Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

UNDANG-UNDANG KESEHATAN YANG BERKAITAN DENGAN


BAHAN PANGAN

SEMESTER GANJIL T.A 2022/2023

Disusun Oleh :

Nama :Wahyuni P. Messe


Nim :751331122024
Kelas : 1.A

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKS


TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang


Maha Esa, oleh karena rahmat Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul“Undang-Undang Kesehatan Yang Berkaitan Dengan Bahan
Pangan.”

Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu,
selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan kami para tim penulis,
banyak pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak


kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih baik lagi.

Gorontalo, October 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 4
1.2 Tujuan ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 6
2.1 UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 ............................. 6
2.2 Pengertian Bahan Pangan ............................................................ 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 10
3.1 UU Kesehatan Yang berkaitan dengan Bahan Pangan .............. 10
3.2 UU No. 7 Tahun 1996 Tentang : Pangan ......................................... 11
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................ 12
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa
peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam
kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya pengamanan
makanan dan minuman akan lebih ditingkatkan untuk mendukung peningkatan dan
pemantapan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Semua itu
merupakan upaya untuk melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak
memenuhi persyaratan mutu (Depkes RI, 2009). Tempat umum biasanya menyediakan
berbagai makanan minuman bagi orang yang beraktivitas di tempat itu. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003
tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makanan dan Restoran, terdapat
beberapa aspek yang diatur dalam penanganan makanan, yaitu penjamah makanan,
peralatan, air, bahan makanan, bahan tambahan makanan, penyajian dan sarana penjaja.
Beberapa aspek tersebut sangat mempengaruhi kualitas makanan.
Pangan yang sehat dan aman sangat dibutuhkan untuk hidup manusia, karena
dengan pangan yang sehat dan aman maka akan tejamin kondisi kesehatan tubuhnya,
sedangkan bagi anak-anak berguna bagi perkembangan fisiknya. Setiap bahan pangan
selalu mengandung mikroba yang jumlah dan jenisnya berbeda-beda. Pencemaran
mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung
dari sumber-sumber pencemar mikroba, seperti tanah, udara, air, debu, saluran
pencernaan dan pernafasan manusia atau hewan. Dalam batasan tertentu kandungan
mikroba pada bahan pangan tidak banyak berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan
tersebut, akan tetapi apabila kondisi lingkungan memungkinkan mikroba untuk tumbuh
dan berkembang lebih cepat, maka bahan pangan akan rusak karenanya.
Cemaran mikroba pada makanan dapat berasal dari bahan mentah, pekerja,
peralatan dan ruang produksi serta sumber air. Cemaran ini dapat pula terjadi pada
produk akhir melalui kontaminasi silang dari bahan mentah pada produk akhir atau terjadi
saat distribusi ke konsumen. Dalam setiap unit pengolahan makanan, termasuk jasa
rumah makan perlu diketahui secara pasti sumber utama yang menyebabkan pencemaran
pada makanan untuk mengurangi risiko terjadinya keracunan makanan. Cemaran pangan

4
dapat terjadi pada setiap tahap, sehingga perlu adanya penerapan ‘farm to table’
(Worsfold dan Griffth, 2003).
Berdasarkan Permenkes No. 304 pasal 9 ayat 1 dijelaskan bahwa peralatan yang
digunakan harus memenuhi syarat kesehatan. Kebersihan peralatan makanan yang kurang
baik akan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan
kuman, penyebaran penyakit dan keracunan, untuk itu peralatan makanan haruslah dijaga
terus tingkat kebersihannya supaya terhindar dari kontaminasi kuman patogen serta
cemaran zat lainnya.
Hasil penelitian Andriyani (2009), mengenai pencucian metode TCS (Three
Compartement Shink) dengan larutan detergen dan klorin dapat menurunkan jumlah
angka kuman pada alat makan secara signifikan. Dapat diketahui rata-rata jumlah angka
kuman sebelum pencucian pada piring sebesar 479,67 koloni/cm², pada gelas sebesar 260
koloni/cm² dan pada sendok sebesar 1756,33 koloni/cm². Jumlah angka kuman setelah
pencucian menggunakan metode TCS dengan larutan detergent dan klorin sebesar 75
koloni/cm² pada piring, pada gelas sebesar 31,67 koloni/cm² dan pada sendok sebesar
46,67 koloni/cm².
1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ialah menginformasikan, menganalisis, dan
membujuk dengan cara lugas dan memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis
mengenai Undang-Undang Kesehatan Yang Berkaitan Dengan Bahan Pangan.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, suatu topik tertentu dari suatu makalah memiliki
rumusan masalah yang berisi berbagai pertanyaan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita
bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia.
Tujuan nasional tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan
nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang
menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatann
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan UndangUndang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, setiap kegiatan dan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan
berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta
pembangunan nasional.
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada
mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsurangsur
berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat
dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan
berkesinambungan. Perkembangan ini tertuang ke dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pada tahun 1982 yang selanjutnya disebutkan kedalam GBHN
1983 dan GBHN 1988 sebagai tatanan untuk melaksanakan pembangunan

6
kesehatan. Selain itu, perkembangan teknologi kesehatan yang berjalan seiring
dengan munculnya fenomena globalisasi telah menyebabkan banyaknya
perubahan yang sifat dan eksistensinya sangat berbeda jauh dari teks yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Pesatnya kemajuan teknologi kesehatan dan teknologi informasi dalam era global
ini ternyata belum terakomodatif secara baik oleh Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2.2 Pengertian Bahan Pangan
Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan
mampu memelihara tubuhnya serta berkembang biak.
Bahan pangan pada umumnya terdiri atas zat-zat kimia, baik yang
terbentuk secara alami ataupun secara sintetis, dalam berbagai bentuk kombinasi
dan yang berperan penting bagi kehidupan, seperti halnya air dan oksigen.
Bahan pangan terdiri dari empat komponen utama yaitu karbohidrat, protein,
lemak, air dan turunan-turunannya.
Selain itu bahan pangan juga tersusun dari komponen anorganik dalam
bentuk kandungan mineral, dan komponen organik lainnya dalam jumlah relatif
kecil, misalnya vitamin, enzim, emulsifier, asam, antioksidan, pigmen dan
komponen-komponen cita rasa/flavor.
Jumlah kompo nen-komponen tersebut berbeda-beda pada masing-masing
bahan pangan, tergantung pada susunan, kekerasan atau tekstur, cita rasa, warna
dan nilai makanannya.
Adapun Komponen-komponen utama bahan pangan :
1. Air
Kadarair sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, karena dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.Bahkan
dalam bahan makanan yang kering sekalipun, seperti buah kering, tepung
serta biji-bijian, terkandung air dalam jumlah tertentu.Air berperan dalam
zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang
menstabilkan pembentukan biopolimer dan sebagainya.Semua bahan
makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan

7
makanan hewani maupun nabati.Sebagai contoh sayur-sayuran dan buah-
buahan segar mempunyai kadar air 90-95%, susu 85-90%, ikan 70-80%,
telur 70-75% dan dagini 60-70%.Pengurangan air di samping bertujuan
untuk mengawetkan juga untuk mengurangi volume dan berat pangan
sehingga memudahkan dan menghemat pengepakan.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Sebanyak 60-
80% kalori yang diperoleh tubuh manusia berasal dari karbohidrat.Hal ini
terutama berlaku bagi bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Di samping merupakan
sumber utama, juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan.Misalnya rasa, warna, tektur dan lain-lain. Bagi tubuh manusia,
sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan sehari-hari, terutama
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Terbentuknya karbohidrat dari tanaman melalui proses asimiliasi atau
fotosintesis, yaitu terjadi melalui permukaan daun yang menghisap udara CO2,
bersamaan dengan air yang diserap oleh akar, dibawa ke jaringan daun. Proses
fotosintesis terjadi pada butir-butir hijau daun/klorofil.Klorofil adalah zat
warna/pigmen hijau yang menyerap energi dari matahari dan menyebabkan
tanaman mampu membentuk karbohidrat dari CO2 dan air. Karbohidrat/zat
tepung akan diangkut ke tempat-tempat penyimpanan, yaitu dalam buah, akar
dan umbi. Menurut ukuran molekulnya, karbohidrat dapat dikelompokkan
menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Monosakarida, yaitu karbohidrat yang paling sederhana susunan


molekulnya, terdiri dari 5 atau 6 atom C. Termasuk dalam golongan ini
adalah karbohidrat yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan
yang berasa manis.

b. Oligosakarida, merupakan polimer dari 2 sampai 10 monosakarida, yang


biasanya terdapat pada sari tebu atau bit.

c. Polisakarida, merupakan polimer yang terdiri dari lebih 10 monomer


monosakarida. Biasanya terdapat pada pati tumbuh-tumbuhan seperti
serealia dan umbi-umbian.

8
3. Protein

Protein merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi


kelangsungan hidup suatu mahluk. Di samping berfungsi sebagai bahan bakar
di dalam tubuh, juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandur unsur-


unsur C, H2O dan N yang tidak memiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Molekul protein mengandung pula belerang (S) dan fosfor (P) dan ada pula
jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Protein
juga berfungsi sebagai pemberi kalori, apabila jumlah karbohidrat dan lemak
tidak mencukupi kebutuhan tubuh.Apabila protein tidak cuku mengandung
asam amino esensial, sehingga tidak dapat digunakan untuk membangun
jaringan tubuh, protein tersebut dapat dioksidasi untuk menghasilkan energi.

4. Lemak dan Minyak

Molekul lemak terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen (C, H
dan O). Selain karbohidrat, lemak merupakan sumber energi yang kedua bagi
tubuh manusia. Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori sehingga sebagai
sumber kalori sebenarnya lebih menguntungkan. Asam lemak esensial tidak
dapat dibuat oleh tubuh manusia, harus diambil dari makanan, dan berfungsi
untuk melindungi alat-alat tubuh yang halus.

Di Negara yang beriklim dingin, kebutuhan lemak setiap orang lebih


tinggi, ini disebabkan oleh lemak memberikan kalori yang lebih tinggi
sehingga dapat melindungi tubuh dari iklim yang dingin di sekelilingnya.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Undang-Undang Kesehatan Berkaitan Dengan Bahan Pangan

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, hal


mengenai pengamanan makanan dan minuman secara khusus diatur dalam Pasal :

Pasal 110 Setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi dan
mempromosikan produk makanan dan minuman dan/atau yang diperlakukan
sebagai makanan dan minuman hasil olahan teknologi dilarang menggunakan
kata-kata yang mengecoh dan/atau yang disertai klaim yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya.

Pasal 111

1. Makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat harus


didasarkan pada standar dan/atau persyaratan kesehatan.
2. Makanan dan minuman hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label
yang berisi:

a. Nama produk
b. Daftar bahan yang digunakan
c. Berat bersih atau isi bersih;
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukan makanan
dan minuman kedalam wilayah Indonesia; dan
e. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa.

4. Pemberian tanda atau label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan secara benar dan akurat.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian label sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
6. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar, persyaratan
kesehatan, dan/atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar dan
disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

10
Pasal 112 Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab mengatur dan mengawasi
produksi, pengolahan, pendistribusian makanan, dan minuman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 109, Pasal 110, dan Pasal 111.

3.2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 Tentang : Pangan


Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk
terusmenerus meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia
secara adil dan merata dalam segala aspek kehidupan serta diselenggarakan secara
terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu
masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual, berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan
hak asasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu,
aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli
masyarakat. Untuk mencapai semua itu, perlu diselenggarakan suatu sistem
pangan yang memberikan perlindungan, baik bagi pihak yang memproduksi
maupun yang mengkonsumsi pangan, serta tidak bertentangan dengan keyakinan
masyarakat.

11
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Undang-undang nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan telah mengatur dasar-dasar


penyediaan pangan yang aman, bermutu, bergizi, dan cukup bagi kepentingan kesehatan
rakyat. Undang-Undang Pangan juga telah menekankan tersedianya pangan yang aman,
bermutu dan bergizi. Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa tujuan dari pengaturan,
pembinaan dan pengawasan pangan adalah (1) untuk menyediakan pangan yang
memenuhi persyaratan keamanan, Konsistensi pengawasan..., Heny Andayani, FISIP UI,
2009 8 Universitas Indonesia mutu, dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia, (2)
untuk menciptakan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggungjawab, (3) untuk
mewujudkan tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

Aspek keamanan pada pangan merupakan hal yang patut mendapat perhatian
serius dari pemerintah, kerena menyangkut hak asasi manusia untuk mendapatkan pangan
yang sehat. Tinjauan hukum yang terkait dengan pangan kadaluwarsa dilakukan untuk
melihat sejauh mana relevansi pengaturan yang berkaitan dengan keamanan pangan
(Undang-undang No.7 tahun 1996 tentang Pangan, Undang-Undang No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan

12
DAFTAR PUSTAKA

Budianto, Agus, Formalin Dalam Kajian Undang-Undang Kesehatan; Undang-Undang


Pangan Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Formalin In Health, Food
And Consumer Protection Laws Studies, Jurnal Legislasi Indnesia Vol.8 No.1-
April 201, 1-22.
https://jdih.kemenparekraf.go.id/katalog-1066-Undang-Undang
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=undang-
undang+kesehatan+yang+berkaitan+dengan+bahan+pangan+&btnG=#d=gs_qabs
&t=1665551029586&u=%23p%3DEKHg-orTDmAJ
file:///C:/Users/Acer%20PC/Downloads/20160113103030.pdf
file:///C:/Users/Acer%20PC/Downloads/udang-undang%20kesehatan.pdf
file:///C:/Users/Acer%20PC/Downloads/353-989-1-SM.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai