Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN

PERENCANAAN PENYUSUNAN APBD

I. Dasar Hukum :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rancana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Menengah Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Daerah);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah;
II. Mekanisme perencanaan daerah :
 Mekanisme perencanaan daerah adalah suatu proses yang melibatkan
berbagai tahapan dan unsur-unsur untuk mengoptimalkan dan
mendistribusikan sumber daya yang tersedia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu wilayah atau daerah dalam kurun waktu yang
telah ditentukan.
 Secara umum, mekanisme penyusunan peraturan daerah (perda) terbagi
menjadi 5 tahap, yaitu perencanaan, penyusunan, pembahasan,
penetapan/pengesahan dan pengundangan. Perencanaan penyusunan perda
dilakukan dalam Program Legislasi Daerah (prolegda) yang memuat judul,
materi, dan keterkaitan rancangan perda dengan peraturan perundang-
undangan lainnya.
 Perencanaan dan penganggaran daerah merupakan cermin dari efektivitas
pengelolaan keuangan daerah yang baik untuk menunjang keberhasilan
desentralisasi fiskal. Proses perencanaan dimulai dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang mengacu kepada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJPD merupakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 tahun yang digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) untuk setiap jangka waktu 5 tahun. Setelah RPJMD
ditetapkan, pemerintah daerah menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 tahun.
III. Kedudukan RKPD dengan KUA PPAS:
 RKPD adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan
daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 tahun.
RKPD merupakan kebijakan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah (Perda) atau Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati, Peraturan
Walikota.
 KUA PPAS adalah Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara yang merupakan dokumen perencanaan anggaran
daerah untuk periode 1 tahun. KUA memuat kebijakan bidang pendapatan,
belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya. PPAS memuat
program prioritas dan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada
perangkat daerah untuk setiap program, kegiatan dan sub kegiatan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja
perangkat daerah. KUA PPAS harus mendapat persetujuan dari Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
 Kedudukan RKPD dengan KUA PPAS adalah sebagai berikut: RKPD menjadi
pedoman kepala daerah dalam menyusun rancangan KUA PPAS
berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan program strategis
nasional. Rancangan KUA PPAS kemudian menjadi bahan bagi penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang harus
dievaluasi oleh pemerintah pusat sebelum ditetapkan menjadi APBD 5.
IV. KUA dan PPAS
1. Ketentuan Umum KUA dan PPAS
Penyusunan Rancangan APBD didasarkan prinsip:
a. sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan kemampuan pendapatan daerah;
b. tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi;
c. berpedoman pada RKPD, KUA, dan PPAS;
d. tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan;
e. dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan,
manfaat untuk masyarakat dan taat pada ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
f. APBD merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan
penerimaan dan pengeluaran daerah.
g. Kebijakan Umum APBD (KUA) adalah dokumen yang memuat kebijakan
bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang
mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
2. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) adalah program prioritas
dan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada perangkat Daerah untuk
setiap program, kegiatan dan sub kegiatan sebagai acuan dalam penyusunan
rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah.
 Berdasarkan Pasal 89 sampai dengan Pasal 92 Peraturan Pemerintah
Nomor 12 tahun 2019, Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2020 (hal 72)
ini membuat ketentuan terkait KUA dan PPAS sebagai berikut:
a. Kepala Daerah menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS
berdasarkan RKPD dengan mengacu pada pedoman penyusunan
APBD.
b. Pedoman penyusunan APBD ditetapkan oleh Menteri setelah
berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional dan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan. Pedoman penyusunan APBD tersebut memuat antara lain:
1) pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan
pemerintah dengan pemerintah daerah;
2) prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran
berkenaan;
3) teknis penyusunan APBD; dan
4) hal-hal khusus lainnya.
c. Rancangan KUA memuat:
1) kondisi ekonomi makro daerah;
2) asumsi penyusunan APBD;
3) kebijakan Pendapatan Daerah;
4) kebijakan Belanja Daerah;
5) kebijakan Pembiayaan Daerah; dan
6) strategi pencapaian, yang memuat langkah-langkah konkrit dalam
mencapai target kondisi ekonomi makro daerah, asumsi
penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan
belanja daerah, dan kebijakan pembiayaan daerah.
d. Rancangan PPAS disusun dengan tahapan:
1) menentukan skala prioritas pembangunan daerah;
2) menentukan prioritas program, kegiatan, dan sub kegiatan untuk
masing-masing urusan yang disinkronkan dengan prioritas dan
program nasional yang tercantum dalam rencana kerja pemerintah
pusat setiap tahun untuk pemerintah provinsi;
3) menentukan prioritas program, kegiatan, dan sub kegiatan untuk
masing-masing urusan yang disinkronkan dengan prioritas dan
program nasional yang tercantum dalam rencana kerja pemerintah
pusat dan prioritas serta program provinsi yang tercantum dalam
rencana kerja pemerintah provinsi setiap tahun untuk pemerintah
kabupaten/kota; dan
4) menyusun capaian kinerja, sasaran, dan plafon anggaran
sementara untuk masing-masing program, kegiatan, dan sub
kegiatan.
e. Sub kegiatan dapat dianggarkan:
1) untuk 1 (satu) tahun anggaran; atau
2) lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dalam bentuk sub kegiatan tahun
jamak.
3. Ketentuan Terkait Kesepakatan KUA dan PPAS
 Berdasarkan pada Pasal 90 sampai dengan Pasal 92 Pemerintah Nomor
12 tahun 2019, Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2020, ini membuat
ketentuan terkait KUA dan PPAS sebagai berikut:
a. Kepala Daerah menyampaikan rancangan KUA dan rancangan PPAS
kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan Juli untuk dibahas
dan disepakati bersama antara Kepala Daerah dan DPRD.
b. Kepala Daerah dapat mengajukan usulan penambahan kegiatan/sub
kegiatan baru dalam rancangan KUA dan rancangan PPAS yang tidak
terdapat dalam RKPD untuk disepakati bersama dengan DPRD dalam
pembahasan rancangan KUA dan rancangan PPAS.
c. Penambahan kegiatan/sub kegiatan baru tersebut sepanjang
memenuhi kriteria darurat atau mendesak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
d. Kesepakatan terhadap rancangan KUA dan rancangan PPAS
ditandatangani oleh Kepala Daerah dan pimpinan DPRD paling lambat
minggu kedua bulan Agustus.
e. KUA dan PPAS yang telah disepakati Kepala Daerah bersama DPRD
menjadi pedoman bagi perangkat daerah dalam menyusun RKA
SKPD.
f. Tata cara pembahasan rancangan KUA dan rancangan PPAS
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Persetujuan bersama paling sedikit memuat:
1) nama Kegiatan;
2) jangka waktu pelaksanaan Kegiatan;
3) jumlah anggaran; dan
4) alokasi anggaran per tahun.
4. Ketentuan Pelaksanaan
a. Kepala daerah menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS
berdasarkan RKPD dengan mengacu pada pedoman penyusunan APBD
diuraikan sebagai berikut:
1) TAPD menyiapkan seluruh isi rancangan KUA menggunakan data dan
informasi terkait kebijakan anggaran yang terdapat dalam RKPD;
2) TAPD menyiapkan seluruh isi rancangan PPAS menggunakan data dan
informasi terkait program prioritas beserta indikator kinerja dan indikasi
pendanaan yang bersumber dari RKPD.
b. Kepala Daerah menyampaikan rancangan KUA dan rancangan PPAS
kepada DPRD.
c. Kepala Daerah dan DPRD melakukan pembahasan rancangan KUA dan
rancangan PPAS. Pembahasan tersebut mengacu pada muatan
rancangan KUA dan rancangan PPAS.
d. Kepala Daerah dan DPRD melakukan kesepakatan bersama berdasarkan
hasil pembahasan rancangan KUA dan rancangan PPAS.
e. Kesepakatan terhadap rancangan rancangan KUA dan rancangan PPAS
dituangkan dalam nota kesepakatan KUA dan nota kesepakatan PPAS
yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan
DPRD.
5. Nota Kesepakatan KUA:
 Nota Kesepakatan KUA adalah dokumen yang ditandatangani oleh kepala
daerah dan pimpinan DPRD yang memuat kebijakan umum anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk tahun anggaran berikutnya1.
Nota Kesepakatan KUA menjadi dasar dalam penyusunan prioritas dan
plafon anggaran sementara (PPAS) dan rancangan APBD.
 Nota Kesepakatan KUA memuat antara lain: kondisi ekonomi makro
daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah,
kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi
pencapaian. Nota Kesepakatan KUA harus disesuaikan dengan rencana
kerja pemerintah daerah (RKPD), rencana pembangunan jangka
menengah daerah (RPJMD), dan pedoman penyusunan APBD yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat.
 Nota Kesepakatan KUA ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD setelah
melalui pembahasan antara tim anggaran pemerintah daerah (TAPD)
dengan badan anggaran DPRD. Nota Kesepakatan KUA harus
ditandatangani paling lambat tanggal 31 Agustus tahun berjalan untuk
tahun anggaran berikutnya.
6. Nota Kesepakatan PPAS:
 Nota kesepakatan PPAS adalah dokumen yang ditandatangani oleh kepala
daerah dan pimpinan DPRD yang memuat prioritas dan plafon anggaran
sementara (PPAS) untuk tahun anggaran berikutnya. Nota kesepakatan
PPAS menjadi dasar dalam penyusunan rancangan APBD dan rencana
kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah.
 PPAS adalah program prioritas dan batas maksimal anggaran yang
diberikan kepada perangkat daerah untuk setiap program, kegiatan dan
sub kegiatan sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja dan
anggaran satuan kerja perangkat daerah. PPAS disusun berdasarkan
kebijakan umum APBD (kua) yang memuat kebijakan bidang pendapatan,
belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode
1 (satu) tahun.
 Penyusunan PPAS dilakukan dengan tahapan: menentukan skala prioritas
pembangunan daerah, menentukan prioritas program, kegiatan, dan sub
kegiatan untuk masing-masing urusan pemerintahan, menentukan plafon
anggaran sementara berdasarkan urusan pemerintahan dan
program/kegiatan, menyampaikan rancangan kua dan rancangan PPAS
kepada DPRD, dan menandatangani nota kesepakatan kua dan nota
kesepakatan PPAS.
7. KESIMPULAN :
 Berdasarkan pada Pasal 90 sampai dengan Pasal 92 Pemerintah Nomor
12 tahun 2019, dan Ketentuan Terkait KUA PPAS pada halaman 72
Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2020, mengatur ini membuat
 Kegiatan yang bisa dilaksanakan apabila dalam PPAS RKPD tidak
dianggarkan adalah sebagai berikut:
o Melakukan revisi atau penyesuaian PPAS dengan RKPD agar sesuai
dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah. Revisi atau
penyesuaian PPAS harus mendapat persetujuan dari DPRD.
o Melakukan pergeseran anggaran antara program, kegiatan, atau sub
kegiatan dalam PPAS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pergeseran anggaran harus dilaporkan kepada DPRD dan pemerintah
pusat.
 Kegiatan yang tidak tercantum dalam RKPD dapat dilaksanakan dengan
melakukan Nota Kesepakatan tentang Penambahan Kegiatan/Sub
Kegiatan Baru pada KUA PPAS yang tidak terdapat dalam RKPD;
 Kegiatan yang tidak tercantum dalam PPAS dapat dilaksanakan dengan
melakukan Nota Kesepakatan tentang Penambahan Kegiatan/Sub
Kegiatan Baru pada KUA PPAS yang tidak terdapat dalam PPAS;
 Nota Kesepakatan perubahan KUA PPAS ditandatangani Bupati dengan
Ketua DPRD;
SALINAN

MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA

DE'PATITPAl\T I\iIE'I\TTE'PT NAT AI\lI NTE'r1E'PT PE'DTIETT TI' T\][1NNTE'qTA

NOMOR 77 TAHUN 2O2O


TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG [4AHA ESA

MENTERI DALAM NEGER-I REPIJBL,IK INDONESIA,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 221 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor L2 Tahun 2OL9 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah;

Mengingat: 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Repubtik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 1,66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor a9L6);
e Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pernerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tanbahan Lembaran
Nega.ra Republik Indonesia Nomor 5587) seba-gaima.na
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 201,5 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2AI4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
71

'! I ncLcrieen lznnqtnrlzci atas nelaLsenoan arrh !-!Wt;iql6i


lzaoiaton rzano
PUAvrJq@i ^tutiEL.uAet eaqs l,vrtu-rs@iaai -uv JeiE;

secara teknis merupakan satu kesatuan untuk


menghasilkan 1 (satr:) kelua:r'an yallg memerlukan waktu
penyelesaian lebih dari L2 (dua belas) bulan dalam tahun
anggaran berkenaan;
2) pekerjaan atas pelaksanaan sub kegiatan yang menurut
sifatnya harus tetap berlangsung pada pergantian tahun
anggaran; dan
3) pekerjaan atas pelaksanaan sub kegiatan yang menur"ut
sifatnya harus tetap berlangsung pada pergantian tahun
anggaran, antara lain penanzrman benih/ bibit, penghijauan,
pelayanan perintis laut/udara, makanan dan obat di rumah
sakit, pelayanan pembuangan sampah, dan pengadaan jasa
pelayanan kebersihan {cleaning seruice) .
h. Penganggaran Kegiatan Tahun Jamak berdasarkan atas
persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD, yang
ditandatangani bersamaan dengan penandatanganan KUA dan
PPAS. Jangka waktu penganggaran pelaksanaan Kegiatan Tahun
Jamak tidak melampaui akhir tahun masajabatan Kepala Daerah
berakhir, kecuali Kegiatan Tahun Jamak dirnaksud merupakan
prioritas nasional dan/atau kepentingan strategis nasiona-l sesuai
dengan ketenh:_ a n peratu ran peru ndang-u_ n<lan gan.
i. Pen5rusunan rancangan KUA dan PPAS menggunakan klasifikasi,
kodefikasi, dan nomen'riatur sesuai &engan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai Klasifikasi, Kodefikasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan darr Keuangan Daerah
dan pemutakhirannya.
j. Proses pen)rusun€rn rancangan KUA dan PPAS memuat informasi,
aliran data, serta penggunaan dan penyajian dokumen yang
dilakukan secaxa elektronik.
2. Ketentuan Terkait Kesepakatan KUA dan PPAS
Mengacu pada Pasal 90 sampai dengan Pasal 92 Pemerintah
Nomor 12 tahun 2019, Peraturan Menteri ini membuat ketentuan
terkait KUA dan PPAS sebagai berikut:
a. Kepala Daerah menyampaikan rancangan KUA dan rancangan
PPAS kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan Juli untuk
- ??o

Dpnamhalran errlr l:aoia*an l-ranr Aifnrmrrlaci'Lon farlp'hilr r{ahrrlrr

dalam RKA-SKPD.
b. Pcniqr{rrralan rrlqno Aqn I qtqtt neninolzatqn cqnqian tqrset Lineriq

program, kegiatan dan sub kegiatan diformulasikan terlebih dahulu


dalam perubahan DPA-SKPD.
c. RKA-SKPD dan.perubahan DPA-SKPD digunakan sebagai dasar
penJrusunan rancai-rgan Perda tentang perubahan kedua APBD.

d. Dalam hal keadaan luar biasa yang menyebabkan estimasi


penerimaan dalam APBD mengalami penurrnan lebih dari 50%
(lima puluh persen) dapat dilakukan penjadwalan ulang dan/atau
nensuraf'rsan
l- -_..o'-_
--_o--- caoaiatt
-__f _ sa-sala-n kineria
J-' r-)rograrn.
l_ _ _ q ----, kesiatan
--o---- da-n sub
kegiatan lainnya dalam tahun anggaran berkenaan.
e. Penjadwalan ulang dan/atau pengurangan capaia-n sasaran kjne{a
program, kegiatan dan sub kegiatan diformulasikan terlebih dahulu
dalam t-nerrLrahan
-_ '_ - _-_--_ DPA-SKPD.

f. Perubahan DPA-SKPD digunakan sebagai dasar penyusunan


r^r.qr6^r Dcrda tanfand nanrhahon LaAtta ADRn
I'v^BvlJa4

H. PEI{YUSUNAN PERUBAHAN APBD


1. Ketentuan Umum
Mengacu pada Pasal 169 sampai dengan Pasal 776 Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2OI9, peraturan Menteri ini membuat
ketenhral terkait penJn-rsunan perlrbaha-n Anggaran Pendapa-ta-r-r dan
Belanja Daerah sebagai berikut:
a. PenS.usunan perubahan KUA dan Perubahan PPAS;

1) Rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS


disampaikran kepad.a DPRD paiing iambat minggu pertama
bulan Agustus dalam tahun anggaran berkenaan untuk
dibaha-s dan disepa-ka-ti bersama antara- kepala da-erah dan
DPRD.
.
Cl T{ccanalzafan farlrar{an rd6^dhd6^ naarhahan LT IA .lo-

rancangan perubahan PPAS dituangkan ke dalam nota


kesepakatarr per-urbaharr KUA dasr nota, kesepa-ka,ta:r
perubahan PPAS yang ditandatangani bersama antara kepala
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

DE'P
I LtVli ATTvivlit
TP A \I iririi
I\iIE']\ITE'PT
iLili T-'t AT A
patuarata l\/t ]\IE'(1III?T
lrLvLau I2E-DT TEIT TL T'|\Ina)NTE-ST A

NOMOR 86 TAHUN 2OI7


TENTANG
TATA CARA PERENCANAAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI
PEMBANGUNAN DAERAH, TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN
DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
DAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, SERTA
TATA CARA PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, DAN
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

DENGAN FJ.HMAT TUTLAN YANG MAHA ESA

MENTER-I DAL,AM NEGER.I REPIJBLIK INDONESIA.

Menimbang : untuk nnelaksanakan ketentuan Pasal 277 tJndang-


bah-.'ra
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, perlu menetapkarr Peratura-n Menteri Dalam Negeri
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangla Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
' Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
-126-

(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan super"'isi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241 ayat (2)
ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan,
Kepala Perangkat Daerah provinsi mengambil langkah-
langkah penyempurnaan agar penyusunan RKA
Perangkat Daerah provinsi sesuai dengan Renja
Perangkat Daerah provinsi.
(3) Kepala Perangkat Daerah provinsi menyampaikan
laporan hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), kepada gubernur melalui kepala
BAPPEDA provinsi.

Pasal 243
(1) Kepala BAPPEDA provinsi melakukan evaluasi terhadap
laporan hasil pemantauan dan supervisi pelaksanaan
Renja Perangkat Daerah provinsi yang disampaikan oleh
kepala Perangkat Daerah provinsi.
(2) Dalam hai evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan adanya
ketidaksesu aian / pen5,irnpan gan, g-r bernur melalu i kepa-la
BAPPEDA provinsi menyampaikan rekomendasi dan
langkah penJrempurnaan RKA Perangkat Daerah provinsi
untuk ditindaklanjuti oleh kepa-la Perangkat Daerah
provinsi.
(3) Kepala Perangkat Daerah provinsi menyampaikan hasil
tindak lanjut perbaikan/perryempurnaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (21, kepada gubernur melalui
BAPPEDA provinsi.

Pasal 244
(1) Pengendalian pelaksanaan RKPD provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 239 mencakup sasaran dan
prioritas pembangunan tahunan Daerah, rencana
program dan kegiatan prioritas Daerah, serta pagu
indikatif.

Anda mungkin juga menyukai