Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran pendidikan memiliki peranan yang begitu penting, jika ingin tercapainya suatu
tujuan pendidikan baik berupa kuantitatif ataupun kualitatif harus ada penyusunan anggaran
pembiayaan yang begitu rinci dan teliti. Anggaran pendidikan sendiri yaitu pengeluaran serta
pemanfaatan keuangan untuk penyelenggaraan pendidikan yang ada disekolah berasal dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, orang tua, masyarakat ataupun dari sumber lain.
Dikarenakan peranan sistem anggaran yang begitu penting, maka sistem dan strategi
penyusunan anggaran pembiayaan pendidikan tidak dapat diabaikan, sehingga dapat kita
katakan bahwasanya tanpa adanya pembiayaan pendidikan proses dalam pendidikan
disekolah tidak akan berjalan dengan lancar.
Dalam sistem anggaran di Indonesia alokasi sumber biaya penerimaan sekolah yaitu
sumber dana rutin yaitu untuk keperluan gaji dan tunjangan, tunjangan beras, lembur,
keperluan alat kantor, barang inventaris, langganan daya daya/jasa (listrik, telpon, air),
Kegiatan belajar mengajar, Pemeliharaan Gedung, DAU (Dana Alokasi Umum), DAK (Dana
Alokasi Khusus), DBO (Dana Bantuan Operasi), untuk membiayai bahan penunjang
pelajaran, pembelian ATK, perawatan/pemeliharaan, dan bantuan untuk siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem anggaran pendidikan?
2. Bagaimana sistem dalam anggaran pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud sistem anggaran pendidikan.
2. Untuk mengetahui sistem dalam anggaran pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Penganggaran Pendidikan


Romney dan Steinbart mengatakan sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih
komponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dia juga
berpendapat bahwa perusahaan, organisasi dan lembaga adalah sebuah sistem yang terdiri
dari beberapa departemen yang bertindak sebagai subsistem yang membentuk sistem dari
lembaga tersebut. Sedangkan pendapat lain mengatakan sistem adalah suatu jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu sasaran tertentu.
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam konteks
belajarmengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan Guru-murid
dalam perwujudan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Anggaran merupakan suatu rencana yang sengaja disusun secara sistematis dan
dinamis yang didalamnya terbentuk dari angka-angka serta jika didalam suatu unit
moneter terdiri dari semua kegiatan organisasi, perusahaan maupun sekolah untuk jangka
waktu ataupun periode tertentu ditahun berikutnya.
Maka dari itu suatu rencana yang telah disusun oleh suatu unit moneter jadi anggaran
kerap kali disebut juga dengan perencanaan keuangan. Didalam anggaran sendiri suatu
kegiatan dan satuan keuangan yang menempati posisi sangat penting dari suatu kegiatan
akan dihitung dalam satuan uang, maka dapat kita ukur pencapaian efektivitas ataupun
efisiensi dari kegiatan yang telah kita lakukan.
Kita ketahui dalam kegiatan umum tentang keuangan, kegiatan manajemen anggaran
pembiayaan pendidikan meliputi tiga hal, diantaranya yaitu: Budgeting (Penyusunan
Anggaran), Accounting (Pembukuan), Auditing (Pemeriksaan).
a. Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Penganggaran yaitu suatu proses penyusunan anggaran (budget) pada kegiatan
yang akan dilaksanakan. Budget ialah rencana sebuah operasional yang disusun dan
dinyatakan dengan cara kuantitatif berupa satuan uang yang dapat digunakan sebagai
ajaran dalam periode ataupun waktu tertentu. Maka dari itu sebuah anggaran memang
sudah tergambar kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh suatu organisasi
ataupun lembaga yang terkait.
Budget juga digunakan sebagai pengawasan dan penilaian suatu penampilan,
dengan membandingkan pengeluaran biaya suatu kegiatan dengan alokasi anggaran
dan tingkat penggunaannya, merupakan pedoman sederhana untuk mengetahui
sampai dimana tingkat efektivitas dan efisiensi kegiatan yang bersangkutan.
Langkah-langkah yang positif untuk merealisasikan rencana kegiatan yang telah
disusun disebut juga dengan penyusunan anggaran. Pada penyusunan anggaran harus
melibatkan pimpinan dari setiap unit organisasi atau lembaga. Dan juga dapat kita
ketahui bahwa penyusunan anggaran merupakan musyawarah, perundingan ataupun
kesepakatan antara ketua pimpinan dengan anggotanya dalam menentukan jumlah
besarnya alokasi biaya pada suatu penganggaran. Hasil akhir dari suatu negosiasi
merupakan suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan
dari setiap sumber dana.
b. Accounting (Pembukuan)
Pengurusan ini meliputi dua hal yaitu, pertama mengurusi hal yang
menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang.
Pengurusan kedua menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan pertama yaitu,
menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak
menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan dan dikenal
dengan istilah pengurusan bendaharawan. Bendaharawan adalah orang atau badan
yang oleh Negara diserahi tugas menerima, menyimpan dan membayar, atau
menyerahkan uang atau surat-surat berharga dan barang-barang termasuk dalam
pasal 55 ICW (Indische Comptabiliteits Wet), sehingga dengan jabatan itu mereka
mempunyai kewajiban atau pertanggungjawabaan apa yang menjadi urusannya
kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
c. Auditing (Pemeriksaan)
Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban
penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan
bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Bagi unit-unit yang ada
didalam departemen, mempertanggungjawabkan urusan ini kepada BPK melalui
departemen masing-masing.
B. Sistem Penganggaran Pendidikan
System penganggaran pendidikan dalam skala internasional ada 6. Line item
budgeting (LIB), capital budgeting (CAB), performance budgeting (PEB), program
budgeting (PROB), planning programing and budgeting system (PPBS) dan zero base
budgeting (ZBB)
1. LIB
Adalah system penganggaran pendidikan pendidikan yang berorientasi kepada
jenis barang yang diperlukan. Misalnya computer, ATK dan peralatan lainya. Line-
Item budgeting adalah salah satu metode penganggaran sektor publik atau lebih
dikenal dengan sistem penganggaran tradisional. Ciri utamanya adalah struktur
anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan
dan pengeluaran. Akibatnya, anggaran akan dibuat berdasarkan kebutuhan tahun lalu
kemudian dilakukan penyesuaian penyesuaian kecil. Tujuan utama Iine Item
budgeting adalah untuk melakukan kontrol keuangan dan sangat berorientasi pada
input organisasi.
a. Karakteristik Line-Item Budgeting
1. Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah
pada item-item anggaran yg sudah ada sebelumnya dengan data tahun
sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan/pengurangan
tanpa kajian yg mendalam/kebutuhan yg wajar.
2. Masalah utama anggaran tradisional adalah tidak memperhatikan konsep value
for money (ekonomi, efisiensi dan efektivitas).
3. Kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya anggaran yang diusulkan, bukan pada
pertimbangan output yang dihasilkan dari aktivitas yg dilakukan dibandingkan
dengan target kinerja yang dikehendaki (outcome).
4. Penekanan & tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yg terpusat.
b. Keunggulan Line-Item Budgeting
1. Sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak memerlukan analisis yang
rumit.
2. Lebih mudah dalam melakukan pengawasan.
c. Kelemahan Line-Item Budgeting
1. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tersebut tak terlalu pendek,
terutama untuk proyek modal & mendorong praktik yg tak sehat (KKN).
2. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang.
3. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah
diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
4. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumber daya, atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi
dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan
tercapai.
5. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai. dan berpeluang menimbulkan konflik, overlapping,
kesenjangan, & persaingan antar departemen.
6. Perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran
sangat sedikit.
7. Diabaikannya pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran yang
dianggarkan.
8. Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan rasional dalam menetapkan
target penerimaan dan pengeluaran.
9. Aliran informasi (sistem informasi keuangan) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan
tindakan.
2. CAB
Yaitu sebuah system penganggaran pendidikan yang berorientasi kepada jangka
waktu yang lama. Contohnya rencana jangka panjang 5 tahunan yaitu dengan membangun
beberapa bangunan sebagai bentuk perluasan wilayah pendidikan. Capital budgeting
adalah suatu proses lengkap dalam menganalisa proyek dan menentukan proyek yang
termasuk dalam suatu anggaran modal. Pengertian lainnya adalah suatu proses
perencanaan dan pengambilan keputusan terkait pembayaran dana yang mana dalam
periode pengembalian dana tersebut sudah lebih dari satu tahun.
Yang dimaksud dalam pembayaran/pengeluaran ini termasuk biaya pembelian pada
setiap aset tetap, yakni tanah, bangunan, mesin, dan alat lainnya. Biasanya perusahaan
juga membutuhkan promosi berupa iklan jangka panjang, proyek penelitian, dan
pengembangan pun termasuk di dalam kategori investasi.
Keputusan dalam melakukan investasi bukanlah hal yang mudah karena
membutuhkan penilaian akan situasi di masa yang akan datang. Sehingga perlu
memikirkan hal-hal yang mungkin akan terjadi, baik karena faktor internal maupun
eksternal. Nilai investasi pun harus dihitung sesuai dengan arus kas perusahaan dan
merupakan keputusan yang paling tepat guna menghindari risiko kerugian atas nilai
investasi tersebut. Secara umum, perusahaan akan membuat berbagai alternatif agar bisa
berinvestasi dalam jangka panjang, seperti penambahan aset tetap.
Capital budgeting dan keputusan keuangan tentu harus dilakukan secara terpisah.
Apabila suatu investasi yang diajukan sudah ditentukan untuk bisa diterima, maka
manajer keuangan selanjutnya memilih cara pembayangan yang paling tepat.
a. Manfaat Capital Budgeting
Secara umum, manfaat dari capital budgeting adalah agar dapat mengetahui
keperluan pendanaan secara lebih rinci. Hal itu karena dana yang terikat dalam jangka
waktu lebih dari satu tahun. Dengan begitu, perusahaan dapat meminimalisir adanya
over investment atau under investment. Manfaat lain yang tidak kalah penting dari
capital budgeting adalah agar dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
b. Metode Analisis
Dalam capital budgeting terdapat metode analisis yang dapat dilakukan sebelum
membuat keputusan. Berikut ini beberapa metode analisis yang umum dilakukan oleh
perusahaan.
1. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan salah satu metode analisis capital budgeting yang berguna agar
dapat mengukur nilai profitabilitas rencana investasi proyek dengan menggunakan
faktor nilai waktu dan juga keuangan.
NPV adalah selisih antara present value yang diperoleh dari nilai investasi yang
ditanamkan pada aset saat ini dari penerimaan arus kas yang masuk di masa yang
akan datang. Yang perlu diingat, aturan dasar pada investasi adalah menerima proyek
apabila nilai NPV nya di atas angka nol. Hal ini disebut sebagai NPV Rule. Para pajak
sepakat bahwa ada kelebihan dan kelemahan pada penggunaan keuntungan pada
metode ini.
Selain pengaplikasiannya yang sederhana dan penggunaan nilai uang dalam
menghitung nilai sesuai dengan arus kas membuat sebuah gambaran yang jelas
tentang profitabilitas proyek yang lebih riil.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Para ahli sepakat bahwa metode IRR merupakan suatu cara lain dalam
mengevaluasi profitabilitas rencana investasi dengan cara menghitung nilai uang. IRR
sendiri memiliki artian discount rate atau faktor pendiskontoan lain yang digunakan
untuk mendiskonto seluruh cash inflows dan salvage value yang jelas menghasilkan
banyak jumlah present value yang sama dalam jumlah investasi yang ada.
Dengan kata lain, IRR mampu menggambarkan persentase keuntungan serealistis
mungkin untuk bisa mendapatkan investasi barang atau modal proyek yang sudah
direncanakan sebelumnya. Dalam IRR yang dicari adalah nilai discount rate yang bisa
memberikan nilai NPV sama dengan nol. Bila penghitungan IRR lebih besar daripada
cost of capital, maka return yang dihasilkan jelas akan lebih besar dari yang
diharapkan. Dengan nilai return yang besar, maka kemungkinan besar proyek investasi
yang direncanakan pun akan diterima.
Kelebihan dari IRR ini adalah dampak investasi yang akan terlihat secara jelas
dalam suatu perhitungan. Mulai dari arus kas yang masuk, konsep time value of
money, hingga risiko investasi yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Sedangkan kelemahannya, IRR menilai kebutuhan berdasarkan cost of capital,
sehingga tidak dapat memberi hasil yang maksimal pada pemilihan proyek berupa
rasio dan kurang mampu memberikan keputusan yang pasti dan tepat untuk proyek
mutually exclusive.
3. Profitability Index (PI)
Pengertian PI itu sendiri adalah rasio dari present value dan cash flow setelah
dilakukan kegiatan investasi awal pada tahun ke 0 dengan jumlah investasi pada awal
tahun ke 0. Sementara, jika nilai PI lebih kecil dari 1, maka proyek tersebut harus bisa
ditolak.
4. Discounted Payback Period (PP)
Metode ini berarti waktu yang dibutuhkan suatu proyek investasi untuk bisa
mengembalikan semua dana yang sudah diinvestasikan dalam proyek yang dimaksud.
Cara ini terbilang sederhana untuk melakukan evaluasi apakah pantas atau tidak
proyek investasi dilakukan.
Penghitungan yang digunakan cenderung cepat karena berdasarkan intuisi umum
yang biasa digunakan dalam dunia bisnis. Proyek dengan nilai PP yang kecil,
memungkinkan akan dipilih oleh perusahaan agar dapat dijalankan. Mengapa? Karena
semakin kecil nilai PP, maka akan semakin kecil pula risiko yang dihadapi terkait
kondisi yang tidak menentu di masa yang akan datang.
Terkait pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas perusahaan yang
baik mampu mendukung capital budgeting dalam menjalankan rencana investasinya
dengan maksimal. Dewasa ini, untuk bisa mendapatkan arus kas perusahaan yang
baik, perusahaan lebih memilih untuk mempercayakan alur transaksi bisnisnya pada
sebuah aplikasi pendukung.
3. PEB
Adalah system penganggaran pendidikan yang berorientasi selain kepada jenis barang
yang diperlukan, juga berorientasi kepada pengeluaran. Menurut Bastian (2006) anggaran
berbasis kinerja atau performance budgeting adalah : “Perencanaan kinerja tahunan secara
terintegrasi yang menunjukkan hubungan antara tingkat pendanaan program dan hasil yang
diinginkan dari program tersebut.”
Sedangkan menurut Darise (2008) anggaran berbasis kinerja adalah : “Penganggaran
yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara keluaran dan hasil yang
diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dari
hasil tersebut.”
Menurut Yuwono (2005) mendefinisikan anggaran berbasis kinerja adalah :
“Anggaran yang lebih menekankan pada pendayagunaan dana yang tersedia untuk
mencapai hasil yang optimal”.
a. Elemen-elemen Anggaran Berbasis Kinerja
Menurut Mardiasmo (2009) dalam rangka penerapan anggaran berbasis kinerja
terdapat elemen-elemen utama yang harus ditetapkan terlebih dahulu, yaitu:
1. Visi dan misi yang hendak dicapai.
Visi mengacu kepada hal yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam jangka panjang
sedangkan misi adalah kerangka yang menggambarkan bagaimana visi akan dicapai.
2. Tujuan.
Tujuan merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi. Tujuan tergambar
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang menunjukkan tahapan-
tahapan yang harus dilalui dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan.
3. Sasaran.
Sasaran menggambarkan langkah-langkah yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan. Kriteria sasaran yang baik adalah dilakukan dengan menggunakan kriteria
spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan ada batasan waktu (specific, measurable,
achievable, relevant, timely).
4. Program.
Program adalah sekumpulan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari
usaha untuk mencapai serangkaian tujuan dan sasaran. Program harus disertai dengan
target sasaran output dan outcome serta memiliki keterkaitan dengan tujuan dan
sasaran.
5. Kegiatan.
Kegiatan adalah serangkaian pelayanan yang mempunyai maksud menghasilkan
output dan hasil yang penting untuk pencapaian program.
4. PROB
Adalah system penganggaran pendidikan yang dilaksanakan untuk menghindari terjadi
duplikasi pelayanan oada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh unit yang berbeda.
Misalkan program yang di usulkan unit unit tertentu tidaklah boleh sama karena demi
mengefisiensi pendanaan.
. Program adalah sekumpulan kegiatan pelayanan dan organisasi yang umumnya
berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama seperti satu musim, satu semester atau
satu tahun. Ketika jangka waktunya lebih pendek seperti sehari, akhir pekan, atau
seminggu, layanan dan aktivitas yang diberikan cenderung disebut acara.
Oleh karena itu penganggaran program adalah identifikasi dan perhitungan pendapatan
dan biaya yang terkait dengan penyampaian layanan dan kegiatan selama periode waktu
yang signifikan. Contoh yang baik dari penganggaran program dalam konteks organisasi
olahraga terjadi ketika perhitungan dilakukan untuk menemukan kemungkinan pendapatan
dan biaya yang terkait dengan penyediaan pelatihan, pakaian, perlengkapan kompetisi, dan
lapangan untuk semua anggota junior klub sepak bola selama satu musim (yaitu Program
Sepak Bola Junior). Membuat Anggaran Program Seperti aktivitas penganggaran lainnya,
tugas pertama adalah mengidentifikasi semua kemungkinan biaya. Beberapa biaya akan
mudah diidentifikasi sementara yang lain akan disembunyikan. Sangat berguna untuk
melibatkan orang lain dalam mengidentifikasi biaya. Selalu ada sesuatu yang mungkin
terlewatkan dan jika ini terjadi, hal itu dapat berdampak besar pada profitabilitas program.
Biaya mungkin "one-off" atau sering terjadi selama periode program. Tabel berikut
menyediakan beberapa contoh: Biaya "one-off" Biaya yang sering terjadi Biaya
penggunaan fasilitas iklan program Perlengkapan khusus dibeli untuk program remunerasi
Coach Piala atau penghargaan lainnya Biaya administrasi perkantoran Setelah semua biaya
diidentifikasi dan total dihitung untuk program, tugas selanjutnya adalah menentukan apa
yang harus dibebankan kepada peserta program. Tidak selalu mungkin untuk mengetahui
dengan tepat berapa banyak orang yang akan berpartisipasi tetapi perkiraan yang hati-hati
harus dibuat. Hati-hati karena selalu lebih baik meremehkan daripada memperkirakan
jumlah peserta.
Ini adalah perhitungan sederhana untuk mengetahui apa yang harus dibebankan kepada
peserta. Ini hanya soal membagi total biaya program dengan jumlah peserta. Namun, ada
dua hal tambahan yang perlu dipertimbangkan: Keuntungan - jika maksud dari program
adalah untuk menghasilkan keuntungan, maka keuntungan yang diinginkan harus
ditambahkan ke total biaya program. Biaya Peserta = (Total Biaya + Keuntungan yang
Diinginkan) / Jumlah Peserta yang Diharapkan Kontinjensi - akan selalu ada biaya yang
tidak diketahui, mis. harga naik. Merupakan praktik yang baik untuk menambahkan 10%
lagi ke total biaya program untuk menutup biaya yang tidak diketahui. Kerumitan lain
terjadi ketika peserta dapat dikenakan biaya yang berbeda, mis. retribusi pembinaan, biaya
pendaftaran, biaya pertandingan. Ini mungkin terjadi. Ini tidak masalah asalkan total semua
biaya mencapai total yang dibutuhkan. Dalam situasi seperti itu menjadi perlu untuk
mengembangkan spreadsheet untuk memprediksi apa yang akan terjadi sesuai dengan
jumlah orang yang membayar pada setiap tingkat biaya, atau setiap jenis biaya.
5. PBBS
Planning programing budgeting system (PPBS) merupakan teknik penganggaran yang
didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan
utamanya adalah alokasi sumberdaya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS
tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun
berdasarkan program, yaitu pengelompokkan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.
PPBS adalah salah satu program penganggaran yang ditujukan untuk membantu
manajemen pemerintahan di dalam membuat keputusan alokasi sumberdaya secara lebih
baik. Hal tersebut disebabkan oleh sumberdaya yang dimiliki pemerintah yang terbatas
jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat sangat banyak bahkan tidak terbatas jumlahnya.
Dalam keadaan seperti itu, pemerintah dihadapkan pada pilihan alternatif keputusan yang
memberikan manfaat paling besar dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
PPBS memberikan rerangka untuk membuat pilihan tersebut.
a. Karakteristik PPBS
1) Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.

2) Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang,
karena PPBS berorientasi pada masa depan.
3) Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
4) Dilakukan analisis secara sistematis atas berbagai alternatif program, yang
meliputi: (a) identifikasi tujuan, (b) identifikasi secara sistematik alternatif
program untuk mencapai tujuan, (c) estimasi biaya total dari masing-masing
alternatif program, (d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-
masing alternatif program.
b. Keunggulan PPBS
1) Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih nyata dan membantu pimpinan di
dalam membuat keputusan yang menyangkut usaha pencapaian tujuan.
2) Menghindarkan adanya pertentangan dan overlaping program dan mewujudkan
sinkronisasi dan integrasi antar aparat organisasi dalam proses perencanaan.
3) Alokasi sumberdaya yang lebih efisien dan efektif berdasarkan analisis manfaat
dan biaya untuk mencapai tujuan, karena PPBS menggunakan teori marginal
utility.
4) Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
5) Lintas departemen, sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi dan
tentunya adalah kerja sama yang baik antara departemen.
c. Kelemahan PPBS
1) PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya
sistem pengukuran dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
2) Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar, karena PPBS membutuhkan
teknologi yang canggih.
3) PPBS hanya bagus secara teori, namun peng implementasian nya cukup sulit.
4) PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan
manusia yang kompleks.
5) Memerlukan pengelola yang ahli dan memiliki kualitas tinggi.
6) Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat
program atau kegiatan yang lintas departemen, sehingga menyulitkan di dalam
mengalokasikan biaya. Sementara itu, sistem akuntansi dibuat berdasarkan
departemen, bukan program.
d. Konsepsi Pokok PPBS
Ada beberapa konsep daripada PPBS, yang meliputi beberapa hal. Antara lain:
 Tujuan.
Menjadi pengarah pada hasil yang akan diperoleh ataupun pelayanan dan jasa-jasa
yang akan diberikan.
 Alternatif Cara.
Menyajikan pilihan dari serangkaian cara ataupun tindakan.
 Hasil Guna.
Berkaitan dengan pengukuran atas tingkat keberhasilan tindakan dalam rangka
pencapaian tujuan.
 Dimensi Waktu.
Memperkiran perspektif secara tahunan dalam mempertimbangkan akibat dari
tuntutan yang diproyeksi pada masa mendatang.
 Prioritas.
Berkaitan dengan penentuan atas tindakan yang diutamakan, akan diambil kriteria
pilihan tertentu.
 Pengendalian atau Pengawasan.
Pengendalian atau pengawasan ke tata laksanaan yang terintegrasi berkaitan
dengan sistem pelaporan dan aliran balik informasi.
 Dayaguna.
Berkaitan dengan pengukuran atas tingkat hasilnya tindakan pencapaian tujuan,
jika tujuan dan tindakan itu dapat dinyatakan dan dinilai secara kuantitatif.
6. ZBB
Adalah sebuah system pengggaran pendidikan yang berorientasi kepada keterbatasan
sumber dana. Sehingga lebih kepada skala prioritas. Pengertian penganggaran berbasis nol
atau Zero Base Budgeting pertama kali dirancang dan diperkenalkan untuk bisnis oleh
Peter A. Pyhn seorang manajer, staf pengendali, padaTexas Instruments, Inc. Dallas, yaitu
ketika mempersiapkan anggaran tahunan 1969-nya.
Definisi zero based budgeting berlaku sebagai metode penganggaran di mana semua
biaya untuk periode baru dihitung berdasarkan biaya aktual yang akan dikeluarkan dan
bukan pada basis diferensial yang melibatkan hanya mengubah biaya yang dikeluarkan
dengan mempertimbangkan perubahan kegiatan operasional.
Zero Based Budgeting dalam akuntansi manajemen melibatkan persiapan anggaran dari
awal dengan basis nol. Ini melibatkan evaluasi ulang setiap item baris dari laporan arus kas
dan membenarkan semua pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh departemen.
Sejak awal, Zero Base Budgeting (ZBB) telah dieksplorasi dan diadopsi oleh banyak
kalangan bisnis. Beberapa departemen pada negara bagian dan pemerintahan federaltelah
mengadopsi dan mempraktekkan konsep-konsep manajemen dari ZBB, diantaranya adalah
Departemen Pertanian Amerika Serikat pada tahun 1902.
a. Metode Zero Based Budgeting
Zero-Based Budgeting (ZBB) adalah metode penganggaran berdasarkan perkiraan
tiap kegiatan tanpa mengacu pada rencana kegiatan atau hasil kegiatan di periode
sebelumnya atau dengan kata lain penganggaran mulai dari nol. Sehingga segala
alokasi yang disusun berdasarkan visi dan juga rencana program pada periode saat itu.
Metode ZBB sebenarnya pertama dilakukan oleh Departemen Pertanian Amerika
Serikat pada tahun 1962, namun gagal diterapkan karena proses yang lama karena
dalam metode ini memerlukan keputusan-keputusan manajemen pada tingkat sub-
departemen.
Namun, metode ZBB benar-benar dipublikasikan dan diterapkan pertama kali oleh
perusahaan Texas Instruments pada tahun 1969. Saat itu Peter A. Phyrr selaku
manajer keuangan Texas Instruments menerapkan Zero-Based Budgeting pada
program anggaran di tahun tersebut.
Metode penganggaran berbasis nol mendorong Anda untuk menggunakan setiap
sen dari pendapatan bulanan Anda — tetapi itu tidak berarti menghabiskannya untuk
berbelanja.
b. Fungsi Zero Based Budgeting
Salah satu upaya perusahaan dalam mengontrol beban adalah melakukan
penyusunan anggaran tak bersisa atau yang lebih dikenal zero based budgeting. Sudah
sewajarnya bagi perusahaan mengontrol beban produksi. Saat memasuki periode
akhir, Perusahaan akan mengevaluasi keuangan guna mengontrol beban-beban pada
periode selanjutnya.
Penganggaran berbasis nol adalah metode yang mengharuskan Anda
mengalokasikan semua uang Anda untuk pengeluaran, tabungan, dan pembayaran
utang. Tujuannya adalah pendapatan Anda dikurangi pengeluaran Anda sama dengan
nol pada akhir bulan.
Anda dapat mengulangi kategori dan jumlah pengeluaran setiap bulan atau
mencampurnya. Jika Anda masuk di bawah anggaran dalam kategori tertentu di akhir
bulan, tambahkan jumlah yang tersisa ke anggaran bulan depan atau pindahkan ke
kategori lain, seperti dana darurat Anda. Ini adalah konsep yang sama dengan sistem
amplop, yang melibatkan pendistribusian uang untuk kategori pengeluaran yang
berbeda ke dalam amplop.
c. Manfaat dari Zero Based Budgeting
1. ZBB biasanya digunakan oleh perintis usaha di awal periode, penyelenggara
event, dan juga instansi pemerintahan.
2. Pengaggaran berbasis nol atau ZBB digunakan dalam rangka mengidentifikasi,
merencanakan dan mengawasi program atau kegiatan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi.
3. Biasanya perusahaan menggunakan metode ZBB guna memangkas biaya-biaya
tertentu yang terjadi pada periode sebelumnya.
d. Keuntungan Zero Based Marketing
Beberapa keuntungan yang dilaporkan ketika menggunakan Zero Base Budgeting
(ZBB) antara lain:
 Terbentuknya tahap perencanaan keuangan sebelum persiapan anggaran tahunan.
 Peningkatan dalam mutu informasi manajemen.
 Peningkatan keterlibatan personalia dalam proses penganggaran negara bagian.
e. Kerugian Zero Based Marketing (ZBB)
 Persiapan anggaran memakan lebih banyak waktu.
 Kurang efektifnya perankingan paket keputusan untuk memaksa perubahan-
perubahan dalam tingkat pendanaan.
 Anggapan bahwa sistem baru tersebut belum secara nyata meningkatkan efisiensi
alokasi sumber daya dalam negara bagian.
Definisi Zero Base Budgeting (ZBB) secara umum adalah suatu proses
penganggaran di mana anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero based), sehingga
seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali. ZBB atau
istilahnya Penganggaran Dasar Nol (PDN) timbul dari upaya untuk mengetatkan
gabungan antara pembenaran (justification) dan pengalokasian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Menurut Romney dan Steinbart
mengatakan sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja
dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum strategi dapat diartikan
sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran
yang telah ditentukan.
Anggaran merupakan suatu rencana yang sengaja disusun secara sistematis dan
dinamis yang didalamnya terbentuk dari angka-angka serta jika didalam suatu unit
moneter terdiri dari semua kegiatan organisasi, perusahaan maupun sekolah untuk jangka
waktu ataupun periode tertentu ditahun berikutnya.
Dalam melakukan strategi penyusunan anggaran satu hal yang harus diingat
bahwa pada penyusunan anggaran pendidikan di sekolah perlu dipahami lebih dahulu
konsep strategi tersebut, dalam penerapannya dituntut kemampuan kepala sekolah
dalam manajemen sekolah dan manajemen keuangan, menjadi sangat strategis, khususnya
dalam hal manajemen keuangan, kepala sekolah harus memiliki visi strategis
pembiayaan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sehingga
pemanfaatan biaya dari berbagai sumber menjadi efisien.
B. Saran
Penulis berharap agar pembaca dapat lebih memhami sistem dan strategi
penganggaran pendidikan sehingga menjadi khazah ilmu pengetahuan bagi kita,
terlebih bagi guru, kita calon guru.

Anda mungkin juga menyukai