Anggaran Negara
Disampaikan Oleh
Mohammad Aryo Arifin, S.E., M.Si., Ak
1
4/7/2020
2
4/7/2020
3
4/7/2020
2. Persetujuan Legislatif
Anggaran diajukan ke lembaga legislatif untuk
mendapatkan persetujuan. Dalam hal ini, lembaga legislatif
(terutama komite anggaran) akan mengadakan pembahasan
guna memperoleh pertimbangan-pertimbangan untuk
menyetujui / menolak anggaran tersebut.
Selain itu, akan diadakan juga dengan pendapat (public
hearing) sebelumnya nantinya lembaga legislatif menyetujui
atau menolaknya
4
4/7/2020
3. Pelaksanaan Anggaran
Pada tahapan ini, anggaran yang telah disetujui pada
tahapan sebelumnya mulai dilaksanakan oleh pihak
eksekutif organisasi atau pelaksanaan anggaran lainnya.
Berhubung anggaran yang disetujui pada umumnya
berlaku untuk satu tahun anggaran, maka untuk
memperjelas dan mempermudah pelaksanaanya perlu
dilakukan langkah pengalokasian yang dikenal sebagai
allotments and apportionments.
5
4/7/2020
6
4/7/2020
Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan tradisional (line-
item/object of expenditure budget) karena pada awal
perkembangannya, anggaran ditampilkan berdasarkan urutan pos
belanja (line item).Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini.
pertama adalah cara penyusunan yang berdasarkan pos-pos belanja.
Anggaran tradisional menampilkan anggaran dalam perspektif sifat
dasar (nature) dari sebuah pengeluaran atau belanja.
kedua dari pendekatan ini adalah penggunaan konsep
inkrementalisme, yaitu jumlah anggaran tahun tertentu dihitung
berdasarkan jumlah tahun sebelumnya dengan tingkat kenaikan
tertentu.
Pendekatan Kinerja
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan
yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan
yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencampaian tujuan dan
sasaran pelayanan publik.
Pendekatan ini menggeser penekanan penganggaran dari
sebelumnya yang sangat menekankan pos belanja (object of
expenditure) pada kinerja terukur dari aktivitas dan program
kerja. Maka, karakteristik dari pendekakatan ini adalah adanya
proses untuk mengklasifikasikan anggaran berdasarkan kegiatan
dan juga berdasarkan unit organisasi tetapi tanpa meninggalkan
rincian belanja. Anggaran yang telah terkelompok dalam kegiatan-
kegiatan akan memudahkan pihak yang berkepentingan untuk
melakukan pengukuran kinerja dengan cara terlebih dahulu
membuat indicator-indikator yang relevan
7
4/7/2020
8
4/7/2020
9
4/7/2020
10
4/7/2020
11
4/7/2020
Fungsi APBN
Secara umumAPBN merupakan instrumen untuk mengatur
pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai
pelaksanaan kegiatan pemerintah dan pembangunan,
mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan
nasional, mencapai stabilitas perekonomian dan menentukan
arah serta prioritas pembangunan.
Secara khusus APBN mempunyai fungsi yang sama dengan
APBD, yaitu sebagai berikut : Fungsi perencanaan, Fungsi
otorisasi , Fungsi pengawasan, Fungsi stabilitas, Fungsi
alokasi, Fungsi distribusi, dan Fungsi pertumbuhan ekonomi
dan pengendalian inflasi
12
4/7/2020
Format APBN
Selama tahun anggaran 1967/1970 sampai dengan 1999/2000, APBN
menggunakan format T-account. Format ini dirasakan masih mempunyai
kelemahan, antara lain tidak memberikan informasi yang jelas mengenai
pengendalian deficit serta kurang transparan sehingga perlu disempurnakan.
Mulai tahun 2000, formatnya berubah menjadi I-account. Tujuan I-account
adalah:
a. Meningkatkan transparansi dalam pnyesunan APBN
b. Mempermudah analisis, pemantauan, dan pengendalian pelaksanaan
dan pengelolaan APBN
c. Mempermudah analisis komparasi(perbandingan) dengan anggaran
negara lain.
d. Mempermudah perhitungan dana perimbangan yang lebih transparan
yang didistribusikan oleh pemerintah pusat ke pemda mengikuti
pelaksanaan UU tentang Perimbangan Keuangan Pusat Daerah
13
4/7/2020
14
4/7/2020
15
4/7/2020
B. BELANJA NEGARA
I. Anggaran belanja pemerintah pusat
1. Pengeluaran rutin
i. Belanja pegawai
ii. Belanja barang
iii. Pembayaran bunga utang
iv. Utang dalam negeri
v. Utang luar negeri
vi. Subsidi
a. Subsidi BBM
b. Subsidi non-BBM
vii. Pengeluaran rutin lainnya
2. Pengeluaran pembangunan
i. Pembiayaan pembanguna rupiah
ii. Pembiayaan proyek
II. Dana perimbngan
1. Dana bagi hasil
2. Dana Alokasi umum
3. Dana alokasi khusus
III. Dana otonomi khusus dan penyeimbang
C. KESEIMBANGAN PRIMER
D. SURPLUS DEFIST ANGGARAN (A-B)
E. PEMBIAYAAN
I. Dalam negeri
1. Perbankan dalam negeri
2. Non-perbankan dalam negeri
i. Privatisasi
ii. Penjualan asset program restrukturisai perbankan obligasi
Negara(netto)
3. Penerbitan obligasi pemerintah
4. Pembayaran cicilan pokok untang/obligasi dalam negeri
II. Luar negeri
1. Pinjaman proyek
2. Pembayran cicilan pokok utang luar negeri
3. Pinjaman program dan penundaan cicilan utang
16
4/7/2020
17
4/7/2020
18
4/7/2020
19
4/7/2020
20
4/7/2020
21
4/7/2020
22
4/7/2020
23