Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH

TATA KELOLA ORGANISASI (GCG)

DOSEN PENGAMPU: Eko Edy Susanto, S.E., M.Ak

Kelompok 5

Ajijah (2018.62.001138)

Otniel Idi Adimuntja (2018.62.001137)

Tetty Okta Costaria Sitorus (2018.62.001134)

AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN

2021

1
2

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ii

BAB 9 Good Corporate Governance and Corporate Sosial


Responsibility

A. Apakah Tanggung Jawab Sosial Itu?

B. Definisi Corporate Sosial Responsibility

C. Manfaat Aktifitas Corporate Sosial Responsibility

D. Tanggung Jawab Sosial dan Manajemen Hijau

E. Teori yang mendukung Corporate Sosial Responsibility

F Implementasi dan Model atau Pola Corporate Sosial


Responsibility

DAFTAR PUSTAKA
A. Apakah Tanggung Jawab Sosial itu?
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah konsep manajemen di mana perusahaan
mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis
mereka dan interaksi dengan pemangku kepentingan mereka. CSR
umumnya dipahami sebagai cara di mana perusahaan mencapai
keseimbangan antara kepentingan ekonomi, lingkungan dan sosial,
sementara pada saat yang sama memenuhi harapan pemegang saham dan
pemangku kepentingan.

2
3

Dalam pengertian ini, penting untuk membedakan antara CSR, yang


dapat berupa konsep manajemen bisnis strategis, dan amal, sponsorship,
atau filantropi. Meskipun yang terakhir juga dapat memberikan kontribusi
yang berharga untuk pengentasan kemiskinan, secara langsung akan
meningkatkan reputasi perusahaan dan memperkuat kesadaran merek
dalam suatu bisnis, konsep CSR jelas lebih dari itu. Mempromosikan
penggunaan CSR di kalangan UKM membutuhkan pendekatan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas masing-masing bisnis ini, dan tidak
mempengaruhi kelangsungan ekonomi mereka.
Akan lebih baik bagi suatu bisnis mendasarkan program CSRnya pada
Pendekatan Triple Bottom Line (TBL), yang telah terbukti menjadi alat
yang berhasil bagi UKM di negara berkembang untuk membantu mereka
memenuhi standar sosial dan lingkungan tanpa mengorbankan daya saing
mereka. Pendekatan TBL digunakan sebagai kerangka kerja untuk
mengukur dan melaporkan kinerja perusahaan terhadap kinerja ekonomi,
sosial dan lingkungan. Ini adalah upaya untuk menyelaraskan perusahaan
swasta dengan tujuan pembangunan global yang berkelanjutan dengan
memberi mereka serangkaian tujuan kerja yang lebih komprehensif
daripada hanya keuntungan semata.
Perspektif yang diambil adalah agar organisasi dapat berkelanjutan,
organisasi harus aman secara finansial, meminimalkan (atau idealnya
menghilangkan) dampak lingkungan negatifnya dan bertindak sesuai
dengan harapan masyarakat.
Isu-isu CSR utama: pengelolaan lingkungan, eko-efisiensi, sumber
yang bertanggung jawab, keterlibatan pemangku kepentingan, standar
ketenagakerjaan dan kondisi kerja, hubungan karyawan dan masyarakat,
kesetaraan sosial, keseimbangan gender, hak asasi manusia, tata kelola
yang baik, dan tindakan anti-korupsi.
Konsep CSR yang diimplementasikan dengan benar dapat membawa
berbagai keunggulan kompetitif, seperti peningkatan akses ke modal dan
pasar, peningkatan penjualan dan keuntungan, penghematan biaya

3
4

operasional, peningkatan produktivitas dan kualitas, basis sumber daya


manusia yang efisien, peningkatan citra merek dan reputasi, peningkatan
pelanggan loyalitas, pengambilan keputusan yang lebih baik dan proses
manajemen risiko.
B. Definisi Corporate Social Responsibility

Corporate social responsibiliny (CSR) didefinisikan sebagai tanggung


jawabmoral suara perusahaan kepada para stakeholdernya, terutama
komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan operasinya. Suatu
perusahaan dapat dikatakan bertanggung jawab secara sosial, apabila
memiliki visi atas kinerja operasional yang tidak hanya merealisasikan
profit, akan tetapi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau
lingkungan sosialnya.

Boone dan Kurtz (2007), pengertian tanggung jawab sosial (social


responsibility) secara umum adalah dukungan manajemen terhadap
kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan dan
kesejahteraan masyarakat secara setara dalam mengevaluasi kinerja
perusahaan.

Perubahan tingkat kesadaran masyarakat mengenai perkembangan


dunia bisnis di Indonesia, menimbulkan kesadaran baru tentang
pentingnya melaksanakan corporate social responsibility. CSR
mengandung makna bahwa, perusahaan memiliki tugas moral untuk
berlaku jujur, mematuhi hukum, menjunjung integritas, dan tidak korup.
CSR menekankan bahwa perusahaan harus mengembangkan praktik bisnis
yang etis dan berkesinambungan (sustainable) secara ekonomi, sosial dan
lingkungan.

C. Manfaat Aktivitas Corporate Social Responsibility


Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan
perusahaan di lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk
lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal tanggung jawab

4
5

sosial. Pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat


dalam jangka panjang, terutama bagi perusahaan, masyarakat dan
pemerintah.5 Manfaat bagi perusahaan Tanggung jawab sosial akan
memunculkan citra positif dari masyarakat, karena keberadaan
perusahaan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat.
Selain membantu ekonomi masyarakat, perusahaan juga dianggap
mampu membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di
masa mendatang. Akibatnya, perusahaan justru akan memperoleh
tanggapan yang positif setiap kali akan menawarkan sesuatu kepada
masyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan
produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan
sesuatu yang akan membawa perubahan bagi masyarakat. Manfaat
bagi masyarakat Selain mendapatkan perhatian dari perusahaan,
manfaat tanggung jawab sosial bagi masyarakat juga akan
mendapatkan pandangan baru bahwa mengenai hubungan perusahaan
dan masyarakat yang selama ini hanya sekadar dipahami sebagai
hubungan produsen dan konsumen, atau hubungan penjual dan
pembeli saja. Saat ini hubungan masyarakat dan dunia bisnis tidak lagi
dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan
pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam
membangun hubungan masyarakat yang lebih baik. Tidak hanya di
sektor perekonomian, tetapi juga dalam sektor sosial, pembangunan
dan Good Corporate Governance. Manfaat bagi pemerintah. 3.
Pemerintah tidak hanya sebagai wasit yang menetapkan aturan main
dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, tetapi pemerintah
dapat memberikan sanksi bagi pihak melanggarnya. Pemerintah
sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan
masyarakat kearah yang lebih baik. Sebagian tugas pemerintah dapat
dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau
organisasi bisnis. Pelaksanaan tanggung jawab sosial akan membuat
perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun

5
6

juga turut berkontribusi bagi kesejahteraan dan kualitas hidup


masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Di samping
itu perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat dari aktivitas CSR
tersebut.
1. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas
yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung
jawab sosialnya secara konsisten akan mendapat dukungan luas
dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai
aktivitas yang dijalankannya. CSR akan mendongkrak citra
perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan
reputasi perusahaan, Ketika terdapat pihak-pihak tertentu yang
menuduh perusahaan menjalankan perilaku serta praktik-praktik
tidak pantas masyarakat akan menunjukkan pembelaannya.
Karyawan pun akan berdiri dibelakang perusahaan, membela
institusi tempat mereka bekerja.
2. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahan
meminimalkan dampak buruk akibat dari suatu krisis yang
dihadapi. Demikian pula ketika perusahaan diterpa kabar miring
atau bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat
lebih mudah memahami dan memaafkannya.
3. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa
bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik,
vang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Kebanggan ini akan menghasilkan loyalitas
sehingga karyawan akan merasa lebih termotivasi untuk bekerja
lebih keras untuk kemajuan perusahaan. Hal ini akan berujung
pada peningkatan kinerja dan produktivitas. CSR yang
dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antara perusahaan dengan para
stakeholdernya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan

6
7

bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang


selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas yang
mereka raih. Hal ini mengakibatkan para stakeholder senang dan
merasa nyaman dalam menjalin hubungan dengan perusahaan.
4. Peningkatan penjualan. Konsumen akan menyukai produk-produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten atau mempunyai
reputasi baik dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya.
Kriteria produk yang ramah lingkungan menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli barang.
5. Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai
perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna
mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan tanggung
jawab sosialnya.
D. Tanggung Jawab Sosial dan Manajemen Hijau
Tanggung jawab sosial manajemen adalah untuk memaksimalkan
profit (menciptakan pengembalian finansial) dengan mengoperasikan
bisnis sesuai dengan kepentingan utama pemilik saham (pemilik
perusahaan). Membelanjakan sumberdaya perusahaan untuk melakukan
“kebaikan sosial” meningkatkan biaya yang akan menurunkan laba dan
meningkatkan harga.
Sedangkan Manajemen hijau adalah sebuah bentuk manajemen
yang mempertimbangkan dampak organisasi terhadap lingkungan alam.
Sebagai contoh, di Indonesia terdapat PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul. Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Sido
Muncul tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat
merusak alam, sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat
yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik
dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah
menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman. Sedangkan
limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan diolah menjadi pupuk
organik, yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman.

7
8

Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan


manajemen hijau, seringkali perusahaan memberikan laporan lengkap
mengenai performa lingkungan mereka menggunakan panduan yang
dikembangkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Cara lain yang
digunakan oleh perusahaan untuk menunjukkan komitmen mereka
terhadap manajemen hijau adalah dengan mengejar standar yang
dikembangkan oleh Organisasi Standarisasi Internasional (ISO).
Walaupun ISO telah mengembangkan lebih dari 17.000 standar
internasional yang paling terkenal adalah ISO 9000 (manajemen kualitas)
dan ISO 14000 (manajemen lingkungan). Sebuah perusahaan yang ingin
memenuhi ISO 14000 harus mengembangkan sistem manajemen untuk
memenuhi standar lingkungan. Hal ini berarti mereka harus
meminimalkan efek dari aktivitas mereka pada lingkungan. Cara terakhir
untuk mengevaluasi manajemen hijau dari perusahaan adalah
menggunakan daftar Global 100 dari korporasi yang paling berdaya tahan
di dunia. Untuk masuk dalam daftar ini, perusahaan harus menunjukkan
kemampuan mereka untuk secara efektif mengatur faktor lingkungan dan
sosial.
E. Teori yang Mendukung Corporate Social Responsibilty

Gray et.al (1995; 50-56), merangkum berbagai teori yang dipergunakan


oleh para peneliti untuk menjelaskan kecenderungan pengungkapan CSR
yang dibagi ke dalam tiga grup, yaitu:16

a. Decision Usefulnes Studies


Perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan
karena informasi tersebut sangat dibutuhkan oleh para users
(shareholder dan kreditur) untuk pengambilan keputusan investasi.
b. Economic Theory Studie
Pada kelompok ini, tindakan CSR terutama termotivasi oleh
kekhawatiran terhadap kegagalan pasar seperti ketidakadilan atau
kecurangan, kecenderungan anti demo, informasi asimetris, dan faktor-

8
9

faktor eksternal sehingga CSR digunakan sebagai alat pertahanan dan


perlawanan terhadap hal tersebut. Lebih jauh Gra (1995) juga
mengatakan hal-hal tersebut dengan agency theory dan positive
accounting theory.
c.Social and Political Theory Studies
Teori-teori yang termasuk grup ini adalah stakeholder theory,
legitimacy theory, dan political economic theory. Teori ini mencoba
menjelaskan bahwa perusahaan mengungkapkan pertanggungjawaban
sosial dan lingkungan bukan hanya karena kepentingan ekonomis
perusahaan saja tetapi juga dikarenakan adanya tekanan dari pekerja,
konsumen, aktivitas lingkungan, dan sebagainya. Perubahan dalam
masyarakat telah mengubah prioritas, dan dampak sosial perusahaan
menjadi penting bagi masyarakat.

9
10

F. Implementasi dan Model atau Pola Corporate Social


Responsibility

Setiap perusahaan dalam mengimplementasikan CSR memiliki


karakteristik dan situasi yang unik, sehingga berpengaruh terhadap
bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial. Setiap
perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran akan
isu berkaitan dengan CSR, serta beberapa hal yang telah dilakukan
dalam mengimplementasikan CSR. Implementasi CSR yang dilakukan
oleh masing-masing perusahaan sangat bergantung kepada misi,
budaya, lingkungan dan profil risiko, serta kondisi operasional masing-

10
11

masing perusahaan. Ada beberapa alasan perusahaan melaksanakan


CSR diantaranya:

1. Alasan sosial, di mana perusahaan melaksanakan CSR sebagai


wujud tanggung jawab dalam menjaga kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
2. Alasan ekonomi, di mana perusahaan melaksanakan kegiatan CSR
untuk membangun image positif.
3. Alasan hukum, adanya peraturan pemerintah tentang pelaksanaan
CSR mendorong perusahaan untuk melaksanakan CSR. Model atau
pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di
Indonesia sebagai berikut:

Model Langsung Perusahaan menjalankan program CSR secara


langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini, perusahaan bisa menugaskan salah satu pejabat
seniornya seperti corporate secretary atau public affair manager atau
menjadi bagian dari tugas divisi human resource development atau
public relations.

1. Model Tidak Langsung CSR bisa dilaksanakan oleh yayasan atau


organisasi sosial milik perusahaan atau grupnya. Perusahaan
mendirikan yayasan atau organisasi sosial sendiri di bawah
perusahaan atau group-nya yang dibentuk terpisah dari organisasi
induk perusahaan namun tetap harus bertanggung jawab ke CEO
atau ke dewan direksi. Model ini merupakan adopsi yang lazim
dilakukan di negara maju. Disini perusahaan menyediakan dana
awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk
operasional yayasan.
2. Model Kerja Sama Atau Kemitraan Sebagian besar perusahaan di
Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama atau bermitra

11
12

dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui


kerjasama dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, LSM,
atau lembaga konsultan baik dalam mengelola dana maupun dalam
melaksanakan kegiatan sosialnya.
3. Model Gabungan Beberapa perusahaan bergabung dalam sebuah
konsorsium untuk secara bersama-sama menjalankan CSR.
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung
suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
4. Pihak konsorsium akan secara proaktif mencari kerjasama dari
berbagai kalangan dan vane dipercaya oleh perusahaan-perusahaan
yang mendukungnya kemudian mengembangkan program yang
telah disepakati.

DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2018. Good Corporate Governance, Jakarta, Mitra Wacana Media

12

Anda mungkin juga menyukai