Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu,
selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan kami para tim penulis,
banyak pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
dapat terjadi pada setiap tahap, sehingga perlu adanya penerapan ‘farm to table’
(Worsfold dan Griffth, 2003).
Berdasarkan Permenkes No. 304 pasal 9 ayat 1 dijelaskan bahwa peralatan yang
digunakan harus memenuhi syarat kesehatan. Kebersihan peralatan makanan yang kurang
baik akan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan
kuman, penyebaran penyakit dan keracunan, untuk itu peralatan makanan haruslah dijaga
terus tingkat kebersihannya supaya terhindar dari kontaminasi kuman patogen serta
cemaran zat lainnya.
Hasil penelitian Andriyani (2009), mengenai pencucian metode TCS (Three
Compartement Shink) dengan larutan detergen dan klorin dapat menurunkan jumlah
angka kuman pada alat makan secara signifikan. Dapat diketahui rata-rata jumlah angka
kuman sebelum pencucian pada piring sebesar 479,67 koloni/cm², pada gelas sebesar 260
koloni/cm² dan pada sendok sebesar 1756,33 koloni/cm². Jumlah angka kuman setelah
pencucian menggunakan metode TCS dengan larutan detergent dan klorin sebesar 75
koloni/cm² pada piring, pada gelas sebesar 31,67 koloni/cm² dan pada sendok sebesar
46,67 koloni/cm².
1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ialah menginformasikan, menganalisis, dan
membujuk dengan cara lugas dan memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis
mengenai Undang-Undang Kesehatan Yang Berkaitan Dengan Bahan Pangan.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, suatu topik tertentu dari suatu makalah memiliki
rumusan masalah yang berisi berbagai pertanyaan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
kesehatan. Selain itu, perkembangan teknologi kesehatan yang berjalan seiring
dengan munculnya fenomena globalisasi telah menyebabkan banyaknya
perubahan yang sifat dan eksistensinya sangat berbeda jauh dari teks yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Pesatnya kemajuan teknologi kesehatan dan teknologi informasi dalam era global
ini ternyata belum terakomodatif secara baik oleh Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2.2 Pengertian Bahan Pangan
Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan
mampu memelihara tubuhnya serta berkembang biak.
Bahan pangan pada umumnya terdiri atas zat-zat kimia, baik yang
terbentuk secara alami ataupun secara sintetis, dalam berbagai bentuk kombinasi
dan yang berperan penting bagi kehidupan, seperti halnya air dan oksigen.
Bahan pangan terdiri dari empat komponen utama yaitu karbohidrat, protein,
lemak, air dan turunan-turunannya.
Selain itu bahan pangan juga tersusun dari komponen anorganik dalam
bentuk kandungan mineral, dan komponen organik lainnya dalam jumlah relatif
kecil, misalnya vitamin, enzim, emulsifier, asam, antioksidan, pigmen dan
komponen-komponen cita rasa/flavor.
Jumlah kompo nen-komponen tersebut berbeda-beda pada masing-masing
bahan pangan, tergantung pada susunan, kekerasan atau tekstur, cita rasa, warna
dan nilai makanannya.
Adapun Komponen-komponen utama bahan pangan :
1. Air
Kadarair sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, karena dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.Bahkan
dalam bahan makanan yang kering sekalipun, seperti buah kering, tepung
serta biji-bijian, terkandung air dalam jumlah tertentu.Air berperan dalam
zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang
menstabilkan pembentukan biopolimer dan sebagainya.Semua bahan
makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan
7
makanan hewani maupun nabati.Sebagai contoh sayur-sayuran dan buah-
buahan segar mempunyai kadar air 90-95%, susu 85-90%, ikan 70-80%,
telur 70-75% dan dagini 60-70%.Pengurangan air di samping bertujuan
untuk mengawetkan juga untuk mengurangi volume dan berat pangan
sehingga memudahkan dan menghemat pengepakan.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Sebanyak 60-
80% kalori yang diperoleh tubuh manusia berasal dari karbohidrat.Hal ini
terutama berlaku bagi bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Di samping merupakan
sumber utama, juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan.Misalnya rasa, warna, tektur dan lain-lain. Bagi tubuh manusia,
sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan sehari-hari, terutama
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Terbentuknya karbohidrat dari tanaman melalui proses asimiliasi atau
fotosintesis, yaitu terjadi melalui permukaan daun yang menghisap udara CO2,
bersamaan dengan air yang diserap oleh akar, dibawa ke jaringan daun. Proses
fotosintesis terjadi pada butir-butir hijau daun/klorofil.Klorofil adalah zat
warna/pigmen hijau yang menyerap energi dari matahari dan menyebabkan
tanaman mampu membentuk karbohidrat dari CO2 dan air. Karbohidrat/zat
tepung akan diangkut ke tempat-tempat penyimpanan, yaitu dalam buah, akar
dan umbi. Menurut ukuran molekulnya, karbohidrat dapat dikelompokkan
menjadi tiga golongan, yaitu:
8
3. Protein
Molekul lemak terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen (C, H
dan O). Selain karbohidrat, lemak merupakan sumber energi yang kedua bagi
tubuh manusia. Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori sehingga sebagai
sumber kalori sebenarnya lebih menguntungkan. Asam lemak esensial tidak
dapat dibuat oleh tubuh manusia, harus diambil dari makanan, dan berfungsi
untuk melindungi alat-alat tubuh yang halus.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Pasal 110 Setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi dan
mempromosikan produk makanan dan minuman dan/atau yang diperlakukan
sebagai makanan dan minuman hasil olahan teknologi dilarang menggunakan
kata-kata yang mengecoh dan/atau yang disertai klaim yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya.
Pasal 111
a. Nama produk
b. Daftar bahan yang digunakan
c. Berat bersih atau isi bersih;
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukan makanan
dan minuman kedalam wilayah Indonesia; dan
e. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa.
4. Pemberian tanda atau label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan secara benar dan akurat.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian label sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
6. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar, persyaratan
kesehatan, dan/atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar dan
disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
10
Pasal 112 Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab mengatur dan mengawasi
produksi, pengolahan, pendistribusian makanan, dan minuman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 109, Pasal 110, dan Pasal 111.
11
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Aspek keamanan pada pangan merupakan hal yang patut mendapat perhatian
serius dari pemerintah, kerena menyangkut hak asasi manusia untuk mendapatkan pangan
yang sehat. Tinjauan hukum yang terkait dengan pangan kadaluwarsa dilakukan untuk
melihat sejauh mana relevansi pengaturan yang berkaitan dengan keamanan pangan
(Undang-undang No.7 tahun 1996 tentang Pangan, Undang-Undang No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
12
DAFTAR PUSTAKA
13