Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rodhiatam Mardhiyyah

Prodi : Ilmu Administrasi Negara

UPBJJ : Samarinda

Jawaban diskusi

JAWABAN NO 1

PENGERTIAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA

Penganggaran Berbasis Kinerja (Perfomance Based Budgeting) merupakan metode penganggaran bagi
manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan
keluaran(output) dan hasil yang diharapkan (outcome) termasuk efesiensi dalam pencapaian hasil dari
keluaran tersebut. Program pada anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai instrumen kabijakan
yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh instansi/pemerintah untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan
oleh instansi pemerintah. Aktivitas tersebut disusun sebagai cara untuk mencapai kinerja tahunan.
Elemen-elemen penting yang perlu diperhatikan dalam penganggaran berbasis kinerja diantaranya :

1. Tujuan yang disepakati dan ukuran pencapaiannya.

2. Pengumpulan informasi yang sistematis atas realisasi pencapaian kinerja dapat diandalkan dan
konsisten, sehingga dapat diperbandingkan antara biaya dengan prestasinya.

Kondisi yang harus disiapkan sebagai faktor pemicu keberhasilan implementasi penggunaan anggaran
berbasis kinerja adalah:

 Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh elemen organisasi ;

 Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus ;

 Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut ;

 Penghargaan dan sanksi yang jelas ;

 Keinginan yang kuat untuk berhasil.

Lantas apa kaitan antara perencanaan dan penganggaran? Kaitannya adalah penganggaran disusun atas
dasar perencanaan, dengan kata lain bahwa perencanaan merupakan sumber agar dapat dilakukan
penganggaran. Jika perencanaannya matang maka penganggaran diharapkan dapat
dipertanggungjawabkan.
JAWABAN NO 2 :

Perbedaan dan persamaan dalam penyusunan APBDN dan APBD

1. APBN
a. Dalam menyusun APBN, terdapat asas-asas yang harus dipegang, yaitu asas kemandirian, asas
penajaman, dan asas penghematan. Asas kemandirian berarti pembiayaan didasarkan pada
kemampuan negara yang dilengkapi dengan pinjaman luar negeri sebagai tambahan. Asas
penajaman atau pendalaman prioritas dalam pembangunan berarti APBN harus mendahulukan
pembiayaan yang bermanfaat. Terakhir, asas penghematan menuntut APBN agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

b. Penyusunan APBN dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses pembicaraan dan proses
penyampaian. Proses pembicaraan antara pemerintah dan DPR berlangsung dari bulan Februari
hingga Agustus. Kemudian, proses penyampaian, pengkajian, dan pengesahan APBN dilakukan
dari bulan Agustus sampai Desember.

c. Penyusunan APBN dimulai dari tahap perancangan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara) oleh pemerintah di bulan Januari hingga Maret. RAPBN kemudian diajukan
dari pemerintah pusat kepada DPR di bulan April hingga Mei. DPR baru meninjau rancangan
tersebut dari bulan Juli sampai AgustusPutusan RAPBN menjadi APBN atau penggunaan APBN
tahun sebelumnya dilakukan dari bulan Agustus sampai Desember.

d. Pelaksanaan APBN diatur dalam Undang-Undang No. 45 Tahun 2013 tentang tata cara
pelaksanaan APBN agar APBN dapat berjalan dengan baik dan bertanggung jawab. Dalam
pelaksanaannya, terdapat pengawasan APBN yang bersifat internal maupun eksternal.
Pengawasan internal diterapkan oleh satuan pengawas dari kelompok yang diawasi. Sementara
itu, pengawasan eksternal dilakukan dengan pemeriksaan oleh BPH (Badan Pemeriksa
Keuangan).

1. APBD

A. Perencanaan dan penyusunan APBD diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005
tentang pengelolaan keuangan daerah. Langkah-langkah perencanaan dan penyusunan APBD
dimulai dari susunan RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Kemudian, RAPBD diajukan kepada DPRD. RAPBD baru
dibahas oleh DPRD dan Tim Anggaran Eksekutif. Terakhir, RAPBD yang sudah disetujui akan
disahkan menjadi APBD dan dilaksanakan oleh pemerintah.

B. Dalam penyusunan APBD, terdapat beberapa prinsip yang dipegang, yaitu partisipasi
masyarakat, transparansi dan akuntabilitas, disiplin anggaran, efisiensi dan efektivitas, serta taat
asas dan hukum.

C. Partisipasi masyarakat berarti masyarakat harus terlibat dalam penyusunan APBD dengan
harapan APBD dapat disusun dengan tepat dan sesuai target. Transparansi dan akuntabilitas
merujuk kepada APBD yang harus bersifat transparan dan dapat diakses oleh masyarakat agar
dapat menghindari penyelewengan RAPBD.

D. Disiplin anggaran berarti pendapatan yang direncanakan dalam APBD harus bersifat rasional dan
memiliki batas anggaran belanja. Efisiensi dan efektivitas merujuk pada penggunaan anggaran
yang harus optimal dan dapat meningkatkan pelayanan serta kesejahteraan masyarakat. Prinsip
taat asas dan hukum berarti penyusunan APBD harus taat dan tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku.

E. Setelah APBD selesai dirancang dan diresmikan, dimulailah pelaksanaan APBD. Pelaksana APBD
adalah pemerintah daerah yang menetapkan RASK (Rencana Anggaran Satuan Kerja)
berdasarkan APBD yang sudah disahkan menjadi DASK (Dokumen Anggaran Satuan Kerja). DASK
kemudian menjadi pedoman dasar pelaksanaan seluruh anggaran.

REFERENSI :

BUKU MATERI POKOK ADMINISTRASI KEUANGAN

https://www.kompasiana.com/ngakpunya/5d31926e0d823023ff73c282/mengenai-seluk-beluk-sistem-
anggaran-berbasis-kinerja

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/beda-penyusunan-dan-pelaksanaan-apbn-dan-apbd-2551/

Anda mungkin juga menyukai