Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

NAMA : Angely Bororing


NIM : 18061104254

1. Jelaskan ketiga pendekatan

A.Penganggaran Berbasis Kinerja ( Performance Based Budgeting )

Pengertian Anggaran Berbasia Kinerja (Performance Based Budgeting).


Anggaran berbasis kinerja (Performance Based Budgeting) merupakan
sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan
berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi.
Anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan
dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun. “ Pengukuran
kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga
upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di
masa mendatang ” (Indra Bastian, 2006).

Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003, pengertian anggaran


berbasis kinerja adalah suatu pendekatan dalam penyusunan anggaran
yang didasarkan pada kinerja atau prestasi kerja yang ingin dicapai.
Mardiasmo (2002) menyatakan
bahwa pendekatan penyusunan anggaran berbasis kinerja disusun
untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran
tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya
tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. Anggaran dengan
pendekatan kinerja sangat menekankan konsep value for money dan
pengawasan atas kinerja output.

1. Prinsip dan Tujuan Penganggaran Berbasis Kinerja


Secara umum prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja didasarkan pada
konsep Value For Money yang juga dikenal dengan konsep 3E (
Ekonomis, Efisiensi, dan Efektifitas ) dan prinsip Good Corporate
Governance, termasuk adanya pertanggung jawaban para pengambil
keputusan atas penggunaan uang yang dianggarkan untuk mencapai
tujuan, sasaran dan indikator yang ditetapkan.
Menurut Anonim (2009), Prinsip-prinsip yang digunakan dalam
penganggaran berbasis kinerja :
1. Alokasi Anggaran Berorientasi pada Kinerja (output and outcome
oriente). Alokasi anggaran yang disusun dalam dokumen rencana
kerja dan anggaran dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber daya yang efisien.
Dalam hal ini, program/kegiatan harus diarahkan untuk mencapai
hasil dan keluaran yang telah ditetapkan dalam rencana.

2. Fleksibilitas
Pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga
prinsip akuntabilitas (let the manager manages) Prinsip tersebut
menggambarkan keleluasaan manager unit kerja dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai keluaran sesuai rencana. Keleluasaan tersebut
meliputi penentuan cara dan tahapan suatu kegiatan untuk mencapai
keluaran dan hasilnya pada saat pelaksanaan kegiatan, yang
memungkinkan berbeda dengan rencana kegiatan. Cara dan tahapan
kegiatan beserta alokasi anggaran pada saat perencanaan merupakan
dasar dalam pelaksanaan kegiatan.

- Karakteristik dan Elemen Penganggaran Berbasis Kinerja


Karateristik Anggaran Berbasis Kinerja dalam rangka penerapan
Anggaran Berbasis Kinerja menurut Hindri Asmoko (2006) antara lain:
1. Pengeluaran anggaran didasarkan pada outcome yang ingin dicapai
2. Adanya hubungan antara masukan dengan keluaran yang ingin dicapai
3. Adanya peranan indikator efisiensi dalam proses penyusunan anggaran
berbasis kinerja;
4. Adanya penyusunan target kinerja dalam anggaran berbasis kinerja.

- Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja


Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin
dalam dokumen anggaran (RKA-KL). Secara substansi RKA-KL
menyatakan informasi kebijakan beserta dampak alokasi anggarannya.
Informasi yang dinyatakan dalam RKA-KL antara lain berupa :
1. Kebijakan dan hasil yang diharapkan dari suatu program.
2. Kondisi yang diinginkan untuk mencapai sasaran program berupa output
dan kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan.
3. Kegiatan dan keluaran beserta masukan sumber daya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kegiatan.
- Manfaat Anggaran Berbasis Kinerja
Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan (2008) menyatakan bahwa penerapan anggaran
berbasis kinerja akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan
pengelolaan keuangan dalam rangka penyelenggaraan tugas
kepemerintahan, sebagai berikut:
1. Anggaran Berbasis Kinerja memungkinkan pengalokasian sumber
daya yang terbatas untuk membiayai kegiatan prioritas pemerintah
sehingga tujuan
pemerintah dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
2. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja adalah hal penting untuk
menuju pelaksanaan kegiatan pemerintah yang transparan. Anggaran
yang jelas, dan juga output yang jelas, serta adanya hubungan yang jelas
antara pengeluaran dan output yang hendak dicapai.
3. Organisasi pembuat kebijakan seperti kabinet dan parlemen, berada
pada posisi
yang lebih baik untuk menentukan prioritas kegiatan pemerintah yang
rasional ketika pendekatan Anggaran Berbasis Kinerja.
4. Terdapat perubahan kebijakan yang terbatas dalam jangka menengah,
tetapi kementerian tetap bisa lebih fokus kepada prioritas untuk
mencapai tujuan departemen meskipun hanya dengan sumber daya
yang terbatas. Pimpinan akan tetap fokus untuk mencapai tujuan
departemen yang dipimpin tidak perlu terganggu oleh keterbatasan
sumber daya dengan penetapan prioritas pekerjaan yang telah
ditetapkan.
5. Anggaran memungkinkan untuk peningkatan efisiensi administrasi.
Adanya fokus anggaran pada output dan outcome maka diharapkan
tercipta efisiensi dan

B. Zero-Based Budgeting
Zero-Based Budgeting (Yang kemudian disingkat ZBB) adalah metode
penganggaran berdasarkan perkiraan tiap kegiatan tanpa mengacu pada
rencana kegiatan atau hasil kegiatan di periode sebelumnya atau dengan
kata lain penganggaran mulai dari nol. Sehingga segala alokasi yang
disusun berdasarkan visi dan juga rencana program pada periode saat
itu.

ZBB biasanya digunakan oleh perintis usaha di awal periode,


penyelenggara event, dan juga instansi pemerintahan. ZBB digunakan
dalam rangka mengidentifikasi, merencanakan dan mengawasi program
atau kegiatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Biasanya
perusahaan menggunakan metode ZBB guna memangkas biaya-biaya
tertentu yang terjadi pada periode sebelumnya.

C. Planning,Programing,and Budgeting System(PPBS)

PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang
berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah
alokasi sumberdaya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak
mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi,
namun berdasarkan program, yaitu pengelompokkan aktivitas untuk mencapai
tujuan tertentu. PPBS adalah salah satu program penganggaran yang ditujukan
untuk membantu manajemen pemerintahan di dalam membuat keputusan
alokasi sumberdaya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan oleh
sumberdaya yang dimiliki pemerintah yang terbatas jumlahnya, sementara
tuntutan masyarakat sangat banyak bahkan tidak terbatas jumlahnya. Dalam
keadaan seperti itu, pemerintah dihadapkan pada pilihan alternatif keputusan
yang memberikan manfaat paling besar dalam pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan.
PPBS memberikan rerangka untuk membuat pilihan tersebut.
- PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai
kumpulan manusia yang kompleks.
- Memerlukan pengelola yang ahli dan memiliki kualitas tinggi.
- Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait
dengan sifat program atau kegiatan yang lintas departemen,
sehingga menyulitkan di dalam mengalokasikan biaya. Sementara
itu, sistem akuntansi dibuat berdasarkan departemen, bukan
program.

Komponen Pokok PPBS


- Analisis.
Selain konsepsi, di PPBS juga terdapat beberapa komponen pokok yang
perlu kita ketahui, antara lain:
Merupakan komponen utama PPBS. Analisis ini begitu penting, karena
tanpa adanya analisis terlebih dahulu maka perencanaan dan
pelaksanaan akan dirasa akan sia-sia. Sebab yang terjadi nantinya akan
bertolak belakang dengan yang diharapkan.
- Program.
- Merupakan komponen dasar penyusunan program, menunjukkan
penyatuan kegiatan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu atau serangkaian tujuan tertentu.
- Struktur Program.
Merupakan suatu sistem untuk mengelompokkan kegiatan
pemerintah dalam tingkatan hubungan yang berorientasi pada
tujuan tanpa memperhatikan lokasi organisasi dari kegiatan itu.
- Bentuk Anggaran.
Dalam PPBS, penyajian anggaran adalah bentuk program yang.
didasarkan perhitungan untuk jangka beberapa tahun mendatang.
- Rencana Tindakan.
Dibagian ini, penterjemahan anggaran ke dalam bentuk program, di
dalam artian siapa yang berbuat apa, bilamana, dimana dan dengan
sumber apa saja. Setiap tujuan program perlu diselaraskan dengan
tujuan organisasi.
- Sistem Informasi.
Mekanisme feedback dapat diinterpretasi sebagai penyampaian
informasi tentang akibat dari keputusan, sehingga dapat diambil
tindakan setelah dilakukan evaluasi keputusan yang ada.

2. Membandingkan ketiga jenis pendekatan anggaran tersebut.

Kelebihan :
1. Penekanan pada dimasukannya deskripsi secara naratif dari setiap
aktivitasdi setiap anggaran yang diajukan .
2. Anggaran disusun berdasarkan aktivitas, dengan permintaan
yangdidukung oleh estimasi biaya dan pencapaian yang diukur
secarakuantitatif .
3. Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur output dan input
4. Anggaran kinerja yang mensyaratkan adanya data-data
kinerjaimemungkinkan legislatif untuk menambah atau mengurangi dari
jumlahyang diminta dalam fungsi dan aktivitas tertentu. Hal tersebut
tidak dapatdilakukan kalau data yang ada hanyalah data belanja (object
of expenditure). Setelah diputuskan oleh legislatif, eksekutif harus
menurutdan merevisi anggarannya .
5. Menyediakan kepala eksekutif pengendalian yang lebih
terhadapan bawahannya. Kepala eksekutif tidak hanya melihat berapa
banyak yangdibelanjakan bawahannya, namun juga menilai kinerja
aktivitasmenggunakan standar satuan mata uang atau unit aktivitas.
6. Anggaran kinerja menekankan aktivitas yang memakai anggaran
daripada berapa jumlah anggaran yang terpakai.

Kelemahan:
1. Hanya sedikit dari pemerintah pusat dan daerah yang memiliki staf
anggaran atau akuntansi yang memiliki kemampuan yang memadai
untuk mengidentifikasi unit pengukuran dan melaksanakan analisis biaya
2. Banyak jasa dan aktivitas pemerintah tidak dapat langsung terukur
dalamsatuan unit output atau biaya per unit yang dapat dimengerti
denganmudah.
3. Akun-akun dalam pemerintahan telah secara khusus dibuat dengan
dasar anggaran yang dikeluarkan (cash basis). Hal ini membuat
pengumpulandata untuk keperluan pengukuran kinerja sangat sulit,
bahkan kadang kalatidak memungkinkan.
4. Kadang kala, aktivitas langsung diukur biayanya secara detail dandilakukan
pengukuran secara detail lainnya tanpa adanya pertimbanganmemadai
yang diberikan pada perlu atau tidaknya aktivitas itu sendiri.Dengan kata
lain, tidak ada pertimbangan untuk menentukan apakahaktivitas tersebut
merupakan alat terbaik untuk mencapai tujuanorganisasi

Kelebihan ZBB :

1. Jika dilakukan dengan benar dapat meningkatkan efisiensi anggaran,


karena dalam ZBB memiliki paket alternatif yang lebih bermanfaat.
2. ZBB lebih menekankan pada anggaran value for money. Artinya,
dengan metode anggaran tak bersisa ini para pemangku keputusan
dapat memilih bagian mana yang lebih menguntungkan.
3. Setiap alokasi dapat ditinjau ulang karena dalam ZBB memberikan
informasi yang lebih detail.
4. Meningkatkan pengetahuan dan memberikan analisis penyebab
demotivasi karyawan.
5. Memberikan kesempatan pada bottom-level management untuk
berpartisipasi dalam mengambil keputusan.

Kekurangan ZBB

1. Terlalu banyak memakan waktu


2. ZBB cenderung digunakan untuk aktivitas jangka pendek dan rentan
berubah- ubah.
3. Perusahaan atau organisasi memerlukan teknologi yang akurat karena
penentuan
paket keputusan harus berdasarkan data.
4. Rentan adanya kekeliruan sehingga manajemen harus terus
melakukan review dan juga ranking.
5. Rentan terhadap kecurangan oleh oknum perusahaan atau organisasi
yang tidak bertanggung jawab.

Kelebihan PBBS :
- Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih nyata dan membantu
pimpinan di dalam membuat keputusan yang menyangkut usaha
pencapaian tujuan.
- Menghindarkan adanya pertentangan dan overlaping program dan
mewujudkan sinkronisasi dan integrasi antar aparat organisasi dalam
proses perencanaan.
- Alokasi sumberdaya yang lebih efisien dan efektif berdasarkan
analisis manfaat dan biaya untuk mencapai tujuan, karena PPBS
menggunakan teori marginal utility.
- Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
- Lintas departemen, sehingga dapat meningkatkan komunikasi,
koordinasi dan tentunya adalah kerja sama yang baik antara
departemen.

Kekurangan PBBS

- PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan


data, adanya sistem pengukuran dan staf yang memiliki kapabilitas
tinggi.
- Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar, karena PPBS
membutuhkan teknologi yang canggih.
- PPBS hanya bagus secara teori, namun peng implementasian nya
cukup sulit.

Anda mungkin juga menyukai