Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurlaelah

NIM : 205134020
Kelas : 3A AMP
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen Pemerintahan

ARTIKEL 1
Anggaran Berbasis Akrual
Atribut utama accrual budgeting adalah penyajian informasi yang memadukan beban
pada periode munculnya beban , dipicu oleh fenomena pengakuan perolehan & pencatatan aset
berasal dari hutang. Anggaran akrual memecahkan hambatan tradisi lama teknologi apropriasi
atau penjatahan dalam cash based budgeting, Apabila anggaran kas adalah input based
budgeting1, anggaran akrual adalah input-output based budgeting pada sistem kepemerintahan
berorientasi hasil .
Outcomes dan outputs merupakan hal penting, sehingga anggaran akrual sebetulnya
mempunyai karakter anggaran kinerja , harus dibandingkan dengan target, tolok ukur atau
kriteria tertentu. Ketiga, Berbeda dengan anggaran berbasis kas, anggaran akrual lebih terjalin
lintas waktu tahun anggaran karena apa yang diakrualkan pada suatu periode anggaran,
direalisasi pada periode anggaran selanjutnya. Perubahan kebijakan anggaran dan format
anggaran menyebabkan inkonsistensi jalinan antar tahun anggaran, dilakukan bila terpaksa.
Perubahan harus dijelaskan pada pemangku kepentingan anggaran, agar mereka tetap dapat
membandingkan anggaran/realisasi tahun tertentu dengan tahun-tahun sebelum terjadi perubahan
format anggaran, dilengkapi penjelasan alasan perubahan kebijakan anggaran dan format
anggaran tersebut
Karena itu, sistem anggaran memberi jaminan bahwa Departemen
fungsional,Pemda,instansi pemerintahan bergerak maju ketingkat yang lebih baik dari waktu
kewaktu. APBN/D sampai pertanggungjawaban realisasi anggaran dan annual report selesai
dilaporkan dihadapan DPR. Kesembilan, Pemerintah Pusat cq Departemen Keuangan diharapkan
membangun kebijakan agar format anggaran akrual dapat disesuaikan dengan kondisi unik
lapangan masing-masing departemen fungsional, Pemda, instansi pemerintahan, namun struktur
utama tetap menjamin konsistensi atau keseragaman tertentu antar departemen fungsional,
Pemda, dan instansi pemerintahan12. Kesepuluh, Anggaran kinerja harus dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja Pimpinan departemen fungsional, Pemda, instansi pemerintahan.
Anggaran berbasis kinerja dimulai dengan penetapan visi entitas, sasaran jangka panjang,
menengah dan pendek , perencanaan kinerja jangka pendek, penetapan keluaran atau target hasil
yang dirinci menjadi kinerja tahunan kegiatan utama sesuai tupoksi, proyek dan program utama
entitas tersebut. Bagi entitas pemerintah dan nirlaba lain, raihan kinerja seringkali bukan laba
dan seringkali tak dapat diukur dalam satuan keuangan, misalnya bebas pandemi dan sara, walau
sebagian dapat diukur dengan satuan keuangan misalnya target pemasukan pajak , target
akumulasi devisa dan lain-lain.
Berdasar standar biaya keluaran yang disusun berdasar indikator masukan , disusun
kebutuhan anggaran untuk mencapai kinerja tersebut. Alokasi anggaran harus dijamin cukup
memadai untuk kegiatan sampai mencapai target/hasil/keluaran. Pola realisasi anggaran yang
dapat digunakan untuk mata anggaran lain, juga akan membahayakan target kinerja tertentu yang
dialihkan anggarannya. Pada intinya, apabila anggaran dialihkan, kinerja semula tidak dapat lagi
diharapkan karena dana tak memadai. Rencana kerja harus bersifat operasional, berdasar struktur
organisasi, penanggungjawab, pelaksana program, rencana kerja harus dapat digunakan untuk
pedoman kerja para pelaksana, dengan demikian disebut activity based budget, zero based
budget, operational based budget,value chain budget, berbasis perencanaan strategis yang berisi
visi, misi, tujuan, sasaran yang harus tercapai suatu entitas penganggaran, berbagai strategi
terpilih, berbagai kebijakan terpilih untuk kisi-kisi implementasi strategi jangka pendek,
menengah dan panjang. Sebagai misal, industrialisasi kabupaten hulu akan mengirim lebih
banyak polutan melalui sungai dan merusak kinerja pertambakan,pertanian dan kualitas hidup
kabupaten hilir.
Rencana kerja dan anggaran instansi pemerintah dituangkan kedalam peraturan
pemerintah yang menjelaskan proses penyusunan anggaran berbasis kinerja, menunjukkan
hubungan antara kebijakan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan/ realisasi anggaran,
perencanaan strategis 5 tahunan dengan perencanaan operasional tahunan dilengkapi hasil,
keluaran dan indikator kinerja lain. Sistem pengukuran kinerja berbasis evaluasi realisasi
anggaran berbasis kinerja harus disesuaikan dengan Laporan Kinerja. Pada akhirnya kinerja
satuan kerja atau satker, merupakan sinergi atau sekurang-kurangnya penjumlahan kinerja
individu karyawan yang berada dalam satker tersebut. Sistem penghematn anggaran atau
peningkatan efisiensi anggaran pada umumnya, sistem imbalan pegawai pemerintah berdasar
kinerja khususnya agak sulit diterapkan karena berbasis APBN/APBD berimbang yang
mengalokasikan secara pasti belanja upah-gaji sebagai komponen anggaran pengeluaran tetap.
Defisit anggaran akibat fluktuasi anggaran upah dan gaji berbasis kinerja, amat menakutkan.
Walaupun realisasi anggaran penting pada sektor komersial, ternyata Pelaporan Kinerja Realisasi
Anggaran tidak mendapat tempat setara akuntansi sektor publik umumnya, akuntansi
pemerintahan khususnya.

ARTIKEL 2
IMPLEMENTASI DAN PEGANGGARAN SPM KESEHATAN (FOKUS
PADA ISU PRIORITAS)
Menurut uu 23/2014 pasal 12, pasal 18, pasal 298 terdapat 6 urusan wajib pelayanan
dasar yang dilaksanakan berdasarkan spm. dalam hal ini, spm menjadi prioritas baik pada
perencanaan maupun anggaran. Pelayanan dasar pada spm kesehatan provinsi terdiri dari 1.
Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau
berpotensi bencana provinsi, dan 2. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian
luar biasa provinsi. kemudian pelayanan dasar pada spm kesehatan kab/kota terdiri dari 3
kategori yaitu, siklus hidup, penyakit tidak menular, dan penyakit menular. SPM merupakan
penyediaan kebutuhan dasar secara minimal bagi warga negara. Jika ketersediaan layanan
tersebut belum mencapai target, maka dalam evaluasi SPM dinyatakan daerah tersebut belum
memenuhi capaian SPM. Dalam penganggaran pemenuhan SPM hendaknya tidak boleh dibatasi
oleh anggaran. Dengan demikian penganggaran SPM harus diprioritaskan dahulu sebelum
memenuhi anggaran lainnya. Tahapan penerapan SPM dilakukan melaui beberapa tahapan, yaitu
pengumpulan data, perhitungan kebutuhan, penyusunan rencana pemenuhan PELDAS, dan
pelaksanaan kebutuhan.

Dalam penyusunan SPM ini pusat berperan dalam


1. Menyiapkan kebijakan/pedoman
2. Mendukung peningkatan sarana dan prasarana melalui sarana fisik dan obat (DAK fisik)
dan operasional di lapangan (DAK non fisik)
3. Memenuhi kebutuhan dokter spesialis dna tenaga kesehatan DTPK
4. Membantu peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
5. Meningkatkan peran lintas sector
6. Koordinasi dan bimbingan melalui rakerkesnas, binwil terpadu, dan lain-lain.

Peran provinsi menurut permendagri 100/2018 Bab 3 Pasal 16, diantaranya adalah
menyusun rencana aksi penerapan SPM, melakukan koordinasi dengan K/L dalam sosialisasi
standar teknis dan penerapan SPM di daerah Prov/Kab/Kota, melakukan sosialisasi penerapan
SPM kepada perwakilan masyarakat, menerima dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat
terkait penerapan SPM, Mengoordinasikan data secara periodic, integrasi SPM ke
dokumen perencanaan dan penganggaran daerah, perumusan strategi pembinaan teknis
penerapan SPM, pemantauan dan evaluasi SPM, dan pencapaian SPM berdasarkan laporan
penyelenggaraan pemda prov/kab/kota, dan mengonsolidasikan sumber pendanaan dalam
pemenuhan anggaran untuk penerapan SPM Prov/Kab/Kota dan laporan penerapan dan
pencapaian SPM Prov/Kab/Kota.

Alur penganggaran SPM Kesehatan secara berurut yaitu, perencanaan,


perhitungan kebutuhan biaya (tools costing SICOSBIKES), budgeting, dan RKA-DPA Kab-
Kota. Sumber pembiayaan SPM berasal dari APBD, Dana Transfer (DAU/DBH/DAK/Dana
Desa), Dana Khusus (BOK, PKH, dll), KPBU, Hibah, CSR, dan Kerjasama daerah. Kemudian
ada Tools SICOBIKES berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada Pemda
dalam penyusunan dan perencanaan anggaran, Memberikan standarisasi kegiatan yang akan
dilakukan oleh pihak pemda terkait penerapan SPM Kesehatan, Mengetahui besaran kebutuhan
anggaran dalam penerapan SPM Kesehatan, Sebagai bahan evaluasi akan indikator kinerja
kepala daerah, dan Mengetahui apakah program prioritas sudah mendapat alokasi pembiayaan
yang cukup.

Adapun Alur SICOSBIKES dalam SPM Kesehatan yaitu dilakukan pengisian tools
costing dengan template format Ms. Excel sesuai dengan Permenkes No. 4 Tahun 2019, dan
menghasilkan perhitungan excel. Kemudian meng-upload ke website Siscobikes (tersedia fitur
melihat, menganalisa, mengevaluasi data antara waktu dan antar daerah), kemudian undur
rekapitulasi hasil perhitungan berdasarkan kab/kota/provinsi sebagai bahan evaluasi kinerja dan
penyerapan bagi kab/kota/provinsi dan pusat.Pemerintah daerah menyusun RKPD berdasarkan
RPJMD. Kemudian, dari RKPD tersebut disusun kebijakan umum (+ SPM Kesehatan) dengan
memperhatihan FKPD dan Pokok-pokok Pikiran. Dari kebijakan umum tersebut, disusun
prioritas dan plafon anggaran dan memasukan kebutuhan anggaran (siscobikes), lalu disusun
RKA, dan dijabarkan lagi dalam RKA SPKD. Setelah itu disusun RAPBD berdasarkan RKA
dan RKA SKPD. Dari RAPBD yang telah disetujui menghasilkan APBD. Setelah APBD
disahkan, disusun penjabaran APBD dan setelah itu menghasilkan DPA SKPD.
HUBUNGAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA DAN SPM

Dalam implementasi penganggaran SPM Kesehatan disini terdapat peran dari Provinsi
dan Kabupaten/Kota yang mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran daerah yang nantinya juga akan mengkonsolidasikan sumber pendanaan dalam
pemenuhan anggaran untuk penerapan SPM Kab/Kota. Tiap organisasi penganggaran yang
menyusun kegiatan seperti artikel diatas mengenai Dengan demikian pola alokasi anggaran
mengikuti pola distribusi dana tahun anggaran yang lalu merupakan pelanggaran mendasar
anggaran berbasis kinerja . Pola realisasi anggaran yang dapat digunakan untuk mata anggaran
lain, juga akan membahayakan target kinerja tertentu yang dialihkan anggarannya. proses
perencanaan dan penganggaran ini sangat penting dalam pencapaian SPM Kesehatan yang
menjadi urusan pemerintahan wajib. Melalui proses perencanaan dan penganggaran yang tepat
maka program dan kegiatan kesehatan dapat mencapai tujuan dan sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, anggaran yang disusun berdasarkan SPM
menciptakan kesesuian antara pelayanan public dengan pengganggaran APBN atau APBN sehingga
diperoleh kepuasan masyarakat atas pelayanan public.

Anda mungkin juga menyukai