi (forecasting)
penjualan tahun 2020 menggunakan data 12 (dua belas) tahun terakhir
sebagai berikut :

Tabel 3.7.
Data Penjualan 2008-2019
Tahun Unit (Y) Tahun Unit (Y)
2008 4.780 2014 5.020
2009 4.850 2015 4.980
2010 4.800 2016 4.960
2011 4.900 2017 5.100
2012 4.000 2018 5.500
2013 4.950 2019 5.750

Selanjutnya berdasarkan data tersebut di atas, maka untuk melakukan


perkiraan/prediksi penjualan tahun 2020 terlebih dahulu dilakukan
perhitungan sebagai berikut :

Tabel 3.8.
Perhitungan Regresi

Tahun Unit (Y) (X) (XY) (X²)

1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
(52.580
2008 4.780 (11) 121
)
(43.650
2009 4.850 (9) 81
)
(33.600
2010 4.800 (7) 49
)
(24.500
2011 4.900 (5) 25
)
(12.000
2012 4.000 (3) 9
)
2013 4.950 (1) (4.950) 1
2014 5.020 1 5.020 1
2015 4.980 3 14.940 9
2016 4.960 5 24.800 25
2017 5.100 7 35.700 49
2018 5.500 9 49.500 81
2019 5.750 11 63.250 121
Jumla 59.590 0 21.930 572

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 21


Tahun Unit (Y) (X) (XY) (X²)

1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
h (∑)

Untuk menentukan nilai X pada Metode Trend Least Square dengan data
historis genap dari satu variabel saja yaitu Y (Penjualan), maka nilai X
diperoleh dengan cara membagi dua jumlah data menjadi sama banyak
yang menyebabkan tidak terdapat nilai tengah X = 0 (nol). Selanjutnya
tahun akhir dari bagian pertama (I) variabel X diberi nilai = -1 lalu turun
(berkurang) menggunakan bilangan ganjil, misalnya: -3, -5, -7, dst.;
sedangkan tahun pertama dari bagian kedua (II) variabel X diberi nilai = +1
lalu naik (bertambah) menggunakan bilangan ganjil, misalnya : 3, 5, 7, dst.

Jumlah parameter X diupayakan sedemikian rupa agar sama dengan nol


(∑X=0), dan rumusnya menjadi sederhana yaitu :

(I) ∑Y = n a atau a = ∑Y
n

(II) ∑XY = b ∑X² atau b = ∑XY


∑X²
Sehingga penyelesaian rumus persamaan yang digunakan dalam Metode
Trend Least Square sebagai berikut :
Y = a + b X
a = ∑Y b = ∑XY
n ∑X²
= 59.590 = 21.930
12 572
a = 4.965,83 b = 38,34

Selanjutnya fungsi garis lurus dapat disusun menjadi :


Y = a + b X
Y = 4.965,83 + 38,34 X
Dari hasil persamaan fungsi garis lurus dan untuk menghitung nilai trend
dengan cara mengganti nilai X yang terdapat pada tabel 3.8. (dari tahun
2008 s/d prediksi tahun 2019), sebagai contoh perhitungan Nilai Trend
tahun 2008 sebagai berikut :

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 22


Y2008 = 4.965,83 + 38,34 X
= 4.965,83 + 38,34 ( -11 )
= 4.965,83 + (-421,74)
Y2008 = 4.544,09 dibulatkan 4.544

Tabel 3.9.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2008 4.544 2015
2009 2016
2010 2017
2011 2018
2012 2019
2013
2020
2014

4. Metode Kuadratik (Parabolic Method) :


IRT. Yuhaidar Balikpapan akan melakukan perkiraan/prediksi (forecasting)
penjualan tahun 2020 menggunakan data 11 (sebelas) tahun terakhir
sebagai berikut :

Tabel 3.10.
Data Penjualan 2009-2019
Tahun Unit (Y) Tahun Unit (Y)
2009 4.780 2015 5.020
2010 4.850 2016 4.980
2011 4.800 2017 4.960
2012 4.900 2018 5.100
2013 4.000 2019 5.500
2014 4.950

Selanjutnya berdasarkan data tersebut di atas, maka untuk melakukan


perkiraan/prediksi penjualan tahun 2020 terlebih dahulu dilakukan
perhitungan sebagai berikut :

Tabel 3.11.
Perhitungan Regresi

Tahun Unit (Y) (X) (XY) (X²Y) (X²) (X⁴)

1 2 3 4(2x3) 5(32x2) 6(3x3) 7(6x6)


2009 4.780 (5) (23.900 119.500 25 625

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 23


Tahun Unit (Y) (X) (XY) (X²Y) (X²) (X⁴)

1 2 3 4(2x3) 5(32x2) 6(3x3) 7(6x6)


)
(19.400
2010 4.850 (4) 77.600 16 256
)
(14.400
2011 4.800 (3) 43.200 9 81
)
2012 4.900 (2) (9.800) 19.600 4 16
2013 4.000 (1) (4.000) 4.000 1 1
2014 4.950 0 0 0 0 0
2015 5.020 1 5.020 5.020 1 1
2016 4.980 2 9.960 19.920 4 16
2017 4.960 3 14.880 44.640 9 81
2018 5.100 4 20.400 81.600 16 256
2019 5.500 5 27.500 137.500 25 625
Jumla 53.84 552.58 1.95
h (∑)
0 6.260 110
0 0 8

Untuk menentukan nilai X pada Metode Kuadratik (Parabolic Method)


dengan data historis genap atau ganjil dari satu variabel saja yaitu Y
(Penjualan), maka menentukan nilai X caranya sama seperti pada Metode
Trend Least Square.

Hanya saja penggunaan rumus dalam Metode Kuadratik berbeda yaitu


melalui bentuk persamaan sebagai berikut :

Y’ = a + b X + c X2
(I) ∑Y = a n + c ∑X²
(II) ∑XY = b ∑X²
(III) ∑X²Y = a ∑X² + c ∑X⁴

Langkah berikut yaitu mencari nilai a atau c yang dihitung dengan


mengurangkan persamaan (I) dengan persamaan (III) sebagai berikut :

(I) ∑Y = a n + c ∑X²
(III) ∑X²Y = a ∑X² + c ∑X⁴
(I) 53.840 = a 11 + c 110 dikali 10

(III) 552.580 = a 110 + c 1.958 dikali 1

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 24


(I) 538.400 = 110 a + 1.100 c
(III) 552.580 = 110 a + 1.958 c (-)
(14.180) = 0 + (858) c
c =
14.180 = 16,53
858
Selanjutnya nilai c sebesar = 16,53 dimasukkan ke persamaan (I) yaitu :

(I) ∑Y = a n + c ∑X²
53.840 = a 11 + c 110
53.840 = 11 a + 16,53 (110)
53.840 = 11 a + 1.818,30
-11 a = -52.021,70
a = 52.021,70 = 4.729,25
11
Sedangkan dari persamaan (II) akan diperoleh nilai b yaitu :

(II) ∑XY = b x ∑X²


6.260 = b x 110
b = 6.260 = 56,91
110

Dengan demikian fungsi parabolanya menjadi :

Y = a + b X + c X²
Y = 4.729,25 + 56,91 X + 16,53 X²
Sebagai contoh, dengan memasukkan parameter X ke dalam fungsi
parabola tersebut, maka akan diperoleh nilai trend parabola untuk tahun
2009 sebagai berikut :

Y2009 = a + b X + c X²
Y2009 = 4.729,25 + 56,91 (-5) + 16,53 (25)
= 4.729,25 + (-284,55) + 413,25
Y2009 = 4.857,95 dibulatkan 4.858
Dari hasil persamaan fungsi parabola dan untuk menghitung nilai trend
dengan cara mengganti nilai X yang terdapat pada tabel 3.11. (dari tahun
2009 s/d prediksi tahun 2019), sehingga diperoleh Nilai Trend menjadi
sebagai berikut :

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 25


Tabel 3.12.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2009 4.858 2015
2010 2016
2011 2017
2012 2018
2013 2019
2014 2020

5. Metode Regresi Tunggal / Sederhana (Simple Regression) :


IRT (Industri Rumah Tangga) Yuhaidar Balikpapan akan melakukan
perkiraan/prediksi (forecasting) penjualan kue kering tahun 2020
menggunakan data 11 (sebelas) tahun terakhir sebagai berikut :

Tabel 3.13.
Data Penjualan 2009-2019
Penjuala
Penjualan Permin- Permin-
n
Kue taan taan
Tahun Tahun Kue
Kering Konsume Konsumen
Kering
(Y) n (X) (X)
(Y)
2009 3.900 290 2015 3.800 475
2010 3.750 330 2016 3.980 480
2011 3.800 370 2017 3.960 490
2012 3.900 350 2018 4.250 530
2013 4.300 420 2019 4.600 630
2014 3.950 350

Selanjutnya berdasarkan data tersebut di atas, maka untuk melakukan


perkiraan/prediksi penjualan kue kering tahun 2020 terlebih dahulu
dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 3.14.
Perhitungan Regresi

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 26


Permin-
Penjualan
taan
Tahun Kue (XY) (X²)
Konsu-
Kering (Y)
men (X)
1 2 3 4(2x3) 5(3x3)
2009 3.900 290 1.131.000 84.100
2010 3.750 330 1.237.500 108.900
2011 3.800 370 1.406.000 136.900
2012 3.900 350 1.365.000 122.500
2013 4.300 420 1.806.000 176.400
2014 3.950 350 1.382.500 122.500
2015 3.800 475 1.805.000 225.625
2016 3.980 480 1.910.400 230.400
2017 3.960 490 1.940.400 240.100
2018 4.250 530 2.252.500 280.900
2019 4.600 630 2.898.000 396.900
Jumla 19.134.30 2.125.22
h (∑)
44.190 4.715
0 5

Penggunaan rumus dalam Metode Regresi Tunggal adalah :

Y = a + b X
(I) ∑Y = a n + b ∑X
(II) ∑XY = a ∑X + b ∑X²

Dari rumus tersebut untuk mencari nilai a dan b yaitu dengan


mengurangkan persamaan (I) dengan persamaan (II) sebagai berikut :

(I) ∑Y = a n + b ∑X
(II) ∑XY = a ∑X + b ∑X²

(I) 44.190 = a 11 + b 4.715 Dikali 4.715

(II) 19.134.300 = a 4.715 + b 2.125.225 Dikali 11

(I) 208.355.850 = 51.865 a + 22.231.225 b


(II) 210.477.300 = 51.865 a + 23.377.475 b (-)
(2.121.450) = 0 + (1.146.250) b
b = 2.121.450 = 1,85
1.146.250
Nilai b = 1,85 selanjutnya dimasukkan kedalam persamaan yang memiliki
angka atau nilai paling sederhana yaitu persamaan (I), sehingga nilai a
dapat dihitung sebagai berikut :

(I) 44.190 = a 11 + b 4.715

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 27


44.190 = a 11 + 1,85 (4.715)
44.190 = 11 a + 8.722,75
35.467,25 = 11 a
a = 35.467,25 = 3.224,30
11
Sehingga persamaan fungsi garis lurus dapat disusun sebagai berikut :
Y = a + b X
Y = 3.224,30 + 1,85 X
Dari hasil persamaan fungsi garis lurus dan untuk menghitung nilai trend
dengan cara mengganti nilai X yang terdapat pada tabel 3.13. (dari tahun
2009 s/d prediksi tahun 2019), sebagai contoh perhitungan Nilai Trend
tahun 2009 sebagai berikut :

Y2009 = 3.224,30 + 1,85 X


= 3.224,30 + 1,85 ( 290 )
= 3.224,30 + 536,5
Y2009 = 3.760,8 dibulatkan 3.761
Jika permintaan konsumen pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak 750
orang, maka taksiran penjualan kue kering pada tahun 2020 adalah
sebesar:

Y2020 = 3.224,30 + 1,85 X


= 3.224,30 + 1,85 ( 750 )
= 3.224,30 + 1.387,5
Y2020 = 4.611,8 dibulatkan 4.612

Tabel 3.15.
Nilai Trend
Tahun Unit Tahun Unit
2009 3.761 2015
2010 2016
2011 2017
2012 2018
2013 2019
2014 2020 4.612

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 28


Dari hasil perhitungan Nilai Trend tersebut jika dibandingkan dengan data
historis sejak tahun 2009 sampai dengan 2019, maka tampilan kurvanya
sebagai berikut :

4600

4500

4400

4300

4200

4100

4000

3900

3800

3700

3600
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

D. Penyusunan Anggaran Penjualan

Berdasarkan hasil prediksi penjualan kue kering tahun 2020 sebesar


4.612 toples yang akan dibuat menjadi 2 (dua) jenis produk yaitu kue kering
coklat dan kue kering semprit. Sebagai contoh dalam pengerjaan kasus
perhitungannya : Kedua jenis produk tersebut dijual di tiga mini market yang

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 29


ada di Balikpapan, misalnya : Sehat mart (kue kering coklat @ Rp. 160.000,-
dan kue kering semprit @ Rp. 150.000,-), Bersih mart (kue kering coklat @
Rp. 160.000,- dan kue kering semprit @ Rp. 150.000,-), dan Laris mart (kue
kering coklat @ Rp. 160.000,- dan kue kering semprit @ Rp. 150.000,-)
dengan mengikuti proporsi penjualan masing-masing sebagai berikut :

Tabel 3.16.
Proporsi Penjualan Masing-masing Daerah
Sehat Bersih Laris mart Total
Produk
mart (%) mart (%) (%) (%)
Kue kering coklat 20 18 16 54
Kue kering semprit 15 17 14 46
∑(Total) 35 35 30 100

Pola penjualan mengikuti pola musiman yang disesuaikan dengan


kebiasaan masyarakat di dalam membeli produk. Penjualan tertinggi terjadi
mulai bulan September s/d Desember. Dengan menghitung rata-rata
penjualan bulanan selama beberapa tahun terakhir, maka penyusunan pola
penjualan bulanan akan dijadikan pedoman di dalam menyusun anggaran
penjualan, sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.17.
Pola Penjualan Bulanan
Bulan Penjualan (%) Bulan Penjualan (%)
Januari 6 Juli 9
Pebruari 6 Agustus 9
Maret 6 September 10
April 6 Oktober 10
Mei 9 Nopember 10
Juni 9 Desember 10

PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 30


PANDUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAGI UMKM (EDISI REVISI) 31
PERHITUNGAN PROPORSI PENJUALAN
MASING-MASING PRODUK DAN TEMPAT PENJUALAN
Sehat mart Bersih mart Laris mart Total
Produk
(%) toples (%) toples (%) toples (%) toples
Kue kering coklat
Kue kering semprit
Total 4.612

ANGGARAN PENJUALAN BULANAN TAHUN 2020


SEHAT MART BALIKPAPAN
Pola Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit Total (Rp)
Bulan Penjuala Tople Harga/tople Tople Harga/tople
Rp Rp
n (%) s s s s
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN PENJUALAN BULANAN TAHUN 2020
BERSIH MART BALIKPAPAN
Pola Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit Total (Rp)
Bulan Penjualan Tople Tople
Harga/toples Rp Harga/toples Rp
(%) s s
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN PENJUALAN BULANAN TAHUN 2020
LARIS MART BALIKPAPAN
Pola Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit Total (Rp)
Bulan Penjualan Tople Harga/tople Tople Harga/tople
Rp Rp
(%) s s s s
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
BAB IV

ANGGARAN PRODUKSI

A. Pengertian Anggaran Produksi

Anggaran Produksi (Unit to be Produced Budget) adalah


perencanaan informasi keuangan yang disajikan dan disusun secara lebih
rinci tentang jumlah unit barang yang akan diproduksi selama periode waktu
akan datang yang didalamnya menggambarkan: rencana jenis (kualitas)
barang, jumlah (kuantitas) barang yang akan diproduksi, serta waktu (kapan)
produksi tersebut akan dikerjakan.

Data dan informasi yang dibutuhkan dalam menyusun Anggaran


Produksi antara lain: perkiraan unit barang jadi yang akan dijual pada periode
mendatang, perkiraan jumlah persediaan awal barang jadi, dan perkiraan
jumlah persediaan akhir barang jadi.

B. Faktor yang Mempengaruhi

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam menyusun


Anggaran Produksi antara lain :
1. Rencana penjualan, sebagaimana tertuang dalam Anggaran Penjualan.
2. Kapasitas mesin dan peralatan yang tersedia.
3. Tenaga kerja yang tersedia.
4. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
5. Fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
6. Luas optimal perusahaan.
7. Kebijakan perusahaan mengenai Persediaan Barang Jadi (Inventory
Policy).
8. Kebijakan perusahaan dalam menetapkan pola produksi.

Anggaran produksi disusun berdasarkan data yang diperoleh dari


anggaran penjualan. Ada dua kebijakan yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menyusun Anggaran Produksi (Sasongko, 2010:44) yaitu :
1. Kebijakan Stabilisasi Produksi :
Dalam menyusun anggaran produksi dengan periode anggaran lebih dari
satu bulan, perusahaan seringkali ingin memiliki jumlah produksi yang
sama untuk setiap bulannya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan :
a. Perusahaan menginginkan biaya produksi yang sama untuk setiap
bulannya.
b. Jika jumlah penggunaan pegawai pabrik cenderung tetap setiap
bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil akan lebih tepat
digunakan.
c. Jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya, maka mesin akan
berproduksi lebih efisien.
Misalkan pada tahun 2020 perusahaan merencanakan produksi barang
selama setahun sebesar 4.604.700 unit dengan menggunakan kebijakan
stabilisasi produksi, maka jumlah produksi setiap bulannya sebesar
383.725 unit (4.604.700 unit / 12 bln). Sedangkan perkiraan persediaan
awal (Januari 2020) sebesar 55.400 unit dan perkiraan persediaan akhir
(Desember 2020) sebesar 48.100 unit, maka anggaran produksi dapat
disusun sebagai berikut:

Anggaran Produksi
Tahun 2020
Pen- Persedia Keku- Persedia-
Produksi
Uraian jualan -an Awal rangan an Akhir
(unit)
(unit) (unit) (unit) (unit)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 (4+5)
Januari 293.000 55.400 237.600 146.125 383.725
Pebruari 346.000 146.125 199.875 183.850 383.725
Maret 361.000 183.850 177.150 206.575 383.725
April 411.200 206.575 204.625 179.100 383.725
Mei 404.000 179.100 224.900 158.825 383.725
Juni 409.000 158.825 250.175 133.550 383.725
Juli 357.400 133.550 223.850 159.875 383.725
Agustus 406.200 159.875 246.325 137.400 383.725
Septembe
421.000 137.400 283.600 100.125 383.725
r
Oktober 396.000 100.125 295.875 87.850 383.725
Nopember 402.500 87.850 314.650 69.075 383.725
Desember 404.700 69.075 335.625 48.100 383.725
4.612.00 4.604.70
Jumlah 0 0
2. Kebijakan Stabilisasi Persediaan :
Berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi yang menginginkan tingkat
produksi barang jadi yang sama untuk setiap periodenya, kebijakan
stabilisasi persediaan dapat diterapkan untuk perusahaan yang tidak
menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap
periode yang tercakup dalam anggaran. Kebijakan stabilisasi tingkat
persediaan juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan
terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki
ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya
sewa gudang yang tinggi, cocok untuk menerapkan kebijakan ini.
Misalkan pada tahun 2020 perkiraan jumlah persediaan awal barang jadi
(Januari 2020) sebesar 55.000 unit terjadi merata setiap bulan dalam
Triwulan I. Kemudian naik 2% setiap akhir triwulan, dengan catatan bulan-
bulan dalam triwulan jumlah persediaan merata sehingga anggaran
produksi dapat disusun sebagai berikut :
Anggaran Produksi
Tahun 2020
Persedia
Pen- Persedia Keku-
-an Produksi
Uraian jualan -an Awal rangan
Akhir (unit)
(unit) (unit) (unit)
(unit)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 (4+5)
Januari 293.000 55.000 238.000 55.000 293.000
Pebruari 346.000 55.000 291.000 55.000 346.000
Maret 361.000 55.000 306.000 56.100 362.100
April 411.200 56.100 355.100 56.100 411.200
Mei 404.000 56.100 347.900 56.100 404.000
Juni 409.000 56.100 352.900 57.222 410.122
Juli 357.400 57.222 300.178 57.222 357.400
Agustus 406.200 57.222 348.978 57.222 406.200
September 421.000 57.222 363.778 58.366 422.144
Oktober 396.000 58.366 337.634 58.366 396.000
Nopember 402.500 58.366 344.134 58.366 402.500
Desember 404.700 58.366 346.334 59.533 405.867
4.612.00 4.616.53
Jumlah 0 3

C. Penyusunan Anggaran Produksi


Misalkan dalam menyusun kebijakan persediaan produk jadi, pimpinan
perusahaan cenderung untuk mengutamakan stabilitas persediaan. Hal ini
disesuaikan dengan karakteristik produk yang sangat tergantung pada pola
pembelian konsumen yang berfluktuasi. Sehingga besarnya produksi setiap
bulan akan berfluktuasi sesuai dengan pola penjualannya.
Sebagai contoh data kebijakan persediaan produk jadi untuk Produk Kue
Kering Coklat dengan nilai persediaan awal diperkirakan sebesar 72 toples
dan nilai persediaan akhir diperkirakan sebesar 36 toples. Sedangkan
persediaan produk jadi untuk Produk Kue Kering Semperit dengan nilai
persediaan awal diperkirakan sebesar 68 toples dan nilai persediaan akhir
diperkirakan sebesar 44 toples. Berdasarkan data tersebut, maka dapat
dihitung fluktuasi persediaan produk jadinya setiap bulan melalui tabel
berikut :

Tabel 4.1.
Kebijakan Persediaan Produk Jadi
Produk
Uraian Kue Kering Kue Kering
Coklat Semperit
Persediaan Akhir 36 toples 44 toples
Persediaan Awal 72 toples 68 toples
Selisih -36 toples -24 toples
Alokasi Selisih
-3 toples -2 toples
per bulan

Dari tabel kebijakan persediaan produk jadi tersebut di atas, maka


Anggaran Produksi dapat disusun sebagai berikut :
IRT. Yuhaidar Balikpapan
Anggaran Produksi
Tahun 2020
Perse- Perse-
Pen- Keku-
Uraian diaan diaan Produksi
jualan rangan
Awal Akhir
1 2 3 4 (2-3) 5 6 (4+5)
Kue Kering
Coklat :          
Januari 72
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember 36
Jumlah
Kue Kering
Semperit :          
Januari 68
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember 44
Jumlah
TOTAL
BAB V

ANGGARAN BAHAN BAKU

A. Pengertian Anggaran Bahan Baku

Anggaran Bahan Baku (Materials Budget) adalah perencanaan


informasi keuangan yang disajikan dan disusun secara lebih rinci tentang
penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode waktu yang
akan datang yang terdiri dari 3 (tiga) jenis anggaran yang disusun (dibuat)
secara berurutan yaitu :

1. Anggaran Unit Kebutuhan Bahan Baku (Unit of Direct Materials Used


Budget) yaitu perencanaan anggaran yang disajikan dan disusun secara
lebih rinci tentang jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan selama proses
produksi.

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku (Direct Materials Purchases Budget)


yaitu perencanaan informasi keuangan yang disajikan dan disusun secara
lebih rinci tentang pembelian bahan baku yang dibutuhkan selama proses
produksi.

3. Anggaran Biaya Bahan Baku (Cost of Direct Materials Budget) yaitu


perencanaan informasi keuangan yang disajikan dan disusun secara lebih
rinci tentang besarnya biaya bahan baku yang dibutuhkan selama proses
produksi.

B. Bentuk dan Jenis Anggaran Bahan Baku

Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kue kering coklat
dan kue kering semprit antara lain : tepung terigu, tepung maizena, gula pasir
halus, mentega, bubuk coklat, baking powder, susu bubuk, vanili dan telur
ayam. Selanjutnya unit usaha tersebut (IRT. Yuhaidar Balikpapan) dalam
membuat satu toples produk Kue Kering Coklat dan satu toples produk Kue
Kering Semperit menetapkan standar penggunaan bahan baku sebagai
berikut:

Tabel 5.1.
Standar Pemakaian (SUR) Bahan Baku
Gula
Tepung Tepung Bubuk Baking Susu Telur
Pasir Mentega Vanili
Produk Terigu Maizena
Halus (gram)
Coklat Powder Bubuk
(gram)
Ayam
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram) (butir)
(gram)
Kue Kering Coklat 350 125 200 350 45 5 - 5 3
Kue Kering Semprit 350 40 200 300 - 5 50 5 2
Sedangkan harga beli masing-masing bahan baku ditampilkan melalui
tabel berikut :
Tabel 5.2.
Harga Beli Bahan Baku
Harga Harga
Bahan Baku Satuan Bahan Baku Satuan
(Rp.) (Rp.)
Tepung terigu Bungkus 10.000,- Baking Botol (isi 14.000,-
(isi 1 kg) powder 45 gram)
Tepung Kotak (isi 8.000,- Susu bubuk Kotak (isi 80.000,-
maizena 150 gram) 800 gram)
Gula pasir Bungkus 15.000,- Vanili Botol (isi 5.000,-
halus (isi 1 kg) 20 gram)
Mentega Kaleng (isi 90.000,- Telur ayam Rak (isi 40.000,-
2 kg) 30 butir)
Bubuk coklat Kotak (isi 30.000,-
180 gram)
Seluruh bahan baku yang diperlukan dengan mudah dapat diperoleh di
pasar, sehingga setiap saat perusahaan dapat membelinya. Oleh karena itu
untuk menekan biaya penyimpanan bahan baku, perusahaan menerapkan
kebijakan stabilitas persediaan. Pembelian bahan baku dilakukan setiap
bulan dan disesuaikan dengan produksi bulanan yang berfluktuasi.
Tabel 5.3.
Kebijakan Persediaan Bahan Baku
Bahan Baku Awal Akhir
Tepung terigu 20 bungkus 44 bungkus
Tepung maizena 36 kotak 24 kotak
Gula pasir halus 9 bungkus 33 bungkus
Mentega 24 kaleng 12 kaleng
Bubuk coklat 18 kotak 42 kotak
Baking powder 12 botol 36 botol
Susu bubuk 32 kotak 20 kotak
Vanilli 12 botol 36 botol
Telur ayam 18 rak 6 rak

Berdasarkan tabel-tabel tersebut di atas, maka penyusunan Anggaran


Bahan Baku sebagai berikut :
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TAHUN 2020 - PRODUK KUE KERING COKLAT
Tepung Tepung Gula Pasir Bubuk Baking
Mentega
Pro- Terigu Maizena Halus Coklat Powder
Bulan
duksi Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu
SUR
tuhan R tuhan R tuhan R tuhan R tuhan R tuhan
Januari                          
Pebruari                          
Maret                          
April                          
Mei                          
Juni                          
Juli                          
Agustus                          
September                          
Oktober                          
Nopember                          
Desember                          
Total

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TAHUN 2020 - PRODUK KUE KERING COKLAT
Susu Bubuk Vanili Telur Ayam
Pro-
Bulan Kebu Kebu Kebu
duksi SUR SUR SUR
tuhan tuhan tuhan
Januari              
Pebruari              
Maret              
April              
Mei              
Juni              
Juli              
Agustus              
September              
Oktober              
Nopember              
Desember              
Total

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TAHUN 2020 - PRODUK KUE KERING SEMPRIT
Tepung Tepung Gula Pasir Bubuk Baking
Mentega
Pro- Terigu Maizena Halus Coklat Powder
Bulan
duksi Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu SU Kebu
SUR
tuhan R tuhan R tuhan R tuhan R tuhan R tuhan
Januari                          
Pebruari                          
Maret                          
April                          
Mei                          
Juni                          
Juli                          
Agustus                          
September                          
Oktober                          
Nopember                          
Desember                          
Total

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TAHUN 2020 - PRODUK KUE KERING SEMPRIT
Bulan Pro- Susu Bubuk Vanili Telur Ayam
duksi SUR Kebu SUR Kebu SUR Kebu
tuhan tuhan tuhan
Januari              
Pebruari              
Maret              
April              
Mei              
Juni              
Juli              
Agustus              
September              
Oktober              
Nopember              
Desember              
Total

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TOTAL TAHUN 2020


Bulan Tepung Terigu Tepung Gula Pasir Halus Mentega Bubuk Coklat Baking Powder
Maizena
Gra Kalen Kota
Kg Bungkus Kotak Kg Bungkus Kg Gram Gram Botol
m g k
Januari                        
Pebruari                        
Maret                        
April                        
Mei                        
Juni                        
Juli                        
Agustus                        
September                        
Oktober                        
Nopember                        
Desember                        
Total

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU TOTAL TAHUN 2020


Susu Bubuk Vanili Telur Ayam
Bulan
Gram Kotak Gram Botol Butir Rak
Januari            
Pebruari            
Maret            
April            
Mei            
Juni            
Juli            
Agustus            
September            
Oktober            
Nopember            
Desember            
Total

PERHITUNGAN ALOKASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU


Gula
Tepung Tepung Bubuk Baking Susu
Pasir Mentega Vanili Telur Ayam
Uraian Terigu Maizena
Halus (gram)
Coklat Powder Bubuk
(gram) (butir)
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram)
(gram)
Persediaan Akhir 44 bks 24 ktk 33 bks 12 klg 42 ktk 36 btl 20 ktk 36 btl 6 rak
Persediaan Awal 20 bks 36 ktk 9 bks 24 klg 18 ktk 12 btl 32 ktk 12 btl 18 rak
Selisih 24 bks (12 ktk) 24 bks (12 klg) 24 ktk 24 btl (12 ktk) 24 btl (12 rak)
Alokasi selisih
2 bks (1 ktk) 2 bks (1 klg) 2 ktk 2 btl (1 ktk) 2 btl (1 rak)
per bulan

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU TAHUN 2020


Tersedia Jumlah
Persediaan Persediaan
Bulan Kebutuhan untuk Harus
Akhir Awal
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU TEPUNG MAIZENA TAHUN 2020
Tersedia Jumlah
Persediaan Persediaan
Bulan Kebutuhan untuk Harus
Akhir Awal
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU GULA PASIR HALUS TAHUN 2020


Tersedia Jumlah
Persediaan Persediaan
Bulan Kebutuhan untuk Harus
Akhir Awal
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU MENTEGA TAHUN 2020


Tersedia Jumlah
Persediaan Persediaan
Bulan Kebutuhan untuk Harus
Akhir Awal
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU BUBUK COKLAT TAHUN 2020


Tersedia Jumlah
Persediaan Persediaan
Bulan Kebutuhan untuk Harus
Akhir Awal
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU BAKING POWDER TAHUN 2020


Bulan Kebutuhan Persediaan Tersedia Persediaan Jumlah
untuk Harus
Akhir Awal
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU SUSU BUBUK TAHUN 2020


Tersedia Jumlah
Persediaan Persediaan
Bulan Kebutuhan untuk Harus
Akhir Awal
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU VANILI TAHUN 2020


Bulan Kebutuhan Persediaan Tersedia Persediaan Jumlah
Akhir untuk Awal Harus
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU TELUR AYAM TAHUN 2020


Tersedia Jumlah
Persediaan Persediaan
Bulan Kebutuhan untuk Harus
Akhir Awal
Dijual Dibeli
1 2 3 4 (2+3) 5 6 (4-5)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU TOTAL TAHUN 2020
Tepung Terigu Tepung Maizena Gula Pasir Halus
Bulan Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/
Total (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
Bungkus Bungkus Kotak Kotak Bungkus Bungkus
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU TOTAL TAHUN 2020
Mentega Bubuk Coklat Baking Powder
Bulan Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/
Total (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
Kaleng Kaleng Kotak Kotak Botol Botol
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU TOTAL TAHUN 2020
Susu Bubuk Vanili Telur Ayam Total
Bulan Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/
Total (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
Kotak Kotak Botol Botol Rak Rak
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU TAHUN 2020
Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit
Kebu- Kebu-
Uraian tuhan Harga tuhan Harga
Biaya (Rp) Biaya (Rp)
Bahan (Rp) Bahan (Rp)
Baku Baku
Januari :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Februari :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Maret :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
April :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit
Kebu- Kebu-
Uraian tuhan Harga tuhan Harga
Biaya (Rp) Biaya (Rp)
Bahan (Rp) Bahan (Rp)
Baku Baku
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Mei :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Juni :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Juli :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Agustus :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit
Kebu- Kebu-
Uraian tuhan Harga tuhan Harga
Biaya (Rp) Biaya (Rp)
Bahan (Rp) Bahan (Rp)
Baku Baku
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
September :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Oktober :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Nopember :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
Desember :
Tepung terigu (bungkus)
Tepung maizena (kotak)
Gula pasir halus (bungkus)
Mentega (kaleng)
Bubuk coklat (kotak)
Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit
Kebu- Kebu-
Uraian tuhan Harga tuhan Harga
Biaya (Rp) Biaya (Rp)
Bahan (Rp) Bahan (Rp)
Baku Baku
Baking Powder (botol)
Susu bubuk (kotak)
Vanili (botol)
Telur ayam (rak)
Jumlah
TOTAL

BAB VI
ANGGARAN UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG

A. Pengertian Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung

Perusahaan dalam menjalankan proses produksinya tidak terlepas dari


penggunaan tenaga kerja untuk mengubah bahan mentah menjadi suatu
produk jadi. Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi
disebut tenaga kerja langsung, sehingga kompensasi yang diberikan oleh
perusahaan atas beban kerjanya disebut upah. Sedangkan tenaga kerja yang
tidak terlibat langsung dalam proses produksi disebut tenaga kerja tidak
langsung, sehingga kompensasinya berupa gaji. Untuk memudahkan
perusahaan menghitung rencana pengeluaran upah tenaga kerja langsungnya
disusun dalam suatu anggaran yang disebut Anggaran Upah Tenaga Kerja
Langsung. Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour
Budget) ialah perencanaan informasi keuangan yang disajikan dan disusun
secara lebih rinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga
kerja langsung selama periode akan datang yang di dalamnya
menggambarkan : rencana jumlah waktu yang dibutuhkan, tarip upah, dan
waktu (kapan) para tenaga kerja langsung tersebut menjalankan kegiatan
proses produksi.

B. Faktor Yang Mempengaruhi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dan harus dipertimbangkan di


dalam menyusun Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung antara lain :
1. Anggaran produksi.
2. Berbagai standar waktu (time standard) untuk mengerjakan proses
produksi, yang dapat dilakukan dengan dua cara (metode) yaitu :
a. Dengan cara yang mendasarkan diri pada data historis atau
pengalaman di waktu-waktu yang lalu.
b. Dengan cara yang mendasarkan diri pada penelitian-penelitian
khusus.
3. Sistem pembayaran upah yang digunakan oleh perusahaan pada
dasarnya dibagi menjadi tiga sistem yaitu :
a. Sistem upah menurut waktu, yaitu sistem pembayaran upah kepada
masing-masing tenaga kerja yang dibayarkan berdasarkan jumlah
waktu yang dihasilkan, misalnya penentuan tarif upah menurut waktu
sebesar Rp. 14.000,- per jam. Hal tersebut mengartikan bahwa tenaga
kerja yang dalam satu hari bekerja lebih lama akan menerima upah
yang lebih besar dibandingkan dengan yang bekerja dalam waktu
sedikit.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh, jika perusahaan
menerapkan sistem upah menurut waktu yaitu :
1). Tenaga kerja tidak perlu tergesa-gesa menyelesaikan
pekerjaannya, karena unit hasil (output) yang dihasilkan tidak
mempengaruhi upah yang diterima.
2). Kualitas barang hasil produksi menjadi terjaga kualitasnya.
3). Memberikan ketenangan dan kemantapan bekerja kepada tenaga
kerja yang kurang terampil, karena meskipun mereka kurang
mampu menyelesaikan unit hasil (output) yang banyak, mereka
tetap akan menerima upah yang sama.
Sedangkan kerugian penentuan sistem upah menurut waktu yaitu :
1). Kekecewaan dan kurangnya semangat kerja yang tinggi akan
dialami oleh tenaga kerja yang lebih terampil, karena kelebihan
keterampilan tersebut tidak dapat mereka manfaatkan untuk
mendapatkan upah yang lebih besar dibandingkan tenaga kerja
yang kurang terampil.
2). Tenaga kerja cenderung untuk bekerja lamban, karena banyak
sedikitnya unit hasil (output) yang diselesaikan tidak
mempengaruhi besar-kecilnya upah yang akan diterima.
b. Sistem upah menurut unit hasil (output), yaitu sistem pembayaran
upah kepada masing-masing tenaga kerja yang dibayarkan
berdasarkan banyak-sedikitnya unit hasil (output) yang dihasilkan,
misalnya penentuan tarif upah menurut output sebesar Rp. 140,- per
unit. Hal tersebut mengartikan bahwa tenaga kerja yang dalam satu
hari mampu menghasilkan unit hasil (output) akan menerima upah
yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja yang
menghasilkan unit hasil (output) lebih sedikit.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh, jika perusahaan
menerapkan sistem upah menurut unit hasil (output) yaitu :
1). Produktivitas perusahaan menjadi meningkat, dimana tenaga
kerja terampil akan mempunyai semangat kerja yang tinggi dan
akan menunjukkan kelebihan dari keterampilan yang dimiliki,
karena upah yang diterimanya sepadan dengan besar-kecilnya
unit hasil (output) yang diselesaikan.
2). Kecenderungan tenaga kerja untuk berlomba-lomba bekerja
dengan penuh semangat agar dapat memperoleh upah yang lebih
besar.
Sedangkan kerugian penentuan sistem upah menurut unit hasil
(output):
1). Tenaga kerja akan bekerja secara tergesa-gesa untuk berlomba
memperoleh upah yang lebih besar, sehingga kualitas barang
yang diproduksi menjadi tidak terjaga.
2). Kekecewaan akan dialami oleh tenaga kerja yang kurang terampil,
karena akan selalu memperoleh upah rendah walaupun telah
mengerahkan segenap kemampuannya. Akibatnya mereka kurang
mempunyai semangat dalam bekerja, sehingga akan
mengganggu produktivitas perusahaan.
c. Sistem upah bertingkat, yang dibagi kedalam beberapa jenis yaitu :
1). Sistem upah bertingkat menurut waktu, yaitu sistem pembayaran
upah yang didasarkan menurut waktu dan prestasi kerja yang
berbeda, misalnya :
a). Pada tingkatan I penentuan tarif upah sebesar Rp. 14.000,-
per jam bagi mereka yang dalam satu jam mampu
menghasilkan sampai dengan 100 unit.
b). Pada tingkatan II penentuan tarif upah sebesar Rp. 15.000,-
per jam bagi mereka yang dalam satu jam mampu
menghasilkan 101 sampai 200 unit.
2). Sistem upah bertingkat menurut unit hasil (output), yaitu sistem
pembayaran upah yang didasarkan menurut unit hasil (output) dan
prestasi kerja yang berbeda, misalnya :
a). Pada tingkatan I penentuan tarif upah sebesar Rp. 140,- per
unit bagi mereka yang dalam satu jam mampu menghasilkan
sampai dengan 100 unit.
b). Pada tingkatan II penentuan tarif upah sebesar Rp. 150,- per
unit bagi mereka yang dalam satu jam mampu menghasilkan
101 sampai 200 unit.
3). Sistem upah menurut waktu dengan tambahan upah (insentif)
menurut unit hasil (output), yaitu sistem pembayaran upah yang
didasarkan menurut waktu yang sama, tetapi terhadap tenaga
kerja yang berprestasi diberikan tambahan (insentif) berdasarkan
unit hasil (output), misalnya penentuan tarif upah sebesar Rp.
14.000,- per jam sampai batas prestasi sebanyak 100 unit hasil
dalam satu jam. Setiap satu unit hasil (output) di atas batas 100
unit tersebut, diberikan tambahan upah (insentif) sebesar Rp. 50,-
4). Sistem upah menurut unit hasil (output) dengan insentif menurut
unit hasil (output), yaitu sistem pembayaran upah yang didasarkan
menurut unit hasil (output) yang sama, tetapi terhadap tenaga
kerja yang berprestasi diberikan tambahan (insentif) menurut unit
hasil (output), misalnya penentuan tarif upah sebesar Rp. 140,-
per unit hasil sampai batas prestasi sebanyak 100 unit dalam satu
jam. Setiap satu unit hasil (output) yang dihasilkan jika melebihi
batas 100 unit tersebut, diberikan tambahan upah (insentif)
sebesar Rp. 50,-
5). Sistem upah dengan insentif yang dihitung dengan menggunakan
rumus-rumus tertentu.
C. Penyusunan Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung

Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh pengerjaan atau


penyusunan Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung, agar dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas :

Karyawan yang bekerja pada usaha rumah tangga tersebut terdiri atas 2 (dua)
kelompok yaitu karyawan yang dibayar bulanan dan karyawan yang dibayar
atas dasar jam kerja. Karyawan yang dibayar atas dasar jam kerja berada di
dua Bagian Produksi yaitu : Bagian Pengadonan & Pencetakan dan Bagian
Pemanggangan & Pengepakan dengan rincian sebagai berikut :

1. Bagian Pengadonan & Pencetakan :


Jumlah karyawan di bagian ini adalah 2 orang yang terdiri dari 1 orang
tukang adon mendapat upah Rp. 11.000,- per jam dan 1 orang tukang
cetak mendapat upah Rp. 12.000,- per jam.

2. Bagian Pemanggangan & Pengepakan :


Jumlah karyawan di bagian ini adalah 2 orang yang terdiri dari 1 orang
tukang panggang/oven mendapat upah Rp. 12.000,- per jam dan 1 orang
tukang bungkus mendapat upah Rp. 13.000,- per jam.

3. Bagian Administrasi Keuangan & Pemasaran :


Karyawan di Bagian Administrasi Keuangan & Pemasaran terdiri dari
seorang Pemilik Usaha dengan gaji Rp. 6.000.000,- per bulan, satu
orang tenaga Administrasi Keuangan dengan gaji Rp. 4.000.000,- per
bulan, dan satu orang tenaga Pemasaran dengan gaji Rp. 2.500.000,-

4. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung


Mengingat bahwa setiap jenis pekerjaan mempunyai tingkat kesulitan
yang berbeda, maka waktu yang diperlukan oleh masing-masing tukang
berbeda pula. Berikut adalah laporan hasil studi konsultan yang
menerapkan tehnik Time and Motion Study.

Tabel 6.1.
Waktu Standar Untuk Menghasilkan Produk
Waktu yang
digunakan untuk
membuat satu
toples produk
Nama Bagian dan Tukang
(menit)
Kue Kue
Kering Kering
Coklat Semprit
Bagian Pengadonan & Pencetakan:
 Tukang Adon 25 20
 Tukang Cetak 40 35

Bagian Pemanggangan & Pengepakan:


 Tukang Panggang / Oven 50 45
 Tukang Bungkus 30 30

Perhitungan Standard Usage Rate (SUR)

1. Produk Kue Kering Coklat :

a. Tukang Adon = ……. menit x 1 JKL = JKL


60 menit
b. Tukang Cetak = ……. menit x 1 JKL = JKL
60 menit
c. Tukang Panggang = ……. menit x 1 JKL = JKL
60 menit
d. Tukang Bungkus = ……. menit x 1 JKL = JKL
60 menit
2. Produk Kue Kering Semprit :

a. Tukang Adon = ……. menit x 1 JKL = JKL


60 menit
b. Tukang Cetak = ……. menit x 1 JKL = JKL
60 menit

c. Tukang Panggang = ……. menit x 1 JKL = JKL


60 menit
d. Tukang Bungkus = ……. menit x 1 JKL = JKL
60 menit

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Bagian Pengadonan & Pencetakan


(Produk Kue Kering Coklat)
Tukang Adon Tukang Cetak
Pro- JKL Rp JKL Rp
Bulan
duksi
Tarip/Ja
SUR Total Total SUR Total Tarip/Jam Total
m
Januari                  
Pebruari                  
Maret                  
April                  
Mei                  
Juni                  
Juli                  
Agustus                  
September                  
Oktober                  
Nopember                  
Desember                  
Total                  

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Bagian Pengadonan & Pencetakan


(Produk Kue Kering Semprit)
Tukang Adon Tukang Cetak
Pro- JKL Rp JKL Rp
Bulan
duksi
Tarip/Ja
SUR Total Total SUR Total Tarip/Jam Total
m
Januari                  
Pebruari                  
Maret                  
April                  
Mei                  
Juni                  
Juli                  
Agustus                  
September                  
Oktober                  
Nopember                  
Desember                  
Total                  

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Bagian Pemanggangan & Pengepakan


(Produk Kue Kering Coklat)
Bulan Pro- Tukang Panggang Tukang Bungkus
JKL Rp JKL Rp
duksi Tarip/Ja
SUR Total Total SUR Total Tarip/Jam Total
m
Januari                  
Pebruari                  
Maret                  
April                  
Mei                  
Juni                  
Juli                  
Agustus                  
September                  
Oktober                  
Nopember                  
Desember                  
Total                  

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Bagian Pemanggangan & Pengepakan


(Produk Kue Kering Semprit)
Tukang Panggang Tukang Bungkus
Pro-
Bulan JKL Rp JKL Rp
duksi
SUR Total Tarip/Ja Total SUR Total Tarip/Jam Total
m
Januari                  
Pebruari                  
Maret                  
April                  
Mei                  
Juni                  
Juli                  
Agustus                  
September                  
Oktober                  
Nopember                  
Desember                  
Total                  
Anggaran Penggunaan dan Total Biaya Tenaga Kerja Langsung
Masing-masing Bagian
Bagian Pengadonan & Bagian Pemanggangan
Total
Bulan Pencetakan & Pengepakan
JKL Rp JKL Rp JKL Rp
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
r
Oktober
Nopember
Desember
Total
Anggaran Penggunaan dan Total Biaya Tenaga Kerja Langsung
Berdasarkan Produk
Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit Total
Bagian
JKL Rp JKL Rp JKL Rp
Bagian Pengadonan & Pencetakan :
- Tukang Adon
- Tukang Cetak

Bagian Pemanggangan & Pengepakan :


- Tukang Panggang
- Tukang Bungkus
Total
BAB VII

ANGGARAN BIAYA PABRIK TIDAK LANGSUNG

A. Pengertian Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung

Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung atau yang biasa dikenal


dengan Anggaran Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Budget)
ialah perencanaan informasi keuangan yang disajikan dan disusun secara
lebih rinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode akan
datang yang di dalamnya menggambarkan : rencana jenis biaya pabrik tidak
langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung, dan waktu (kapan) biaya pabrik
tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan
tempat (departemen) dimana biaya pabrik tidak langsung tersebut terjadi.

Secara garis besar Divisi Pabrik yang melaksanakan proses produksi


dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua bagian utama (departemen
utama) yaitu :

1. Departemen Produksi (Producing Department) yaitu bagian


(departemen) yang menjalankan kegiatan mengubah bahan mentah untuk
dijadikan produk jadi yang nantinya siap untuk dijual (kegiatan produksi).

2. Departemen Pembantu (Service Department) yaitu bagian


(departemen) yang tidak menjalankan kegiatan produksi, melainkan
menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran
jalannya proses produksi pada departemen produksi.

B. Faktor Yang Mempengaruhi

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun


Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung antara lain :

1. Anggaran upah tenaga kerja langsung.

2. Jenis atau standar biaya yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Sistem pembayaran gaji yang dipakai oleh perusahaan, khususnya gaji


tenaga kerja tidak langsung.
4. Metode depresiasi (biaya penyusutan) aset tetap yang digunakan oleh
perusahaan.

5. Metode penentuan alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan.

C. Penyusunan Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung

Sebagai ilustrasi berikut ini diberikan contoh pengerjaan atau


penyusunan Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung agar dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas. Berdasarkan struktur organisasinya, dalam proses
produksinya IRT. Yuhaidar Balikpapan menggunakan dua bagian utama
yaitu :
1. Bagian Pengadonan & Pencetakan.
2. Bagian Pemanggangan & Pengepakan.

Adapun berbagai standar biaya dan alokasinya sebagai berikut :

1. Biaya Bahan Pembantu/Penolong selama proses produksi pada masing-


masing bagian sebagai berikut :

Untuk bulan Januari s/d April-2020 :


a. Bagian Pengadonan & Pencetakan Rp. 1.500,- per Jam Kerja
Langsung (JKL).
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan Rp. 1.100,- per Jam Kerja
Langsung (JKL).

Untuk bulan Mei s/d Agustus-2020 :


a. Bagian Pengadonan & Pencetakan Rp. 1.700,- per Jam Kerja
Langsung (JKL).
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan Rp. 1.300,- per Jam Kerja
Langsung (JKL).

Untuk bulan September s/d Desember-2020 :


a. Bagian Pengadonan & Pencetakan Rp. 1.900,- per Jam Kerja
Langsung (JKL).
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan Rp. 1.500,- per Jam Kerja
Langsung (JKL).
2. Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bulan Januari s/d April-2020 :
Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 200.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 200.000,- = Rp. 100.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 200.000,- = Rp. 50.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 200.000,- = Rp. 50.000,-
Khusus Biaya Pemeliharaan Bangunan yang menjadi beban Bagian
Produksi, masih harus pula dialokasikan menjadi beban masing-masing
bagian yang ada di dalam lingkungan Bagian Produksi dengan alokasi
sebagai berikut :
a. Bagian Pengadonan & Pencetakan 60%.
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan 40%.

Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bulan Mei s/d Agustus-2020 :


Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 300.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 300.000,- = Rp. 150.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 300.000,- = Rp. 75.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 300.000,- = Rp. 75.000,-
Khusus Biaya Pemeliharaan Bangunan yang menjadi beban Bagian
Produksi, masih harus pula dialokasikan menjadi beban masing-masing
bagian yang ada di dalam lingkungan Bagian Produksi dengan alokasi
sebagai berikut :
a. Bagian Pengadonan & Pencetakan 60%.
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan 40%.

Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bln September s/d Desember-2020 :


Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 400.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 400.000,- = Rp. 200.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 400.000,- = Rp. 100.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 400.000,- = Rp. 100.000,-
Khusus Biaya Pemeliharaan Bangunan yang menjadi beban Bagian
Produksi, masih harus pula dialokasikan menjadi beban masing-masing
bagian yang ada di dalam lingkungan Bagian Produksi dengan alokasi
sebagai berikut :
a. Bagian Pengadonan & Pencetakan 60%.
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan 40%.

3. Biaya Pemeliharaan Alat-alat ditetapkan sebagai berikut :


Untuk bulan Januari s/d April-2020 :
a. Bagian Pengadonan & Pencetakan Rp. 250,- per Jam Kerja Langsung
(JKL).
b. Bag.Pemanggangan & Pengepakan Rp. 100,- per Jam Kerja Langsung
(JKL).

Untuk bulan Mei s/d Agustus-2020 :


a. Bagian Pengadonan & Pencetakan Rp. 250,- per Jam Kerja Langsung
(JKL).
b. Bag.Pemanggangan & Pengepakan Rp. 100,- per Jam Kerja Langsung
(JKL).

Untuk bulan September s/d Desember-2020 :


a. Bagian Pengadonan & Pencetakan Rp. 250,- per Jam Kerja Langsung
(JKL).
b. Bag.Pemanggangan & Pengepakan Rp. 100,- per Jam Kerja Langsung
(JKL).

4. Perusahaan menetapkan besarnya Biaya Listrik dan Air dari bulan ke


bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 250.000,- Karena biaya listrik dan air
tersebut mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus
dialokasikan dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 250.000,- = Rp. 125.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 250.000,-= Rp. 62.500,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 250.000,- = Rp. 62.500,-
Khusus Biaya Listrik dan Air yang menjadi beban Bagian Produksi, masih
harus pula dialokasikan menjadi beban masing-masing bagian yang ada
di dalam lingkungan Bagian Produksi dengan alokasi sebagai berikut :
a. Bagian Pengadonan & Pencetakan 55%
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan 45%

5. Dengan menggunakan metode penyusutan secara garis lurus (Straight


Line Method), ditetapkan Biaya Penyusutan Bangunan tahun 2020
sebesar Rp. 700.000,- per bulan. Dengan berdasarkan perbandingan luas
lantai (dengan sedikit perubahan/penyesuaian), ditetapkan pembagian
beban biaya penyusutan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 700.000,- = Rp. 350.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 700.000,-= Rp. 175.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 700.000,- = Rp. 175.000,-
Khusus Biaya Penyusutan Bangunan yang menjadi beban Bagian
Produksi, maka harus pula dialokasikan menjadi beban masing-masing
bagian yang ada di dalam lingkungan Bagian Produksi dengan alokasi
sebagai berikut :
a. Bagian Pengadonan & Pencetakan 55%
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan 45%

6. Dengan menggunakan metode penyusutan secara garis lurus (Straight


Line Method), ditetapkan Biaya Penyusutan Alat-alat tahun 2020 sebesar
Rp. 550.000,- per bulan. Dengan berdasarkan perbandingan luas lantai
(dengan sedikit perubahan/penyesuaian), ditetapkan pembagian beban
biaya penyusutan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 550.000,- = Rp. 400.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 550.000,-= Rp. 200.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 550.000,- = Rp. 200.000,-
Khusus Biaya Penyusutan Bangunan yang menjadi beban Bagian
Produksi, maka harus pula dialokasikan menjadi beban masing-masing
bagian yang ada di dalam lingkungan Bagian Produksi dengan alokasi
sebagai berikut :
a. Bagian Pengadonan & Pencetakan 55%
b. Bagian Pemanggangan & Pengepakan 45%

IRT. Yuhaidar Balikpapan


Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung Tahun 2020
Bagian Bagian
Uraian Pengadonan & Pemanggangan
Pencetakan & Pengepakan
Januari :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Februari :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Maret :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
April :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Mei :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Bagian Bagian
Uraian Pengadonan & Pemanggangan
Pencetakan & Pengepakan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Juni :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Juli :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Agustus :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
September :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Oktober :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Bagian Bagian
Uraian Pengadonan & Pemanggangan
Pencetakan & Pengepakan
Jumlah
Nopember :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Desember :
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
TOTAL

IRT. Yuhaidar Balikpapan


Skedul Pembebanan Biaya Pabrik Tidak Langsung
Semester I Tahun 2020
Jumlah Kue Kering Kue Kering
Bagian
(Rp) Coklat (Rp) Semperit (Rp)
Bagian Pengadonan &
Pencetakan
Bagian Pemanggangan
& Pengepakan
Jumlah

Jumlah produk kue kering coklat


semester I Tahun 2020 = toples
Jumlah produk kue kering
semperit semester I Tahun 2020 = toples
Total = toples

IRT. Yuhaidar Balikpapan


Skedul Pembebanan Biaya Pabrik Tidak Langsung
Semester II Tahun 2020
Jumlah Kue Kering Kue Kering
Bagian
(Rp) Coklat (Rp) Semperit (Rp)
Bagian Pengadonan &
Pencetakan
Bagian Pemanggangan
& Pengepakan
Jumlah

Jumlah produk kue kering coklat


semester II Tahun 2020 = toples
Jumlah produk kue kering
semperit semester II Tahun 2020 = toples
Total = toples

BAB VIII
ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI

A. Pengertian Anggaran Biaya Administrasi

Anggaran Biaya Administrasi (Administration Expenses Budget)


ialah perencanaan informasi keuangan yang disajikan dan disusun secara
lebih rinci tentang biaya-biaya yang terjadi serta terdapat di dalam lingkungan
divisi administrasi perusahaan selama periode akan datang yang di dalamnya
menggambarkan : rencana jenis biaya administrasi, jumlah biaya administrasi,
dan waktu (kapan) biaya administrasi tersebut terjadi dan dibebankan, yang
masing-masing dikaitkan dengan tempat dimana biaya administrasi tersebut
terjadi.

Beberapa bagian (departemen) yang biasanya dipergunakan oleh


perusahaan pada Divisi Administrasi Kantor misalnya :

1. Bagian Sekretariat yaitu bagian yang menangani urusan administrasi


surat-menyurat dan tata kelola kearsipan.

2. Bagian Finansial (Accounting) yaitu bagian yang menangani urusan


administrasi dan pengelolaan keuangan.

3. Bagian Perlengkapan & Rumah Tangga yaitu bagian yang menangani


urusan perlengkapan dan rumah tangga keperluan divisi administrasi.

4. Bagian Personalia yaitu bagian yang menangani urusan yang


berhubungan dengan masalah kepegawaian atau personalia.

5. Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) yaitu bagian yang menangani


urusan yang berhubungan dengan pihak-pihak di luar perusahaan.

B. Faktor Yang Mempengaruhi

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun


Anggaran Biaya Administrasi antara lain :

1. Anggaran produksi.

2. Anggaran upah tenaga kerja langsung.

3. Jenis atau standar biaya yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


4. Sistem pembayaran gaji yang dipakai oleh perusahaan, khususnya yang
dibayarkan kepada para karyawan pada Divisi Administrasi Kantor.

5. Metode depresiasi (biaya penyusutan) aset tetap yang digunakan oleh


perusahaan.

6. Metode penentuan alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan.

C. Penyusunan Anggaran Biaya Administrasi

Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh pengerjaan atau


penyusunan Anggaran Biaya Administrasi, agar dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas :

Dikarenakan struktur organisasi IRT. Yuhaidar Balikpapan sangat sederhana,


maka pada Bagian Administrasi hanya ada satu sub bagian yaitu Bagian
Administrasi Keuangan. Untuk keperluan penyusunan Anggaran Biaya
Administrasi, maka industri rumah tangga tersebut telah menetapkan berbagai
standar biaya beserta alokasinya sebagai berikut :

1. Besaran Biaya Gaji Karyawan Bagian Administrasi Keuangan yang terdiri


gaji pemilik usaha dan satu orang staf untuk bulan Januari-2020 s/d
Desember-2020 sebesar Rp. 10.000.000,- per bulan.

2. Besarnya Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.) untuk keperluan bagian pada
Bagian Administrasi ditetapkan sama dari bulan ke bulan yaitu sebesar
Rp. 100,- per Jam Kerja Langsung (JKL).

3. Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bulan Januari s/d April-2020 :


Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 200.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 200.000,- = Rp. 100.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 200.000,- = Rp. 50.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 200.000,- = Rp. 50.000,-

Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bulan Mei s/d Agustus-2020 :


Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 300.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 300.000,- = Rp. 150.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 300.000,- = Rp. 75.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 300.000,- = Rp. 75.000,-

Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bln September s/d Desember-2020 :


Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 400.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 400.000,- = Rp. 200.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 400.000,- = Rp. 100.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 400.000,- = Rp. 100.000,-

4. Besarnya Biaya Pemeliharaan Alat-alat untuk keperluan Bagian


Administrasi ditetapkan sebagai berikut :

Untuk bulan Januari s/d April-2020 :


Bagian Administrasi Keuangan sebesar Rp. 100,- setiap bulan per Jam
Kerja Langsung (JKL).

Untuk bulan Mei s/d Agustus-2020 :


Bagian Administrasi Keuangan sebesar Rp. 125,- setiap bulan per Jam
Kerja Langsung (JKL).

Untuk bulan September s/d Desember-2020 :


Bagian Administrasi Keuangan sebesar Rp. 150,- setiap bulan per Jam
Kerja Langsung (JKL).

5. Perusahaan menetapkan besarnya Biaya Listrik dan Air dari bulan ke


bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 1.500.000,- Karena biaya listrik dan
air tersebut mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus
dialokasikan dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 1.500.000,- = Rp.
750.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 1.500.000,-= Rp.
375.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 1.500.000,- = Rp.
375.000,-

6. Dengan menggunakan metode penyusutan secara garis lurus (Straight


Line Method), ditetapkan Biaya Penyusutan Bangunan tahun 2020
sebesar Rp. 1.000.000,- per bulan. Dengan berdasarkan perbandingan
luas lantai (dengan sedikit perubahan/penyesuaian), ditetapkan
pembagian beban biaya penyusutan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 1.000.000,- = Rp.
500.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 1.000.000,-= Rp.
250.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 1.000.000,- = Rp.
250.000,-

7. Dengan menggunakan metode penyusutan secara garis lurus (Straight


Line Method), ditetapkan Biaya Penyusutan Alat-alat tahun 2020 sebesar
Rp. 800.000,- per bulan. Dengan berdasarkan perbandingan luas lantai
(dengan sedikit perubahan/penyesuaian), ditetapkan pembagian beban
biaya penyusutan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 800.000,- = Rp. 400.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 800.000,-= Rp. 200.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 800.000,- = Rp. 200.000,-

IRT. Yuhaidar Balikpapan


Anggaran Biaya Administrasi
Tahun 2020
Bagian Administrasi
Uraian Keuangan
(Rp)

Januari :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Bagian Administrasi
Uraian Keuangan
(Rp)

Biaya Pemeliharaan Alat-alat


Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Pebruari :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Maret :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
April :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Mei :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Juni :  
Biaya Gaji Karyawan
Bagian Administrasi
Uraian Keuangan
(Rp)

Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)


Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Juli :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Agustus :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
September :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Oktober :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Bagian Administrasi
Uraian Keuangan
(Rp)

Nopember :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
Desember :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Jumlah
TOTAL

IRT. Yuhaidar Balikpapan


Skedul Pembebanan Biaya Administrasi
Semester I Tahun 2020
Jumlah Kue Kering Kue Kering
Bagian
(Rp) Coklat (Rp) Semperit (Rp)
Bagian Administrasi
Keuangan
Jumlah

Jumlah produk kue kering coklat


semester I Tahun 2020 = toples
Jumlah produk kue kering
semperit semester I Tahun 2020 = toples
Total = toples
IRT. Yuhaidar Balikpapan
Skedul Pembebanan Biaya Administrasi
Semester II Tahun 2020
Jumlah Kue Kering Kue Kering
Bagian
(Rp) Coklat (Rp) Semperit (Rp)
Bagian Administrasi
Keuangan
Jumlah

Jumlah produk kue kering coklat


semester II Tahun 2020 = toples
Jumlah produk kue kering
semperit semester II Tahun 2020 = toples
Total = toples
BAB IX

ANGGARAN BIAYA PENJUALAN

A. Pengertian Anggaran Biaya Penjualan

Anggaran Biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) ialah


perencanaan informasi keuangan yang disajikan dan disusun secara lebih
rinci tentang biaya-biaya yang terjadi serta terdapat di dalam lingkungan Divisi
Penjualan selama periode akan datang yang di dalamnya menggambarkan :
rencana tentang jenis biaya penjualan, jumlah biaya penjualan, dan waktu
(kapan) biaya penjualan tersebut terjadi dan dibebankan, yang masing-masing
dikaitkan dengan tempat dimana biaya penjualan tersebut terjadi.

Beberapa bagian yang umum dipergunakan oleh perusahaan yaitu :


1. Bagian Promosi yaitu bagian yang menangani urusan kegiatan promosi
penjualan terhadap produk yang telah dihasilkan.
2. Bagian Transaksi yaitu bagian yang menangani urusan transaksi dengan
para konsumen atau pelanggan.
3. Bagian Ekspedisi (Transportasi) yaitu bagian yang menangani urusan
pengiriman barang-barang atau produk yang dijual ke tempat konsumen
atau pelanggan.
4. Bagian Purna Jual yaitu bagian yang menangani urusan pelayanan
purna jual (after sales service).
5. Bagian Pengembangan dan Penelitian Pasar yaitu bagian yang
menangani urusan penelitian dan pengembangan pasar baik penelitian
kualitatif maupun kuantitatif guna peningkatan penjualan.

B. Faktor Yang Mempengaruhi

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun


Anggaran Biaya Penjualan antara lain :

1. Anggaran penjualan.

2. Jenis atau standar biaya yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


3. Sistem pembayaran gaji yang dipakai oleh perusahaan, khususnya yang
dibayarkan kepada para karyawan di Bagian Penjualan.

4. Metode depresiasi (biaya penyusutan) aset tetap yang digunakan oleh


perusahaan.

5. Metode penentuan alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan.

C. Penyusunan Anggaran Biaya Penjualan

Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh pengerjaan atau


penyusunan Anggaran Biaya Penjualan, agar dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas:

Dikarenakan struktur organisasi IRT. Yuhaidar Balikpapan sangat sederhana,


maka pada Bagian Penjualan hanya ada satu sub bagian yaitu Bagian
Promosi. Untuk keperluan penyusunan Anggaran Biaya Penjualan, maka
industri rumah tangga tersebut telah menetapkan berbagai standar biaya
beserta alokasinya sebagai berikut :

1. Besaran Biaya Gaji Karyawan Bagian Promosi untuk bulan Januari-2020


s/d Desember-2020 sebesar Rp.2.500.000,-

2. Besarnya Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.) untuk keperluan bagian pada
Bagian Promosi ditetapkan sama dari bulan ke bulan yaitu sebesar Rp.
90.000,- per bulan, ditambah dengan Rp. 0,50 per unit Produk Kue Kering
Coklat yang terjual dan ditambah dengan Rp. 0,40 per unit Produk Kue
Kering Semprit yang terjual.

3. Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bulan Januari s/d April-2020 :


Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 200.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 200.000,- = Rp. 100.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 200.000,- = Rp. 50.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 200.000,- = Rp. 50.000,-
Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bulan Mei s/d Agustus-2020 :
Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 300.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 300.000,- = Rp. 150.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 300.000,- = Rp. 75.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 300.000,- = Rp. 75.000,-

Biaya Pemeliharaan Bangunan untuk bln September s/d Desember-2020 :


Unit Usaha menetapkan Biaya Pemeliharaan Bangunan dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 400.000,- Karena biaya tersebut
mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus dialokasikan
dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 400.000,- = Rp. 200.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 400.000,- = Rp. 100.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 400.000,- = Rp. 100.000,-

4. Besarnya Biaya Pemeliharaan Alat-alat untuk keperluan Bagian Penjualan


ditetapkan sebagai berikut :

Untuk bulan Januari s/d April-2020 :


Bagian Promosi sebesar Rp. 100.000,- setiap bulan ditambah dengan Rp.
0,50 per unit Produk Kue Kering Coklat yang terjual dan ditambah dengan
Rp. 0,40 per unit Produk Kue Kering Semprit yang terjual.

Untuk bulan Mei s/d Agustus-2020 :


Bagian Promosi sebesar Rp. 120.000,- setiap bulan ditambah dengan Rp.
0,50 per unit Produk Kue Kering Coklat yang terjual dan ditambah dengan
Rp. 0,40 per unit Produk Kue Kering Semprit yang terjual.

Untuk bulan September s/d Desember-2020 :


Bagian Promosi sebesar Rp. 140.000,- setiap bulan ditambah dengan Rp.
0,50 per unit Produk Kue Kering Coklat yang terjual dan ditambah dengan
Rp. 0,40 per unit Produk Kue Kering Semprit yang terjual.
5. Perusahaan menetapkan besarnya Biaya Listrik dan Air dari bulan ke
bulan selalu sama yaitu sebesar Rp. 1.500.000,- Karena biaya listrik dan
air tersebut mencakup penggunaan di semua bagian, sehingga harus
dialokasikan dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 1.500.000,- = Rp.
750.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 1.500.000,-= Rp.
375.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 1.500.000,- = Rp.
375.000,-

6. Dengan menggunakan metode penyusutan secara garis lurus (Straight


Line Method), ditetapkan Biaya Penyusutan Bangunan tahun 2020
sebesar Rp. 1.000.000,- per bulan. Dengan berdasarkan perbandingan
luas lantai (dengan sedikit perubahan/penyesuaian), ditetapkan
pembagian beban biaya penyusutan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 1.000.000,- = Rp.
500.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 1.000.000,-= Rp.
250.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 1.000.000,- = Rp.
250.000,-

7. Dengan menggunakan metode penyusutan secara garis lurus (Straight


Line Method), ditetapkan Biaya Penyusutan Alat-alat tahun 2020 sebesar
Rp. 800.000,- per bulan. Dengan berdasarkan perbandingan luas lantai
(dengan sedikit perubahan/penyesuaian), ditetapkan pembagian beban
biaya penyusutan sebagai berikut :
a. Bagian Produksi memikul beban = 50% x Rp. 800.000,- = Rp. 400.000,-
b. Bag. Administrasi memikul beban=25% x Rp. 800.000,-= Rp. 200.000,-
c. Bag. Penjualan memikul beban = 25% x Rp. 800.000,- = Rp. 200.000,-

8. Biaya Promosi yang meliputi biaya pengiklanan dan biaya promosi


penjualan dengan alokasi sebagai berikut :

a. Untuk bulan Januari s/d April-2020 :


Bagian Promosi sebesar Rp. 150.000,- setiap bulan, ditambah dengan
Rp. 15,00 per unit Produk Kue Kering Coklat yang terjual dan ditambah
dengan Rp. 12,00 per unit Produk Kue Kering Semperit yang terjual.

b. Untuk bulan Mei s/d Agustus-2020 :


Bagian Promosi sebesar Rp. 150.000,- setiap bulan, ditambah dengan
Rp. 20,00 per unit Produk Kue Kering Coklat yang terjual dan ditambah
dengan Rp. 17,00 per unit Produk Kue Kering Semperit yang terjual.

c. Untuk bulan September s/d Desember-2020 :


Bagian Promosi sebesar Rp. 150.000,- setiap bulan, ditambah dengan
Rp. 25,00 per unit Produk Kue Kering Coklat yang terjual dan ditambah
dengan Rp. 19,00 per unit Produk Kue Kering Semperit yang terjual.

IRT. Yuhaidar Balikpapan


Anggaran Biaya Penjualan
Tahun 2020

Bagian Promosi
Uraian
(Rp)

Januari :  
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Biaya Pemeliharaan Alat-alat
Biaya Listrik dan Air
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi
Jumlah
Pebruari :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Bagian Promosi
Uraian
(Rp)

Jumlah  
Maret :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
April :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
Mei :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
Juni :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
Juli :  
Bagian Promosi
Uraian
(Rp)

Biaya Gaji Karyawan  


Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
Agustus :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
September :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
Oktober :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
Nopember :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Bagian Promosi
Uraian
(Rp)

Biaya Pemeliharaan Bangunan  


Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
Desember :  
Biaya Gaji Karyawan  
Biaya Bahan (ATK, foto copy, dll.)  
Biaya Pemeliharaan Bangunan  
Biaya Pemeliharaan Alat-alat  
Biaya Listrik dan Air  
Biaya Penyusutan Bangunan  
Biaya Penyusutan Alat-alat
Biaya Promosi  
Jumlah  
TOTAL

IRT. Yuhaidar Balikpapan


Skedul Pembebanan Biaya Penjualan
Semester I Tahun 2020
Jumlah Kue Kering Kue Kering
Bagian
(Rp) Coklat (Rp) Semperit (Rp)
Bagian Promosi
Jumlah

Jumlah produk kue kering coklat


semester I Tahun 2020 = toples
Jumlah produk kue kering
semperit semester I Tahun 2020 = toples
Total = toples
IRT. Yuhaidar Balikpapan
Skedul Pembebanan Biaya Penjualan
Semester II Tahun 2020
Jumlah Kue Kering Kue Kering
Bagian
(Rp) Coklat (Rp) Semperit (Rp)
Bagian Promosi
Jumlah

Jumlah produk kue kering coklat


semester II Tahun 2020 = toples
Jumlah produk kue kering
semperit semester II Tahun 2020 = toples
Total = toples
BAB X

ANGGARAN LABA RUGI

A. Pengertian Anggaran Laba Rugi

Anggaran Laba Rugi (Income Statement Budget) ialah perencanaan


informasi keuangan yang disajikan dan disusun secara lebih rinci tentang
perkiraan laba rugi yang akan diperoleh suatu perusahaan selama periode
akan datang yang di dalamnya menggambarkan : rencana pendapatan
penjualan, rencana biaya produksi, harga pokok penjualan, serta rencana
beban operasional. Tujuan disusunnya Anggaran Laba Rugi adalah untuk
memberikan informasi kepada pihak manajemen tentang perkiraan laba atau
rugi yang akan diperoleh pihak perusahaan. Informasi kegiatan finansial yang
diperlukan dalam menyusun Anggaran Laba Rugi adalah berasal dari data
anggaran yang telah disusun pada bab-bab sebelumnya.

B. Faktor Yang Mempengaruhi

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun


Anggaran Laba Rugi antara lain berasal dari data :

1. Anggaran Penjualan.

2. Anggaran Produksi.

3. Anggaran Bahan Mentah (Bahan Baku).

4. Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung.

5. Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung.

6. Anggaran Biaya Administrasi.

7. Anggaran Biaya Penjualan.

8. Data pendukung lainnya yaitu data perkiraan Persediaan Awal Barang


Jadi per 1 Januari dan Persediaan Akhir Barang Jadi per 31 Desember
pada tahun prediksi tersebut.

C. Penyusunan Anggaran Laba Rugi


Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh penyusunan Anggaran
Laba Rugi, agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas :
Untuk keperluan penyusunan Anggaran Laba Rugi IRT. Yuhaidar Balikpapan
tahun 2020, maka data pendukung yang ada di perusahaan tersebut misalnya
sebagai berikut :

1. Produk Kue Kering Coklat :


Persediaan awal barang jadi (per. 1 Januari 2020) yang diperkirakan
sebanyak 72 toples dengan nilai Rp. 10.440.000,- dan persediaan akhir
barang jadi (per. 31 Desember 2020) diperkirakan sebanyak 36 toples
dengan nilai Rp. 5.220.000,-

2. Produk Kue Kering Semperit :


Persediaan awal barang jadi (per. 1 Januari 2020) yang diperkirakan
sebanyak 68 toples dengan nilai Rp. 8.500.000,- dan persediaan akhir
barang jadi (per. 31 Desember 2020) diperkirakan sebanyak 44 toples
dengan nilai Rp. 5.500.000,-

Perhitungan tahunan Pajak Penghasilan dalam contoh kasus ini dihitung


berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 23 Tahun 2018 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (Pasal 3) dengan tarif 0,5%
bersifat final jika jumlah penghasilan bruto (omzet penjualan) tidak melebihi
Rp. 4.800.000.000,- (Empat Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah) dalam satu
tahun pajak.

Berdasarkan data tambahan tersebut di atas dan jika anggaran-anggaran


sebelumnya telah dihitung dan disusun secara total, maka Anggaran Laba
Rugi dapat ditampilkan sebagai berikut :

IRT. Yuhaidar Balikpapan


Anggaran Laba Rugi
Tahun 2020
Kue Kering Coklat Kue Kering Semprit Total
Uraian
(Rp.) (Rp.) (Rp.)
A. PENJUALAN :
Pendapatan Penjualan

B. HARGA POKOK
PENJUALAN :
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Upah Tng. Kerja
Langsung
3. Biaya Overhead Pabrik
Harga Pokok Produksi
4. Persediaan Awal
Barang Jadi
Tersedia Untuk Dijual
5. Persediaan Akhir
Barang Jadi
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor

C. B E B A N :
1. Biaya Administrasi
2. Biaya Penjualan
Total Beban
Laba Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan Sesuai PP No. 23 Tahun 2018 (Tarif 0,5% dari Omzet)
Laba / Rugi Bersih

Kesimpulan :

1. Berdasarkan hasil prediksi penjualan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab


III (Anggaran Penjualan) yang memperkirakan penjualan produk kue kering
tahun 2020 sebanyak 4.612 toples, maka telah dapat diperkirakan Laba Bersih
yang akan diterima pemilik usaha sebesar Rp. 195.430.559,- (Seratus
Sembilan Puluh Lima Juta Empat Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Lima
Puluh Sembilan Rupiah).

2. Prediksi Laba Bersih tersebut akan diperoleh jika pemilik usaha telah
menghitung dan menyusun anggaran-anggaran sebagaimana yang telah
dijelaskan mulai Bab IV sampai dengan Bab IX.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Govindarajan. 2005. Management Control System. Edisi Pertama.


Jakarta : Salemba Empat.
Gitosudarmo, Indriyo dan Najmudin Mohamad. 2003. Anggaran Perusahaan :
Teori dan Soal Jawab. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE :
Yogyakarta.
Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya. Edisi Bahasa Indonesia. Buku
Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Harianto, Rudy Pudjut. 2018. Panduan Penyusunan Anggaran Bagi UMKM.
Heart and Soul Publishing House. Balikpapan.
Horngren, Charles T., George Foster, dan Srikant M. Datar. 2000. Cost
Accounting : Managerial Emphasis. Edisi Kesepuluh. Prentice Hall.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat.
Munandar, M. 2001. Budgeting. Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja. Edisi 1. Cetakan 14. BPFE : Yogyakarta.
Nafarin M. 2000. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.
Sasongko, Catur dan Parulian, Safrida Rumondang. 2010. Anggaran. Cetakan III.
Jakarta : Salemba Empat.

PROFIL PENULIS
Rudy Pudjut Harianto, S.E., M.Si.
NIDN.11.2211.6801. Pangkat Lektor (300) Keputusan Kementerian
Ristek Dikti No.594/K11.A/SK/KP/2017 Tanggal 28 Februari 2017.
Penetapan Inpassing ke Penata Tk.I Golongan III/d (Keputusan
Kementerian Ristek Dikti No.016/K11.A/SK/KP/2018 Tanggal 2 Januari
2018).
Penulis lahir di Bondowoso, 22 Nopember 1968 telah meraih gelar Sarjana Ekonomi di
STIE Bulungan Tarakan (1999). Kemudian menyelesaikan Pasca Sarjana pada Program
Magister Keuangan Daerah di Universitas Hasanuddin Makassar (2003).
Pengalaman kerja penulis dimulai di Kejaksaan Negeri Tarakan (1986-1988), Guess
House PT. Inhutani I Tarakan (1988-1989), Kantor Sub Balai Inventarisasi dan Pemetaan
Hutan (BIPHUT) Tarakan (1989-1990), Kasubag Anggaran pada Bagian Keuangan
Pemda Kota Tarakan (1991-2001), Kasubag Keuangan pada Dinas Perhubungan Kota
Tarakan (2003-2005), Account Executive pada PT. Solid Gold Berjangka Makassar
(2006), Bagian Keuangan SDIT Luqman Al Hakim Hidayatullah Balikpapan (2006-2007),
dosen tetap pada Akademi Akuntansi Balikpapan (2007-2009), dosen tetap pada STIE
Madani Balikpapan (2009-2020), dan dosen tetap pada STIE Balikpapan (2020 –
sekarang).
Penulis telah mengikuti beberapa workshop dan pelatihan, diantaranya adalah
Program Terpadu Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak Brevet A-B (2011); Workshop Beban
Kerja Dosen dan Angka Kredit Dosen (2012); Pelatihan Metodologi Penelitian Kuantitatif
Kualitatif (2012); Pelatihan Borang Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (2013); dan
Training of Trainers Pengelolaan Keuangan Daerah (2015). Selain mengikuti berbagai
macam workshop dan pelatihan, juga menulis buku dengan judul : Panduan Praktis SPSS
untuk Penelitian (2017) dan Panduan Penyusunan Anggaran Bagi UMKM (2018).

Rudy Pudjut Harianto


Dosen STIE Balikpapan
Jl. Mayor Pol. Zainal Arifin Rt. 48 No. 166
Kelurahan Sumber Rejo Balikpapan
Telp. 0542-8500850 Fax. 0542-424819
www.stiebalikpapan.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai