Anda di halaman 1dari 25

Pertemuan 9 Proses Penyusunan/Penetapan APBN sampai dengan Pengesahan DIPA

(tambahan ada di serial edkeu hal 56-73)

Perencanaan

Menyusun daftar perencanaan. Yang memiliki peran adalah Bappenas UU 25 Tahun 2004 yaitu
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

RPJP 20 Tahun
RPJMN 5 Tahun
Renstra K/L 5 Tahun
RKP 1 Tahun
Renja K/L 1 Tahun

Proses Perencanaan:
1.Pendekatan Politik
Pimpinan yang terpilih akan menuangkan visi misinya pada kebijakan

2.Proses Teknokratik
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga seperti Bappenas, Bappeda,
Biro Perencanaan

3.Partispitaif
Melibatkan stakeholder melalui musrenbang

4.Proses top-down dan bottom-up


Dilakukan menurut jenjang pemerintahan
Target penerimaan pajak secara luas = top-down
Usulan renovasi/perbaikan dari pegawai ke pimpinan = bottom-up

Perencanaan sekarang itu berorientasi pada hasil (Output/outcome) yang akan dicapai

Tiga pendekatan penganggaran (pada RKA K/KL)

1. Penganggaran terpadu
Penyusunan rencana keuangan menggunakan integrasi. Jadi ada keterpaduan antar
satker sehingga jelas kewenangan. Untuk memperjelas itu dibuat struktur dalam APBN.
Menggunakan akun yang standar. Langkah-langkah dalam rangka pelaksanaan
anggaran terpadu
a. Penyatuan anggaran rutin dengan anggaran pembangunan agar tidak terjadi
duplikasi dalam pendanaan
b. Restrukturisasi program dan kegiatan sehingga tidak terjadi tumpang tindih
pekerjaan. Setiap unit eselon 1 mengerjakan satu program sehingga jelas siapa
penanggung jawabnya.
2. Kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM)
Pemerintah bisa membuat prediksi di masa yg akan mendatang. Menjamin
kesinambungan pembiayaan multiyears. Yaitu menggunakan prakiraan maju tahun
kedepan. Ketika suatu prioritas kebijakan ditetapkan, pada saat yang sama diperlukan
pendanaan yang cukup bagi prioritas kebijakan tersebut. Apabila kebijakan tersebut
tidak dapat dituntaskan dalam satu tahun tetapi hanya dapat dicapai setelah beberapa
tahun maka harus dipastikan bahwa dana untuk kebijakan prioritas tersebut senantiasa
tersedia untuk tahun-tahun yang akan datang.
Pada intinya KPJM adalah alat yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan dalam
memotret implikasi kebijakan yang disusun dan ditetapkan terhadap dampak anggaran
yang akan ditimbulkan pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

3. Penganggaran berbasis kinerja


Penganggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran yang dilakukan
dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
Penyusunan anggaran tersebut, mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya, dan
evaluasi kinerja.
Penerapan PBK akan mendukung alokasi anggaran terhadap prioritas program dan
kegiatan. Pendekatan PBK berusaha untuk menghubungkan antara keluaran (outputs)
dengan hasil (outcomes) yang disertai dengan penekanan terhadap efektivitas dan
efisiensi terhadap anggaran yang dialokasikan.

Prinsip penganggaran berbasis kinerja

○ Output and outcome oriented = orientasi pada kinerja untuk memperoleh manfaat
sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber daya secara efisien
○ Let the manager manages = fleksibel dengan akuntabilitas, memberikan
keleluasaan pimpinan unit kerja dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
keluaran yang sesuai rencana. Pimpinan unit kerja bertanggungjawab atas
penggunaan dana dan pencapaian kinerja yang telah ditetapkan
○ Money Follow function = alokasi anggaran didasarkan pada tugas-fungsi unit
kerja. Diikuti prinsip function followed by structure yaitu tugas dan fungsi organisasi
dibagi dalam unit kerja yang ada dalam struktur organisasi dimaksud

Pertemuan 10 Proses Penyusunan/Penetapan APBN sampai dengan Pengesahan DIPA

Cara mengalokasikan anggaran


1. Hal pertama yg dialokasikan adalah Biaya Operasional Dasar seperti Belanja Pegawai
(Gaji, Tunjangan, Uang Makan)
2. Kemudian keperluan sehari-hari perkantoran untuk pembayaran listrik, langganan biaya
telpon, air
3. Lalu hubungkan dengan Tugas Fungsi kantor tersebut
4. Kemudian kebutuhan Dana Pendamping untuk kegiatan yang bersumber dari pinjaman
luar negeri
5. Mengalokasikan anggaran yang bersifat multiyears
6. Anggaran untuk inisiatif baru

Pagu anggaran bersifat terbuka untuk pembayaran gaji dan tunjangan (Belanja Pegawai). Tidak
menganut asas tahunan, misal alokasi tahun lalu tapi dibayarkan tahun ini. Apabila anggaran di
KPPN sudah habis tetap bisa dibayarkan, jadi boleh minus.
Dan tidak harus mengikuti asas tahunan sepanjang tidak melewati masa kadaluarsa. Misal, jika
ada kenaikan pangkat dan dokumen diterima TA selanjutnya, tetap dibayarkan.

Alokasi anggaran yang dibatasi, dilihat urgensinya apa


1. Penyelenggaraan rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya. Dilakukan sesederhana
mungkin
2. Pembangunan gedung baru yang tidak langsung menunjang tugas fungsi satker : mess,
wisma
3. Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali : kendaraan fungsional, penggantian
kendaraan operasional yg telah rusak berat, kendaraan untuk antar jemput pegawai yg
dapat dialokasikan dgn sangat selektif (belum 10 tahun jangan minta ganti dulu).
(PMK NOMOR 142/PMK. 02/2018)

DIPA Induk itu DIPA per eselon 1 nya


DIPA Petikan itu DIPA yg diterima kantor cabang (daerah)
KAK/TOR : berisikan 5W+1H

Hal Pengesahan DIPA memuat dasar hukum


Di ttd oleh DJA
Ada Digital stamp(barcode)

Hal 1A memuat informasi kinerja


Hal 1B berisi rincian sumber dana
Hal 2 Rincian Pengeluaran (jenis belanja)
Hal 3 Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan
Hal 4A Blokir
Hal 4B Catatan

Soal PPKN 10

1. Mengapa ada DIPA Kantor Pusat, Kantor Daerah, Dekon, TP dan UB?
Kalau KP KD itu Satker pemerintah Pusat
Kalau Dekon dan TP itu satkernya Perangkat Daerah
Dalam proses pencapaian target pembangunan pelayanan, sejak adanya otonomi daerah
ada wewenang yang masih dipegang oleh pempus yaitu : politik luar negeri, pertahanan
keamanan, kebijakan moneter dan fiskal, agama dan kehakiman.

Ketika kejaksaan di daerah hendak mencapai kinerja dapat dicapai karena punya kantor
vertikal di pusat sehingga mudah untuk koordinasi.

Kalau seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan itu milik daerah. Misal Pempus ingin
meningkatkan pendidikan harus melibatkan Dinas Pendidikan di pemda yaitu melalui dana
transfer atau menyerahkan sebagian anggaran milik pusat ke SKPD tersebut. Agar target
Kemendikbud tercapai, mereka menyalurkan sebagian dananya untuk dikerjakan dinas
pendidikan. Maka muncul Dana Dekon dan Dana Tugas Perbantuan.

Dalam desentralisasi, ada kewenangan dari Pempus ke Pemda untuk urusan yang tidak
diserahkan ke daerah, biasanya ada kantor pusat dan vertikalnya.

Kewenangan yang diserahkan ke Pemda :


● Mengatur dan mengurus urusan pemerintahan secara mandiri.
● Memilih pimpinan daerah.
● Mengelola aparatur daerah.
● Mengelola kekayaan daerah.
● Memungut pajak dan retribusi daerah.

Kewenangan yang tidak diserahkan ke Pemda : politik luar negeri, pertahanan dan
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama

Sehingga untuk mencapai target kinerja, dapat dengan mudah dilakukan koordinasi. Contoh
di kantor pusat ada kemenkes, di Pemda ada RS/Puskesmas, agar sinkron, Pemerintah
selain memberikan dana transfer juga menyalurkan sebagian dananya kepada SKPD untuk
dikelola.

Provinsi mendapatkan Dana Dekonsentrasi bersifat nonfisik sifatnya pembinaan. Kalau


dana TP sifatnya fisik, misal untuk pembelian alat medis atau rehab puskesmas.

Mengapa ada urusan bersama? Agar pemda itu mau peduli. Pemerintah mengalokasikan
anggaran untuk kegiatan penting pada daerah tersebut. Misal Dinas Pendidikan peduli akan
mutu pendidikannya maka Pempus akan membantu mencarikan sumber dana.

Ruang lingkup Revisi Anggaran meliputi perubahan rincian anggaran pada BA K/L dan BA
BUN yang terdiri atas:
1. perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan
pagu anggaran termasuk pergeseran rincian anggarannya;
2. perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap;
dan/atau
3. perubahan/ralat karena kesalahan administrasi.

Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan pengurangan


alokasi anggaran terhadap:
1. kebutuhan Biaya Operasional Satker kecuali untuk memenuhi Biaya
Operasional pada Satker lain dan dalam peruntukan yang sama;
2. alokasi tunjangan profesi guru/dosen dan tunjangan kehormatan profesor
kecuali untuk memenuhi tunjangan profesi guru/dosen dan tunjangan
kehormatan profesor pada Satker lain;
3. kebutuhan pengadaan bahan makanan dan/atau perawatan tahanan untuk
tahanan/narapidana kecuali untuk memenuhi kebutuhan pengadaan bahan
makanan dan/atau perawatan tahanan untuk tahanan/narapidana pada Satker
lain;
4. pembayaran berbagai tunggakan;
5. Rupiah Murni Pendamping (RMP) sepanjang paket pekerjaan masih berlanjut
(on-going); dan/atau
6. paket pekerjaan yang telah dikontrakkan dan/atau direalisasikan dananya
sehingga menjadi minus

Pertemuan 11 Pejabat Perbendaharaan Negara


1. siapa yang menyusun dokumen perencanaan?
● Menyusun dokumen anggaran PA/KPA
● BUN/Kuasa BUN mengesahkan, dalam hal ketersediaan anggaran

2. pada case seperti apa KPA diperbolehkan non pns?


● contohnya KPK (dulu), komisioner nya bisa non PNS atau dari profesional
● kalo di kantornya gak ada PNS? bisa aja, asal disetujui oleh Menteri Keuangan
● ada gak yang isinya non PNS semua? ada, contohnya Badan Otoritas Batam

3. kenapa pejabat perbendaharaan harus PNS?


● karena PNS memiliki kode etik yg berlaku di pemerintah, contohnya peraturan PBJ,
sehingga jam terbangnya lebih besar PNS dibanding non PNS

Dalam pengelolaan anggaran BUN ada istilah PPA, Pembantu PA BUN. kalau di K/L tidak ada
Dalam hal ini ketika Menkeu ditunjuk sebagai BUN seharusnya beliau sendiri yang menjadi
PAnya, karena kapasitasnya terbatas maka Menkeu menunjuk eselon 1 nya sebagai PPA. DJA
merupakan koordinator PPA BUN.

Pasal 3 PMK Nomor 91/PMK.02/2020

DJPPR
● Pengelolaan Utang
● Pengelolaan Hibah
● Pengelolaan Transaksi Khusus, pengeluaran keperluan pembayaran kontribusi fiskal
pemerintah dalam bentuk dana dukungan kelayakan ( viability gap fund), dan fasilitas
penyiapan proyek (project development facility);

DJPK
● Pengelolaan Hibah Daerah bersumber dari Penerimaan Dalam Negeri
● Pengelolaan Transfer ke Daerah

DJKN
● Pengelolaan Investasi Pemerintah
● Pengelolaan Transaksi Khusus, antara lain tidak terbatas untuk penerimaan dari hasil
pengelolaan aset Pemerintah yang dikelola oleh pengelola barang, dan pembiayaan
anggaran;

DJPB
● Pengelolaan Pemberian Pinjaman
● Pengelolaan Transaksi Khusus, antara lain tidak terbatas untuk pengelolaan
pembayaran, belanja Jamman sosial, belanja selisih harga pembelian beras oleh
Pemerintah kepada Bulog, perhitungan fihak ketiga, serta pendapatan dan belanja yang
terkait dengan pengelolaan kas negara;
DJA
● Pengelolaan Belanja Subsidi
● Pengelolaan Belanja Lainnya
● Pengelolaan Transaksi Khusus, antara lain tidak terbatas untuk pengelolaan penerimaan
negara bukan pajak terkait pendapatan minyak bumi, gas bumi, dan panas bumi; dan

BKF
● Pengelolaan Transaksi Khusus, antara lain tidak terbatas untuk pengeluaran keperluan
hubungan internasional.

Pemisahan Kewenangan Pelaksanaan Anggaran Belanja Negara

Menteri Teknis sifatnya administratif sebagai fungsi otorisator dan ordonator


Ex-officio / secara otomatis
Kepala satker secara otomatis adalah Kuasa PA

Bendahara di kantor itu mengelola Uang Persediaan atau Uang Muka yang diberi oleh Menteri
Keuangan. UP = Uang Muka yang belum digunakan

Tugas BUN di KPPN itu menguji kebenaran formil : anggaran ada, dokumen lengkap, ada bast,
akunnya benar, sesuai dengan kontrak

- Pengujian Formil : Bendahara, PPSPM, KPPN : hanya menguji bukti dan ketersediaan
anggaran
- Pengujian Materiil : PA, KPA, PPK : cek fisik

Soal PPKN 11

1. Jika terdapat satu satuan kerja yang mempunyai satu dokumen DIPA, berapakah jumlah
pejabat perbendaharaan (KPA, PPK, PPSPM dan Bendahara pengeluaran) yang
mengelola anggaran tersebut? Jelaskan.
Untuk PPK bisa satu atau lebih

2. Jelaskan perbedaan kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna


Anggaran dan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara terkait utang dan
piutang negara?

Yang membedakan kewenangan KPA dan BUN dalam pengelolaan utang dan piutang,
Pasal 4 Ayat 2 UU Perbendaharaan, PA/KPA berwenang
(d) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang;
Pasal 7 Ayat 2 UU Perbendaharaan, BUN berwenang
(j) melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah
(k) memberikan pinjaman atas nama pemerintah
(l) melakukan pengelolaan utang dan piutang negara
(n) melakukan penagihan piutang negara

Yang membedakan antara BUN dan PA/KPA adalah …


Kalau pemerintah membuat utang atau surat berharga harus ada dokumen
perjanjiannya, itu yang menetapkan BUN
Kalau PA/KPA mengelola utang piutang dalam batas kewenangannya namun tidak boleh
membuat perikatan dan mengalihkan utang piutangnya
BUN yang menandatangani dokumen perjanjian, PA mengelola utang dalam batas
wewenangnya tapi tidak dalam perikatan/mengalihkan utang

Melakukan penagihan piutang negara


Contohnya piutang adalah saat pembayaran UKT, adanya TP/TGR, Pengembalian
belanja.. ditagih oleh PA/KPA.. Apabila tidak bisa ditagih maka baru tugasnya
diserahkan kepada BUN

3. Kalau hanya ada 2 orang ASN dalam kantor …

Pejabat perbendaharaan diutamakan yg PNS, PPNPN dapat menjadi pejabat


perbendaharaan asalkan disetujui Menkeu, mungkin memerlukan proses yang
berjenjang sehingga lebih dipilih yg PNS saja

Kewenangan Administrasi dan Compatible harus dipisahkan. KPA sebagai PPK/PPSPM


dan 1 nya bendahara.

Dalam hal apa KPA memerlukan PPK?


Dalam hal KPA tidak mampu menghandle melakukan tugasnya. PPK itu menjalankan
sebagian pekerjaan KPA. Seorang KPA tidak bisa menghandle seluruh pekerjaan yg
banyak sehingga perlu menunjuk PPK untuk setiap unit/jenis kegiatan. PPK harus
memahami secara materiil (tinggi gedung, campuran semen). (Tusi PPK ada di KPA)
Semakin banyak jenis kerjaan atau kegiatan, maka mkin banyak PPKnya, tapi
disesuaikan juga dengan besar kecilnya anggaran dan kegiatan yang dikelola.
Maka KPA membagi beberapa pekerjaan tersebut kepada banyak PPK
Pertemuan 12 Mekanisme Pelaksanaan Pendapatan Negara

Materi tentang Pendapatan


Pendapatan negara itu adalah persentase dari gdp itu yang dianggap dari hak yang
menambah kekayaan bersih. Kalau bruto itu semua yg dihasilkan di wilayah indonesia.
Kalau pendapatan nasional harus dilihat nasionalitynya.

Pendapatan negara dapat disetorkan dengan cara

disalurkan secara langsung(harus pembayaran segera), namun ada juga yg sifatnya


berkala
Pendapatan harus disetorkan dahulu ke kas negara, agar pemerintah bisa mengawasi
arus pengeluaran dan pendapatan
Kalau BLU termasuk pengecualian jadi bisa digunakan secara langsung

Disalurkan lewat Bendahara Penerimaan


Contohnya pembayaran SPP, agar mudah di catat dahulu di bendahara baru disetorkan
ke kas negara

Upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan


Pendapatan ada 3 yaitu pajak, pnbp dan hibah
Pajak didapat dari aktivitas perekonomian, peran pemerintah adalah mendorong
produktivitas dan iklim perekonomian yg lebih produktif
PNBP didapat dari layanan, maka pemerintah meningkatkan kualitas layanannya, maka
diharapkan PNBP akan meningkat

Pertemuan 13 Mekanisme Pelaksanaan Pendapatan Negara

Beda Pendapatan Negara dengan GDP : Pendapatan Negara itu persentase dari GDP,
kalau GDP itu semua yang diproduksi negara, yang dihasilkan di Indonesia

PBJ itu ada 4 jenis


Ada pengadaan barang, konstruksi, jasa konsultasi dan jasa lainnya
Pengadaan barang itu barangnya tersedia di pasar, dah ready
Konstruksi barangnya harus dipesan dahulu (membangun) terbatas pada gedung dan
bangunan
Jasa konsultasi menggunakan alat pikirnya (membuat), misal aplikasi
Jasa lainnya lebih kepada kemampuan untuk melakukan sesuatu itu ga perlu spesifik
dan tidak khusus, contohnya petugas kebersihan
- Lelang cari yg tertinggi, tender cari yg terendah
Mekanisme Pengelolaan Pendapatan :
1. Secara Langsung : harus dilakukan pembayaran segera
2. Sifatnya berkala : ada hal2 yg menyebabkan pembayaran tidak bisa lgsg
dilaksanakan di hari itu, misal keterbatasan wilayah atau nominal masih kecil
3. Pendapatan harus disetor dulu kekas negara,baru bisa digunakan. Bisa
digunakan secara lanngsung tp harus ada persetujuan menkeu terlbih dahulu.
4. Pembayaran boleh langsung kekas negara, boleh melalui bendahara
penerimaan.

Soal PPKN 13 (Pake jawabannya andre)

a. Membangun gedung senilai 5 miliar tidak bisa dibangun sendiri sehingga harus
dikontrakan. Dokumen tagihannya berupa kontrak
Bukti penyelesaian lainnya seperti dokumen proses pembangunan, kalau selesai
berapa persen berhak dibayar berapa lalu ada BAST.
Ada juga jaminan kalau diminta uang muka, jaminan pemeliharaan selama
beberapa bulan setelah bangunan jadi. Mungkin ada genteng copot atau listrik
yang tidak pas maka akan menjadi tanggung jawab orang yang mengerjakan
tadi. Maka masih memiliki tanggung jawab untuk memelihara selama 3 atau 6
bulan awal. Kalau setelah 6 bulan aman maka jaminannya dapat dikembalikan
Rechmatigheid/Hak Tagih sesuai orang yang melakukan kinerja

Mekanisme LS karena nilainya diatas Rp 50 Juta

b. Pembelian 5 Unit Komputer

Bentuk Pembuatan Komitmen : Perjanjian dalam bentuk Kontrak

Bukti Tagihan Dasar : SPK

Dokumen pertanggungjawaban :

● Bukti perjanjian/ kontrak


● referensi bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia
ppspmbarang/jasa
● berita acara penyelesaian pekerjaan
● Berita Acara Serah Terima Pekerjana/Barang
● Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan
● Berita Acara Pembayaran
● Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, yang
dibuat sesuai format sebagaimana telah diatur
● Faktur Pajak beserta Surat Setoran Pajak yang telah ditandatangani oleh
WP/Bendahara Pengeluaran
● Jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya
sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundangan tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah
● Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang
dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman atau hibah
dalam/luar negeri sebagaimana dipersyaratkan dalam naskah perjanjian
pinjaman atau hibah dalam/luar negeri bersangkutan
● Surat/Bukti terkait Tender dan Penunjukan penyedia seperti, Surat
Permintaan Penawaran Harga, Surat penetapan pemenang/penyedia tender,
dll

Menggunakan Mekanisme : LS

Mengajukan tagihan atas penyelesaian Pekerjaan, disertai dengan bukti


pendukung

PPK melakukan pengujian dan penelitian materil dan formal tagihan.

PPSPM melakukan pengujian SPP dan bukti pendukung

KPPN memeriksa bukti pendukung kemudian menerbitkan SP2D,

Lalu KPPN melakukan Pembayaran ke Pihak ke 3 melalui Bank Persepsi.

c. Perbaikan Genset 5 juta

Bisa pengadaan langsung dengan mencari tukangnya saja. Nilainya kecil maka
tidak perlu melalui proses tender. Pengadaan langsung artinya kita mencari jasa
orang yang bisa mengerjakan. Atau melalui swakelola dengan memperbaiki
sendiri.
Buktinya ada kwitansi pembayaran atau berita acara penyelesaian pekerjaan
Diutamakan mekanisme LS untuk menjamin bahwa pekerjaannya sudah selesai
Bisa juga UP karena nilainya dibawah Rp 50 Juta, bendahara bayar cash
langsung kepada ybs/yg kerja

d. Menghadiri rapat berupa perjadin Rp3 Juta

Bentuk Pembuatan Komitmen : Surat Keputusan

Bukti Tagihan Dasar : Daftar Penerima Pembayaran?

Dokumen Pertanggungjawaban :

● Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas


● Daftar Penerima Pembayaran
● Kuitansi
● Costsheet
● Bukti Pengeluaran sepanjang perjalanan dinas (transportasi , penginapan ,
uang harian dll)
● Daftar Pengeluaran Riil jika ada

Mekanisme pembayaran :

Dapat menggunakan LS yaitu LS awal maupun LS akhir

Dapat menggunakan Uang Persediaan.

LS Bendahara khusus honor dan perjadin

Mekanisme Pembyaran diutamakan LS (pihak ketiga/bendahara) kemudian bisa


UP (jika nilainya dibawah 50 juta)

Pertemuan 14 Mekanisme Pelaksanaan Belanja BUN


⅔ belanja negara itu Belanja BUN

Contoh:
DJPPR -> menangani resiko pinjaman/utang/surat berharga
DJKN -> pengelolaan aset yg untuk diinvestasikan
DJPB -> terkai belanja2 beban kewajiban negara di luar K/L, sprti bayar biaya transaksi
keluar masuk kas negara di rekening Bank
DJPK -> terkait transfer ke daerah
DJA -> sprti subsidi

Ada KPA sektor lain untuk yg teknisnya, Menkeu pengelolaan secara administratif. Misal
di Es.1 Kementan dll.

Perhitungan TKDD dari celah fiskalnya


Atau ada penugasan berupa alokasi khusus
Insentif daerah itu maka pemerintah yg baik diberi insentif

Mengapa Pemerintah saat ini fokus pada belanja dalam negeri?


1. Kalo LN bunganya tinggi
Di luar negeri di negara sana. Utang dalam negeri pengembalian/bunga nya kecil.
Sehingga tidak terlalu risau
2. Untuk Pengembangan pasar modal, misal sukuk, sbn, obligasi
3. Upaya debt switch. Melunasi utang luar negeri (pokok+bunga) agar indonesia
dapat memindahkan utangnya ke dalam negeri (980% saat ini)
80% sudah utang dalam negeri. Makin lama makin berkurang.

Hibah biasanya hanya untuk bencana. Di luar itu kita harus tau niatnya apa

Pertemuan 15 Laporang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN


(tambahan ada di hal 103 bahan ajar Mila Mumpuni)

setidak-tidaknya terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pmrnth.
Apa yang membedakan entitas akuntansi dan entitas pelaporan?
Jawab:
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan. Terdiri dari
1. Pemerintah Pusat - LKPP
2. PEMDA - Gubernur, Bupati, Walikota
3. Kementerian/Lembaga
4. Bendahara Umum Negara
(PP 8/2006)
“Pemda = Gubernur, Bupati, Walikota merupakan pihak2 yg wajib menyampaikan
laporan keuangan kepada BPK”
Entitas pelaporan itu gabungan dari entitas akuntansi

Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran yang berkewajiban


menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada
entitas pelaporan. Terdiri dari :
1. Setiap Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di lingkungan suatu K/L → memiliki
dokumen pelaksanaan anggaran sendiri, termasuk penggunaan dana APP
2. Bendahara Umum Daerah (BUD)
3. Pengguna Anggaran di lingkungan PEMDA
4. Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan PEMDA → bila mempunyai dokumen
pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah anggarannya relatif besar, dan
pengelolaan kegiatannya dilakukan secara mandiri
Siklus Pengelolaan dimulai dari
● Perencanaan jangka panjang dan jangka pendek (Bappenas)
● Kemudian dituangkan dan disahkan menjadi APBN dan APBD (Kemenkeu)
● Dilaksanakan (K/L)
● Pertanggungjawaban (BPK)

Kenapa Pemerintah harus menyerahkan Laporan Keuangan ke BPK terlebih


dahulu?
Pemerintah harus menyampaikan Laporan Keuangan kepada DPR, sebelum itu harus
disampaikan terlebih dahulu kepada BPK untuk diaudit.

Pertama, Pemerintah sebagai Agen dari rakyat, setelah menerima amanah maka harus
menyampaikan pertanggungjawaban penggunaannya kepada DPR(rakyat). Maka
Pemerintah menyusun LKPP. Sekarang sudah menerapkan sistem akuntansi
pemerintah. Ada standar yang dibuat oleh pemerintah. Standar itu disusun oleh
Pemerintah dan BPK. Ada badan standarisasinya untuk mengadopsi praktik akuntansi
yg berlaku secara umum kemudian disepakati dan dipakai sebagai acuan bersama

Disampaikan kepada BPK karena laporan keuangan itu secara teknis. Tidak semua
orang DPR mengerti tentang laporan keuangan, BPK merupakan lembaga yang
mengerti teknis tersebut.

Kedua untuk meyakini kebenaran laporan keuangan, maka disampaikan dulu kepada
BPK. Karena BPK yang secara teknis menguasai standar laporan keuangan. Apabila
laporannya sudah handal dipercaya dan sesuai standar akuntansi yang berlaku, prinsip2
pengendalian(setiap kegiatan pemerintah selalu dievaluasi oleh APIPnya, untuk
memastikan tugasnya sudah sesuai aturan) memastikan akuntabilitas keuangan dan
akuntabilitas kinerja. Setelah diaudit BPK, LKPP tersebut disampaikan ke DPR

Cari materi
UAKPA dll
(kayaknya pnjelasannya gini, koreksi klo ada yg salah)
Presiden laporan ke DPR dan menguasakan ke K/L. KL ke Es1, dan Es1 ke Es2/Kanwil. Es2 ke
Satker/Kantor yang merupakan Unit Akuntansi KPA. dari situ digabungkan ke Unit Akuntansi
Wilayah di Es2 dan lanjut ke Unit Akuntansi Es1. Unit Akuntansi es2 & es1 itu Entitas
Akuntansi. Dari entitas akuntansi digabung menjadi Entitas Pelaporan Laporan Keuangan K/L
(LK K/L), kemudian digabung menjdi Laporan keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang dari
presiden diperiksa BPK dan trus ke DPR.
Laporan Keuangan K/L dan BUN Unaudited

● Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna ANggaran menyusun laporan


keuangan dan menyampaikannya kepada Presiden melalui Menteri Keuangan
● Menteri Keuangan selaku BUN menyusun laporan keuangan dan
menyampaikannya kepada Presiden
● Disampaikan selambat-lambatnya 2 bulan setelah TA berakhir
● Laporan keuangan K/L dan BUN disampaikan pula kepada BPK

Timeline Lapkeu

Akhir Februari = Menyampaikan Laporan ke Menteri Keuangan


Maret = Menteri Keuangan menggabungkan LK K/L dan LK BUN agar
menjadi LKPP
Maret = Presiden menyerahkan LK ke BPK
April-Mei = Pemeriksaan Lapkeu oleh BPK
Dikembalikan untuk dilakukan perbaikan, dikasih waktu 1 bulan
Akhir bulan Juni maka LKPP hasil audit disampaikan ke DPR
Juli-Agustus = dibahas oleh DPR apakah laporannya bisa diterima atau tidak
Minimal menghasilkan 2 UU
UU Pertanggungjawaban tahun lalu dan UU APBN Tahun depan

Pengendalian Intern yang pengawasannya dilakukan oleh APIP seperti Itjen atau
Kepatuhan Internal. Untuk memastikan kinerja yang dilakukan pemerintah sudah sesuai
dengan output dan outcome. Selain angka rupiah, kinerjanya harus terukur juga.

2008-2015 pakai cash toward accrual

Apasih yang disebut Opini BPK?


“Opini profesional yang paham mengenai standar”
Tujuannya untuk :
● kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan;
● kecukupan pengungkapan (adequate disclosures);
● kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
● efektivitas sistem pengendalian intern

Apa beda WTP dengan WDP


WDP misal ada 8/10 komponen hasil pemeriksaan sudah memenuhi, yang 2 itu
pengecualian
WTP kalau ada yg tidak sesuai tapi tidak substantif dan materiil
Selisih angka2 yg besar dapat diberi penjelasan di dalam CaLK, misal biaya bunga.
Sepanjang dapat dijelaskan dan diterima

Presiden menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat kepada BPK paling lambat
tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Audit atas laporan keuangan pemerintah harus
diselesaikan selambat-lambatnya dua bulan setelah laporan keuangan tersebut diterima oleh
BPK dari Pemerintah.

UAS 2019 2020 PPKN

Jawab:
UU No 1 Tahun 2004 Bab II Pejabat Perbendaharaan Negara

A. Pengguna Anggaran
Pasal 4
Menteri/Pimpinan Lembaga adalah PA/PB bagi K/L yang dipimpinnya
Kewenangan
1. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
2. menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang;
3. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
negara;
4. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan
piutang;
5. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja;
6. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah
pembayaran;
7. menggunakan barang milik negara;
8. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik
negara;
9. mengawasi pelaksanaan anggaran;
10. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan;
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya.

B. Bendahara Umum Negara


Pasal 7
Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara
Kewenangan
a. menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara;
b. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
c. melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara;
d. menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas negara;
e. menunjuk bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka
pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran anggaran negara;
f. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
anggaran negara;
g. menyimpan uang negara;
h. menempatkan uang negara dan mengelola/menatausahakan investasi;
i. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran
atas beban rekening kas umum negara;
j. melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah;
k. memberikan pinjaman atas nama pemerintah;
l. melakukan pengelolaan utang dan piutang negara;
m. mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi
pemerintahan;
n. melakukan penagihan piutang negara;
o. menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara;
p. menyajikan informasi keuangan negara;
q. menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang
milik negara;
r. menentukan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah dalam rangka
pembayaran pajak;
s. menunjuk pejabat Kuasa Bendahara Umum Negara.

C. Kuasa Pengguna Anggaran


Pasal 17
● Melaksanakan kegiatan dalam dokumen pelaksanaan anggaran yang telah
disahkan
● Berwenang mengadakan ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah dicapai

Pasal 18
● Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk menguji,
membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan, dan
memerintahkan pembayaran tagihan-tagihan atas beban APBN/APBD.

Kewenangan
Ayat 2 Pasal 18
a. menguji kebenaran materiil surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih;
b. meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan
sehubungan dengan ikatan/ perjanjian pengadaan barang/jasa;
c. meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
d. membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang
bersangkutan;
e. memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.

Definisi
UP merupakan uang muka kerja yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk
membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satuan Kerja atau membiayai pengeluaran
yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran
langsung.
Contoh dari kegiatan operasional sehari-hari misalnya pembelian alat tulis kantor, pembelian
alat-alat rumah tangga untuk kantor, biaya makanan kecil untuk rapat, langganan surat
kabar/majalah, dan sebagainya.

Pembayaran
Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/BPK kepada 1
(satu) penerima/penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.
Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada kas Bendahara
Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). UP dapat
diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
1. Belanja Barang (jenis belanja 52);
2. Belanja Modal (jenis belanja 53); dan
3. Belanja Lain-Lain (jenis Belanja 58).
Penggunaan Uang Persediaan juga dapat digunakan untuk pembayaran belanja pegawai
pada akhir tahun, dengan merujuk pada ketentuan akhir tahun.

Penggantian / Revolving UP (GUP)


Penggantian UP tersebut dilakukan apabila UP telah digunakan paling sedikit 50%. Untuk
Bendahara Pengeluaran yang dibantu oleh beberapa BPP, dalam pengajuan UP ke KPPN
harus melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh
masing-masing BPP. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui Bendahara
Pengeluaran, apabila UP yang dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima
puluh persen).
Pertanggungjawaban
Bendahara melakukan penggantian (revolving) atas Uang Persediaan jika UP telah
digunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen) sepanjang dana yang dapat digunakan
sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam DIPA.

Terkait revolving UP, Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA, jika
setelah 2 (dua) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan, satker yang bersangkutan belum
melakukan pengajuan penggantian UP (belum mengajukan SPM GUP). Jika KPA masih
belum melakukan pengajuan penggantian UP setelah 1 (satu) bulan sejak Kepala KPPN
menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA, maka Kepala KPPN memotong UP
sebesar 25% (dua puluh lima persen).

UP seperti petty cash. Jadi dipakai dulu baru pertanggungjawabannya saat revolving

PMK No 02/PMK.05/2007

Pasal 1 poin a
Modul Penerimaan Negara adalah modul penerimaan yang memuat serangkaian
prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan
negara dan merupakan bagian dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
Salah satu keunggulan MPN G3 adalah mampu melayani penyetoran penerimaan
negara hingga 1.000 transaksi per detik, meningkat signifikan dari hanya 60 transaksi
per detik pada MPN G2. Selain itu, penyetoran penerimaan negara pada MPN G3 juga
dapat dilakukan melalui dompet elektronik, transfer bank, virtual account, dan kartu
kredit yang dilaksanakan oleh agen penerimaan yang dikenal dengan lembaga persepsi
lainnya seperti e-commerce, retailer, dan fintech.

Pengembangan MPN G3 dilakukan secara kolaboratif antara Kemenkeu dengan


sejumlah bank serta pelaku fintech dan e-commerce seperti Tokopedia, Finnet
Indonesia, dan Bukalapak. Perusahaan fintech tersebut ditetapkan sebagai lembaga
persepsi lainnya. Dengan masuknya Tokopedia, Finnet, dan Bukalapak menjadi
lembaga persepsi, maka total bank/pos/lembaga persepsi menjadi 86
bank/pos/lembaga.

Melalui modul ini, setiap penyetor dapat mengakses satu portal penerimaan negara
(single sign-on) agar bisa mendapatkan kode billing untuk seluruh jenis penerimaan
negara yang dapat dilanjutkan pada proses penyetoran. Ini adalah sebuah kemudahan
bagi penyetor dibandingkan harus mengakses portal yang berbeda untuk jenis
penerimaan negara yang berbeda. Modernisasi sistem penerimaan negara dan
pengelolaan APBN dilakukan untuk memenuhi tiga tuntutan, yaitu meningkatkan
kolektibilitas penerimaan negara, memudahkan penyetor untuk memenuhi
kewajibannya, dan adaptasi dengan perubahan teknologi informasi.

PP No 58 Tahun 2020 tentang PNBP

Pemungutan
Pasal 17
(1) Instansi Pengelola PNBP wajib melakukan pemungutan PNBP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a berdasarkan jenis dan tarif PNBP sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Instansi Pengelola PNBP yang tidak melaksanakan pemungutan PNBP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

Pasal 18
Dalam hal Instansi Pengelola PNBP dibantu oleh Mitra Instansi Pengelola PNBP untuk
melaksanakan sebagian tugas Pengelolaan PNBP, Mitra Instansi Pengelola PNBP wajib
melakukan pemungutan PNBP Terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(1) huruf b berdasarkan jenis dan tarif PNBP sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Penyetoran

Pasal 19
Seluruh PNBP wajib disetor ke Kas Negara

Pasal 20
(1) Wajib Bayar wajib membayar PNBP Terutang ke Kas Negara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri.
(2) Dalam hal tertentu, Wajib Bayar dapat melakukan pembayaran PNBP Terutang
melalui Instansi Pengelola PNBP atau Mitra Instansi Pengelola PNBP.
(3) Instansi Pengelola PNBP atau Mitra Instansi Pengelola PNBP yang menerima
pembayaran PNBP dari Wajib Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
menyetorkan seluruh PNBP pada waktunya ke Kas Negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Instansi Pengelola PNBP yang tidak melaksanakan penyetoran PNBP sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 21
Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dan penyetoran PNBP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) ke Kas Negara dapat dilakukan melalui
bank persepsi, pos persepsi, atau lembaga lain yang ditunjuk oleh Menteri.

Atau bisa liat di PMK No 155/PMK.02/2021 tentang Tata Cara Pengelolaan PNBP
Pasal 39 = Tata Cara Pemungutan PNBP
Pasal 41 = Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran PNBP
Catatan Lain-Lain
50 juta maks utuk satu kuitansi belanja barang
arang modal atau habis pakai
diatas itu wajib LS rekanan atau TUP
Perjadin dan honor bebas
Kenapa milih TUP atau LS diliat dari kebutuhan satker alasannya:

1. Satker memilih TUP apabila sebulan kedepan bakal ada kegiatan tertentu yg
skalanya besar misalnya rakerwasnas yg berskala nasional, karena dalam
pelaksanaannya mencakup lebih dari satu jenis belanja; perjadin, honor, konsumsi,
belanja barang atk, belanja modal misal pc/tablet dan semua belanja itu sifatnya masih
perkiraan dan sukar ditentukan dari awal jumlah pastinya. Dalam hal jumlah
pengajuaannya pun bisa langsung dikompilasi dari semua jenis belanja yg sekiranya
dibutuhkan satker. Pakemnya hanya utk penggunaan 1 bulan kedepan terhitung sejak
SP2D TUP Cair.

2. Kondisi akhir tahun, di mana saat ini satker dituntut untuk menyerap anggaran
maksimal yg bisa jadi jenis belanja yg akan dimaksimalkan lagi2 jumlahnya sukar
dipastikan sedangkan di akhir tahun terdapat tenggat waktu pengajuan GUP dan LS
terakhir.

3. Kondisi Pandemi, ini pwngecualian hanya terjadi di Jakarta, di mana TUP lebih
diutamakan ketimbang LS, diberikan pengecualian penggunaan TUP untuk membayar
kuitansi yg telah lalu, atau tanggalnya lebih tua daripada tanggal SP2D TUP tsb rilis.
Penggunaan TUP tetap utk kurun waktu sebulan kedepan.

4. Basicnya sebelum pandemi TUP ini semi haram hukumnya, selain buat satker jg
sebenernya males memprosesnya karna banyak syarat yg harus dilengkapi.

Anda mungkin juga menyukai