Fungsi Anggaran
Anggaran pendidikan memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai alat untuk perencanaan,
pengendalian dan juga alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga pendidikan
dalam posisi yang kuat atau lemah (Nanang Fattah, 2002;49). Di samping anggaran pendidikan berfungsi
sebagai:
a. Perencanaan, fungsi ini bisa membantu unit kerja mengetahui arah kebijakan yang akan
dilaksanakan kedepannya sesuai dengan ketersediaan anggaran.
b. Pengendalian, fungsi dapat menghindari pengeluaran yang berlebihan (pemborosan)
serta dapat menghindari penggunaan anggaran yang tidak proporsional, yakni tidak
tepat guna, tidak efisien dan tidak efektif sebagaimana mestinya (dapat merugikan
proses layanan pendidikan).
c. Alat koordinasi dan komunikasi, dokumen anggaran yang komprehensif bisa mendeteksi
dan mengkoordinir tugas apa saja yang harus dijalankan oleh unit-unit kerja atau
bagian-bagian lainnya. Sehingga tidak ada tupoksi yang ganda atau tidak ada urusan
yang tidak terdistribusi dengan baik ke semua lini dalam organisasi.
d. Alat penilaian kinerja, bisa dijadikan barometer setiap unit apakah sudah bekerja sesuai
target dan sasaran kerja atau tidak. Hal ini disebabkan dalam penyusunan rencana kerja
telah disesuaikan dengan anggaran yang dibutuhkan, sehingga efektif atau tidaknya
pelaksanaan program terlihat dari penyerapan atau belanja anggaran atau pemanfaatan
anggaran dalam menuntaskan kegiatan/program.
e. Alat efisien atau motivasi, anggaran pendidikan dapat menantang hal- hal yang realistis
(masuk akal) untuk dikerjakan secara efisien. Suatu anggaran hendaknya tidak terlalu
tinggi sehingga sulit untuk dibiayai atau dibelanjakan, akan tetapi juga jangan terlalu
rendah sehingga sulit dilaksanakan. Dengan demikian ketepatan anggaran bisa menjadi
motivasi bagi pegawai untuk bekerja karena didukung dengan anggaran yang memadai
(proporsional).
f. Alat otorisasi. Fungsi ini mengandung arti
bahwa anggaran pendidikan menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun bersangkutan.
Dengan berbagai fungsi anggaran pendidikan yang disebutkan di atas, maka pengelola
pendidikan bisa mengestimasi anggaran yang dibutuhkan secara ideal, sehingga mudah untuk
membelanjakan dan mempertanggungjawabkan. Nanti di kemudian hari tentu tidak aka nada aspek
hukum yang menantinya. Karena ketidakjelian pengelola dalam menyusun anggaran pendidikan bisa
menjadi pintu masuk pihak berwajib memberikan label ada unsur kesengajaan atau terencana untuk
melakukan tindakan koruptif yang dapat mengantarkan pengelola anggaran pendidikan ke “hotel
prodea” (penjara). Untuk itu dihindari dengan kehati-hatian dalam menyusun anggaran pendidikan yang
akan dilaksanakan (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, 2010;250-
251).
DAFTAR PUSTAKA
Arwildayanto, Lamatenggo, N. dan Sumar, W., 2017. MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN. Edisi 1. Bandung: Widya Padjadjaran, hal. 34-37.