Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN

OLEH :

BIDA JERNI HATI NAZARA ( 1903005 )

GABRIEL TARIGAN (1903008)

MARUBA PARULIAN SINAGA (1903009)

DOSEN : SRI WAHYUNI, S.KM,M.K.M

INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA

TAHUN PELAJARAN 2022

MEDAN

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
pertolongan-Nya sehingga penyusunan makalah mengenai “Program Evaluasi Kesehatan
Masyarakat penyehatan makanan dan minuman” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini di susun sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang ingin
mendalami tentang mata kuliah hukum lingkungan.

Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari segi isi
maupun penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan tugas-tugas
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 3 April 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

2.1 PENGERTIAN MAKANAN DAN MINUMAN..................................................3

2.2 FUNGSI, TUJUAN, DAN SASARAN PROGRAM PENYEHATAN.................4

2.3 TUJUAN PENYEHATAN.....................................................................................4

2.4 SASARAN PENYEHATAN..................................................................................4

2.5 PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR PENYEHATAN ..............4

2.6 SANITASI MAKANAN........................................................................................8

2.7 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN....................................................................9

2.8 KEGIATAN POKOK PENYEHATAN MAKANAN...........................................10

2.9 TIGA PILAR TANGGUNGJAWAB MAKANAN...............................................10

2.10 PENGUSAHA MAKANAN................................................................................10

2.11 MASYARAKAT DAN KONSUMEN.................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

3.1 KESIMPULAN......................................................................................................11

3.2 SARAN...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,
yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan sangat penting baik untuk pertumbuhan
maupun mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk bekerja, dan untuk memelihara
pertahanan tubuh terhadap penyakit. Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit.
Makanan yang sehat membuat tubuh menjadi sehat namun, makanan yang sudah
terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang
dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segikualitas dan kuantitasnya. Mencegah
kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibat kan gangguan kesehatan
diperlukan penerapan sanitasi makanan. Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan
dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman (Adams, 2003).

Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktorfisik, faktorkimia,


dan faktormikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak mendukung
pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperatur ruangan yang
panas dan lembab, dan sebagainya. Menghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh
faktorfisik, maka perlu diperhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan
makanan. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya zat-zat
kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat-obat
penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian untuk kemasan makanan,
dan lain-lain. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena
adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan
dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut.
Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dibagi 2 yaitu keracunan
makanan dan penyakit bawaan makanan (Mulia, 2005).

Makanan jajanan menurut Food and Agriculture Organization (FAO) didefinisikan


sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang dan di tempat-
tempat keramaian umum yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau
persiapan lebih lanjut. Makanan jajanan ini memberikan energi dan nutrisi yang signifikan

4
tetapi juga berpotensi terkontaminasi akibat angin di jalanan dan debu membawa bakteri yang
mencemari makanan dan bahaya lain berasal dari bahan makanan itu sendiri bila tidak
higienis. Kemungkinan kontaminasi tersebut dapat terjadi jika diamati dari cara menjajakan
dan menyajikannya, terutama yang berkaitan dengan makanan jajanan non kemasan (Woro,
2012).

Salah satu upaya peningkatan, pencegahan, maupun pemulihan yang dilakukan


pemerintah di dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah kemanan pangan yang meliputi
pengamanan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan,
pengangkutan makanan, penyimpanan makanan dan penyajiannya. Untuk melindungi
konsumen agar tidak dirugikan, pemerintah harus memberikan pengawasan yang serius
khususnya dalam usaha sanitasi pengelolaan makanan dan minuman yang dilakukan oleh
pedagang makanan yaitu dengan menurunkan angka kesakitan yang disebabkan oleh
makanan dan minuman yang tidak bersih (Suparian, 2008).

Dalam UU RI No 36 Tahun 2009 bahwa pengamanan makanan dan minuman


diselenggarakan guna melindungi masyarakat dari makanan dan minuman tidak memenuhi
ketentuan mengenai standar dan persyaratan kesehatan, hal tersebut dijelasakn bahwa adanya
Undang-Undang tersebut bertujuan agar masyarakat terhindar dari makanan dan minuman
yang dapat membahayakan kesehatan, maka pemerintah menetapkan standar dan persyaratan
kesehatan agar makanan dan minuman aman dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian Makanan dan Minuman
2. Untuk mengetahui program evaluasi dari penyehatan makanan dan minuman
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Makanan dan minuman
2. Untuk mengetahui bagaimana proses evaluasi dari penyehatan makanan dan minuman

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MAKANAN DAN MINUMAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi makanan adalah segala apa yang boleh
dimakan, (seperti panganan, lauk-pauk, kue dan lain-lain). Makanan diperlukan untuk
kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.
Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan
serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, memperoleh energi untuk melakukan aktivitas
seharihari, mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh
yang lain, juga berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit
(Notoatmodjo, 2003). Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
setiap saat dan dimanapun ia berada serta memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
bermanfaat bagi tubuh. Tanpa adanya makanan dan minuman, manusia tidak dapat
melangsungkan hidupnya. Adapun pengertian makanan menurut WHO (World Health
Organization) yaitu semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan
substansi-substansi yang dipergunakan untuk pengobatan (Prabu, 2008).

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak
untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

2. Bebas dari pencemaran disetiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh
enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena
tekanan, pemasakan dan pengeringan.

4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan
oleh makanan (food borne illness)

Menurut Hulme Makanan sehat ialah jenis makanan di dalam arti yang sesungguhnyajuga
mampu menikmati makanan itu. Makanan yang sehat ini harus dapat terdiri dari berbagai
makanan utama dan juga sekunder. Makanan yang sehat juga dapat dikenal sebagai 4 sehat
dan 5 sempurna.

6
2.2FUNGSI, TUJUAN, DAN SASARAN PROGRAM PENYEHATAN MAKANAN

Fungsi Program Penyehatan MakananMenyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan


kegiatan teknis di bidang sanitasi makanan dan bahan panganMenyiapkan bahan penyusunan
standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang sanitasi makanan dan bahan
panganMenyediakan bahan bimbingan teknis di bidang sanitasi makanan dan bahan
panganMenyediakan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang sanitasi makanan dan bahan pangan

2.3 TUJUAN PROGRAM PENYEHATAN

Melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan SMBP di seluruh


provinsiSecara terus menerus melakukan peningkatan sumber daya manusia baik di pusat
maupun daerahDilakukan secara sinergi dan simultan dengan program kesehatan atau non
kesehatan lainnyaMengikut sertakan peran individu, keluarga, asosiasi dan masyarakat dalam
peran “pengawasan”

2.4 SASARAN PROGRAM PENYEHATAN

Rumah Makan : Setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya


menyediakan makanan dan minuman untuk tempat umum di tempat usahanya.Restoran :
Salah satu jenis usaha jasa pangan yang seluruh bangunannya permanen dan dilengkapi
dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan
penjualan makanan dan minuman bagi masyarakat umum.Jasa Boga : Perusahaan atau
perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan diluar tempat
usaha atas dasar pemesanan.Makanan Jajanan : Makanan atau minuman yang diolah oleh
pengrajin makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap yang
dijual ke masyarakat umum.Usaha Depot Air Minum.Kantin : Sekolah, Kantor, Instutusi,
dll.Pengelolaan Makanan Rumah Tangga.Industri Pangan Rumah Tangga.

2.5 PERUNDANG – UNDANGAN YANG MENGATUR PENYEHATAN MAKANAN


(KEBIJAKAN ATAU KETENTUAN)

DALAM UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 18 TAHUN 2012


TENTANG PANGANKeamanan Pangan (BAB VII)Pasal 67Keamanan Pangan
diselenggarakan untuk menjaga Pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi, dan tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat.Keamanan Pangan

7
dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

 Pasal 68Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya penyelenggaraan


Keamanan Pangan di setiap rantai Pangan secara terpadu.Pemerintah menetapkan norma,
standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan.Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan
Pelaku Usaha Pangan wajib menerapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan
Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).Penerapan norma, standar, prosedur, dan
kriteria Keamanan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara bertahap
berdasarkan jenis Pangan dan skala usaha Pangan.Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
wajib membina dan mengawasi pelaksanaan penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria
Keamanan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).

Pasal 69Penyelenggaraan Keamanan Pangan dilakukan melalui:Sanitasi


Pangan;Pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan;Pengaturan terhadap Pangan Produk
Rekayasa Genetik;Pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;Penetapan standar Kemasan
Pangan;Pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan; danJaminan produk halal
bagi yang dipersyaratkan

2.6 SANITASI MAKANAN

Pasal 70Sanitasi Pangan dilakukan agar Pangan aman untuk dikonsumsi.Sanitasi Pangan
dilakukan dalam kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau
peredaran Pangan.Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
persyaratan standar Keamanan PanganPasal 71Setiap Orang yang terlibat dalam rantai
Pangan wajib mengendalikan risiko bahaya pada Pangan, baik yang berasal dari bahan,
peralatan, sarana produksi, maupun dari perseorangan sehingga Keamanan Pangan
terjamin.Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan wajib: Memenuhi Persyaratan Sanitasi;
danMenjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia.3. Ketentuan mengenai
Persyaratan Sanitasi dan jaminan Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 72Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71
ayat   (1) dan ayat (2) dikenai sanksi administratif.Sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa:Denda;Penghentian sementara dari kegiatan, produksi,

8
dan/atau peredaran;Penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen;Ganti rugi;
dan/atauPencabutan izin.3. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, besaran denda, tata cara,
dan mekanisme pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur dalam Peraturan Pemerintah

2.7 BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Pasal 73Bahan tambahan Pangan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam Pangan
untuk mempengaruhi sifat dan/atau bentuk Pangan.Pasal 741)      Pemerintah berkewajiban
memeriksa keamanan bahan yang akan digunakan sebagai bahan tambahan Pangan yang
belum diketahui dampaknya bagi kesehatan manusia dalam kegiatan atau proses Produksi
Pangan untuk diedarkan.2)      Pemeriksaan keamanan bahan tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mendapatkan izin peredaran.Pasal 751)      Setiap
Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan dilarang
menggunakan:a.       Bahan tambahan Pangan yang melampaui ambang batas maksimal yang
ditetapkan; dan/ataub.      Bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan
Pangan.2)      Ketentuan mengenai ambang batas maksimal dan bahan yang dilarang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Pasal 76Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
ayat (1) dikenai sanksi administratif.Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa:Denda;Penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau
peredaran;Penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen;Ganti rugi; dan/atauPencabutan
izin.3. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, besaran denda, tata cara, dan mekanisme
pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dalam Peraturan Pemerintah

2.8 KEGIATAN POKOK PENYEHATAN MAKANAN

Mengembangkan dan melengkapi produk-produk hukum, pedoman umum, petunjuk


teknis, petunjuk pelaksanaan dan sosialisasinya serta advokasi didaerahMemantapkan
jejaring kerja lintas program, sektor dan antar propinsi, kabupaten atau kota serta kemitraan
dengan para stakeholderMeningkatkan kemampuan SDM baik dipusat maupun
daerahMendorong daerah untuk melegalisasi kegiatan SMBP melalui perdaMemberikan
bintek dan fasilitas ke daerah yang membutuhkanMonitoring dan evaluasi kegiatan SMBP di
daerahPelaporan hasil kegiatan

9
2.9 TIGA PILAR TANGGUNG JAWAB DALAM KEAMANAN PNGAN (WHO)

Peran Pemerintah, Pengusaha, dan MasyarakatPemerintah Bertugas Dalam:Menyusun


standar dan persyarakat, termasuk persyaratan hygiene sanitasi secara nasional.Melakukan
penilaian akan terpenuhinya  standar dan persyaratan yang telah ditetapkan.Memberi
penghargaan  bagi yang telah mentaati ketentuan dan menghukum bagi yang melanggar
ketentuan.Menyediakan informasi dan memberikan penyuluhan dan konsultasi atau
perbaikan.Menyediakan secara pelayanan kesehatan baik medis, non medis maupun
penunjang.

2.10 PENGUSAHA MAKANAN

Menyusun standar dan prosedur kerja, cara produksi yang baik dan aman.Mengawasi
proses kerja yang menjamin keamanan produk makanan.Menerapkan teknologi pengolahan
yang tepat dan efisien.Meningkatkan keterampilan karyawan dan keluarganya dalam cara
pengolahan makanan yang hygienis.Mendorong setiap karyawan untuk maju dan
berkembang.Membentuk assosiasi atau organisasi profesi pengusaha makanan.

2.11 MASYARAKAT DAN KONSUMEN

Mengolah dan menyediakan makanan di rumah tangga yang amanMemilih dan


menggunakan sarana tempat pengolahan makanan yang telah memenuhi syarat hygiene
sanitasi makananMemilih dan menggunakan makanan yang bebas dari bahan berbahaya bagi
kesehatan seperti pewarna tekstil, borax, formalin, makanan yang sudah rusak atau
kadaluwarsAMenyuluh anggota keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang
amanMelaporkan bila mengetahui terjadi kasus keamanan makanan seperti makanan yang
tidak baik, keracunan makanan, atau gangguan kesehatan lainnya akibat makananMembentuk
organisasi konsumen untuk membantu pemerintah dalam menilai makanan yang beredar

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
dimanapun ia berada serta memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat
bagi tubuh. Tanpa adanya makanan dan minuman, manusia tidak dapat melangsungkan
hidupnya. Adapun pengertian makanan menurut WHO (World Health Organization) yaitu
semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan substansi-substansi
yang dipergunakan untuk pengobatan. Fungsi Program Penyehatan MakananMenyiapkan
bahan perumusan dan pelaksanaan kegiatan teknis di bidang sanitasi makanan dan bahan
panganMenyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di
bidang sanitasi makanan dan bahan panganMenyediakan bahan bimbingan teknis di bidang
sanitasi makanan dan bahan panganMenyediakan bahan evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang sanitasi makanan dan bahan pangan

3.2 SARAN

Dalam hal ini kita sebagai tenaga kesehatan masyarakat wajib mengetahui bagaimana
program evaluasi dalam penyehatan makanan, standarnya bagaimana serta sanitasi dan
hygienesnya. Kemudian tidak lupa juga dengan peraturan perundang –undangan dalam
penyehatan makanan, sehingga kita sebagai tenaga kesehatan masyarakat dpat bekerja sesuai
prosedur..

11
DAFTAR PUSTAKA

Amaliyah N. Penyehatan Makanan dan Minuman. Yogyakarta; 2017.

Rotua, Manuntun, Rohanta Siregar. 2015. Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi


Dasar.Kedokteran EGC;Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. Pedoman PGRS Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit.


Jakarta: Depkes RI; 2013.

Sucipto DC. Keamanan Pangan Untuk Kesehatan Manusia. Yogyakarta: Gosyen Publishing;
2015.

WHO, 2010, Penyakit Bawaan Makanan Focus Pendidikan Kesehatan. Terjemahan oleh
Andry Hartono, Jakarta :ECG.

BPOM. 2016. Laporan Tahunan 2016. Badan Pengawas Obat dan Makanan.

BPOM Sumbar. Pameran dan Pengawasan PJAS di Dermaga Singkarak. Tersedia: pom.go.id

12

Anda mungkin juga menyukai