Anda di halaman 1dari 249

ANGGARAN PERUSAHAAN

Suatu Pendekatan Praktis

GULI, SE.,MM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANTEN
KONTRAK KULIAH
1. Kehadiran Minimum 70%
2. Tugas 1 & 2
3. UTS & UAS

Ketentuan ;
1. Kehadiran Minimal 70%. Syarat Ikut UTS & UAS
2. Bobot % Nilai : Absensi (10%), Tugas 1, 2 &
UTS (20%), UAS (30%) --> Sesuai Aturan
Akademik
3. Keterlambatan Masuk Maksimal 20 Menit
BOBOT NILAI

ANGKA HURUF BOBOT


85 - 100 A 4
70 - 84 B 3
55 - 69 C 2
45 - 54 D 1
< 45 E 0

Ketentuan lain :
Tidak Ada Tugas Susulan, UTS Susulan & UAS
Susulan, Tanpa Menyertakan Surat Keterangan
Deskripsi Materi :

• Memahami proses penerapan manajemen


laba dan anggaran sebagai alat
perencanaan dan pengendalian
manajemen.
• Mampu menjelaskan proses manajemen
dan anggaran sebagai perencanaan dan
pengendalian anggaran dan memberikan
gambaran umum, manfaat dan hubungan
anggaran dengan manajemen.
Penganggaran Perusahaan

Penganggaran perusahaan merupakan suatu


proses perencanaan dan pengendalian kegiatan
operasi perusahaan yang dinyatakan dalam suatu
kegiatan dan satuan uang, yg bertujuan untuk
memproyeksikan operasi perusahaan tersebut
dalam proyeksi laporan keuangan (laporan rugi-
laba, neraca, perubahan modal), dan aliran kas.
Penganggaran Perusahaan
 Penganggaran perusahaan (perencanaan dan
pengendalian laba) tersebut mencakup
pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan,
spesifikasi tujuan perusahaan, pengembangan
strategi perencanaan laba jangka panjang, spesifikasi
strategi perencanaan laba jangka pendek, pembuatan
suatu pelaporan kinerja periodik dan pengembangan
prosedur tindak lanjut.
 Deskripsi dari perencanaan dan pengendalian operasi
perusahaan tersebut diwujudkan dlm suatu
bentuk/format laporan yg dikenal dengan Anggaran
(Budget)
Pengertian Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana kegiatan perusahaan
yang disusun secara sistematis yang dinyatakan dalam
satuan moneter untuk satu periode maupun periode yang
akan datang.
Anggaran adalah suatu alat perencanaan dan
pengawasan operasi keuntungan dalam suatu organisasi
laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung
besar kecilnya organisasi.
Anggaran perusahaan adalah suatu prose perencanaan
kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam suatu
kegiatan operasi perusahaan, yang dinyatakan dalam
satuan moneter yang bertujuan untuk memproyeksi
keuangan perusahaan.
Pengertian Anggaran
• Menurut Munandar, "Budget (anggaran)
ialah suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan. Yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang".
• Dari pengertian menurut Munandar tersebut maka anggaran
mempunyai empat unsur pokok, yaitu:
1) Rencana;
2) Meliputi seluruh kegiatan perusahaan;
3) Dinyatakan dalam unit moneter;
4) Jangka waktu tertentu di masa datang, yang meliputi:
a) Anggaran stratejik adalah anggaran yang berlaku untuk jangka
panjang (melebihi satu periode akuntansi atau lebih satu tahun);
b) Anggaran taktis adalah anggaran yang berlaku untuk jangka
pendek. Anggaran jangka pendek terdiri dari:
(a). Anggaran periodik, yaitu anggaran yang jangka waktunya hanya
satu periode akuntansi atau satu tahun penuh; dan
(b). Anggaran bertahap, yaitu anggaran yang jangka waktunya kurang
dari satu periode akuntansi atau kurang dari satu tahun.
Kesimpulan
1. Anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran
disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh
dalam bentuk tertulis.
2. Anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran
disusun dengan berurutan dan berdasarkan logika.
3. Suatu saat manajer dihadapkan pada suatu
tanggung jawab untuk mengambil keputusan.
4. Keputusan yang diambil oleh manajer tersebut
merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi
perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
Penganggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)

Zero Based Budgeting (ZBB) adalah sistem anggaran yang


didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada yang telah
dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara
terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi
pada tahun yang bersangkutan. Konsep Zero Based Budgeting
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem
anggaran tradisional. Sebagian kelemahan sistem anggaran
tradisional antara lain:
1.Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan
dengan rencana pembangunan jangka panjang.
2.Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar
pengeluaran tidak diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
Penganggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)

3. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan


pengeluaran modal/investasi.
4. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan
tersebut sebenarnya terlalu pendek, terutama untuk proyek
modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik
yang tidak diinginkan.
Penganggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)

Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Zero Based


Budgeting disini dapat menghilangkan incrementalism dan line-item,
karena anggaran diasumsikan dimulai dari nol. Penyusunan anggaran
yang bersifat incremental mendasarkan besarnya realisasi anggaran
tahun ini untuk menetapkan anggaran ditahun depan, yaitu dengan
menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah penduduk.
Sedangkan pada sistem Zero Based Budgeting (ZBB) tidak berpatokan
pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun
penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini juga. Dengan
Zero Based Budgeting (ZBB), seolah-olah proses anggaran dimulai
dari hal yang baru sama sekali (dimulai dari nol lagi). Item anggaran
yang sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan
dapat dihilangkan dari struktur anggaran, atau mungkin mucul item
yang baru.
Faktor2 Yg Perlu Diperhatikan Dlm
Penyusunan Anggaran
1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan
umum perusahaan.
2. Data-data sebelumnya
3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
4. Pengetahuan tentang taktik, sebagai pesaing
dan gerak-gerik pesaing
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan
pemerintah
6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan
Tujuan Disusunnya Anggaran
1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan
formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan
arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-
pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan
dilaksanakan.
3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan
maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan
yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai
tujuan perusahaan.
4. Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam
rangka memaksimalkan sumber daya.
5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja
individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang
mendasari perlu-tidaknya tindakan koreksi.
Manfaat Penyusunan Anggaran
1. Dalam penyusunan anggaran perlu dialokasikan sumber
daya yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin
sehingga bermanfaat untuk manajemen.
2. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan
bersama, dimana hasil yang diharapkan dari rencana
dapat diproyeksikan sebelum rencananya dilaksanakan
3. Dapat digunakan sebagai alat penilaian kelebihan atau
kekurangan pegawai
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pegawai dan dapat
memotivasi karyawan karena ada tujuan / sasaran
bersama yang akan dicapa
5. Anggaran dapat menjadi pedoman kerja
Kelemahan Anggaran
Disamping itu, anggaran sebagai suatu alat masih juga mengandung
beberapa kelemahan-kelemahan, antara lain:
1.Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran (forecasting).
Betapapun cermatnya taksiran tersebut dibuat namun amatlah sulit
untuk mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat dan kemudian
sama sekali tidak berbeda dengan kenyataannya nanti.
2.Taksiran-taksiran dalam anggaran disusun dengan
mempertimbangkan berbagai data, baik yang controlable maupun yang
uncontrolable. Dengan demikian, jika nantinya terjadi perubahan-
perubahan terhadap data informasi serta faktor-faktor tersebut akan
merubah pula ketetapan taksiran-taksiran yang telah disusun tersebut.
3.Berhasil atau tidaknya pelaksanaan (realisasi) anggaran sangat
tergantung pada manusia-manusia pelaksananya. Anggaran yang baik
tidak akan bisa direalisasikan bilamana para pelaksananya tidak
mempunyai ketrampilan serta kecakapan yang memadai.
Kaitan antara Anggaran dgn Akuntansi

• Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya


adalah menyediakan data kuntitatif, terutama
yang mempunyai sifat keuangan, dari satuan
usaha ekonomi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi, dalam hal
inilah alternatif dari suatu keadaan. Untuk
menyediakan data, maka setiap transaksi perlu
digolong-golongkan, diringkas dan kemudian
disajikan dalam bentuk laporan.
Lanjut….

• Jika dihubungkan dengan anggaran, data akuntansi


merupakan salah satu sumber utama, hal ini disebabkan
akuntansi menyediakan data historis dan actual yang bersifat
keuangan yang memenuhi tujuan analisa dalam
pengembangan rencana-rencana perusahaan.
• Selanjutnya penyesuaian anggaran harus disesuaikan
dengan sistem akuntansi yang terdapat dalam perusahaan
tersebut, terutama penggolongan transaksi-transaksi dalam
perkiraan-perkiraan. Penggolongan transaksi-transaksi
dalam perkiraan-perkiraan untuk anggaran harus sama
dengan yang ada pada laporan keuangan, dengan maksud
agar dapat diperbandingkan sehingga dapat diketahui
penyimpangan yang terjadi.
Kaitan antara Anggaran dgn Manajemen

• Secara sederhana, manajemen diartikan


sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan
perencanaan (planning), mengadakan
pengorganisasian (organizing), mengadakan
pengarahan dan pembimbingan (directing),
mengadakan pengkoordinasian (coordinating)
serta mengadakan pengawasan (controling)
terhadap orang-orang dan barang-barang,
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
Lanjut….
1. Menyusun rencana untuk menjadikan sebagai pedoman kerja
(planning).
2. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian
wewenang dan pembagian tanggung jawab kepada para personil
(karyawan) perusahaan (organizing) .
3. Membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan
(directing).
4. Menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi diantara
semua bagian- bagian yang ada dalam perusahaan (coordinating).
5. Mengadakan pengawasan terhadap kerja para karyawan di dalam
merealisasikan apa yang tertuang dalam rencana perusahaan
yang telah ditetapkan (controling).
Lanjut….
• Fungsi (kegunaan) budget yang pokok adalah sebagai
pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja
serta sebagai alat pengawasan kerja. Bilamana
dibandingkan dengan fungsi-fungsi manajemen
tersebut, nampaklah bahwa anggaran mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan manajemen, khususnya
yang berhubungan dengan penyusunan rencana
(planning), pengkoordinasian kerja (coordinating), dan
pengawasan kerja (controling). Dengan demikian maka
nampaklah bahwa anggaran adalah alat manajemen
untuk membantu menjalankan fungsi-fungsinya.
Kaitan antara Anggaran dgn Manajemen

• Kaitan antara Anggaran dgn Manajemen,


pada dasarnya mempunyai manfaat yang
sama, yakni dalam hal ;
1.Perencanaan,
2.Koordinasi, dan
3.Pengawasan.
Dalam Bidang Perencanaan
1. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-
penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.
Budget bermanfaat untuk membantu manajer meneliti,
mempelari masalah-masalah yang berhubungan dengan
kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sebelum
merencanakan kegiatan, manajer mengadakan penelitian
dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan
membuat rencana-rencana akan menguntungkan semua
kegiatan. Terutama kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan kebutuhan financial, tingkat persediaan, fasilitas-
fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan , sales
promotion, pengembangan produk, expansi dan lain-lain.
Dalam Bidang Perencanaan
2. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam
menentukan arah/kegiatan yang paling menguntungkan.
Budget yang disusun untuk waktu panjang, akan sangat
membantu dalam mengerahkan secara tepat tenaga-tenaga
kepala bagian, salesman, kepala cabang dan semua
tenaga operasional.
3. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-
kebijaksanaan perusahaan
4. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. Manajemen yang
dapat menentukan tujuannya secara jelas dan logis (dapat
dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil.
Penentuan tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Budget
dapat membantu manajemen dalam memilih : mana tujuan
yang dapat dilaksanakan dan mana yang tidak.
Dalam Bidang Perencanaan
5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang
tersedia. Seorang majikan yang baik tidak akan
pernah mengabaikan atau tidak mempedulikan
kesejahteraan pegawainya. Perencanaan
kebutuhan tenaga kerja yang baik akan
mengakibatkan dapat dihindarkannya kelebihan dan
kekurangan tenaga kerja. Tanpa rencana tentang
kebutuhan tenaga kerja, mengakibatkan terpaksa
diberhentikannya sebagian buruh yang berlebihan.
Bila terus menerus berlangsung hal ini akan
mengakinatkan tidak stabilnya tingkat employment.
Dalam Bidang Perencanaan
6. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara
lebih efektif. Dengan disusunnya perencanaan yang
terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang
timbul karena kapasitas yang berlebihan.
Pemakaian alat-alat fisik yang efektif dan ekonomis
akan membantu/menyokong tujuan akhir
perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.
Dalam Bidang Kordinasi
1. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan
perusahaan. Dalam beberapa situasi mungkin faktor
hubungan manusia dengan perusahaan ini adalah
yang terpenting. Seringkali terjadi kasus di mana
manajer tidak tahu apa yang akan dilakukannya di
tahun-tahun mendatang. Akibatnya kadang-kadang
manajer frustasi dan merasa makin lama semakin
tidak mampu mengatasinya. Penyusunan rencana
yang terperinci (beruapa budget) membantu manajer
mengatasi masalah itu, sehingga ia kembali merasa
adanya hubungan antara kemampuannya dengan
perusahaan yang dipimpinnya.
Dalam Bidang Kordinasi
2. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend
dalam dunia usaha. Dalam penelitian-penelitian yang
telah dilakukan tampak bahwa trend keuntungan yang
didapat oleh perusahaan tergantung juga kepada
keadaan dunia usaha pada umumnya. Karena itu
dengan disusunnya budget, dapat dinilai apakah
rencana ter sebut sesuai denagn keadaan dunia usaha
yang akan dihadapi.
Dalam Bidang Kordinasi
3. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-
saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang
dengan program-program perusahaan. Sebelum
membelanjakan uangnya, perusahaan harus
mempelajari terlebih dahulu saluran-saluran mana
yang paling menguntungkan atau yang paling sesuai
dengan program perusahaan. Sebagian dana
digunakan untuk peralatan dan persediaan barang,
sedangkan bagian yang lain dipergunakan untuk
promosi dan biaya penjualan lain. Kedua bagian
tersebut harus seimbang . Tanpa perencanaan yang
baik mungkin saja terjadi persediaan barang terlalu
jauh di atas kemampuan penjualan atau produksi.
Dalam Bidang Kordinasi
1. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan
perusahaan.
2. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend
dalam dunia usaha
3. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-
saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang
dengan program-program perusahaan
4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam
organisasi
Dalam Bidang Kordinasi
4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam
organisasi. Setelah rencana yang baik disusun dan
kemudian dijalankan. Kelemahan-kelemahan dapat
dilihat untuk kemudian diperbaiki.
Dalam Bidang Pengawasan
1. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-
pengeluaran. Tujuan utama dari perencanaan adalah
memilih kegiatan yang paling menguntungkan.
Kegiatan tersebut tidak hanya direncanakan saja, tetapi
di dalam peleksanaannya harus diadakan pengawasan
agar betul-betul seperti yang direncanakan. Beberapa
kegiatan dan pengeluaran sangat perlu diawasi.
Misalnya : kegiatan promosi penjualan, kadang-kadang
mengeluarkan terlalu banyak biaya tanpa menghasilkan
kenaikan penjualan yang sepadan. Atau kegiatan
produksi yang terlalu jauh menyimpang dari rencana
sehingga harga pokok per unit produk demikian tinggi.
Dalam Bidang Pengawasan
2. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-
pemborosan, sebetulnya ini adalah tujuan yang paling
umum daripada penyusunan budget. Kontrol terhadap
pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi
pemborosan-pemborosan.
Dalam Bidang Motivasi (Manfaat Lainnya)

1. Untuk menetapkan target-target tertentu yang harus


dicapai oleh perusahaan
2. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
barang jadi yang harus dijual.
3. Melibatkan tenaga penjual dalam penyusun anggaran
penjualan (Bottom Up)
Jenis Anggaran
1. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Ruang Lingkup.
Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya
anggaran dibedakan menjadi ;
a. Anggaran komprehensif dan
b. Anggaran parsial.

2. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas.


Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dapat
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu ;
a. Anggaran tetap (fixed budget) dan
b. Anggaran kontinyu (Continuous bubget).
Jenis Anggaran
3. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Jangka Waktu.
Jika anggaran perusahaan dipisahkan menurut jangka
waktu anggaran, maka akan diperoleh beberapa jenis
anggaran sebagai berikut ;
a. Anggaran strategis (Strategical budget ) yang
merupakan anggaran jangka panjang dan
b. Anggaran taktis (Tactical budget). Anggaran taktis
(Tactical budget) anggaran yang berlaku untuk jangka
pendek.
Syarat Sifat Anggaran Perusahaan
Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan
anggaran perlu memperhatikan beberapa syarat sifat
anggaran seperti berikut :
1.Realistis. Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula
terlalu pesimis.
2.Luwes. Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai
peluang untuk disesuaikan dengan yang mungkin berubah.
Untuk itu pihak manajemen perlu mengamati perubahan
lingkungan yang terus menerus terjadi agar dapat
melakukan penyesuaian bilamana diperlukan.
3.Kontinyu. Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus
dan tidak merupakan suatu usaha yang insidentil.
MASTER BUDGET

ANGGARAN
INDUK

ANGGARAN ANGGARAN
OPERASIONAL KEUANGAN
ANGGARAN ANGGARAN
OPERASIONAL KEUANGAN

ANGGARAN PENJUALAN

ANGGARAN PRODUKSI ANGGARAN KAS

ANGGARAN PEMAKAIAN DAN


ANGGARAN NERACA
PEMBELIAN BAHAN BAKU

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD


PRODUKSI

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

ANGGARAN BEBAN OPERASI

ANGGARAN LABA RUGI


Anggaran Komprehensif (Induk) Dan
Anggaran Parsial
Komprehensif artinya menyeluruh atau secara
keseluruhan. Dalam menyusun anggaran, perusahaan
dapat melakukannya dengan dua cara, yakni secara
sebagian demi sebagian (partial) dan secara keseluruhan
(comprehensive). Karena itu dikenal Comprehensive
Budget. Comprehensive budget (Anggaran komprehensif)
yakni penyusunan rencana perusahaan (Business budget)
secara keseluruhan.
Anggaran komprehensip merupakan anggaran dengan
ruang lingkup yang menyeluruh. Aktivitas yang tercakup
dalam anggaran komprehensip mencakup seluruh aktivitas
perusahaan baik dalam bidang pemasaran, produksi,
keuangan dan administrasi.
Anggaran Komprehensif (Induk)
Penyusunan anggaran komprehensif akan mendatangkan
manfaat berupa adanya pendekatan secara sistematis
terhadap kebijaksanaan manajemen, serta mempermudah
diadakannya evaluasi tujuan akhir perusahaan secara
kuantitatif. Dengan menyusun anggaran komprehensif juga
membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen.
Secara lebih tegas istilah "Comprehensive" dalam
penganggaran dapat diartikan sebagai:
1.Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep
penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan.
2.Pemakaian total sistem approach dalam pelaksanaan
kegiatan sehari-hari
Anggaran Komprehensif (Induk)
Ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan anggaran komprehensif, yaitu :
1.Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas
daripada perusahaan.
2.Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara
keseluruhan.
3.Menyusun rencana jangka panjang dan jangka
pendek.
Anggaran Komprehensif (Induk)
Dengan berdasarkan pedoman di atas, anggaran
komprehensif dapat diuraikan menjadi komponen:
A.Substantive Plan:
Substantive Plan merupakan rencana yang mencerminkan
tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang, strategi yang
dipakai serta asumsinya.
Substantive Plan sedapat mungkin disusun dalam bentuk
yang formal sehingga dapat dijadikan pedoman yang
sungguh-sungguh bagi perusahaan.
Anggaran Komprehensif (Induk)
B. Financial Plan:
Financial Plan merupakan penjabaran segala hal yang
direncanakan tersebut menjadi suatu anggaran yang
memiliki perspektive financial. Dengan kata lain, financial
plan merupakan usaha untuk mengkuantitaskan segala
tujuan, rencana dan kebijaksanaan perusahaan. Secara
lebih jauh financial plan merupakan penyajian secara lebih
terperinci semua tujuan, rencana dan strategi tersebut untuk
periode-periode waktu tertentu. Sehingga dengan
berdasarkan pada jangka waktunya maka financial plan
dikelompokkan menjadi:
1. Anggaran jangka panjang (Strategic Plan)
2. Anggaran tahunan (Tactical Plan)
1. Anggaran Jangka Panjang (Strategic
Plan)
Anggaran jangka panjang merupakan suatu perencanaan
perusahaan untuk jangka waktu yang lama, yakni lebih dari
satu tahun atau bahkan lebih dari lima atau sepuluh tahun.
Penyusunan anggaran ini dilakukan sesuai dengan pola
tujuan yang telah disusun pada saat perusahaan didirikan.
Perusahaan didirikan tidak hanya untuk jangka waktu satu
atau dua tahun saja. Karena itu perusahaan perlu menyusun
perencanaan yang menyeluruh tentang kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukannya dalam jangka panjang.
Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang
utuh darl rencana-rencana yang disusun untuk kegiatan-
kegiatan setiap tahun. Kadang-kadang perusahaan yang
tidak menyusun perencanaan jangka panjang akan
mengalami kesulitan dalam menyusun anggaran tahunan.
2. Anggaran Tahunan (Tactical Plan)
Anggaran Tahunan merupakan perencanaan kegiatan-
kegiatan tahunan suatu perusahaan. Anggaran tahunan
dikelompokkan menjadi:
1.Anggaran Operasional
2.Anggaran Keuangan
a. Anggaran Operasional
Anggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-
kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Umumnya
tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan.
Anggaran operasional ini dibagi menjadi 2 bagian yakni:
1.Anggaran Proyeksi Rugi/Laba (Income Statement). Dalam
anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik
menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba yang
merupakan keseluruhan.
2.Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba (Income
Statement Supporting Budget). Anggaran ini meliputi seluruh
anggaran kegiatan-kegiatan yang menyokong penyusunan
suatu laporan Rugi/ Laba (Income Statement).
b. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya
perubahan kekayaan, utang dan piutang perusahaan.
Perubahan tersebut diakibatkan oleh kegiatan yang
dilakukan perusahaan.
1.Anggaran keuangan meliputi:
2.Anggaran Proyeksi Neraca
3.Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca.
4.Anggaran Penambahan Modal
5.Anggaran Penyusutan Aktiva
Komponen-Komponen Anggaran
Komprehensif
Komponen-komponen anggaran komprehensif secara
lengkap adalah sebagai berikut:
I. Substantive Plan
1.Tujuan-tujuan umum perusahaan.
2.Tujuan khusus pensahaan.
3.Strategi-strategi perusahaan.
4.Penentuan berbagai asumsi dasar yang akan dipakai
perusahaan seterusnya.
Komponen-Komponen Anggaran
Komprehensif
II. Financial Plan
A.Anggaran Jangka Panjang:
1.Penjualan, biaya dan laba.
2.Penentuan besarnya modal.
3.Penentuan tambahan modal.
4.Perkiraan arus dana.
5.Perkiraan kebutuhan tenaga kerja.
Komponen-Komponen Anggaran
Komprehensif
II. Financial Plan
B.Anggaran Tahunan:
1. Anggaran operasional.
a.Anggaran proyeksi Rugi/Laba.
b.Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba.
1)Anggaran penjualan.
2)Anggaran produksi.
3)Anggaran biaya distribusi.
4)Anggaran biaya umum dan administrasi.
5)Anggaran type appropriasi
a)Anggaran iklan dan promosi.
b)Anggaran penelitian.
c)Anggaran pemeliharaan dan lain-lain.
Komponen-Komponen Anggaran
Komprehensif
2. Anggaran finansial.
a.Anggaran neraca.
b.Anggaran pembantu neraca.
1) Anggaran kas.
2) Anggaran piutang.
3) Anggaran utang.
4) Anggaran penambahan modal
5) Anggaran penyusutan aktiva
6) Anggaran persediaan
7) Anggaran Biaya Finansial
Anggaran Parsial
Anggaran Parsial. Anggran parsial merupakan
anggaran yang disusun dengan ruang lingkup yang
terbatas atau dalam ruang lingkup yang sempit.
Misalnya perusahaan hanya menyususn anggaran
produksi saja, penjulan atau keuangan saja.

Dalam anggaran parsial masing-masing bagian


menyusun anggaran secara sendiri-sendiri, sehingga
rencana tersebut disusun tidak terpadu, dibandingkan
dengan anggaran komprehensip anggaran parsial lebih
mudah disusun karena belum begitu kompleks.
Anggaran Parsial
Ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan
menyusun anggaran secara partial, yaitu :
1.Perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk membuat
anggaran secara keseluruhan karena tidak adanya skill
sehingga anggaran dibuat sebagian yang diperlukan saja.
2.Tidak tersedianya data yang lengkap tentang keseluruhan
bagian dalam perusahaan. Penyusunan anggaran mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan tersedia atau tidaknya data
serta ketepatan data.
3.Kekurangan biaya untuk membuat anggaran yang lengkap
sehingga disusun anggaran yang perlu saja.
PERAMALAN PENJUALAN ( PROYEKSI
PENJUALAN)
• Peramalan penjualan adalah perkiraan atau proyeksi
secara teknis permintaan konsumen potensial untuk
suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi.
• Peramalan penjualan adalah Budget yang berisi
taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan
dalam jangka waktu tertentu yang akan datang,serta
berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi
keuangan perusahaan pada suatu saat yang akan
datang.
PERAMALAN PENJUALAN ( PROYEKSI
PENJUALAN)
• Intinya peramalan penjualan (sales forecasting) ialah
teknik proyeksi permintaan langganan yang potensial
untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi.
• Hasil dari suatu peramalan penjualan lebih merupakan
pernyataan atau penilaian yang dikuantifisir terhadap
kondisi masa depan mengenai penjualan sebagai
proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial
untuk jangka waktu tertentu.Meskipun demikian hasil
perkiraan yang diperoleh mungkin saja tidak sama
dengan rencana.
PERAMALAN PENJUALAN ( PROYEKSI
PENJUALAN)
Pada umumnya hasil dari suatu peramalan penjualan akan
dikonversikan menjadi rencana penjualan dengan
memperhitungkan berbagai hal berikut :
1.Pendapat manajemen
2.Strategi-strategi yang direncanakan
3.Keterkaitan dengan sumber daya
4.Ketetapan manajemen dalam usaha mencapai sasaran
penjualan
PERAMALAN PENJUALAN ( PROYEKSI
PENJUALAN)
Dalam menjalankan usahanya perusahaan biasanya
melakukan 2 pendekatan, yakni
1.Speculative Approach (pendekatan spekulasi). Di mana
perusahaan tidak memperhitungkan resiko yang
diakibatkan oleh ketidak-pastian faktor-faktor intern dan
ekstern.
2.Calculated Risk Approach ( pendekatan penghitungan
risiko). Di mana perusahaan secara aktif melakukan
estimasi terhadap resiko yang diakibatkan oleh ketidak-
pastian faktor-faktor ekstern dan intern.
Faktor Internal
Faktor internal (faktor yang dapat dikendalikan), seperti misalnya:
Kualitas dan kegunaan produk yang terdiri dari :
1.Bagaimana produk di pakai,
2.Mengapa orang membeli produk tersebut,
3.Penggunaan potensial produk,
4.Perubahan yang dapat menaikan kegunaan produk.
Ongkos produksi dan distribusi produk.
1.Proses pembentukan produk,
2.Teknologi yang di pakai,
3.Bahan mentah yang di pakai,
4.Kapasitas produksi.
Kecakapan manajemen (management skill) yang terdiri atas :
1.Penghayatan persoalan yang di hadapi,
2.Kemampuan melihat reaksi pesaing.
3.Kemampuan Melakukan Forecast
Faktor Eksternal
1. Kecakapan manajemen pesaing.
2. Konsumen,
3. Peraturan hukum,
4. Keadaan politik,
5. Kondisi lingkungan,
6. Perubahan teknologi,Barang substitusi,
7. Selera masyarakat
Hubungan Peramalan dengan
Rencana
• Peramalan bukan merupakan rencana. Peramalan
adalah tentang apa yang akan terjadi pada waktu
yang akan datang sedang rencana merupakan
penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu
yang akan datang.
• Peramalan penjualan menjadi suatu alat yang dapat
mempengaruhi manajer dalam membuat
perencanaan penjualan.Dalam rencana
penjualan,perusahaan memasukkan keputusan
manajemen berdasar hasil ramalan,masukkan lain
dan kebijakan manajemen tentang hal-hal yang
berkaitan (contoh volume penjualan, harga,usaha
penjualan,produksi,dan biaya-biaya)
Pengaruh Kebenaran Asumsi
• Asumsi mempunyai pengaruh terhadap ketepatan
peramalan yang dibuat.Jika asumsi yang dibuat tepat
atau mendekati kenyataan,maka forecast yang
dihasilkan juga akan mendekati kebenaran,
sebaliknya jika asumsinya tidak tepat akan
menyebabkan forecast yang dihasilkan akan
mengalami penyimpangan.
Metode Peramalan Penjualan (Sales
Forcasting)
Ada banyak metode peramalan yang bisa digunakan.
Pemilihan metode forecasting dan "nilai" dari hasil
peramalan sangat bergantung pada kendala-kendala
yang ada dalam sistem forecasting.
Kendala-kendala tersebut antara lain:
1.Waktu yang diperlukan untuk melakukan persiapan
melakukan peramalan.
2.Kurangnya data yang relevan, baik dari sumber
internal maupun eksternal.
3.Kualitas data-data yang tersedia
4.Fasilitas pengolahan data dan tenaga ahli
Efektivitas Peramalan
Efektivitas sistem peramalan dalam membantu
organisasi dapat dievaluasi berdasarkan empat kriteria
berikut:
1.Accuracy.
2.Stability vs Responsiveness.
3.Objectivity.
4.Timing.
5.Benefit to Cost Ratio.
Keterangan

• Accuracy. Ini merupakan aspek terpenting dari forecast,


karena perbedaan antara aktual dan forecast berarti
biaya. Lebih jauh, forecast error dapat menjadi sumber
terjadinya kesulitan-kesulitan yang serius, misalnya bila
forecast lebih besar dari aktual maka akan terjadi
kapasitas menganggur dan surplus persediaan, dan bila
forecast lebih kecil dari aktual maka dapat terjadi
stockout atau opportunity loss.
• Stability vs Responsiveness. Artinya forecast harus
mampu mengkover kompleksitas dan ketidakpastian
lingkungan baik yang disebabkan oleh long term growth
trend maupun seasonal influences
Keterangan
• Objectivity. Kadang-kadang kondisi yang diramalkan tidak
dapat atau tidak ada kaitannya dengan data historis yang
digunakan dalam forecasting. Bila demikian maka pertama,
data tetap diolah secara obyektif apa adanya, kedua baru
kemudian hasil forecasting pada pengolahan data secara
obyektif disesuaikan dengan memperhitungkan
perkembangan terakhir situasi dan kondisi.
• Timing. Agar sistem forecasting dapat efektif, maka forecast
harus tersedia tepat waktu.
• Benefit to Cost Ratio. Merupakan perbandingan antara
manfaat yang berupa perbaikan kualitas keputusan
sehubungan dengan adanya sistem peramalan yang diukur
dengan cost saving dan biaya untuk membangun dan
memelihara sistem peramalan. Rasio yang dapat dijadikan
sebagai kriteria tunggal bagi perlu tidaknya sistem forecasting
dalam perusahaan.
Metode Peramalan
Beberapa metode peramalan yang dapat digunakan
untuk kepentingan peramalan penjualan:Metode
1.Peramalan Kualitatif
2.Model Kuantitatif (statistik/Statistic Method)
3.Model Khusus
Peramalan Kualitatif
Forecast berdasarkan pendapat ( judgement method ). Di gunakan
untuk menyusun forecast penjualan maupun forecast kondisi bisnis
pada umumnya. Pendapat-pendapat yang di pakai sebagai dasar
melakukan forecast adalah :
1.Pendapat Salesman
Salesman di minta untuk mengukur apakah ada kemajuan atau
kemunduran segala hal yang berhubungan dengan tingkat penjualan
pada daerahnya masing-masing.
2.Pendapat Sales Manajer
Pada umumnya estimasi kepala bagian penjualan dapat lebih obyektif
karena mempertimbangkan banyak faktor. Ini juga di sebabkan
pendidikannya yang relatif lebih tinggi dan pengalamannya yang lebih
luas di bidang penjualan.
Peramalan Kualitatif
3. Pendapat Para Ahli. Kadang-kadang estimasi yang di lakukan oleh
para salesman dan sales manager ada pertentangannya. Sehingga
perusahaan perlu memperkerjakan para konsultan di dalam
perusahaannya
4. Survey Konsumen. Dan jika pendapat dari ketiga bagian di atas itu
sangat kurang maka perusahaan perlu meminta pendapat dari
konsumen. Dengan cara melakukan survei atau penelitian kepada
konsumen.
Model Kuantitatif (statistik/Statistic Method)

Peramalan menghendaki perpaduan antara analisis ilmiah


kuantitatif dengan menggunakan statistik sebagai alat
primer dalam membuat peramalan. Berikut ini beberapa
metode peramalan dengan menggunakan pendekatan
statistik:
a. Trend bebas
b. Trend setengah rata-rata
c. Trend Matematis
a) Metode moment
b) Metode Least Square
c) Metode Regresi
Model Khusus

Metode khusus ini adalah cara khusus untuk meramalkan


penjualan dengan menggunakan analisis market share,
analisis product line, dan analisis pengguna akhir.
Model kuantitatif (statistik) dalam realita penggunaan
secara keseluruhan masih kurang dapat di percaya
hasilnya, sebab banyak hal yang tidak dapat di ukur secara
kuantitatif seperti :
1.Perkembangan politik
2.Struktur masyarakat
3.Perubahan secara konsumen
Pertimbangan Pemilihan Metode
Peramalan
Pemilihan metoda yang dipakai untuk pembuatan forecast
penjualan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.Sifat produk
2.Metoda distribusi (langsung/ tak langsung)
3.Besarnya perusahaan dibanding pesaing
4.Tingkat persaingan
5.Data historis yang tersedia
6.Akurasi metoda
7.SDM yang dimiliki untuk melakukan forecasting
8.Horison waktu perencanaan
9.Waktu yang tersedia
10.Ketersediaan dana
A. Anggaran Penjualan
Pengertian Anggaran Penjualan
Dimaksudkan dengan Budget penjual (Sales
Budget) ialah Budget yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang penjualan
perusahan selama periode yang akan datang,
yang di dalamnya meliputi rencana tentang
jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah
(kuantitas) barang yang akan dijual, harga
barang yang akan dijual, waktu penjualan serta
tempat (daerah) penjualannya
Anggaran Penjualan
Budget penjualan hanyalah merupakan salah satu bagian
saja dari seluruh rencana perusahaan di bidang
pemasaran (sales planning). Beberapa rencana
perusahaan di bidang pemasaran yang lain misalnya:
1.Rencana tentang sasaran atau tujuan pemasaran selama
periode yang akan datang, seperti misalnya mencapai laba
maksimal, penetrasi pasar ( market penetration ),
pengembangan pasar (market develovment),
mempertahankan market share, memperkenalkan produk
baru, dan sebagainya.
2.Rencana tentang organisasi penjualan yang akan
dipergunakan selama periode yang akan datang.
Anggaran Penjualan
3. Rencana tentang saluran disrtibusi yang akan
dipergunakan selama periode yang akan datang.
4. Rencana tentang biaya distribusi selama periode yang
akan datang.
5. Rencana tentang media-media promosi yang akan
dipergunakan selama periode yang akan datang.
6. Rencana tentang biaya promosi selama periode yang
akan datang.
7. Rencana tentang pengembangan produk selama
periode yang akan datang, dan sebagainya.
B. Kegunaan Anggaran Penjualan
Secara umum, semua budget termasuk budget penjualan
mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu ;
1.Sebagai pedoman kerja,
2.Sebagai alat pengkoordinasian kerja dan
3.Sebagai alat pengawasan kerja yang menbantu
menajeman dalan memimpin jalannya perusahaan.
Sedangkan secara khusus, budget penjualan berguna
sebagai dasar penyusunan semua budget-budget dalam
perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi
pasar bersaing, budget penjualan harus disusun paling
awal daripada semua budget yang lain yang ada dalam
perusahaan.
C. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi
Penyusunan Anggaran Penjualan
Faktor Intern
Yang termasuk dalam faktor intern adalah data, informasi, dan
pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri, seperti :
1.Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas,
harga, waktu maupun tempat penjualannya.
2.Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
penjualan, seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan
media-media promosi, cara penetapan harga jual dan sebagainya.
3.Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
4.Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan
dan keahliannya, serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang
akan datang.
5.Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
Faktor Ekstern
Yang termasuk dalam faktor ekstern adalah data, informasi, dan pengalaman
yang terdapat di luar perusahaan, tetapi di sana mempunyai pengaruh
terhadap budget penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain
berupa:
1.Keadaan persaingan dipasar.
2.Posisi perusahaan dalam persaingan.
3.Tingkat pertumbuhan penduduk.
4.Tingkat penghasilan masyarakat.
5.Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan,
yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam
budget penjualan yang akan disusun.
6.Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
7.Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
maupun keamanan.
8.Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
9.Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan
kemungkinan perubahannya, dan sebagainya.
1. ANGGARAN PENJUALAN

• Anggaran penjualan menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah


barang jadi yang akan dijual oleh perusahaan dan harga jual yang
diharapkan diperoleh untuk periode anggaran.

Contoh Format Anggaran Penjualan


Ilustrasi
PT. Senama Serang mengumpulkan data2 tentang jumlah unit
CBR 250 dan CBR 150 yang diperkirakan akan dijual selama tahun
2018. PT. Senama Serang juga memprediksi harga yang akan
dikenakan untuk setiap unit CBR 250 dan CBR 150 yang akan
dijual di bulan Juli Tahun 2018.

Tabel jumlah penjualan CBR 250 dan CBR 150 dalam unit dan
harga jual per unitnya selama bulan Juni 2018.

CBR 250 CBR 150

Penjualan (Dalam Unit) 10 15

Harga Jual Per Unit Rp 64.000.000 Rp 32.000.000


Untuk bulan Juli 2018, manajemen PT. Senama Serang
menargetkan kenaikan penjualan untuk CBR 250 dan CBR 150
masing-masing sebesar 10% dan 20%. Harga jual per unit untuk
bulan Juli 2018 sama dengan harga jual dibulan Juni 2018.

Langkah 1
Penjualan Bulan Juli 2018 = Penjualan bulan Juni 2018 x (1 +
Pertumbuhan Penjualan Bulan Juli 2018)

Jumlah Unit

CBR 250

CBR 150
Langkah 2
Penjualan (Rp) = Penjualan (unit) x Harga Jual Per Unit

Penjualan (Rp) CBR 250


Penjualan (Rp) CBR 150

Langkah 3
Menyusun anggaran penjualan bulan Juli 2018 dengan memasukan
angka2 yang diperoleh dari langkah 2.

PT. Senama Serang


Anggaran Penjualan untuk Bulan yang Berakhir pada Juli 2018
CBR 250 CBR 150 Total
Penjualan Barang
Jadi Dalam Unit

Dikalikan Harga Jual

Penjualan Barang
Jadi
Anggaran Penjualan lebih dari satu bulan
• Anggaran penjualan sering kali disusun untuk
periode waktu satu tahun, enam bulan, atau
kuartal.
• Misal : anggaran penjualan untuk satu tahun
dapat di pecah menjadi anggaran penjualan
untuk setiap kuartal atau anggaran penjualan
untuk periode waktu enam bulan dipecah
menjadi anggaran penjualan setiap bulan
selama enam bulan.
Ilustrasi :
• PT. Toyota memproduksi dua macam
jenis mobil yaitu Avanza dan Rush.
• Berdasarkan informasi berikut, anda
diminta menyusun anggaran pejualan
setiap bulan untuk tiga bulan pertama
tahun 2018
Data penjualan aktual tahun 2017

Penjualan Tahun 2017


Avanza Rush
Jumlah Unit Terjual 2000 800
Harga Jual Rp225.000.000 Rp325.000.000

2. Perusahaan menargetkan kenaikan penjualan untuk


tiap-tiap mobil sebesar 20% ditahun 2018. harga jual
setiap mobil akan dinaikan sebesar 20%
3. Penjualan bulan Januari, Februari, dan Maret 2016
untuk kedua mobil tersebut adalah 10%, 5%, dan
15% dari penjualan tahun 2016
Langkah-langkah penyusunan :
1. Membuat format anggaran penjualan untuk tiga bulan pertama tahun 2018

PT. Toyota
Anggaran Penjualan
Avanza Rush Total

Januari
Penjualan Barang (unit)
Dikalikan; Harga Jual
Penjualan Barang Jadi
Pebruari
Penjualan Barang (unit)
Dikalikan; Harga Jual
Penjualan Barang Jadi
Maret
Penjualan Barang (unit)
Dikalikan; Harga Jual
Penjualan Barang Jadi
Total Penjualan
2. Menghitung jumlah unit yang direncanakan
untuk dijual dan harga jual setiap produk
untuk bulan Januari, Februari, dan Maret
2018
3. Menghitung penjualan setiap produk untuk
bulan Januari, Februari, dan Maret 2018.
4. Menyusun anggaran penjualan (langkah 1)
dengan memasukan data yg diperoleh dari
langkah 2 dan 3
Penyusunan Anggaran
PT. Toyota
Anggaran Penjualan untuk Tiga Bulan pada 31 Maret 2018
Avanza Rush Total
Bulan Januari
Penjualan Barang Jadi (unit) 240 96
Dikalikan : Harga Jual Rp270.000.000 Rp300.000.000
Penjualan Barang Jadi Rp64.800.000.000 Rp28.800.000.000 Rp93.600.000.000

Bulan Februari
Penjualan Barang Jadi (unit) 120 48
Dikalikan : Harga Jual Rp270.000.000 Rp300.000.000
Penjualan Barang Jadi Rp32.400.000.000 Rp14.400.000.000 Rp46.800.000.000

Bulan Maret
Penjualan Barang Jadi (unit) 360 144
Dikalikan : Harga Jual Rp270.000.000 Rp300.000.000
Penjualan Barang Jadi Rp97.200.000.000 Rp43.200.000.000 Rp140.400.000.000
Tugas 1:
PT. Senama Serang telah menjual dua macam jenis
motor produk baru tahun 2018 untuk type CBR 250R
dan PCX 150.
Data penjualan tahun 2018 sbb;

Penjualan Tahun 2017


CBR 250R PCX150
Jumlah Unit Terjual Tahun Kelahiran Tgl dan Bln
Harga Jual Rp64.000.000 Rp48.000.000
Berdasarkan informasi tersebut, anda diminta
menyusun anggaran pejualan setiap kwartal untuk
tahun 2018 dengan langkah2 sbb;

1. Data penjualan aktual tahun 2017


2. PT. Senama Serang menargetkan kenaikan
penjualan untuk tiap-tiap type motor sebesar 25%
ditahun 2018. harga jual setiap type motor akan
dinaikan sebesar 15%
3. Penjualan kwartal I, II, dan III tahun 2018 untuk
kedua type motor tersebut adalah 10%, 5%, dan 15%
dari penjualan tahun 2018
Memperkiraan Penjualan
Penyusunan anggaran penjualan mengharuskan
perusahaan untuk memperkirakan jumlah unit
yang akan dijual dan harga jualnya dalam suatu
periode anggaran.
Terdapat beberapa metode yg digunakan oleh
perusahaan untuk memperkirakan penjualan
dalam satu periode anggaran yaitu metode
kualitatif dan kuantitatif
Metode Kuantitatif

1. Metode Rata-rata bergerak (Moving


Average)
2. Metode Trend Moment
3. Metode Perkiraan Asosiatif
4. Metode Analisis Industri
1. Metode Rata2 Bergerak

• Metode Rata2 Bergerak menggunakan


sejumlah data dari masa lalu untuk
memperoleh perkiraan hasil dimasa
mendatang.
Contoh ;
• PT Serang Ribut adalah perusahaan
“Roti Spesial Kaya Rasa” membuat
perkiraan penjualan Roti untuk bulan
berikutnya setiap tanggal 28 bulan
sebelumnya.
Data ;
Bulan Penjualan Rata-rata 3 Bulan
September 1.000
Oktober 1.200
November 1.400
Desember

Bulan Penjualan
September 1.000
Oktober 1.200
November 1.400
Total Penjualan 3.600
Rata-rata Penjualan
Bulan Penjualan
Total Penjualan 3 Bulan Sebelumnya 3.600
Dibagi 3 3
Rata-rata Penjualan 3 Bulan 1.200
2. Metode Trend Moment

Metode trend moment menggunakan cara-cara perhitungan statistika


dan matematika tertentu untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai
pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis
perusahaan. Dengan demikian pengaruh unsur-unsur subyektif dapat
dihindarkan.
Prinsip-prinsip pengerjaan metode trend moment adalah sebagai
berikut:
a.Barang tahan lama minimal satu tahun.
b.Barang yang selalu diperlukan, misalnya sembako.
c.Kegiatan usaha sudah berjalan minimal dua tahun, digunakan
sebagai data penjualan tahun yang lalu.
d.Jumlah data tahun lalu baik tahun ganjil maupun genap tetap diurut
dari 0, 1, 2, 3,…..dst pada kolom x.
Rumus
Rumus Metode Trend Moment:
I.Y = a + bx
II.∑ y = n.a + b.∑ x
III.∑ xy = a. ∑ x + b. ∑ x2
Data ;
Tahun Penjualan (ribuan unit)
2012 240
2013 250
2014 280
2015 290
2016 305
2017 330

Perusahaan ingin membuat perkiraan penjualan dalam unit untuk


tahun 2018 dengan menggunakan metode trend moment.
Data ;

Tahun Y X XY X²
2010 240 0 0 0
2011 250 1 250 1
2012 280 2 560 4
2013 290 3 870 9
2014 305 4 1.220 16
2015 330 5 1.650 25
∑ 1.695 15 4.550 55

I. Y = a + bx
II. ∑ y = n.a + b.∑ x
III. ∑ xy = a. ∑ x + b. ∑ x2
Penyelesaian
∑ y = n.a + b.∑ x
∑ xy = a. ∑ x + b. ∑ x2

1.695 = 6.a + b. 15 ……..(x 2,5)


4.550 = 15.a + b. 55…….(x 1)
Sehingga Persamaannya menjadi ;
4.237,5 = 15a + 37,5b
Persamaannya
4.550 = 15a + 55b (-) Y = 237,8571 + 17,8571 X
----------------------------------
-312,5 = 0 + -17,5b Jadi Penjualan Tahun 2018 adalah ;
Y = 237,8571 + 17,8571(6)
b = 17,8571 Y = 350

1.695 = 6.a + 15(17,8571)


a = 237,8571 (dibulatkan dua dibelakang koma)
Dengan Menggunakan SPSS

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 237,857 3,746 63,501 ,000
1
x 17,857 1,237 ,991 14,434 ,000
a. Dependent Variable: y

Y = 237,857 + 17,857X
Jadi Penjualan tahun 2018 adalah :
Y = 237,857 + 17,857(6)
Y = 350
Latihan
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan
minuman air galon ingin membuat forecast penjualan
minuman air gallon untuk beberapa tahun mendatang
didaerah Serang, dengan menggambarkan garis trend
data penjualan tahun yang lalu adalah sebagai berikut:

Penjualan
Tahun
Y
2013 130.000
2014 145.000
2015 150.000
2016 165.000
2017 170.000
Hitunglah forecast penjualan dengan metode trend
moment!
Metode Perkiraan Asosiatif

• Metode Perkiraan Asosiatif umumnya


mempertimbangkan beberapa variabel
yg terkait dengan variabel yg diprediksi.
Menggunakan Analisis Regresi Sederhana
untuk membuat Perkiraan

• Y = a + bX
• Dimana :
• Y = Nilai dari variabel dependen adalah
Penjualan Produk
• a = Konstanta atau garis intercept
• b = Slope atau kemiringan dari garis regresi
• X = Variabel Independen
Data ;
Penjualan Pengeluaran Iklan
Tahun
(Rp ‘000) (Rp ‘000)
2010 1.000.000 55.000
2011 1.250.000 70.000
2012 1.375.000 83.500
2013 1.500.000 100.000
2014 1.785.000 122.500
2015 2.005.000 157.500
Data ;
Tahun Y X X² XY
2010 1.000.000 55.000 3.025.000.000 55.000.000.000
2011 1.250.000 70.000 4.900.000.000 87.500.000.000
2012 1.375.000 83.500 6.972.250.000 114.812.500.000
2013 1.500.000 100.000 10.000.000.000 150.000.000.000
2014 1.785.000 122.500 15.006.250.000 218.662.500.000
2015 2.005.000 157.500 24.806.250.000 315.787.500.000
∑ 8.915.000 588.500 64.709.750.000 941.762.500.000
Tahun Y X X² XY
2010 1.000.000 55.000 3.025.000.000 55.000.000.000
2011 1.250.000 70.000 4.900.000.000 87.500.000.000
2012 1.375.000 83.500 6.972.250.000 114.812.500.000
2013 1.500.000 100.000 10.000.000.000 150.000.000.000
2014 1.785.000 122.500 15.006.250.000 218.662.500.000
2015 2.005.000 157.500 24.806.250.000 315.787.500.000
∑ 8.915.000 588.500 64.709.750.000 941.762.500.000
͞ 1.485.833 98.083 10.784.958.333 156.960.416.667

Dengan SPSS

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 540477,386 73591,937 7,344 ,002
1
Iklan 9,638 ,709 ,989 13,601 ,000
a. Dependent Variable: Penjualan

• Persamaan Regresinya adalah :


Penjualan Produk = 540.477,586 + 9,638 Biaya Iklan.
Metode Analisis Industri
• Perusahaan2 yg memiliki bidang usaha sejenis dapat
dikelompokan kedalam satu industri, seperti Toyota,
Honda, Suzuki, dan Mitsubishi termasuk dalam kelompok
industri lokomotif.
• Contoh : Pada tahun 2015 PT. Toyota mampu menjual
produknya sebesar 40.000 unit. Pada tahun yang sama
total penjualan industri mencapai 100.000 unit. Jika
penjualan industri tahun 2016 diperkirakan naik sebesar
25% dan manajemen PT. Toyota memperkirakan pangsa
pasar untuk tahun 2016 sama dengan pencapaian tahun
2015. Tentukan penjualan industri PT. Toyota untuk tahun
2016
Langkah2

1. Menghitung Pangsa Pasar PT. Toyota Tahun 2015

2. Menentukan perkiraan Penjualan Industri Untuk


Tahun 2016

2. Menghitung Penjualan PT. Toyota Tahun 2016


PT. Susah Maju memprediksikan penjualan produk
mainan anak setiap tahunnya dengan menggunakan
pendekatan analisis industri. Berikut ini adalah
penjualan produk maianan anak dan industri selama
periode 2010-2014

Penjualan Penjualan Industri


Tahun

2011 10.000 100.000


2012 12.000 144.000
2013 15.000 150.000
2014 20.000 160.000
2015 23.000 184.000
• PT. Susah Maju memprediksi penjualan industri
untuk tahun 2016 akan naik sebesar 20%,
sedangkan pangsa pasar perusahaan di tahun 2016
sebesar rata2 pangsa pasar dari tahun 2016-2015.
adapun harga jual produk mainan anak untuk tahun
2016 adalah Rp 10.000.
• Intruksi....
1. Hitunglah penjualan industri untuk tahun 2016
2. Hitunglah pangsa pasar PT. Susah Maju untuk
tahun 2016
3. Susunlah anggaran perusahaanusah Maju untuk
tahun 2016
Penjualan Industri Tahun 2015
• Penjualan Industri Tahun 2015 = 184.000 x
(1 + 20%)
• = 184.000 x 120%
• = 220.000 unit
Pangsa Pasar PT. Susah Maju Tahun 2015

Penjualan PT. Susah Pangsa Pasar PT.


Tahun Penjualan Industri
Maju Susah Maju
2011 10.000 100.000 10%
2012 12.000 144.000 8,33%
2013 15.000 150.000 10%
2014 20.000 160.000 12,5%
2015 23.000 184.000 12,5%
Rata-rata Pangsa Pasar 2011-2015 10,67%
Penjualan PT. Susah Maju Tahun 2016
• Penjualan PT. Susah Maju Tahun 2016
• = 10,67% x 220.000 unit
• = 23.466,67
• = 23.466 unit
ANGGARAN PRODUKSI
• Anggaran produksi adalah anggaran yang disusun
oleh perusahaan untuk menentukan jumlah
barang jadi yang harus diproduksi oleh
perusahaan. Anggaran ini harus dibuat setelah
anggaran penjualan disusun karena perusahaan
harus menentukan jumlah barang jadi yang harus
diproduksi dalam rangka mendukung target
penjualan yang ada di anggaran penjualan.
Untuk dapat menyusun anggaran produksi,
dibutuhkan berbagai data dan informasi
berikut :
1. Estimasi jumlah unit barang jadi yang
akan dijual pada periode mendatang
2. Estimasi jumlah persediaan barang jadi
pada akhir periode anggaran.
3. Estimasi jumlah persediaan barang jadi di
awal periode anggaran
Format Anggaran
Anggaran Produksi
PT. X.....
Periode ..........
Penjualan
Ditambah Persediaan Akhir Barang jadi
Jumlah Barang Jadi yg Dibutuhkan
Dikurangi Persediaan Awal Barang Jadi
Jumlah Barang Jadi yg Akan Diproduksi
Contoh :
• PT. Angin Segar sedang menuyusun
anggaran produksi untuk produk yang
dihasilkannya, yaitu produk “Boneka Barby”
untuk bulan agustus 2015. PT. Angin Segar
memperkirakan dapat menjual 8.000. selain
itu PT. Angin Segar memperkirakan jumlah
unit persediaan akhir dan awal Boneka Barby
untuk bulan Agustus 2015.
Tabel :
No Keterangan Jumlah

1 Penjualan 8.000
2 Persediaan Akhir 2.000
3 Persediaan Awal 1.000
Format Anggaran
Anggaran Produksi
PT. Angin Segar
Bulan Agustus
Penjualan (unit) 8.000
Ditambah Persediaan Akhir Barang jadi 2.000
Jumlah Barang Jadi yg Dibutuhkan 10.000
Dikurangi Persediaan Awal Barang Jadi 1.000
Jumlah Barang Jadi yg Akan Diproduksi 9.000
Latihan

• PT. Angin Segar ingin kembali menuyusun


anggaran produksi “Boneka Barby” untuk
bulan September 2015. Penjualan bulan
September 2015 diperkirakan 10.000 unit,
sedangkan persediaan akhirnya adalah 3.000
unit.
• Susunlah anggaran produksi Boneka Barby
untuk bulan September 2015
Format Anggaran
Anggaran Produksi
PT. Angin Segar
Bulan Agustus
Penjualan (unit)
Ditambah Persediaan Akhir Barang jadi
Jumlah Barang Jadi yg Dibutuhkan
Dikurangi Persediaan Awal Barang Jadi
Jumlah Barang Jadi yg Akan Diproduksi
ANGGARAN PRODUKSI UNTUK PERIODE
LEBIH DARI SATU BULAN
• Jika perusahaan ingin menyusun anggaran produksi
yang mencakup periode waktu lebih dari satu bulan,
maka terdapat dua hal penting berikut yang harus
diperhatikan.
1. Persediaan akhir barang jadi di satu bulan akan
menjadi persediaan awal barang jadi bulan berikutnya.
2. Persediaan akhir barang jadi dibulan terakhir dalam
satu periode akan menjadi persediaan akhir barang jadi
untuk anggaran produksi periode tersebut.
Contoh Penyusunan

• PT. Angin Segar ingin menuyusun


anggaran produksi kuartal ketiga di Tahun
2015 (Juli-September) untuk produk
“Boneka Barby”. Slide berikut ini adalah
rencana penjualan Boneka Barby untuk 3
bulan :
Tabel :
No Keterangan Jumlah

1 Juli 7.000
2 Agustus 8.000
3 September 10.000

• Selama Tahun 2015, PT. Angin Segar ingin agar


tingkat persediaan awal barang jadi setiap
bulannya adalah 1.000 unit. Jadi jumlah
persediaan akhir dan persediaan awal barang
jadi adalah tetap 1.000.
Langkah2

PT. Angin Segar


Anggaran Produksi Untuk Kuartal yg Berakhir pada 30 September 2015
Nama Produk : Boneka Barby

Jul Agt Sep Total

Penjualan 7 8 10 25

Ditambah Persediaan Akhir Barang jadi 1 1 1 1

Jumlah Barang Jadi yg Dibutuhkan 8 9 11 26

Dikurangi Persediaan Awal Barang Jadi 1 1 1 1

Jumlah Barang Jadi yg Akan Diproduksi 7 8 10 25


KEBIJAKAN TINGKAT PRODUKSI
• Ada dua kebijakan yang dapat digunakan
oleh perusahaan untuk menentukan jumlah
barang yang akan diproduksi, yaitu ;
1. Kebijakan stabilitasi tingkat produksi, dan
2. Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan.
1. Kebijakan Stabilitasi Tingkat Produksi
• Dalam menyusun anggaran produksi untuk periode
anggaran lebih dari satu bulan, perusahaan seringkali
ingin memiliki jumlah produksi yang sama untuk setiap
bulannya. Pertimbangannya adalah:
1. Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang
sama untuk setiap bulannya:
2. Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya,
maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil akan lebih
tepat digunakan:
3. Mesin akan memproduksi lebih efisien jika tingkat
produksi barang stabil setiap bulannya.
• Kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang
sama setiap bulannya dalam 1 tahun ini disebut dengan
“Kebijakan Stabilisasi Produksi”.
• Misalnya perusahaan berencana memproduksi barang
jadi sebesar 2.400.000 selama 1 tahun ke depan. Jika
perusahaan mengadopsi kebijakan stabilisasi produksi,
maka jumlah yang harus diproduksi setiap bulannya untuk
tahun depan adalah:
 Produksi/bulan = Jumlah produksi 1 tahun/12 bulan
 Produksi/bulan = 2.400.000 unit/12bulan
 Produksi/bulan = 100.000 unit
Contoh Penyusunan
• PT. Ruwed Terus menetapkan kebijakan
stabilisasi produksi untuk menyusun
anggaran produksi “Nokia” selama periode
triwulan Oktober-Desember 2015. adapun
data penjualan, persediaan awal dan akhir
barang jadi selama bulan Oktober-
Desember 2015 seperti di slide berikut;
Data PT. Ruwed Terus

Bulan Unit Terjual

Oktober 6.400
November 5.600
Desember 4.000

Persediaan Akhir Persediaan Awal


Nama Produk
Oktober Desember
Nokia 6.000 2.000
Langkah2

PT. Ruwed Terus


Anggaran Produksi Untuk Triwulan yg Berakhir pada 31 Desember 2015
Nama Produk : Nokia

Okt Nov Des Total

Penjualan Dlm Unit 6.400 5.600 4.000 16.000

Ditambah: Persediaan Akhir Barang jadi 3.600 2.000 2000 2000

Jumlah Barang Jadi yg Dibutuhkan 10.000 7.600 6.000 18.000

Dikurangi: Persediaan Awal Barang Jadi 6.000 3.600 2.000 6.000

Jumlah Barang Jadi yg Akan Diproduksi 4.000 4.000 4.000 12.000


Latihan;
• Berikut ini Perkiraan penjualan (unit) PT. Insan Unggul
untuk bulan September-Desember 2015

Bulan Unit Terjual

September 2.000
Oktober 2.200
November 2.600
Desember 3.200

• Adapun persediaan barang jadi diawal bulan September


200 unit dan di akhir bulan Desember 150 unit.
• Susunlan anggaran produksi PT. Insan Unggul dgn metode
kebijakan stabilisasi produksi
2. Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan

• Berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi yang


menginginkan tingkat produksi barang jadi yang sama
untuk setiap periodenya, kebijakan stabilisasi
persediaan dapat diterapkan untuk perusahaan yang
tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi
secara berlebihan setiap periode yang tercakup dalam
anggaran.
2. Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan

• Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan juga menjamin


bahwa kenaikan atau penurunan persediaan terjadi
secara bertahap dalam setiap periode.
• Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan
persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya sewa
gudang yang tinggi cocok untuk menerapkan kebijakan
ini.
Contoh Penyusunan Kebijakan Stabilisasi Tingkat
Persediaan

• PT. Sinar Rembulan menerapkan Kebijakan


Stabilisasi Tingkat Persediaan untuk menentukan
jumlah produksi produknya untuk bulan Oktober-
Desember 2015.
Bulan Penjualan (unit)

Oktober 8.000
November 12.000
Desember 10.000

Persediaan Akhir Persediaan Awal

7.200 4.800
Langkah2

PT. Sinar Rembulan


Anggaran Produksi Untuk Triwulan yg Berakhir pada 31 Desember 2015
Nama Produk : Nokia

Okt Nov Des Total

Penjualan Dlm Unit

Ditambah: Persediaan Akhir Barang jadi

Jumlah Barang Jadi yg Dibutuhkan

Dikurangi: Persediaan Awal Barang Jadi

Jumlah Barang Jadi yg Akan Diproduksi


4. ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
• Anggaran produksi dalam suatu periode
menentukan jumlah persediaan barang jadi
yang akan diproduksi.
• Langkah berikutnya dalam penyusunan
anggaran induk adalah menyusun anggaran
biaya produksi. Anggaran biaya produksi adalah
anggaran yang disusun untuk mengetahiu biaya
produksi yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka memproduksi barang
jadi.
• Anggaran biaya produksi dapat
dikelompokkan dalam tiga sub-
anggaran, yaitu:
1.Anggaran bahan baku,
2.Anggaran tenaga kerja langsung,
3.Anggaran biaya overhead produksi.
1. ANGGARAN BAHAN BAKU
• Kegiatan utama perusahaan manufaktur adalah
mengubah bahan baku yang diperoleh menjadi barang
jadi. Setelah menentukan jumlah produksi barang jadi,
perusahaan harus menghitung jumlah sekaligus biaya
bahan baku yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
produksi.
• Anggaran bahan baku yang disusun oleh perusahaan
pada dasarnya terdiri atas dua jenis anggaran.
1) Anggaran pemakaian bahan baku dan
2) Anggaran pembelian bahan baku
1) Anggaran pemakaian bahan baku yang
menentukan jumlah dan nilai bahan baku
yang diperlukan untuk kegiatan produksi
dalam satu periode anggaran.
2) Anggaran pembelian bahan baku yang
menentukan jumlah bahan baku yang akan
dibeli dan harga pembeliannya dalam satu
periode anggaran.
1) Anggaran Pemakaian Bahan Baku
• Anggaran pemakaian bahan baku menyajikan informasi
tenteng kuantitas dan biaya bahan baku yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang jadi. Informasi
tentang barang jadi yang akan diproduksi dapat dilihat
dari anggaran produksi. Sementara itu, jumlah
kebutuhan barang baku yang diperlukan untuk
memproduksi barang jadi dapat diperoleh oleh
perusahaan dengan mengalikan tingkat produksi
dengan standar kebutuhan bahan baku per unit
barang jadi. Standar tersebut menentukan jumlah
bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi 1 unit
barang jadi.
Contoh ;
• 1 unit kemeja pria memerlukan 0,8 meter kain katun.
Karena itu, jika perusahaan ingin memproduksi 1.000
unit kemeja pria, maka bahan baku yang diperlukan
(dalam hal ini kain katun) adalah 800 m (1.000 unit *
0,8 m).
• Total biaya bahan baku yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi barang jadi dapat dengan mengalikan
jumlah kebutuhan bahan baku dengan harga beli
bahan baku dari pemasok. Jika harga satu meter kain
katun adalah Rp 30.000, maka total biaya bahan baku
untuk produksi 1.000 unit kemeja tersebut adalah 800m
* Rp 30.000 = Rp 24.000.000.
Contoh Penyusunan Anggaran Pemakaian
Bahan Baku
PT. Usil Selalu yg bergerak dibidang penjualan
Kemeja dengan merek Jones pada akhir bulan
November 2014, manajemen PT. Usil Selalu
hendak menyusun anggaran pemakaian bahan
baku untuk produksi Kemeja Jones untuk bulan
Januari 2015.
Berikut adalah anggaran produksi kemeja
Jones untuk bulan Januari 2015
Data;
Anggaran Produksi
PT. Usil Selalu
Untuk Bulan Januari 2015
Nama Produk : Kemeja Jones

Penjualan (Unit) 2.000


Ditambah: Persediaan Akhir Barang jadi 500
Jumlah Barang Jadi yg Dibutuhkan 2.500
Dikurangi: Persediaan Awal Barang Jadi 200
Jumlah Barang Jadi yg Akan Diproduksi 2.300

 Adapun standar kebutuhan bahan baku untuk membuat


1 unit kemeja adalah 2 m kain katun dan 8 buah
kancing. Harga kain katun permeternya Rp 40.000 dan
harga 1 buah kancing Rp 1.500
Langkah Penyusunan

PT. Usil Selalu


Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Untuk Bulan yg Berakhir Pada 31 Januari 2015

Kain Kancing

Jumlah Produksi Barang Jadi

Standar Kebutuhan Bahan Baku Per Unit

Jumlah Kebutuhan Bahan Baku U/ Produksi

Harga Bahan Baku Per Unit

Total Biaya Bahan Baku U/ Produksi


Langkah Penyusunan

PT. Usil Selalu


Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Untuk Bulan yg Berakhir Pada 31 Januari 2015

Kain Kancing

Jumlah Produksi Barang Jadi

Standar Kebutuhan Bahan Baku Per Unit

Jumlah Kebutuhan Bahan Baku U/ Produksi

Harga Bahan Baku Per Unit

Total Biaya Bahan Baku U/ Produksi


2) Anggaran Pembelian Bahan Baku

• Setelah mengetahui jumlah bahan baku yang


diperlukan untuk memproduksi barang jadi, perusahaan
harus menentukan banyaknya bahan baku yang akan
dibeli dalam satu periode anggaran. Jumlah bahan
baku yang akan dibeli pada satu periode anggaran
dapat diketahui dengan menyusun anggaran pembelian
bahan baku. Selain itu, anggaran pembelian bahan
baku juga memperlihatkan perkiraan harga bahan baku
per unit dan total nilai pembelian bahan baku dalam
rupiah.
• Jumlah bahan baku yang akan dibeli dapat diketahui
setelah mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini.
a. Jumlah bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan
produksi. Informasi ini diperoleh dari anggaran
pemakaian bahan baku.
b. Jumlah bahan baku yang ingin disimpan oleh
perusahaan di akhir periode (persediaan bahan baku
akhir). Kebijakan manajemen akan menentukan jumlah
persediaan yang ingin disimpan di akhir periode
anggaran.
c. Jumlah bahan baku yang tersedia di awal periode
(persediaan bahan baku awal). Dibawah ini adalah
contoh format anggaran pembelian bahan baku yang
dapat digunakan oleh perusahaan.
Langkah Penyusunan

PT. Usil Selalu


Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Untuk Bulan yg Berakhir Pada 31 Januari 2015

Kain Kancing

Jumlah Produksi Barang Jadi

Standar Kebutuhan Bahan Baku Per Unit

Jumlah Kebutuhan Bahan Baku U/ Produksi

Harga Bahan Baku Per Unit

Total Biaya Bahan Baku U/ Produksi


Etimasi jumlah persediaan bahan baku awal
dan akhir untuk Januari 2015
PT. Usil Selalu
Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Untuk Bulan yg Berakhir Pada 31 Januari 2015

1 Januari 31 Januari

Kain 200 300

Kancing 400 300


Langkah Penyusunan

PT. Usil Selalu


Anggaran Pembelian Bahan Baku
Bulan Januari 2015

Bahan A Bahan B

Jumlah Kebutuhan BB untuk Produksi

Persediaan Akhir Bahan Baku

Jumlah Kebutuhan Bahan Baku

Persediaan Awal Bahan Baku

Jumlah Bahan Baku yg Harus Dibeli

Harga Bahan Baku Per Unit


Langkah Penyusunan

PT. Usil Selalu


Anggaran Pembelian Bahan Baku
Bulan Januari 2015

Kain Kancing

Jumlah Kebutuhan BB untuk Produksi

Persediaan Akhir Bahan Baku

Jumlah Kebutuhan Bahan Baku

Persediaan Awal Bahan Baku

Jumlah Bahan Baku yg Harus Dibeli

Harga Bahan Baku Per Unit

Total Pembelian Bahan Baku


Hal penting yg harus diperhatikan dalam penyusunan
anggaran pembelian bahan baku

• Dalam penyusunan anggaran pembelian bahan


baku, hal penting lainnya yang harus diperhatikan
adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis
(Economical Order Quantity / EOC), dimana untuk
menghitungnya biasanya dipertimbangkan dua jenis
biaya yang bersifat variabel, yaitu;
• Biaya Pemesanan (ordering cost)
• Biaya Penyimpanan (carrying cost)


• Waktu pembelian bahan baku yg harus diperhatikan
adalah ;
1. Stock Out Cost (biaya2 yg terpaksa dikeluarkan karena
keterlambatan datangnya bahan mentah)
2. Exstra Carying Cost (biaya2 yg terpaksa dikeluarkan
karena bahan mentah datang terlalu awal)
3. Lead time (jangka waktu sejak dilakukan pemesanan
sampai saat datangnya bahan baku dan siap untuk
digunakan dlm proses produksi).
4. Setelah diperhitungkan faktor lead time, maka dpt
ditentukan Reorder Point (saat dimana harus dilakukan
pemesanan kembali bahan baku yg diperlukan
• PT. Usil Saja memperkirakan kebutuhan
bahan mentah selama tahun 2015 sebanyak
6.000 unit dengan harga Rp 4.000/unit.
Setiap kali dipesan dikeluarkan biaya sebesar
Rp 5.000 sebagai biaya pemesanan. Biaya
penyimpanan Rp 60/unit. Lead Time yg
dperlukan selama 9 hari (1 tahun = 360 hari)
dan Safety Stock ditetapkan sebesar 200
unit.
Pemakaian selama lead time = 9/360*6.000 = 150 Unit
Lead Time = 150 Unit
Safety Stock = 200 Unit +
Reorder Poin = 350 Unit

Misalkan diketahui juga Stock Out Cost sebesar Rp 150 /


unit. Data historis mengenai lead time sbb;.

Lead Time Probabilitas


4 Hari 15%
5 Hari 30%
6 Hari 25%
7 Hari 30%
• Berdasarkan data tersebut, hitunglah ;
1. Jumlah pembelian bahan baku yang paling
ekonomis (EOQ)
2. Lead time yang paling ekonomis dengan
menentukan besarnya biaya penyimpanan
tambahan (ECC) dan biaya kekurangan bahan
(SOC) yang dapat terjadi untuk keperluan
pemesanan.
3. Titik pemesanan kembali bahan baku (ROP), jika
penentuan lead time ssuai dengan hasil
perhitungan pada pertanyaan 2 di atas.

2. Lead time yang paling ekonomis
*Extra Carrying Cost (ECC)
Biaya Penyimpanan per hari per order

 Bila lead time 4 hari


 ECC = Rp 0,-
 Bila lead time 5 hari
 ECC = 1(0,15)*(Rp 166,67)= Rp 25
 Bila lead time 6 hari
 ECC = 2(0,15) + 1(0,30)*(Rp 166,67)= Rp 100
 Bila lead time 7 hari
 ECC = 3(0,15)+2(0,30)+1(0,25)*(Rp 166,67)= 216,67
*Stock Out Cost
• Kebituhan Bahan Mentah Per Hari

 Bila lead time 4 hari


 SOC = 1(0,30)+2(0,25)+3(0,30)*(2500,5)= Rp 4.251
 Bila lead time 5 hari
 SOC = 1(0,25)+2(0,30)*)*(2500,5) = Rp 2.125
 Bila lead time 6 hari
 SOC = 1(0,30)*)*(2500,5) = Rp 750
 Bila lead time 7 hari
 SOC= 0
3. Reorder Point
• Berdasarkan perhitungan lead time 7 hari mempunyai total
biaya ekstra yg paling kecil, yaitu ;
• Extra Carrying Cost (ECC) = Rp 216,67
• Stock Out Cost (SOC) = Rp 0
• Total Cost = Rp 216,67

• Dengan demikian bahan baku yg harus dipesan kembali


pada saat tingkat persediaan;
Safety Stock = 200 unit
Kebutuhan selama tead time 7 x 16,67 = 117 unit
Reorder Point = 317 unit
Soal Latihan
• Akibat pengalaman masa lalu yg kurang
menguntungkan khususnya yg menyangkut manajemen
persediaan, menyebabkan PT. Usil Saja mengusahakan
dilaksanakan suatu sistem perencanaan serta
pengawasan yg lebih baik untuk waktu-waktu yg akan
datang.
• Untuk tahun depan PT. Usil Saja merencanakan akan
menjual 50.000 unit produk. Diketahui bahwa
persediaan awal produk jadi sebanyak 15.000 unit dan
persediaan akhir yg diinginkan 20.000 unit. Untuk
membuat satu produk dibutuhkan 2 kg bahan baku 
Untuk merencanakan kapan saat pemesanan yg tepat
dilakukan;
Diamati 20 buah data pemesanan yg terjadi pada
tahun2 sebelumnya. Dari pengamatan tersebut
diperoleh kenyataan bahwa ;
Lead time 1 minggu = 7 kali  0,35
Lead time 2 minggu = 5 kali  0,25
Lead time 3 minggu = 8 kali  0,40
Biaya penyimpanan bahan mentah per kg per
tahunnya adalah Rp 100, setiap kali pemesanan akan
dikeluarkan biaya sebesar Rp 8.800 
• Apabila kehabisan bahan mentah dapat dicari bahan
mentah pengganti. Untuk ini dikeluarkan biaya
sebesar Rp 100 untuk setiap kg bahan mentah
pengganti. Persediaan minimum (safety Stock)
adalah untuk 2 minggu dan PT. Usil Saja
merencanakan untuk melakukan pembelian bahan
baku 20 kali dalam setahun. Dalam satu tahun
dianggap 300 hari. 
• Berdasarkan data tersebut, hitunglah ;
1. Jumlah pembelian bahan baku yang paling ekonomis
(EOQ)
2. Lead time yang paling ekonomis dengan menentukan
besarnya biaya penyimpanan tambahan (ECC) dan biaya
kekurangan bahan (SOC) yang dapat terjadi untuk
keperluan pemesanan.
3. Titik pemesanan kembali bahan baku (ROP), jika
penentuan lead time ssuai dengan hasil perhitungan pada
pertanyaan 2 di atas.
4. Apabila rencana perusahaan untuk mengadakan
pembelian bahan baku sebanyak 20 kali dlm setahun
adalah paling baik, Berikan penjelasan dengan
menghitung biaya pengadaannya.
2. ANGGGARAN TENAGA KERJA
Sebagaimana halnya bahan baku, tenaga kerja yg
bekerja di perusahaan dikelompokan menjadi tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja yg secara
langsung berperan dalam proses produksi. Karakteristik
tenaga kerja langsung;
1.Besar kecilnya biaya berhubungan langsung dengan
tingkat kegiatan produksi.
2.Biaya yg dikeluarkan merupakan biaya variabel
3.Kegiatan tenaga kerja ini langsung dapat
dihubungkan dengan produk akhir untuk penentuan
harga pokok
• Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah
tenaga kerja yg secara tidak langsung berperan
dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan
padabiaya overhead pabrik. Anggaran tenaga
kerja tidak langsung berkaitan dengan
karakteristik berikut;
1. Besar kecilnya biaya tidak berhubungan
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
2. Biaya yg dikeluarkan merupakan biaya semi
variabel
3. Tempat kerja tidak harus selalu dalam pabrik,
tetapi juga diluar pabrik.
• Jadi bisa dikatakan bahwa anggaran tenaga
kerja adalah anggaran yg merencanakan
secara terperinci tentang upah yg akan
dibayarkan kepada tenaga kerja langsung
untuk periode yang akan datang.
• Anggaran tenaga kerja meliputi rencana
tentang jumlah waktu yg diperlukan untuk
menyelesaikan satu satuan produk, tarif
upah, dan waktu (kapan) dikerjakan
Faktor2 yg mempengaruhi anggaran tenaga kerja
• Faktor2 yg perlu diperhatikan dlm penyusunan
anggaran tenaga kerja adalah;
1. Anggaran jam kerja langsung
• Anggaran ini merupakan bagian dari anggaran tenaga
kerja, yg secara terperinci akan memuat;
a. Jenis baraang yg dihasilkan
b. Jumlah barang yg diproduksi
c. Bagian2 yg dilalui dlm proses produksi
d. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang.
e. Waktu (kapan) produksi barang dimulai
2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung
• Anggaran ini meliputi;
a. Jenis barang yg dihasilkan
b. Jumlah barang yg diproduksi
c. Bagian2 yg dilalui dlm proses produksi
d. Jumlah jam buruh unuk setiap jenis barang
e. Tingkat upah rata2 per jam buruh langsung
f. Waktu (kapan) produksi dimulai
Faktor2 yg perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran tenaga kerja
1. Anggaran unit yg harus diproduksi, khususnya
rencana tentang jenis/kualitas dan kuantitas
barang tersebut.
2. Standar waktu yg digunakan yg dpt didasarkan
atas data historis atas dasar penelitian khusus
yg disebut studi gerak dan waktu (time and
motion study)
3. Sistem pengupahan atau sistem pembayaran
upah yg bisa didasarkan atas waktu, output
(hasila0 atau insentif
Manfaat Anggaran Tenaga Kerja

1. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien


2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dpt diatur
lebih efisien
3. Harga pokok barang dapat dihitung dengan
cepat
4. Alat pengawasan biaya tenaga kerja
2. ANGGGARAN TENAGA KERJA
LANGSUNG
• Perusahaan menggunakan tenaga kerjanya untuk
mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Atas
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerjanya,
perusahaan membayarkan upah. Untuk perusahaan
manufaktur , tenaga kerja yang terlibat dalam proses
produksi dapat dikelompokan ke dalam tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
• Tenaga kerja langsung adalah karyawan yang langsung
terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa,
• Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah karyawan
yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan
produksi
• Biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah
tenaga kerja langsung akan dimasukan ke
biaya tenaga kerja langsung yang akan menjadi
salah satu komponen dalam biaya produksi.
Adapun upah untuk biaya tenaga kerja tidak
langsung akan di masukan ke biaya overhead
produksi. Biaya tenga kerja langsung, biaya
overhead produksi, dan biaya bahan baku
langsung adalah komponen dalam perhitungan
total biaya produksi perusahaan.
• Setiap tahunnya, perusahaan manufaktur
harus menyusun anggaran tenaga kerja
langsung yang memperlihatkan jumlah jam
tenaga kerja langsung yang diperlukan berikut
upah per jam untuk memproduksi barang jadi
dalam satu periode anggaran.
informasi-informasi yang diperlukan untuk penyusunan
anggaran tenaga kerja langsung.

1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi


barang dan jasa, misalnya pemotongan bahan baku,
pencucian bahan baku, dan pengemasan barang jadi.
2. Jumlah barang jadi yang di rencanakan untuk
diproduksi. Informasi ini dapat diperoleh dari anggaran
produksi.
3. Jumlah jam tenaga kerja langsungyang diperlukan
untuk memproduksi 1 (satu) unit barang jadi atau di
sebut standar pengguna jam tenaga kerja langsung.
4. Perkiraan upah tenaga kerja langsung per jam.
Format anggaran tenaga kerja langsung

Produk 1 Produk 2
Departemen A
Jumlah produksi
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung

Jumlah jam tenaga kerja langsung


Upah per jam
Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Contoh;

• PT PT. Usil Saja hendak menyusun anggaran


tenaga kerja langsung untuk bulan Oktober
2015. Berikut ini adalah informasi yang
diperlukan untuk menyusun anggaran tenaga
kerja langsung tersebut.
Anggaran produksi
PT. Usil Saja
Untuk periode Oktober 2015
Nama Produk : Kemeja Jones
Penjualan (unit) 2.000
Ditambah : persediaan akhir barang jadi 500
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 2.500
Dikurangi : persediaan awal barang jadi 200
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 2.300

Produksi kemeja Jones dilakukan oleh 2 (dua) departemen


1.Departemen Penjahitan
Waktu yang dibutuhkan untuk menjahit 1 kemeja pria
adalah 6 menit. Honor untuk pegawai Departemen
Penjahitan per jamnya sebesar Rp 6.000.
2.Departemen Pengemasan
Diperlukan waktu selama 3 menit untuk mengemas satu
baju pria. Honor untuk pegawai Departemen Penjahitan
per jamnya sebesar Rp 4.800.
PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk Periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
1. Departemen Penjahitan
Jumlah Produksi
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung

Jumlah tenaga kerja langsung


Upah per jam
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept.
Penjahitan
2. Departemen Pengemasan
jumlah produksi
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung
PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Jumlah jam tenaga kerja langsung
Upah per jam
Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Dept. Pengemasan

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung


PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
1. Departemen penjahitan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung
Jumlah jam tenaga kerja langsung
Upah per jam
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Penjahitan

2. Departemen pengemasan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung
Jumlah jam tenaga kerja langsung
Upah per jam
Anggaran biaya tenaga kerja langsung dept. Pengemasan

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung


1. Departemen Penjahitan
• Waktu yang dibutuhkan untuk menjahit 1 kemeja pria
adalah 6 menit. Honor untuk pegawai Departemen
Penjahitan per jamnya sebesar Rp 6.000.
2. Departemen Pengemasan
• Diperlukan waktu selama 3 menit untuk mengemas
satu baju pria. Honor untuk pegawai Departemen
Penjahitan per jamnya sebesar Rp 4.800
Departeman Departemen
Penjahitan Pengemasan
Standar penggunaan jam tenaga 6 menit = 0,1 jam 3 menit = 0,05 jam
kerja langsung
Upah per jam Rp 6.000 Rp 4.800
PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
1. Departemen penjahitan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,1
Jumlah jam tenaga kerja langsung
Upah per jam Rp 6.000
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Penjahitan

2. Departemen pengemasan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,05
Jumlah jam tenaga kerja langsung
Upah per jam Rp4.800
Anggaran biaya tenaga kerja langsung dept. Pengemasan

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung


1. Departemen Penjahitan = 2.300 x 0,1 Jam = 230
jam
2. Departemen pengemasan = 2.300 x 0,05 jam =115
jam

• Departemen Penjahitan = 230 jam x RP6.000/jam


• = Rp 1.380.000
• Departemen Pengemasan = 115 jam x Rp4.800/jam
• = Rp552.000
PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
1. Departemen penjahitan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,1
Jumlah jam tenaga kerja langsung 230
Upah per jam Rp 6.000
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Penjahitan

2. Departemen pengemasan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,05
Jumlah jam tenaga kerja langsung 115
Upah per jam Rp4.800
Anggaran biaya tenaga kerja langsung dept. Pengemasan

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung


PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
1. Departemen penjahitan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,1
Jumlah jam tenaga kerja langsung 230
Upah per jam Rp 6.000
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Penjahitan Rp1.380.000

2. Departemen pengemasan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,05
Jumlah jam tenaga kerja langsung 115
Upah per jam Rp4.800
Anggaran biaya tenaga kerja langsung dept. Pengemasan Rp552.000

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung


PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
1. Departemen penjahitan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,1
Jumlah jam tenaga kerja langsung 230
Upah per jam Rp 6.000
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Penjahitan Rp1.380.000

2. Departemen pengemasan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,05
Jumlah jam tenaga kerja langsung 115
Upah per jam Rp4.800
Anggaran biaya tenaga kerja langsung dept. Pengemasan Rp552.000

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp1.932.000


3. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PRODUKSI

• Perusahaan manufaktur memiliki tiga


komponen biaya produksi, yaitu:
1)Biaya bahan baku langsung,
2)Biaya tenaga kerja langsung, dan
3)Biaya overhead produksi.
• Biaya overhead produksi (factory overhead –
FOH) adalah seluruh biaya yang tidak terkait
secara langsung dengan kegiatan produksi
barang dan jasa. Yang termasuk dalam biaya
overhead produksi adalah biaya bahan baku
tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak
langsung, honor petugas pengawas, biaya
listrik, biaya utilitas, dan lain-lain.
• Biaya overhead produksi (factory overhead –
FOH) adalah seluruh biaya yang tidak terkait
secara langsung dengan kegiatan produksi
barang dan jasa. Yang termasuk dalam biaya
overhead produksi adalah biaya bahan baku
tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak
langsung, honor petugas pengawas, biaya
listrik, biaya utilitas, dan lain-lain
• Berdasarkan perilaku biaya, biaya overhead produksi
dapat dikelompokan kedalam tiga kelompok biaya,
yaitu 1. biaya variabel, 2. biaya tetap, dan 3. biaya
semivariabel.
1. Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang nilai
keseluruhannya berubah- ubah seiring dengan
perubahan yang terjadi pada cost object. Cost object
adalah unit produksi, departemen, atau aktivitas
dimana biaya dihitung dan dikumpulkan. Jadi,
semakin tinggi jumlah cost object (misalnya jumlah
barang yang diproduksi), semakin tinggi biaya
variabelnya
2. Biaya tetep (fixed cost) adalah biaya yang nilai
keseluruhannya tidak berubah-ubah seiring dengan
perubahan pada cost object saampai relevant range
tertentu. Relevant range dalam konteks perusahaan
manufaktur adalah kapasitas produksi. Contoh biaya
tetep overhead adalah biaya penyusutan mesin
produksi. Misalnya, biaya penyusutan mesin untuk 1
tahun adalah Rp30.000.000 dengan kapasitas
produksi normal sebesar 10.000 unit per tahun. Jadi,
sepanjang jumlah produksi barang jadi tidak
melebihi kapasitas normalnya, biaya penyusutan
mesin produksi tetap sebesar Rp30.000.000
3. Biaya semivariabel (semivariable cost) adalah biaya
yang memiliki komponen biaya tetap sekaligus
komponen biaya variabel. Biaya listrik adalah salah
satu contoh biaya semivariabel karena biaya listrik
memiliki komponen biaya tetep berupa biaya
abonemen yang nilainya sama setiap bulannya dan
biaya variabel berupa biaya pemakaian listrik yang
besar kecilnya bergantung pada jumlah kilo watt hour
(kwh)yang dipakai. Semakin besar pemakaian kwh,
maka semakin besar pula biaya listrik yang harus
ditanggung perusahaan
Ketika menyusun anggaran biaya overheadnya, perusahaan harus
dapat menentukan hal-hal sebagai berikut:

1. Jumlah produksi barang jadi yang direncanakan untuk


diproduksi dalam satu periode anggaran. Hal ini dikarenakan
jumlah produksi umumnya akan menentukan biaya overhead
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Biaya overhead tetap yang dianggarkanoleh perusahaan,
misalnya biaya sewa mesin, biaya bahan baku langsung, dan
biaya gaji tenaga kerja tidak langsung.
3. Biaya overhead variabel yang dianggarkan oleh perusahaan,
misalnya biaya bahan bakar operasional mesin pabrik.
4. Biaya overhead semivariabel, misalnya biaya listrik dan telepon.
PT PT. Usil Saja hendak menyusun anggaran biaya
overhead produksi untuk bulan Oktober 2015. Berikut ini
adalah informasi yang diperlukan untuk menyusun
anggaran biaya overhead produksi tersebut.

Anggaran produksi
PT. Usil Saja
Untuk periode Oktober 2015
Nama Produk : Kemeja Jones
Penjualan (unit) 2.000
Ditambah : persediaan akhir barang jadi 500
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 2.500
Dikurangi : persediaan awal barang jadi 200
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 2.300
• Produksi kemeja Jones dilakukan oleh 2 (dua)
departemen.
1. Departemen penjahitan
• Waktu yang dibutuhkan untuk menjahit 1 kemeja Pria
adalah 6 menit. Honor untuk pegawai Departemen
penjahitan per jamnya sebesar Rp6.000.
2. Departemen Pengemasan
• Waktu yang dibutuhkan untuk mengemas satu baju
adalah 3 menit. Honor untuk pegawai Departemen
Penjahitan per jamnya sebesar Rp4.800.
• Berikut ini adalah biaya overhead yang diperkirakan akan dikeluarkan
oleh perusahaan untuk bulan Oktober 2015
1. Biaya gaji pengawas Produksi tetap sebesar Rp4.000.000 per bulan.
Biaya gaji pengawas produksi yang dialokasikan ke Departeman
Penjahitan dan Departemen Pengemasan dibagi secara merata.
2. Biaya tetap untuk perawatan mesin sebesar Rp2.000.000 per bulan
dialokasikan berdasarkan jumlah mesin yang terdapat di Departemen
Penjahitan dan Departemen Pengemasan. Biaya variabel untuk
perawatan mesin untuk kedua departemen sebesar Rp1.000 per jam.
3. Biaya tetap untuk sewa pabrik sebesar Rp6.000.000 per bulan
dialokasikan berdasarkan luas bangunan yang dipakai oleh setiap
departemen.
4. Biaya listrik yang bersifat variabel untuk setiap pemakaian mesin per
jam adalah Rp3.000. tinggi atau rendahnya biaya listrik untuk setiap
departemen ditentukan oleh waktu pemakaian mesin. Biaya listrik yang
bersifat tetap sebesar Rp4.000.000 dialokasikan ke Departemen
Penjahitan dan departeman pengemasan dengan proporsi 60% dan
40%.
5. Biaya asuransi tetap pegawai pabrik sebesar Rp5.000.000 per bulan
dialokasikan ke dua departeman berdasarkan biaya tenaga kerja
langsung per departemen per bulannya.
Berikut ini adalah tabel yang diperlukan untuk mengalokasikan
biaya overhead untuk Departemen Penjahitan dan
Pengemasan untuk bulan Oktober 2015

Departeman Departeman
Penjahitan Pengemasan
Jumlah mesin 5 15
Jumlah jam mesin 1.500 2.000
Jumlah luas pabrik 1.000 2.000 m
Biaya tenaga kerja Rp1.380.000 Rp552.000
langsung
PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen penjahitan
Biaya gaji supervisor
Biaya perawatan mesin
Biaya sewa pabrik
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen pengemasan
Biaya gaji supervisor
Biaya perawatan mesin
Biaya sewa pabrik
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total
Langkah2

• Mengalokasikan biaya gaji pengawas produksi


secara merata untuk Departemen Penjahitan dan
Pengemasan. Biaya gaji yang dibebankan ke
Departemen A dan B adalah Rp2.000.000
(Rp4.000.000 /2).

• Mengalokasikan biaya perawatan mesin tetap ke


Departemen Penjahitan dan Departemen
Pengemasan berdasarkan jumlah mesin yang ada
disetiap departemen.
PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen penjahitan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin
Biaya sewa pabrik
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen pengemasan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin
Biaya sewa pabrik
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total
Langkah3


PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen penjahitan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 1.500.000 500.000 2.000.000
Biaya sewa pabrik
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen pengemasan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
Biaya sewa pabrik
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total

PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen penjahitan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 1.500.000 500.000 2.000.000
Biaya sewa pabrik 2.000.000 2.000.000
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen pengemasan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
Biaya sewa pabrik 4.000.000 4.000.000
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total
Mengalokasikan biaya listrik tetap ke Departeman
Penjahitan dan Pengemasan.
•Alokasi untuk:

•Departemen Penjahitan = 60% x Rp4.000.000


• = Rp2.400.000

•Departemen Pengemasan = 40% x Rp4.000.000


• = Rp1.600.000
Menghitung biaya listrik variabel untuk Departemen
Penjahitan dan Pengemasan.
•Departemen Penjahitan = Rp3.000 x Rp1.500
• = Rp4.500.000
•Departemen Pengemasan = Rp3.000 x Rp2.000
• = Rp6.000.000
PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen penjahitan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 1.500.000 500.000 2.000.000
Biaya sewa pabrik 2.000.000 2.000.000
Biaya listrik 4.500.000 2.400.000 6.900.000
Biaya asuransi
Total
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen pengemasan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
Biaya sewa pabrik 4.000.000 4.000.000
Biaya listrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
Biaya asuransi
Total

PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen penjahitan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 1.500.000 500.000 2.000.000
Biaya sewa pabrik 2.000.000 2.000.000
Biaya listrik 4.500.000 2.400.000 6.900.000
Biaya asuransi 3.571.430 3.571.430
Total 6.000.000 Rp10.471.430 Rp16.471.430
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen pengemasan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
Biaya sewa pabrik 4.000.000 4.000.000
Biaya listrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
Biaya asuransi 1.428.570 1.428.570
Total 8.000.000 Rp10.528.570 Rp18.528.570
PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen penjahitan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 1.500.000 500.000 2.000.000
Biaya sewa pabrik 2.000.000 2.000.000
Biaya listrik 4.500.000 2.400.000 6.900.000
Biaya asuransi 3.571.430 3.571.430
Total 6.000.000 Rp10.471.430 Rp16.471.430
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen pengemasan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
Biaya sewa pabrik 4.000.000 4.000.000
Biaya listrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
Biaya asuransi 1.428.570 1.428.570
Total 8.000.000 Rp10.528.570 Rp18.528.570
Total biaya overhead produksi Rp 35.000.000
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

• Anggaran biaya produksi pada dasarnya


hanyalah menampung seluruh perkiraan
biaya produksi yang sudah ditentukan dan
dihitung dalam anggaran pemakaian bahan
baku. Anggaran pemakaian tenaga kerja
langsung, dan anggaran pemakaian biaya
overhead produksi.
PT PT. Usil Saja hendak menyusun anggaran biaya
produksi untuk bulan Oktober 2015. Berikut ini disajikan
kembali anggaran produksi tersebut.

Anggaran produksi
PT. Usil Saja
Untuk periode Oktober 2015
Nama Produk : Kemeja Jones
Penjualan (unit) 2.000
Ditambah : persediaan akhir barang jadi 500
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 2.500
Dikurangi : persediaan awal barang jadi 200
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 2.300
PT. Usil Selalu
Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Untuk Bulan yg Berakhir Pada 31 Januari 2015

Kain Kancing

Jumlah Produksi Barang Jadi 2.300 2.300

Standar Kebutuhan Bahan Baku Per Unit 2 8

Jumlah Kebutuhan Bahan Baku U/ Produksi 4.600 18.000

Harga Bahan Baku Per Unit Rp 40.000 Rp 1.500

Total Biaya Bahan Baku U/ Produksi Rp 184.000.000 Rp 27.600.000


PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
1. Departemen penjahitan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,1
Jumlah jam tenaga kerja langsung 230
Upah per jam Rp 6.000
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Dept. Penjahitan Rp1.380.000

2. Departemen pengemasan
Jumlah produksi 2.300
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung 0,05
Jumlah jam tenaga kerja langsung 115
Upah per jam Rp4.800
Anggaran biaya tenaga kerja langsung dept. Pengemasan Rp552.000

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp1.932.000


PT. Usil Saja
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk periode Oktober 2015
Nama produk : Kemeja Jones
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen penjahitan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 1.500.000 500.000 2.000.000
Biaya sewa pabrik 2.000.000 2.000.000
Biaya listrik 4.500.000 2.400.000 6.900.000
Biaya asuransi 3.571.430 3.571.430
Total 6.000.000 Rp10.471.430 Rp16.471.430
Biaya FOH Biaya FOH
Total
Variabel Fixed
Departemen pengemasan
Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000
Biaya sewa pabrik 4.000.000 4.000.000
Biaya listrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
Biaya asuransi 1.428.570 1.428.570
Total 8.000.000 Rp10.528.570 Rp18.528.570
PT. Usil Selalu
Anggaran Biaya Produksi
Untuk Periode Januari 2015
Biaya Bahan Baku

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead Produksi

Total Biaya Produksi


PT. Usil Selalu
Anggaran Biaya Produksi
Untuk Periode Januari 2015
Biaya Bahan Baku
Kain Rp 184.000.000
Kancing Rp 27.600.000
Subtotal Biaya Pemakaian BB Rp 211.600.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung


Departemen Penjahitan Rp 1.380.000
Departemen Pengemasan Rp 552.000
Subtotal Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.392.000

Biaya Overhead Produksi


Departemen Penjahitan Rp 16.471.430
Departemen Pengemasan Rp 18.528.570
Subtotal Biaya Overhead Produksi Rp 35.000.000

Total Biaya Produksi Rp 247.922.000


Harga Pokok Produksi

ANGGARAN BEBAN OPERASI
• Setelah anggaran biaya produksi disusun,
langkah selanjutnya adalah menyusun
anggaran beban operasi. Beban operasi
adalah beban-beban yang dikeluarkan untuk
kegiatan-kegiatan selain kegiatan produksi.
Kegiatan-kegiatan yang menjadi sumber
pengeluaran beban operasi umumnya terbagi
dalam dua kelompok kegiatan, yaitu kegiatan
penjualan dan administrasi.
• Contoh kegiatan penjualan adalah penerimaan
order penjualan dan pengiriman barang dan jasa
kepada pelanggan, sedangkan penyusunan
laporan keuangan adalah contoh kegiatan
administrasi perusahaan. Kegiatan operasional
perusahaan tersebut memerlukan sumber daya
untuk dapat terlaksana yang pada akhirnya akan
memerlukan biaya.

• Secara umum, beban operasi dapat dibagi


menjadi dua kelompok.
1. Beban penjualan (selling expenses)
2. Beban administratif (administrative expense)
1. Beban penjualan (selling expenses)
Beban penjualan adalah beban yang muncul dari
aktivitas penjualan barang dan jasa oleh
perusahaan kepada pelanggan
(Reeve,Warren, dan Duchah, 2008)
• Berikut beberapa contoh dari beban
penjualan:
1) Gaji wiraniaga (salesmen),
2) Komisi wiraniaga (salesmen),
3) Biaya penyusutan kendaraan bagian
penjualan,
4) Biaya listrik,air, dan gas bagian penjualan.
2. Beban administratif (administrative
expense)
Beban administratif adalah beban yang muncul
dari aktivitas administrasi dan kegiatan
umumnya lainnya yang dilakukan oleh
perusahaan (Reeve,Warren, dan Duchah,
2008).
• Berikut beberapa contoh dari beban
administrasi:
1) Gaji staf akuntansi dan keuangan,
2) Biaya penyusutan komputer bagian
administrasi,
3) Biaya listrik, air, dan gas bagian administrasi.
BEBAN OPERASIONAL TETAP, VARIABEL, DAN
SEMIVARIABEL

• Untuk keperluan perencanaan dan


pengendalian beban penjualan dan
administrasi, perusahaan dapat membagi
kedua beban operasional tersebut menjadi;
1. Beban tetap (fixed cost),
2. Beban variabel (variable cost), dan
3. Beban semivariabel.
1. Beban operasional bersifat tetap jika
nilainya tetap sama, berapapun tingkat
penjualan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam satu periode dalam relevant range
tertentu. Relevant range untuk beban
operasional adalah tingkat penjualan
perusahaan.
• Contoh beban operasional tetap adalah gaji
bulanan karyawan bagian penjualan dan
administrasi serta beban listrik ruangan bagian
penjualan dan administrasi.
2. Beban operasional bersifat variabel jika
nilai keseluruhannya berubah-ubah seiring
dengan perubahan pada tingkat penjualan
perusahaan.
• Contoh beban operasional yang variabel
adalah komisi penjualan untuk wiraniaga
(sales person). Besar atau kecilnya komisi
penjualan yang harus dibayar oleh
perusahaan dipengaruhi oleh tinggi atau
rendahnya tingkat penjualan perusahaan.
Semakin tinggi tingkat penjualan perusahaan,
maka semakin tinggi pula komisi penjualan
yang harus dibayarkan oleh perusahaan
kepada wiraniaganya.
3. Beban operasional bersifat semivariabel
jika beban tersebut memiliki komponen
biaya tetap dan biaya variabel sekaligus.
Contoh biaya operasional semivariabel
adalah biaya listrik bagian penjualan. Biaya
listrik memiliki komponen biaya tetap berupa
biaya abodemen yang nilainya tetap
bergantung pada klasifikasi yang ditetapkan
oleh PT PLN. Adapun komponen biaya
variabel dalam biaya listrik adalah biaya
pemakaian listrik yang dihitung berdasarkan
jumlah kwh yang digunakan.
Contoh;
• PT. Usil Saja ingin menyusun anggaran
beban operasi untuk bulan Oktober 2015.
Anggaran beban operasi disusun dengan
cara mengelompokan semua beban operasi
yang ada kedalam kelompok beban tetap dan
variabel.
1. Penjualan bulan Oktober diperkirakan sebesar Rp
600.000.000.
2. Gaji tetap karyawan bagian penjualan Rp 5.000.000/bln
3. Gaji tetap karyawan bagian administrasi Rp 8.000.000/bln
4. Komisi karyawan bagian penjualan sebesar 1% dari
penjualan
5. Beban penyusutan kendaraan bagian penjualan dan
administrasi setiap bulan Rp 2.000.000
6. Beban iklan Rp 3.000.000
7. Biaya penyusutan peralatan bagian penjuan dan
Administrasi setiap bulannya Rp 2.000.000 dan Rp
1.000.000
8. Beban tetap listrik bagian penjualan dan administrasi Rp
500.000 sedang biaya variabel listrik per kwh Rp 500.
pemakaian listrik bagian Penj. dan Adm diprkirakan 1.000
dan 1.500 kwh
PT. Usil Saja
Anggaran Biaya Operasi
Untuk periode Oktober 2015
Beban Penjualan
Jenis Beban Beban Tetap Beban Variabel Total

Subtotal Beban Penjualan


Beban Administrasi
Jenis Beban Beban Tetap Beban Variabel Total

Subtotal Beban Administrasi

Total Beban Operasi


• Komisi Karyawan Penjualan
• Rp 600.000.000 x 1% = Rp 6.000.000
• Beban Listrik Penjualan
• Rp 500 x 1.000 kwh = Rp 500.000
• Beban Listrik Administrasi
• Rp 500 x 1.500 kwh = Rp 750.000
PT. Usil Saja
Anggaran Biaya Operasi
Untuk periode Oktober 2015
Beban Penjualan
Jenis Beban Beban Tetap Beban Variabel Total
Gaji Karyawan 5.000.000 5.000.000
Beban Penyusutan Kendaraan 2.000.000 2.000.000
Biaya Iklan 3.000.000 3.000.000
Biaya Penyusutan Peralatan 1.000.000 1.000.000
Biaya Listrik 500.000 500.000 1.000.000
Komisi Karyawan Penjualan 6.000.000 6.000.000
Subtotal Beban Penjualan Rp 18.000.000

Beban Administrasi
Jenis Beban Beban Tetap Beban Variabel Total
Gaji Karyawan 8.000.000 8.000.000
Beban Penyusutan Kendaraan 2.000.000 2.000.000
Biaya Penyusutan Peralatan 1.000.000 1.000.000
Biaya Listrik 500.000 750.000 1.250.000
Subtotal Beban Administrasi Rp 12.250.000

Total Beban Operasi Rp 30.250.000


ANGGARAN LABA RUGI
• Sumber informasi anggaran laba rugi
1. Anggaran penjualan
2. Anggaran produksi
3. Anggaran biaya produksi
4. Anggaran beban operasi
5. Tarif pajak penghasilan badan
6. Anggaran kas
PT. Usil Saja
Anggaran Laba Rugi
Untuk periode Oktober 2015
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi
Biaya produksi
Persediaan brg jadi tersedia u/ dijual
Dikurangi : Perseddiaan akhir brg jadi
Beban pokok penjualan
Laba Kotor yg dianggarkan
Beban Operasi
Beban penjualan
Beban administrasi
Laba operasi yg dianggarkan
Pendapatan Laba dan Beban Lain
Beban bunga
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Perkiraan beban pajak penghasilan
Laba Bersih yg Dianggarkan
1. Anggaran produksi bulan Oktober 2015
menyajikan informasi berikut;

PT. Usil Saja


Anggaran Produksi
Periode Oktober 2015
Penjualan dalam unit 6.000
Ditambah: Persediaan barang akhir jadi 1.800
Total barang jadi yg dibutuhkan 7.800
Dikurangi : Persediaan awal barang jadi 1.400
Jumlah barang jadi yg akan diproduksi 6.400
2. Harga jual grg jadi per unit selama bulan Oktober
diperkirakan sebesar Rp 100.000
3. Perusahaan menggunakan metode rata2 dalam
menghitung biaya persediaan dan beban produksi
penjualan
4. Total biaya persediaan barang jadi per 1 Oktober
sebesar Rp 84.000.000
5. Biaya produksi selama bulan Oktober diperkirakan
sebesar Rp 391.800.000
6. Pajak penghasilan diperkirakan sebesar 30%
7. Beban penjualan u/ bulan Oktober diperkirakan
sebesar Rp 40.000.000
8. Beban umum dan administrasi u/ bulan Oktober
diperkirakan sebesar Rp 25.000.000
9. Beban bunga diperkirakan sebesar Rp 26.000.000
ANGGARAN KAS
ANGGARAN NERACA
PENGANGGARAN MODAL
ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA
ANGGARAN PADA PERUSAHAAN
DAGANG

Anda mungkin juga menyukai