REFORMASI ANGGARAN
41
DEFINISI
Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting Anggaran bagaimanapun juga jelas
mengungkapkan apa yang akan dilakukan di masa mendatang Pemikiran strategis di setiap organisasi
adalah proses dimana manajemen berpikir tentang pengintregrasian aktivitas organisasional ke arah
tujuan yang berorientati ke sataran masa mendatang Semakin bergejolak lingkungan pasar, tehnolog
atau ekonomi eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun strategi Pemikiran strategis
manajernen direalisasi dalam berbagai dokumen perencanaan, dan proses integrasi keseluruhan ini
didukung prosedur penganggaran organisasi.
Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang
diharapankan akan Terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang .di dalam tampilan anggaran
selalu disertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu.
Kebanyakan organisasi sektor publik melakukan pembedaan kriusial antar tambahan modal dan
pengeluaran, serta tambahan pendapatan dan pengeluaran .Dampaknya adalah pemisahan penyusunan
anggaran tahunan dan anggaran modal
Ragam anggaran sektor publik, antara lain : 1 Angguran Negara dan Daerah APBN/APBD (Bugdet of
state) .2. karena kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), yan anggaran usaha stop BUMN/BUMD
serta badan hukum publik atau gabungan publik-privat
Menurut National Committe on Governmental Accounting (NCGA), saat ini Governmental Accounting
Standards Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai brikut:
" Rencana operasi keuangan yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan,dan sumber
pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam priode waktu tertentu.
Proses penyusunan anggaran sektor publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan lembaga yang
lebih tinggi. Sejalan pemberlakuan Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan
Daerah, dan undang-Undang Nomor 25 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, terjadi perubahan mendasar penyelenggaraan pemerintahan dan pengaturan keuangan,
khususnya anggaran Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
3.Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja
5. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi
organisasi.
Selama lebih lima puluh tahun terakhir, perkembangan ideologi dan sistem anggaran dapat dikatakan
alami. Anggaran dipengaruhi berbagai sistem politik, teori ekonomi, pendekatan manajemen, akuntansi,
dan administrasi publik. Tabel 1 di bawah ini akan memberikan gambaran tentang posisi dan dampak
pengaruh berbagi sistem terhadap anggaran sektor publik.
Pendekatan studi anggaran
Pengendalian Akuntabilitas
Administrasi Publik : Deskripsi pekerjaan administrasi pada tahap siklus anggaran: di Departemen
Keuangan dan BPK
Politik: Hubungan antar legislatif dan pernerintah, proses politik dalam menentukan alokasi sumber
daya, konflik
Pengendalian Efisiensi
distribusi
pengeluaran, privatisasi
Pengendalian ekonomi
Anggaran sektor publik selalu terkait dengan akuntabilitas legislatif. Konflik penentuan dan pemungutan
pajak amat berpengaruh pada kapabilitas legislatif untuk mengendalikan pengeluaran. Pada praktiknya,
pihak legislatif akan meminta daftar tahunan tentang pengeluaran dan pendapatan sekaligus dengan
tujuan aktivitasnya. Sehingga karakter anggaran pada awalnya terkait dengan keseragaman,
keseluruhan transaksi pemerintahan, l:eteraturan penyerahan rancangan anggaran per tahunannya,
akurasi prakiraan pendapatan dan pengeluaran yang didasari oleh persetujuan/ konsensus, terpublikasi.
Proses penyusunan maupun pengesahan anggaran dapat dipublikasi ke masyarakat.
Terkait dengan tabel diatas, tujuan anggaran dirumuskan sebagai alat akuntabilitas, alat manajemen dan
instrumer. kebijakan ekonomi. Proses akhir penyusunan anggaran merupakan hasil persetujuan politik,
sehingga tujuan pengeluaran sebaiknya disetujui para legislator. Dalam hal ini, pihak unit kerja
pemerintah akan menjadi pelaksana pengelolaan dana dan program.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
yang ditetapkan.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun
anggaran.
Prinsip penyusunan anggaran (APBD / APBN) di Indonesia pada umumnya berlaku sama, yakni:
pengeluaran.
3. Prinsip Kemandirian
4. Prinsip Prioritas Pelaksanaan anggaran hendaknya tetap mengacu kepada prioritas utama
pembangunan di daerah.
5. Prinsip efisiensi dan efektivitas anggaran. Menyediakan pembiayaan dan penghematan yang
mengarah kepada skala prioritas.
4.1.5. Karakteristik Anggaran yang Baik
Penyusunan anggaran dapat dikatakan baik, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1 Berdasarkan program.
2. Berdasarkan pusat pertanggungjawaban (pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi).
Kerangka pikir Systems of National Accounts telah merekomendasi pandangan pembatasan karakter
anggaran, sebagai berikut:
Kepentingan formal merupakan refleksi anggaran sebagai produk suatu entitas mandiri. Ini berarti
anggaran disusun melalui proses internal organisasi. Kepentingan hukum merupakan pemberi makna
solid bagi anggaran suatu entitas tertentu. Sebagai produk hukum, kepatuhan dalam pelaksanaan
anggaran dapat dijamin. Berbagai pertimbangan, seperti kepentingan internasional, sumberdaya alam,
dan lingkungan perlu diakomodasi oleh pemerintahan. Melalui proses negosiasi, keputusan legislatif
akan menjadi produk hukum yang bertenma umum baik secara psikologi - motivasi maupun moral.
Dalam hal ini, proses penyusunan anggaran harus dapat menjamin pelaksanaan fungsi anggaran alokasi,
stabilisasi dan distribusi. Ini berarti perspektif ekonomi tidak dapat dihilangkan begitu saja dalam setiap
pengkajian anggaran sektor publik.
Alokasi anggaran dapat dikatakan efektif apabila menyeimbangkan berbagai permintaan di dalam
pemerintahan, baik dari organisasi sektor swasta dan sektor publik, dan strategi pencapaian tujuan (visi)
yang telah ditetapkan. Sehingga bobot pengukuran prestasi penyusunan anggaran akan dikatkan dengan
bobot pendapatan dan pengeluaran, formulasi kebijakan program, dan kapabilitas pendanaan yang
telah dijamin tersedia.
Stabilisasi anggaran didasari akurasi perhitungan dampak pelaksanaan, baik di sisi program dan
ekonomi. Poin stabilisasi ini terdiri dari akun - akun laporan keuangan, peramalan / asumsi ekonomi dan
koordinasi moneter. Ini berarti anggaran sebenamya tidak mentoleransi ketidakakurasian asumsi, teknik
maupun survey.
Distribusi anggaran selalu dikaitkan dengan agen - agen pengeluaran publik dan terlaksananya
pelayanan publik yang lebih baik. Berbagai pertanyaan dalam aspek ini adalah: 'bagaimanakah distribusi
yang ideal antar sektor publik dan sektor swasta?", 'bagaimana mencapai distribusi yang optimal antar
berbagai permintaan unit kerja pemerintahan?' dan 'apakah akan terjadi pertukaran antar alokasi dan
distribusi, dan antara stabilisasi dan distribusi?'. Permasalahan distribusi perlu dipecahkan agar
stabilisasi fiskal dapat tercipta. Selain itu, kepuasan distribusi anggaran akan meningkatkan partisipasi
dalam pencapaian tujuan organisasi itu sendiri.
Dalam praktiknya, penyatuan tiga fungsi diatas secara simultan amatlah jarang. Kebijakan anggaran
merupakan proses penyesuaian. Penyesuaian ditujukan untuk mengoptimalkan berbagai aktivitas
lembaga dan, sekaligus, mengintegariskan berbagai program. Proses penyesuaian ini dapat dilakukan
melalui evaluasi dan analisis keuangan secara berurutan. Selain itu, kebijakan anggaran merupakan cara
mempromosi pertumbuhan. Ini berarti bahwa penyusunan strategi tentang kebutuhan, arah dan
struktur anggaran menjadi amat penting dalam menentukan program pertumbuhan organisasi dan
masyarakat.
Semua kebijakan ekonomi sektor publik selalu dihadapkan berbagai variabel dinamis, seperti pergerakan
harga dan arah perekonomian. Ini berarti ketidakpastian tidak dapat dihilangkan, namun dapat
diminumumkan oleh kapabilitas manajemen keuangan unsur unit kerja dan inisiatif unit pemegang
otoritas. Selian itu. pelaksanaan anggaran amat ditentukan terselesainya konfik dan melakukan
kompromi berbagai pihak dalam proses penyusunan anggaran. Dapat disimpulkan, kesuksesan
pelaksanaan anggaran ditentukan: pertama, kebijakan keuangan secara menyeluruh ditentukan oleh
lembaga setingkat departemen atau lembaga pelaksana tertinggi; kedua, kesuksesan anggaran amat
ditentukan oleh dukungan politis berbagai lembaga; dan ketiga, akurasi perencanaan, terutama
penganggaran, dipengaruhi teknik tinjau ulang (review) prakiraan anggaran. Pembahasan diatas dapat
diringkas dalam tabel di bawah
Faktor efektivitas anggaran
Kebijakan
Kelembagaan
Anggaran
Berikutnya setelah proses penyusunan anggaran, pembahasan akan dilanjutkan ke proses evaluasi dan
analisis anggaran. Proses evaluasi anggaran ditujukan untuk menguji konsistensi item pengeluaran
dalam kerangka pengeluaran secara menyeluruh. Setelah itu,
analisis dampak ckonomi anggaran dapat dilakukan, seperti tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, fokus analisis anggaran adalah penghitungan surplus defisit. Apabila terjadi surplus,
proses distribusi akan menjadi permasalahan tambahan. Apabila defisit, proses pembelanjaan menjadi
pekerjaan tambahan. Dengan struktur demikian, penyusunan anggaran lebih dikaitkan dengan proses
aliran kas. Akibat dari pendekatan surplus defisit anggaran, fokus manajemen anggaran (balanced
budget) lebih ditujukan pada keseimbangan anggaran
Berbagai variabel penerimaan dan pengeluaran perlu dieksplorasi untuk menjaga keseimbangan
anggaran. Di bagian penerimaan, variabel yang harus diperhatikan adalah pendapatan dan penerimaan
kas dan pinjaman bersih. Sedangkan di bagian pengeluaran, variabel yang harus dikendalikan adalah
pengeluaran kas, akuisist aktiva kas dan non kas, dan perubahan saldo kas. Keseimbangan ini dilakukan
untuk stabilisasi anggaran dan, akhirnya, ekonomi secara keseluruhan.
Ditinjau dari aspek ekonomi penyusunan dan analisis anggaran, informasi dan komunikasi harus disacing
dalam besaran ekonomi, yang diartikan sebagai wujud kesejahteraan masyarakat. Dalam praktiknya,
anggaran merupakan kumpulan proses pengambilan keputusan terhadap kehidupan dan tujuan
organisasi. Oleh karena itu, pembahasan anggaran sebagai alat optimisas perlu dikaji secara tersendiri.
Proses anggaran biasanya mempunyai standar prosedur l'engambilan keputusan itu sendiri merupakan
proses gabungan elemen-elemen disiplin ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan administrasi publik.
Akibatnya, keputusan anggaran merupakan seni Tarik ulur antar konsep dan praktis, dan konteks
anggaran dan manajemen keuangan global dilakukan untuk mencapai titik optimal. Relevansi teoritikal
dipertimbangkan dalam kaitan pelaksana anggaran, mekanisme kerja organisasi dan tahapan
pencapaian tujan
,Pendekatan rasional mempunyai didasari pemikiran ekonomi tradisional. Sedangkan konsep pluralis
pemerintah diterapkan ke arah pendekatan pemerintah yang demokratis. Dalam praktiknya, kedua
konsep ini dipadukan secara simultan. Penyusunan anggaran biasanya didasarkan pendekatan rasional,
dan pelaksanaan / evaluasi anggaran dilakukan sesuai dengan pendekatan bertahap dan kompromistis.
Sistem Penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri kerja, pedoman kerja dan
prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling berkaitan. tata
Terdapat lima jenis sistem penganggaran yang telah diterima umum, yaitu:
Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan kepada dan darimana dana berasal
(pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran).
Karakteristik Dari Sistem Penganggaran Line Item 1. Titik berat perhatian pada segi pelaksanaan dan
pengawasan. 2. Penekanan hanya pada segi administrasi.
Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan kepada dan darimana dana berasal
(pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran).
Karakteristik Dari Sistem Penganggaran Line Item 1. Titik berat perhatian pada segi pelaksanaan dan
pengawasan. 2. Penekanan hanya pada segi administrasi.
dianggarkan.
Kelemahan: 1 perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran sangat
sedikit . 2. Diabaikannya pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran yang dianggarkan. 3.
Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan rasional dalam menetapkan target penerimaan dan
pengeluaran.
Sistem penganggaran Line Item Budgeting dilihat dari format susunan dan program anggaran tahunan
yang dipersiapkan, menitikberatkan pada sumber pendapatan (Pendapatan Asli Daerah yang meliputi
pendapatan pajak daerah, restribusi daerah. bagian laba BUMD, dan lain-lain) dan pengeluaran (Belanja
Rutin yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas,
dan lain-lain). Contoh, penerapan sistem penganggaran Line Item Budgeting tersebut daiterapkan oleh
semua pemerintah daerah di Indonesia bedasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang
pengurusan pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah Gambaran line item budgetting,
terutama anggaran pendapatan dan belanja daerah pada gambar 4.2 (Penjumlahan Line-Item) dan
gambar 4.3 (Penjumlahan Line-Item dengan 7 Account).
Contoh penerapannya:
adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan,
sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka di pos
pengeluaran yang merupakan perubahan (kenaikan) dari angka periode sebelumnya. Permasalahan
yang harus diputuskan bersama adalah metode peraikan / penurunan (incremental) dari angka anggaran
tahun sebelumnya. Logika sistem anggaran ini adalah seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan
kelanjutan kegiatan dari tahun sebelumnya
Sistem penganggaran Line Item Budgeting dilihat dari format susunan dan program anggaran tahunan
yang dipersiapkan, menitikberatkan pada sumber pendapatan (Pendapatan Asli Daerah yang meliputi
pendapatan pajak daerah, restribusi daerah. bagian laba BUMD, dan lain-lain) dan pengeluaran (Belanja
Rutin yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas,
dan lain-lain). Contoh, penerapan sistem penganggaran Line Item Budgeting tersebut daiterapkan oleh
semua pemerintah daerah di Indonesia bedasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang
pengurusan pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah Gambaran line item budgetting,
terutama anggaran pendapatan dan belanja daerah pada gambar 4.2 (Penjumlahan Line-Item) dan
gambar 4.3 (Penjumlahan Line-Item dengan 7 Account).
Penerapan prinsip "anggaran berimbang dan dinamis" merupakan ceminan model "Incremental Budget
Sistem"
4.3.3. Planning Programming Budgeting System (Ppbs) Perencanaan, Pembuatan Program dan
Anggaran/Sippa) atau Sistem
Planning Programming Budgeting System (PPBS) adalah suatu proses perencanaan, pembuatan program
dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai suatu kesatuan yang bulat dan tidak
terpisah-pisah dan di dalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi, permasalahan yang mungkin
timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan terhadap semua kegiatan yang
diperlukan dan pertimbangan implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan
datang.
1. Tujuan
2. Alternatif cara
3. Hasil guna
4. Dimensi waktu
5. Prioritas
6. Pengendalian/pengawasan
7. Daya guna
1. Analisis
2. Program
3. Struktur program
4. Bentuk anggaran
5. Rencana tindakan
6. Sistem informasi
Perangkat operasi ppbs/ sippa
1. Perangkat analisis
2. Perangkat dokumen administrasi
adalah sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan pada
masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan
dalam visi tahun yang bersangkutan.
adalali teknik penyusunan anggaran berdasarkan pertimbangan beban kerja (work load) dan unit cost
dari setiap kegiatan yang terstruktur. Struktur disini diawali dengan pencapaian tujuan, program, dan
didasari pemikiran bahwa penganggaran digunakan sebagai alat manajemen. Penyusunan anggaran
menjamin tingkat keberhasilan program, baik sisi eksekutif maupun legislatif. Oleh karena itu, anggaran
dianggap sebagai pencerminan program kerja.
4.3.6. Medium Term Expenditure Framework (MTEF)
Medium Term Expenditur Framework (MTEF) adalah suatu kerangka strategi kebijakan pemerintah
tentang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga pemerintah non departemen Kerangka ini
memberikan tanggungjawab lebih besar kepada departemen untuk penetapan alokasi dan penggunaan
sumber dana pembangunan Keberhasilan suatu MTEF tergantung kepada mekanisme pengambilan
keputusan anggaran secara agregat yang didasarkan dpada skala prioritas. Dalarn mekanisme MTEF,
komponen anggaran yang ditetapkan (top-down), perkiraan anggaran biaya yang diusulkan (bottom-up),
dan penyesuaian perkiraan anggaran biaya, disesuaikan menurut sumber daya yang ada.
Tingkat kesiapan membangun MTEF tergantung pada Vonder keuangan negara Ketidakstabilan
kebijakan fiskal akan menyebabkan tidak tepatnya alokast sumberdaya untuk berbagai program atau
proyek, Selain itu, ketidak terpaduan kebijakan perencanaan, pengangggaran dan pelaksanaannya akan
mengakibatkan kesulitan pengalokasian dan., seperti di Indonesia. Di Indonesia, pengalokasian dana
masih merupakan hal yang didominasi aspek politik. Apabila ada pengeluaran tertentu yang bersifat
unsustainable (seperti gaji dan upah, uang pensiun, dan pembayaran bunga) maka diperlukan waktu
1. Untuk menegakkan hukum dan peraturan yang meminimalkan interpretasi dalam hubungan
sosial
2. Untuk mengatur aspek aspek industri dan ekonomi
3. Penyediaan pelayanan pelayanan dan barang publik kepada masyarakat/ perorangan
Karakteristik sektor publik
1. Pemerintah pusat
2. Pemerintah provinsi
3. Pemerintah kab.kota
" Mekanisme teknik dan analisis akuntasi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat dilembaga
tinggi negara serta dapartemen dibawahnya"