PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran pendidikan memiliki peranan yang begitu penting, jika ingin tercapainya suatu
tujuan pendidikan baik berupa kuantitatif ataupun kualitatif harus ada penyusunan anggaran
pembiayaan yang begitu rinci dan teliti. Anggaran pendidikan sendiri yaitu pengeluaran serta
pemanfaatan keuangan untuk penyelenggaraan pendidikan yang ada disekolah berasal dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, orang tua, masyarakat ataupun dari sumber lain.
Dikarenakan peranan sistem anggaran yang begitu penting, maka sistem dan strategi
penyusunan anggaran pembiayaan pendidikan tidak dapat diabaikan, sehingga dapat kita
katakan bahwasanya tanpa adanya pembiayaan pendidikan proses dalam pendidikan
disekolah tidak akan berjalan dengan lancar.
Dalam sistem anggaran di Indonesia alokasi sumber biaya penerimaan sekolah yaitu
sumber dana rutin yaitu untuk keperluan gaji dan tunjangan, tunjangan beras, lembur,
keperluan alat kantor, barang inventaris, langganan daya daya/jasa (listrik, telpon, air),
Kegiatan belajar mengajar, Pemeliharaan Gedung, DAU (Dana Alokasi Umum), DAK (Dana
Alokasi Khusus), DBO (Dana Bantuan Operasi), untuk membiayai bahan penunjang
pelajaran, pembelian ATK, perawatan/pemeliharaan, dan bantuan untuk siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem anggaran pendidikan?
2. Bagaimana sistem dalam anggaran pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud sistem anggaran pendidikan.
2. Untuk mengetahui sistem dalam anggaran pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang,
karena PPBS berorientasi pada masa depan.
3) Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
4) Dilakukan analisis secara sistematis atas berbagai alternatif program, yang
meliputi: (a) identifikasi tujuan, (b) identifikasi secara sistematik alternatif
program untuk mencapai tujuan, (c) estimasi biaya total dari masing-masing
alternatif program, (d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-
masing alternatif program.
b. Keunggulan PPBS
1) Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih nyata dan membantu pimpinan di
dalam membuat keputusan yang menyangkut usaha pencapaian tujuan.
2) Menghindarkan adanya pertentangan dan overlaping program dan mewujudkan
sinkronisasi dan integrasi antar aparat organisasi dalam proses perencanaan.
3) Alokasi sumberdaya yang lebih efisien dan efektif berdasarkan analisis manfaat
dan biaya untuk mencapai tujuan, karena PPBS menggunakan teori marginal
utility.
4) Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
5) Lintas departemen, sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi dan
tentunya adalah kerja sama yang baik antara departemen.
c. Kelemahan PPBS
1) PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya
sistem pengukuran dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
2) Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar, karena PPBS membutuhkan
teknologi yang canggih.
3) PPBS hanya bagus secara teori, namun peng implementasian nya cukup sulit.
4) PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan
manusia yang kompleks.
5) Memerlukan pengelola yang ahli dan memiliki kualitas tinggi.
6) Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat
program atau kegiatan yang lintas departemen, sehingga menyulitkan di dalam
mengalokasikan biaya. Sementara itu, sistem akuntansi dibuat berdasarkan
departemen, bukan program.
d. Konsepsi Pokok PPBS
Ada beberapa konsep daripada PPBS, yang meliputi beberapa hal. Antara lain:
Tujuan.
Menjadi pengarah pada hasil yang akan diperoleh ataupun pelayanan dan jasa-jasa
yang akan diberikan.
Alternatif Cara.
Menyajikan pilihan dari serangkaian cara ataupun tindakan.
Hasil Guna.
Berkaitan dengan pengukuran atas tingkat keberhasilan tindakan dalam rangka
pencapaian tujuan.
Dimensi Waktu.
Memperkiran perspektif secara tahunan dalam mempertimbangkan akibat dari
tuntutan yang diproyeksi pada masa mendatang.
Prioritas.
Berkaitan dengan penentuan atas tindakan yang diutamakan, akan diambil kriteria
pilihan tertentu.
Pengendalian atau Pengawasan.
Pengendalian atau pengawasan ke tata laksanaan yang terintegrasi berkaitan
dengan sistem pelaporan dan aliran balik informasi.
Dayaguna.
Berkaitan dengan pengukuran atas tingkat hasilnya tindakan pencapaian tujuan,
jika tujuan dan tindakan itu dapat dinyatakan dan dinilai secara kuantitatif.
6. ZBB
Adalah sebuah system pengggaran pendidikan yang berorientasi kepada keterbatasan
sumber dana. Sehingga lebih kepada skala prioritas. Pengertian penganggaran berbasis nol
atau Zero Base Budgeting pertama kali dirancang dan diperkenalkan untuk bisnis oleh
Peter A. Pyhn seorang manajer, staf pengendali, padaTexas Instruments, Inc. Dallas, yaitu
ketika mempersiapkan anggaran tahunan 1969-nya.
Definisi zero based budgeting berlaku sebagai metode penganggaran di mana semua
biaya untuk periode baru dihitung berdasarkan biaya aktual yang akan dikeluarkan dan
bukan pada basis diferensial yang melibatkan hanya mengubah biaya yang dikeluarkan
dengan mempertimbangkan perubahan kegiatan operasional.
Zero Based Budgeting dalam akuntansi manajemen melibatkan persiapan anggaran dari
awal dengan basis nol. Ini melibatkan evaluasi ulang setiap item baris dari laporan arus kas
dan membenarkan semua pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh departemen.
Sejak awal, Zero Base Budgeting (ZBB) telah dieksplorasi dan diadopsi oleh banyak
kalangan bisnis. Beberapa departemen pada negara bagian dan pemerintahan federaltelah
mengadopsi dan mempraktekkan konsep-konsep manajemen dari ZBB, diantaranya adalah
Departemen Pertanian Amerika Serikat pada tahun 1902.
a. Metode Zero Based Budgeting
Zero-Based Budgeting (ZBB) adalah metode penganggaran berdasarkan perkiraan
tiap kegiatan tanpa mengacu pada rencana kegiatan atau hasil kegiatan di periode
sebelumnya atau dengan kata lain penganggaran mulai dari nol. Sehingga segala
alokasi yang disusun berdasarkan visi dan juga rencana program pada periode saat itu.
Metode ZBB sebenarnya pertama dilakukan oleh Departemen Pertanian Amerika
Serikat pada tahun 1962, namun gagal diterapkan karena proses yang lama karena
dalam metode ini memerlukan keputusan-keputusan manajemen pada tingkat sub-
departemen.
Namun, metode ZBB benar-benar dipublikasikan dan diterapkan pertama kali oleh
perusahaan Texas Instruments pada tahun 1969. Saat itu Peter A. Phyrr selaku
manajer keuangan Texas Instruments menerapkan Zero-Based Budgeting pada
program anggaran di tahun tersebut.
Metode penganggaran berbasis nol mendorong Anda untuk menggunakan setiap
sen dari pendapatan bulanan Anda — tetapi itu tidak berarti menghabiskannya untuk
berbelanja.
b. Fungsi Zero Based Budgeting
Salah satu upaya perusahaan dalam mengontrol beban adalah melakukan
penyusunan anggaran tak bersisa atau yang lebih dikenal zero based budgeting. Sudah
sewajarnya bagi perusahaan mengontrol beban produksi. Saat memasuki periode
akhir, Perusahaan akan mengevaluasi keuangan guna mengontrol beban-beban pada
periode selanjutnya.
Penganggaran berbasis nol adalah metode yang mengharuskan Anda
mengalokasikan semua uang Anda untuk pengeluaran, tabungan, dan pembayaran
utang. Tujuannya adalah pendapatan Anda dikurangi pengeluaran Anda sama dengan
nol pada akhir bulan.
Anda dapat mengulangi kategori dan jumlah pengeluaran setiap bulan atau
mencampurnya. Jika Anda masuk di bawah anggaran dalam kategori tertentu di akhir
bulan, tambahkan jumlah yang tersisa ke anggaran bulan depan atau pindahkan ke
kategori lain, seperti dana darurat Anda. Ini adalah konsep yang sama dengan sistem
amplop, yang melibatkan pendistribusian uang untuk kategori pengeluaran yang
berbeda ke dalam amplop.
c. Manfaat dari Zero Based Budgeting
1. ZBB biasanya digunakan oleh perintis usaha di awal periode, penyelenggara
event, dan juga instansi pemerintahan.
2. Pengaggaran berbasis nol atau ZBB digunakan dalam rangka mengidentifikasi,
merencanakan dan mengawasi program atau kegiatan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi.
3. Biasanya perusahaan menggunakan metode ZBB guna memangkas biaya-biaya
tertentu yang terjadi pada periode sebelumnya.
d. Keuntungan Zero Based Marketing
Beberapa keuntungan yang dilaporkan ketika menggunakan Zero Base Budgeting
(ZBB) antara lain:
Terbentuknya tahap perencanaan keuangan sebelum persiapan anggaran tahunan.
Peningkatan dalam mutu informasi manajemen.
Peningkatan keterlibatan personalia dalam proses penganggaran negara bagian.
e. Kerugian Zero Based Marketing (ZBB)
Persiapan anggaran memakan lebih banyak waktu.
Kurang efektifnya perankingan paket keputusan untuk memaksa perubahan-
perubahan dalam tingkat pendanaan.
Anggapan bahwa sistem baru tersebut belum secara nyata meningkatkan efisiensi
alokasi sumber daya dalam negara bagian.
Definisi Zero Base Budgeting (ZBB) secara umum adalah suatu proses
penganggaran di mana anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero based), sehingga
seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali. ZBB atau
istilahnya Penganggaran Dasar Nol (PDN) timbul dari upaya untuk mengetatkan
gabungan antara pembenaran (justification) dan pengalokasian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Menurut Romney dan Steinbart
mengatakan sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja
dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum strategi dapat diartikan
sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran
yang telah ditentukan.
Anggaran merupakan suatu rencana yang sengaja disusun secara sistematis dan
dinamis yang didalamnya terbentuk dari angka-angka serta jika didalam suatu unit
moneter terdiri dari semua kegiatan organisasi, perusahaan maupun sekolah untuk jangka
waktu ataupun periode tertentu ditahun berikutnya.
Dalam melakukan strategi penyusunan anggaran satu hal yang harus diingat
bahwa pada penyusunan anggaran pendidikan di sekolah perlu dipahami lebih dahulu
konsep strategi tersebut, dalam penerapannya dituntut kemampuan kepala sekolah
dalam manajemen sekolah dan manajemen keuangan, menjadi sangat strategis, khususnya
dalam hal manajemen keuangan, kepala sekolah harus memiliki visi strategis
pembiayaan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sehingga
pemanfaatan biaya dari berbagai sumber menjadi efisien.
B. Saran
Penulis berharap agar pembaca dapat lebih memhami sistem dan strategi
penganggaran pendidikan sehingga menjadi khazah ilmu pengetahuan bagi kita,
terlebih bagi guru, kita calon guru.