Disusun oleh :
Dosen Pengajar :
PENNDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, kepala daerah
menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS berdasarkan RKPD dan pedoman
penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun
Dalam menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS, kepala daerah dibantu oleh Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah. Rancangan
KUA dan rancangan PPAS yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku
ketua TAPD kepada kepala daerah, paling lambat pada minggu pertama bulan Juni.
Rancangan KUA memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD,
kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan
strategi pencapaiannya. Strategi pencapaian memuat langkah-langkah kongkret dalam
mencapai target
Rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling
lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh TAPD
bersama panitia anggaran DPRD. Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas
selanjutnya disepakati menjadi KUA dan PPAS paling lambat akhir bulan Juli tahun
anggaran berjalan. Format KUA dan PPAS tercantum dalam Lampiran A.X.a dan A.XI.a
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
KUA dan PPAS yang telah disepakati masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan
yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu
bersamaan. Dalam hal kepala daerah berhalangan, yang bersangkutan dapat menunjuk
pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani nota kesepakatan KUA dan PPAS.
Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, penandatanganan nota kesepakatan KUA dan
PPAS dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang. Format nota
kesepakatan tercantum dalam Lampiran A.XII.a Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006. Berdasarkan nota kesepakatan, TAPD menyiapkan rancangan surat edaran
kepala daerah tentang pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-
SKPD) sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
PEMBAHASAN
Definisi
Sebelumnya kita mengenal PPA yang merupakan akronim dari Prioritas dan Plafon
Anggaran yang pengertiannya diatur di dalam Pasal 1 angka 33 Permendagri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
PPA diartikan sebagai program prioritas dan patokan batas anggaran maksimal yang
diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan
RKA-SKPD setelah disepakati dengan DPRD. Namun dengan terbitnya Permendagri
Nomor 21 Tahun 2011 sebagai Perubahan Kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, PPA dihapus. Karena itu,
sejak Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 diumumkankan pada tanggal 25 Mei 2011
oleh Menteri Hukum dan HAM RI, Patrialis Akbar maka kita tidak mengenal lagi
PPA. Sebelumnya kita membedakan antara PPAS dan PPA, jika PPAS adalah
rancangan program prioritas dan patokan batas anggaran maksimal yang diberikan
kepada SKPD sebelum disepakati dengan DPRD, sedangkan PPA adalah program
prioritas dan patokan batas anggaran maksimal yang diberikan kepada SKPD setelah
disepakati oleh DPRD.
Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang
memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang
mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
Tujuan
1. Dalam menyusun rancangan KUA), kepala daerah dibantu oleh TAPD yang dipimpin
oleh sekretaris daerah
2. Rancangan KUA yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku
koordinator pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada
awal bulan Juni
3. Rancangan KUA disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling lambat
pertengahan bulan Juni tahu berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan
RAPBD tahun anggaran berikutnya
4. Rancangan KUA disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling lambat
pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya
5. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD
6. Rancangan KUA yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi KUA paling
lambat minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebijakan Umum APBD merupakan dokumen yang memuat kondisi ekonomi makro
daerah meliputi kondisi pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan, asumsi dasar
penyusunan RAPBD meliputi laju inflansi, pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait
dengan indikator ekonomi makro daerah, kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan
perkiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah yang
mencerminkan program utama atau prioritas pembangunan dan langkah kebijakan dalam
upaya peningkatan pembangunan daerah yang merupakan sinkronisasi kebijakan pusat dan
kondisi riil di daerah, kebijakan pembiayaan daerah yang menggambarkan sisi defisit dan
surplus daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka
menyikapi tuntutan pembangunan daerah.
Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat
kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya
untuk periode 1 (satu) tahun.
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan
program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan
DPRD