AKUTANSI S1
“ PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA ”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Ayu Oktaviani (1802110925)
Nurmawati (1802111481)
Rizki Doefani (1802112544)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas bimbingan dan penyertaan-Nya sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul ”PENGELOLAAN
PENERIMA NEGARA ” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem akutansi
pemerintah.
Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah
membimbing kami agar dapat mengerti tentang materi yang di bahas.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,
walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki, untuk itu kami mengharapkan dukungan dari pembaca sekalian
demi menyempurnakan tugas makalah berikutnya. Terima kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 5
2.1 Definisi Penerimaan dan pedapatan negara ............................................... 6
2.2 Jenis Penerimaan Negara ............................................................................... 6
2.2.1 Penerimaan Pajak......................................................................................... 6
2.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak ................................................................ 7
2.3 Objek PNBP..................................................................................................... 8
2.4 Subjek PNBP.................................................................................................... 9
2.5 Tarif PNBP....................................................................................................... 9
2.6 Pengelolaan PNBP........................................................................................... 9
2.7 Dasar Hukum................................................................................................... 11
2.8 Prinsip Penerimaan Hibah.............................................................................. 12
2.9 Jenis – Jenis Hibah.......................................................................................... 12
2.10 Mekanisme Pelaksanaan Hibah................................................................... 15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 16
3.1Kesimpulan......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah wujud daripengelolaan
keuangan negara yang merupakan instrumen bagi Pemerintah untukmengatur
pengeluaran dan penerimaan negara dalam rangka membiayaipelaksanaan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhanekonomi, meningkatkan
pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian,dan menentukan arah serta
prioritas pembangunan secara umum. Salah satu unsur APBN adalah anggaran
pendapatan negara dan hibah yang diperoleh salahsatunya dari Penerimaan negara bukan
pajak (PNBP). Penerimaan Negara Bukan Pajak memiliki kontribusi yang cukup
signifikan bagi penerimaan negara.Penerimaan Negara Bukan Pajak tidak hanya dikelola
oleh Direktorat Jenderal Pajak, akan tetapi dikelola oleh banyak Kementerian Lembaga,
Salah satunyalembaga bea cukai.Saat ini Penerimaan Negara Bukan Pajak dikelola oleh
lebih dari 3.000satuan kerja (satker) dengan jenis dan tarif PNBP yang beragam dengan
jumlahlebih dari 15.000 jenisdan masing-masing diatur dengan Peraturan
Pemerintah.Salah satu Kementerian Lembaga yang menyelenggarakan, fungsi
PenerimaanNegara Bukan Pajak juga mengelola berbagai jenis PNBP yang tarifnya
diaturdalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 38Tahun 2012 tentangTarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada KementerianPekerjaan
Umum.
APBN merupakan salah satu piranti kebijakn fiskal, sebagai segenapkebijakan
yang menyangkut pengelolaan penerimaan dan pengeluaran yangdilakukan oleh
pemerintah suatu negara.
Menindak lanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara,Kementerian Keuangan telah menetapkan, Peraturan tentang Pedoman
TataNaskah Dinas. Kementerian Keuangan yang digunakan sebagai acuan
umumpenyelenggaraanadministrasi umum dan acuan penyusunan pedoman tatanaskah
dinas di lingkungan Kementerian Keuangan. Untuk meningkatkan tertibadministrasi
kedinasan dan kelancaran arus komunikasi serta informasi antarunit organisasi,
Direktorat JenderalBea dan Cukai perlu menyesuaikan danmenyempurnakan ketentuan
petunjuk pelaksanaan tata naskah dinas. Kebijakanpokok atau kebijakan pelaksanaan
yang harus dipedomani dan dilaksanakandalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan
setiap instansi pemerintah yangberupa produk hukum yang bersifat pengaturan,
penetapan dan penugasan.
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Besaran tarif pajak telah diatur dalam undang-undang. Pajak menjadi sumber pendapatan
utama karena dibandingkan dengan penerimaan lainnya, pajak memberikan kontribusi
terbesar dalam pemenuhan kebutuhan negara. Terdapat tujuh sektor pendapatan pajak
negara, yaitu sebagai berikut:
a. Pajak penghasilan
Dalam undang-undangnomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, disimpulkan
bahwa definisi pajak penghasilan sebagai iuran wajib yang dipaksakan kepada wajib
6
pajak baik orang pribadi, perusahaan, maupun badan hukum atas pendapatan yang
diterima.
b. Pajak pertambahan nilai (PPN)
PPN merupakan pajak yang dipungut atas transaksi perdagangan barang maupun jasa
yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi maupun badan yang telah berstatus
pengusaha kena pajak (PKP).
c. Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM)
PPnBM dalam undang-undang nomor 42 tahun 2009 didefinisikan sebagai pajak yang
dikenakan terhadap barang-barang yang tergolong mewah, bukan kebutuhan pokok,
dan hanya digunakan oleh kalangan masyarakat tertentu untuk menunjukan status
sosial.
d. Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan adalah merupakan suatu pungutan atas tanah dan bangunan
yang dikarenakan adanya keuntungan, atau kedudukan sosial ekonomi, atau
memperoleh manfaat dari padanya bagi pemilik hak, baik perseorangan maupun
badan.
e. Pajak ekspor
Pajak ekspor adalah pajak yang dikenakan pemerintah terhadap barang kena pajak
(BKP) atau jasa kena pajak (JKP) yang ada pada kegiatan-kegiatan ekspor.
f. Pajak perdagangan internasional
Pajak perdagangan internasional merupakan seluruh penerimaan negara yang berasal
dari bea masuk dan pajak atau pungutan atas ekspor.
g. Bea masuk dan cukai
Kepabeanan merupan seluruh kegiatan pengawasan atas keluar dan masuknya barang
dari dan kedalam pabean. Bea masuk merupakan pungutan negara terhadap barang
impor, sedangkan cukai merupakan pungutan negara terhadap barang yang kena cukai.
PNBP merupakan seluruh pungutan yang diterima negara dari orang pribadi atau
badan yang diterima memperoleh manfaat pelayanan dan pemanfaatan sumber daya dan
hak negara, langsung maupun tidak langsung, sesuai dengan peraturan- undangan yang
berlaku, dan menjadi penerimaan Pemerintah di luar penerimaan perpajakan dan hibah,
serta dikelola dengan pendapatan dan belanja negara. PNBP perlu diatur oleh
pemerintah. Adapun tujuan dari penerimaan Negara adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan peningkatan kemandirian bangsa dengan optimalisasi sumber
pendapatan negara dari PNBP guna memperkuat ketahanan fiskal, dan mendukung
pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan
b. Mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka perbaikan kesejahteraan rakyat,
peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, perbaikan distribusi pendapatan,
dan pelestarian lingkungan hidup untuk kesinambungan antar generasi dengan tetap
mempertimbangkan keadilan.
c. Mewujudkan pelayanan pemerintah yang bersih, profesional, akuntabel, dan
akuntabel, untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang baik serta meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
3. Penerimaan Hibah
10
Hibah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai mempersembahkan
dengan menyerahkan hak atas sesuatu kepada orang lain. Dalam pasal 1666 - pasal 1693
Kitab Undang-undang Hukum Perdata diartikan hibah sebagai persetujuan dengan mana
seorang penghibah menyerahkan suatu barang secara Cuma-Cuma, tanpa dapat
menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang yang menerima penyerahan barang
itu, dan hanya mengaku penghibahan antara orang- orang yang masih hidup. Sedangkan
menurut Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan nomor 13 tentang Akuntansi
Hibah dikatakan bahwa hibah merupakan pinjaman yang tidak dapat dikembalikan.
Dapat disimpulkan bahwa hibah memiliki beberapa faktor, yaitu:
a. Hibah merupakan pinjaman, namun tidak dapat dikembalikan.
b. Hibah dilakukan dengan sukarela.
c. Hibah diakui apabila pemberi dan penerima hibah saat terjadi kesepakatan masih
dalam keadaan hidup.
Hibah dapat berupa uang, barang, maupun jasa. Dilanjutkan dalam Buletin Teknis
Standar Akuptansi Pemerintahan nomor 13, hiban yang diterima atau yang diberikan
harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan dan ketentuan dalam regulasi
keuangan negara, karena merupakan bagian dari pendapatan dan belanja negara.
Akuntabilitas tersebut tidak hanya terkait dari aspek akuntansi namun termasuk aspek
penganggaran, pengeluaran / penerimaan dana, pelaporan pemangku kepentingan, dan
pemanfaatan hibah.
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191 taun 2011 tentang Mekanisme Pengelolaan
Hibah.
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180 tahun 2012 tentang Perubahan Atas PMK
224/2011 tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi atas PH kepada Pemerintah.
11
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271 tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Hibah.
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213 tahun 2013 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 tahun 2015 tentang Tata Cara Penarikan
Pinjaman dan / atau Hibah Luar Negeri.
m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111 tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123 tahun 2013 tentang Pengelolaan BMN yang
berasa dari Aset Lainnya.
o. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan BMN dan PMK Nomor 87 tahun 2016 tentang Perubahan PMK Nomor
246 tahun 2014.
p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83 tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemusnalhan dan Penghapusan BMN.
14
6. Hibah dari Pemerintah Daerah kepada BUMD / Perusahaan Daerah. Pemerintah
daerah tertentu memberi hibah berupa uang kepada BUMD / Perusahaan Daerah
yang masuk dalam APBD, padahal pemerintah daerah mengharapkan ada manfaat
dan keuntungan sosial yang akan diterima masyarakat dari pemberian hibah yang
dimaksud.
7. Hibah dari Pemerintah Daerah kepada Daerah Pemekaran. Pemerintah Daerah
Induk memberi hibah berupa uang kepada Daerah Otonom Baru (Pemekaran) untuk
menunjang kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pemilukada sesuai
amanat dalam undang-undang pemekaran daerah.
b. Belum tertibnya penerimaan penerimaan dan belanja hibah Pemerintah Pusat dapat
memberikan pinjaman dan / atau hibah kepada pemerintah daerah, pemerintah /
lembaga asing, perusahaan negara / daerah dan / atau sebaliknya sesuai dengan yang
tercantum dalam UU APBN. Mekanisme mempersembahkan hibah dilaksanakan
sesuai dengan tujuan pengeluaran / belanja hibah yang berada dalam dokumen
anggaran yang berwenang menjadi BUN / BUD diatur dalam peraturan-undangan
tentang keuangan negara. Namun masih ditemui praktik atas transaksi hibah yang
belum sesuai dengan peraturan peraturan-undangan, seperti adanya pemberian bantuan
yang dialokasikan dalam jenis belanja sosial atau belanja barang yang seharusnya
merupakan hibah.
BAB III
PENUTUP
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pendapatan negara
didefinisikan sebagai seluruh penerimaan negara, baik dari perpajakan maupun bukan
perpajakan, serta penerimaan yang berasal dari hibah luar negeri.
15
Jenis jenis penerimaan negara :
Penerimaan pajak
Penerimaan perpajakan berarti seluruh penerimaan yang diperoleh negara yang terdiri
atas pendapatan pajak.
Penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP)
PNBP merupakan seluruh pungutan yang diterima negara dari orang pribadi atau
badan yang diterima memperoleh manfaat pelayanan dan pemanfaatan sumber daya
dan hak negara, langsung maupun tidak langsung, sesuai dengan peraturan- undangan
yang berlaku, dan menjadi penerimaan Pemerintah di luar penerimaan perpajakan dan
hibah, serta dikelola dengan pendapatan dan belanja negara.
DAFTAR PUSTAKA
Yesi mutia Basri. Nur azlina dan Vera Oktari Sistem Akutansi Pemerintah
http://repository.uin-suska.ac.id/3612/2/BAB%20I.pdf
16