Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK
KELOMPOK 1 :
1. Elida Mardiana (200301050)
2. Reza Febrianti (200301117)
3. Siti Nenti Indriani (200301080)
TEORI DAN KONSEP PENGANGGARAN SEKTOR
PUBLIK

ANGGARAN SEKTOR PUBLIK :

Anggaran merupakan dokumen yang berisi estimasi


kinerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran
yang disajikan dalam ukuran moneter yang akan
dicapai pada periode waktu tertentu dan
menyertakan data masa lalu sebagai bentuk
pengendalian dan penilaian kinerja.
FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

01. 02.
Sebagai Alat
03.
Sebagai Alat
Sebagai Alat
Perencanaan Pengendalian Kebijakan Fiskal

04. 05. 06.


Sebagai Alat Sebagai Alat Koordinasi Sebagai Alat
Politik Dan Komunikasi Penilaian Kinerja

07. 08.
Sebagai Alat Untuk
Sebagai Alat
Menciptakan Ruang
Motivasi Publik
TUJUAN DAN KARAKTERISTIK ANGGARAN
SEKTOR PUBLIK
Tujuan Karakteristik

 Anggaran dinyatakan dalam satuan


Tujuannya adalah untuk keuangan
meningkatkan pelayanan publik  Anggaran umumnya mencakup jangka
dan kesejahteraan masyarakat waktu tertentu, satu atau beberapa tahun,
jangka pendek, menengah atau panjang
 Anggaran berisi komitmen atau
kesanggupan manajemen untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan
 Usulan anggaran ditelaah dan disetujui
oleh pihak berwenang yang lebih tinggi
dari penyusun anggaran
 Sekali disusun, anggaran hanya dapat
diubah dalam kondisi tertentu
JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran Operasional Anggaran Modal/Investasi
(operation/reccurent budget) Venus budget)
(capital/investment

Anggaran operasional digunakan Anggaran modal menunjukkan


untuk merencanakan kebutuhan rencana jangka panjang dan
sehari-hari dalam menjalanjan pembelanjaan atas aktiva tetap
pemerintahan. Yang dikategorikan seperti gedung, peralatan, kendaraan,
dalam anggaran operasional perabot dan sebagainya
adalah belanja rutin.
PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGANGGARAN
SEKTOR PUBLIK
Otorisasi oleh Keutuhan
legislatif anggaran

Komprehensif/ Nondiscretionary
menyeluruh appropriation

Periodik Jelas

Akurat Transparan
PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN

Tahap persiapan
1. anggaran

2. Tahap ratifikasi

3. Tahap implementasi
/pelaksanaan anggaran

4. Tahap pelaporan dan


evaluasi
PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN PADA
SEKTOR PUBLIK

1. Pendekatan Tradisional

Adapun ciri-ciri anggaran dengan pendekatan tradisional:


- Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan incrementalism
- Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item
- Cenderung sentralistis
- Bersifat spesifikasi
- Tahunan
- Menggunakan prinsip-prinsip anggaran bruto

Pendekatan tradisional terdiri atas tiga proses (Nordiawan, 2006) :


1. Pihak lembaga yang memerlukan anggaran mengajukan permintaan anggaran kepada
kepala eksekutif dan anggaran tersebut diperinci berdasarkan jenis pengeluaran yang
hendak dibuat.
2. Kepala eksekutif mengumpulkan permintaan anggaran dari berbagai lembaga, lalu
anggaran ini dimodifikasi oleh kepala eksekutif (dikonsolidaskan).
3. Setelah merevisi jumlah permintaan anggaran, pihak legislatif kemudian menuliskan
jumlah anggaran yang disetujui dengan menggunakan pendekatan tradisional.
Kelemahan Anggaran Tradisional:

1. Tidak adanya informasi yang memadai bagi pembuat keputusan


2. terlalu berorientasi pada pengendalian dan kurang memperhatikan
proses perencanaan dan evaluasi
3. Pendekatan tradisional ini lebih difokuskan pada input, sehingga
mengakibatkan kurangnya perhatian pada pertimbangan jangka
panjang dan pertimbangan lain yang relevan terhadap program
organisasi secara keseluruhan
4. Lebih mendorong pengeluaran daripada penghematan, di sini unit-
unit organisasi terdorong untuk membelanjakan seluruh anggarannya,
dibutuhkan atau tidak dibutuhkan
2. Pendekatan new public management

Pendekatan new public management dalam sistem


anggaran publik memiliki karakteristik umum sebagai
berikut :

 Komprehensif/komparatif
 Terintegrasi dan lintas departemen
 Proses pengambilan keputusan yang rasional
 Bersifat jangka panjang
 Spesifikasi tujuan dan pemeringkatan prioritas
 Analisis total cost dan benefit
 Berorientasi pada input, output dan outcome, bukan
sekadar input
 Adanya pengawasan kinerja
SomParadigma new public management telah melahirkan
beberapa teknik penganggaran dalam sektor publik, adalah
sebagai berikut :

1. Anggaran kinerja 2. Program budgeting

3. Zero Based 4. Planning, Programming and


Budgeting (ZBB) Budgeting System (PPBS)
Perbandingan anggaran tradisional Anggaran berbasis pendekatan NPM

A Sentralistis I Desentralisasi & devolved management

B Berorientasi pada input J Berorientasi pada input, output dan outcome


(value for money)
C -Tidak terkait dengan perencanaan
jangka panjang K Utuh dan komprehensif dengan perencanaan
jangka panjang
D -Line-item dan incrementalism
- Batasan departemen yang kaku L - Berdasarkan sasaran kinerja
- Lintas departemen
E Menggunakan aturan klasik : vote
accounting M Zero-Base Budgeting, Planning Programming
Budgeting System

F Prinsip anggaran bruto N Sistematik dan rasional

G Bersifat tahunan O Bottom-up budgeting

H Spesifik
PERKEMBANGAN TEORI PENGANGGARAN SEKTOR
PUBLIK
Gibran dan Sekwat menyarankan empat (4) argumentasi berikut ini :

1. Teori penganggaran seharusnya selalu sadar bagaimana individu bereaksi, lokasi mereka, fungsi dan
interaksi pada sebuah sistem yang lebih besar.

2. Kajian tentang penanggaran seharusnya pertama kali ditujukan ke makro, kemudian konteksi mikro sistem
penganggaran seharusnya memandang anggaran hanya sebagai hasil dari sistem yang dinamis dari multi
rasionalitas yang mengoperasikan secara berbeda dalam bagian yang berbeda atas proses penganggaran.

3. Sebuah teori tentang penganggaran seharusnya menjelaskan bagaimana interaksi antara tingkat makro
pemerintah memengaruhi perilaku partisipan pada subsistem penganggaran dan membantu untuk
menentukan kekuatan apa yang memengaruhi tujuan kebijakan, bagaimana tujuan penganggaran
dipandang dan apa yang cocok serta hasil yang dihasilkan dari interaksi ini.

4. Tingkat pemisahan atas subsistem penganggaran dengan menerapkan tingkat rasionalitas yang berbeda,
model ini menyediakan kita dengan sebuah metode yang menguatkan beberapa masalah metodologi pada
teori penganggaran tradisional
PENGANGGARAN DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

Ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar berhak diperoleh


oleh setiap warga secara minimal tertuang dalam Standar Pelayanan
Minimal (SPM) (Ritonga, 2010).
Menurut Permendagri Nomor 6 Tahun 2007 Pasal 4, pelayanan dasar
adalah bagian dari pelaksanaan urusan wajib pemerintah dan memiliki
karakteristik sebagai pelayanan yang sangat mendasar, berhak diperoleh
oleh setiap warga secara minimal, dijamin ketersediannya oleh konstitusi
dan konvensi internasional,didukung data dan informasi terbaru yang
lengkap, serta tidak menghasilkan keuntungan materi.
Adapun tahapan mekanisme penganggaran kegiatan-kegiatan untuk tercapainya SPM
(Ritonga, 2010:131-132) :

1. Menyelaraskan antaran capaian SPM yang terdapat di RPJMD dengan program-


program urusan wajib pemerintah ke dalam kebijakan umum anggaran (KUA) serta
prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS).

2. Menyusun rincian kegiatan untuk masing-masing program dalam rangka pencapaian


SPM dengan mengacu pada indikator kinerja, dan batas waktu pencapaian SPM yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.

3. Menentukan urutan prioritas kegiatan-kegiatan untuk mencapai SPM. Salah satu


metode untuk menentukan prioritas kegiatan adalah dengan metode analytic
hierarchy process (AHP).

4. Menentukan besarnya plafon anggaran untuk masing-masing kegiatan dengan


menggunakan ASB
Prinsip-prinsip perhitungan anggaran pada SPM, menggunakan pendekatan
pembiayaan berbasis kegiatan (Ritonga, 2010:137-138):

1. Pembiayaan mengacu pada program/langkah kegiatan


2. Investasi fisik hanya untuk sarana/prasarana yang terkait langsung
dengan penerapan SPM
3. Tidak menghitung kebutuhan belanja secara keseluruhan dan
menghitung seluruh
langkah kegiatan tanpa memandang sumber biaya
4. Perhitungan kebutuhan biaya dengan memperhatikan capaian tahun
sebelumnya
5. Tidak menghitung kebutuhan belanja per unit kerja
THANK YOU..

Anda mungkin juga menyukai