(Term Of Reference)
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
c. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
d. Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pertanggungjawaban
Keuangan Negara;
e. Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;
g. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang pedoman pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Keppres Nomor 72 Tahun 2004;
h. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Kementerian Agama
2. Gambaran Umum
Reformasi Birokrasi yang digulirkan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan
pemerintahan bersih sudah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Sehingga
semua kementerian dituntut untuk melakukan pembenahan birokrasi di jajarannya baik
di pusat maupun di daerah.
Salah satu langkah dari reformasi birokrasi adalah penataan organisasi dan ke-
tatalaksanaan untuk memodernisasi organisasi melalui pemisahan, penggabungan, dan
penajaman tugas dan fungsi organisasi. Untuk itu adanya peralatan perkantoran pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat pada waktunya yang telah
ditentukan yang diharapkan dapat tercapai targetnya,dan pemeliharaan memelihara
sarana kantor dan inventaris kantor sehingga pegawai dapat berkerja dengan baik di
dukung peralatan yang baik. guna peningkatan pelayanan publik.
Kementerian Agama sebagai bagian dari birokrasi pemerintah juga mendukung
pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam merupakan
salah satu unit eselon satu di Kementerian Agama mempunyai tugas meyelenggarakan
tugas dan fungsi terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agama.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar satuan kerja,
merupakan syarat minimal berjalannya suatu organisasi atau kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka pemenuhan pelayanan publik/birokrasi sesuai tugas dan
fungsi yang diemban oleh Kementerian Agama. Kegiatan Dasar mendapat alokasi Belanja
Mengikat, meliputi :
a. Kegiatan Pengelolaan Gaji, Honorarium, dan Tunjangan (kode kegiatan 0001)
adalah kegiatan untuk mengalokasikan dan melaksanakan pembayaran gaji,
honorarium, dan tunjangan pada suatu satker.
b. Kegiatan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran (kode
kegiatan 0002)
adalah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Kementerian Agama dalam rangka
operasional dan pemeliharaan perkantoran. Kelompok belanja yang termasuk dalam
kegiatan tersebut meliputi Belanja Operasional yaitu biaya yang dikeluarkan dalam
rangka menyelenggarakan operasional kantor sehari-hari. Dalam hal penggantian
barang inventaris guna penyelenggaraan operasional kantor yang dikaitkan dengan
jumlah pegawai.
B. Penerima Manfaat
Penerima Manfaat dari Layanan Perkantoran adalah
a) Pembayaran Gaji dan tunjangan : terciptanya kesejahteraan pegawai negeri sipil,
terciptanya semangat kerja yang tinggi dengan adanya gaji ,honorarium dan tunjangan
bagi pegawai negeri sipil
b) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran dipergunakan untuk
keperluan perkantoran pegawai dan pemberian honor sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
C. Strategi Pencapaian
a. Metode Pelaksanaan
Metode kegiatan diatas dilaksanakan melalui anggaran DIPA dalam bentuk UP / GUP
dan LS
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan dalam Layanan Perkantoran pendidikan islam adalah :
a) Kegiatan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran melalui
beberapan tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan penyusunan rencana dan program
- Persiapan perencanaan yang meliputi identifikasi masalah, analisa dan
rumusan masalah, merumuskan alternatif kebijaksanaan dan menetapkan
kebijaksanaan;
- Usulan rencana dan program dari seluruh satuan kerja;
- Pengumpulan, pengolahan, klarifikasi dan penyajian data usulan rencana dan
program dari semua satker dan menuangkannya ke dalam matriks sebagai
bahan penyusunan rencana program Kementerian Agama
- Tahap penjabaran kebijaksanaan ke dalam rencana kerja dan anggaran yang
disusun mengacu pada surat edaran bersama Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Kepala Bapennas dan Menteri Keuangan tentang Pagu
Indikatif. Kebijakan prioritas Kementerian Agama mengacu pada kebijakan
nasional dan kebijakan Kementrian/ lembaga;
- Tahap penyusunan RKAKL dan DIPA dengan jumlah penetapan pagu sementara
dari Kementerian Keuangan. Setelah melakukan koordinasi dan sinkronisasi
dengan masing-masing satker, RKAKL tersebut di telaah oleh Kementerian
Keuangan di ajukan dalam rapat Kerja DPR dan Pemerintah untuk memperoleh
pagu tetap.
ERWINTO,M.Kom
NIP. ....................................