Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA)

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah

Disusun oleh :

Rizki sugiharta – 41183506200005


Azharudin Fahlavi – 41183506200022

Dosen Pengajar :

Dr. Andi Sopandi

Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam “45” Bekasi
BAB I

PENNDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, kepala daerah
menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS berdasarkan RKPD dan pedoman
penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun

Dalam menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS, kepala daerah dibantu oleh Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah. Rancangan
KUA dan rancangan PPAS yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku
ketua TAPD kepada kepala daerah, paling lambat pada minggu pertama bulan Juni.
Rancangan KUA memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD,
kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan
strategi pencapaiannya. Strategi pencapaian memuat langkah-langkah kongkret dalam
mencapai target

Rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling
lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh TAPD
bersama panitia anggaran DPRD. Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas
selanjutnya disepakati menjadi KUA dan PPAS paling lambat akhir bulan Juli tahun
anggaran berjalan. Format KUA dan PPAS tercantum dalam Lampiran A.X.a dan A.XI.a
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.

KUA dan PPAS yang telah disepakati masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan
yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu
bersamaan. Dalam hal kepala daerah berhalangan, yang bersangkutan dapat menunjuk
pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani nota kesepakatan KUA dan PPAS.
Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, penandatanganan nota kesepakatan KUA dan
PPAS dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang. Format nota
kesepakatan tercantum dalam Lampiran A.XII.a Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006. Berdasarkan nota kesepakatan, TAPD menyiapkan rancangan surat edaran
kepala daerah tentang pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-
SKPD) sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD
B. Rumusan Masalah

1.1. Bagaimana Proses Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) ?


1.2. Apa Saja Tujuan Penyusunan Anggaran KUA ?
1.3. Apa Fungsi Anggaran KUA ?

C. Tujuan Penelitian

1.1. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Penyusunan Kebijakan Umum


Anggaran KUA
1.2. Untuk Mengetahui Tujuan Penyusunan Anggaran KUA
1.3. Untuk Mengetahui Anggaran KUA

D. Manfaat Penelitian

Manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan penulis, tentang bagaimana proses


penyusunan kebijakan umum anggaran KUA
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi

KUA merupakan akronim dari Kebijakan Umum APBD , sedangkan PPAS


merupakan akronim dari Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara. Pasal 1 angka 46
PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Pasal 1 angka
31 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, telah memberi
pengertian atas KUA sebagai dokumen yang memuat kebijakan bidang Pendapatan ,
belanja dan pembiayaan serta asumsi yang ditetapkannya untuk periode 1 (satu)
tahun.

Sebelumnya kita mengenal PPA yang merupakan akronim dari Prioritas dan Plafon
Anggaran yang pengertiannya diatur di dalam Pasal 1 angka 33 Permendagri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
PPA diartikan sebagai program prioritas dan patokan batas anggaran maksimal yang
diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan
RKA-SKPD setelah disepakati dengan DPRD. Namun dengan terbitnya Permendagri
Nomor 21 Tahun 2011 sebagai Perubahan Kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, PPA dihapus. Karena itu,
sejak Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 diumumkankan pada tanggal 25 Mei 2011
oleh Menteri Hukum dan HAM RI, Patrialis Akbar maka kita tidak mengenal lagi
PPA. Sebelumnya kita membedakan antara PPAS dan PPA, jika PPAS adalah
rancangan program prioritas dan patokan batas anggaran maksimal yang diberikan
kepada SKPD sebelum disepakati dengan DPRD, sedangkan PPA adalah program
prioritas dan patokan batas anggaran maksimal yang diberikan kepada SKPD setelah
disepakati oleh DPRD.

Penyusunan Rancangan KUA

Kebijakan Umum APBD merupakan dokumen yang memuat kondisi ekonomi


makro daerah meliputi kondisi pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan, asumsi
dasar penyusunan RAPBD meliputi laju inflansi, pertumbuhan PDRB dan asumsi
lainnya terkait dengan indikator ekonomi makro daerah, kebijakan pendapatan daerah
yang menggambarkan perkiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah,
kebijakan belanja daerah yang mencerminkan program utama atau prioritas
pembangunan dan langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan daerah
yang merupakan sinkronisasi kebijakan pusat dan kondisi riil di daerah, kebijakan
pembiayaan daerah yang menggambarkan sisi defisit dan surplus daerah sebagai
antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka menyikapi tuntutan
pembangunan daerah.

Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang
memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang
mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.

Tujuan

Pedoman untuk mengarahkan sumberdaya fiskal Kota Pariaman dalam rangka


pencapaian target-target pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam Rencana
Kerja Pembangunan Daerah.Sebagai pedoman penyusunan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS).
Proses penyusunan KUA

1. Dalam menyusun rancangan KUA), kepala daerah dibantu oleh TAPD yang dipimpin
oleh sekretaris daerah
2. Rancangan KUA yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku
koordinator pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada
awal bulan Juni
3. Rancangan KUA disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling lambat
pertengahan bulan Juni tahu berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan
RAPBD tahun anggaran berikutnya
4. Rancangan KUA disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling lambat
pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya
5. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD
6. Rancangan KUA yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi KUA paling
lambat minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kebijakan Umum APBD merupakan dokumen yang memuat kondisi ekonomi makro
daerah meliputi kondisi pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan, asumsi dasar
penyusunan RAPBD meliputi laju inflansi, pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait
dengan indikator ekonomi makro daerah, kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan
perkiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah yang
mencerminkan program utama atau prioritas pembangunan dan langkah kebijakan dalam
upaya peningkatan pembangunan daerah yang merupakan sinkronisasi kebijakan pusat dan
kondisi riil di daerah, kebijakan pembiayaan daerah yang menggambarkan sisi defisit dan
surplus daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka
menyikapi tuntutan pembangunan daerah.

Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat
kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya
untuk periode 1 (satu) tahun.

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan
program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan
DPRD

Untuk menjamin konsistensi dan percepatan pembahasan rancangan KUA/KUPA dan


rancangan PPAS/PPAS Perubahan, kepala daerah harus menyampaikan rancangan
KUA/KUPA dan rancangan PPAS/PPAS Perubahan tersebut kepada DPRD dalam waktu
yang bersamaan, yang selanjutnya hasil pembahasan kedua dokumen tersebut disepakati
bersama antara kepala daerah dengan DPRD pada waktu yang bersamaan sehingga
keterpaduan substansi KUA/KUPA dan PPAS/PPAS Perubahan dalam proses penyusunan
rancangan peraturan daerah tentang APBD/Perubahan APBD akan lebih efektiF

Anda mungkin juga menyukai