Anda di halaman 1dari 19

Anggaran

berbasis kinerja
(Performance
budgeting)
• Aqilah Faza Aulia (18/426131/SV/15273)
• Ika Agustina (18/426141/SV/15283)
• Novia Ani Susilawati (18/431848/SV/15819)
• Tama
PERFORMANCE BUDGETING

Anggaran berbasis kinerja (Performance Budgeting) adalah suatu sistem anggaran


yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan
alokasi biaya atau input yang ditetapkan.
Performance Budgeting berkaitan erat dengan visi, misi, dan rencana suatu
rumah sakit.
TUJUAN PERFORMANCE BUDGETING

• Meningkatkan efektivitas alokasi anggaran melalui perancangan


program/kegiatan yang diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang
ditetapkan;
• Meningkatkan efisiensi pengeluaran melalui penentuan suatu biaya keluaran;
Prinsip & Proses
PRINSIP
Prinsip‐prinsip yang digunakan dalam penganggaran berbasis kinerja meliputi:

 Alokasi Anggaran Berorientasi pada Kinerja (output and outcome oriented),


Alokasi anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan
anggaran dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar‐besarnya
dengan menggunakan sumber daya yang efisien. Dalam hal ini,
program/kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluran yang telah
ditetapkan dalam rencana.
PRINSIP
 Money Follow Function, Function Followed by Structure. Money follow
function merupakan prinsip yang menggambarkan bahwa pengalokasian
anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi
unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam
peraturan perundangan yang berlaku). Selanjutnya prinsip tersebut dikaitkan
dengan prinsip FunctionFollowed by Structure, yaitu suatu prinsip yang
menggambarkan bahwa struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan
fungsi yang diemban. Tugas dan fungsi suatu organisasi dibagi habis
dalam unit‐unit kerja yang ada dalam struktur organisasi dimaksud,
sehingga dapat dipastikan tidak terjadi duplikasi
PROSES
Dalam  rangka  penerapan  PBK  yang  lebih  menekankan  pada  informasi 
kinerja,maka  siklus  yang  harus  dijalani  dapat  digambarkan  dalam 
Diagram3.1 Siklus  tersebut  terdiri  dari  8  (delapan)  tahapan: 
Secara  rinci  tahapan  siklus  ke  satu  sampaidengan  tahapan  ketiga  dilaksanakan 
melalui  langkah sebagaimana tabel  berikut :
Tahapan keempat, kelima, dan kedelapan dapat diuraikan sebagai berikut :
Persiapan
Langkah persiapan merupakan tahapan penting dalam penerapan PBK yang
meliputi:
1. Pemahaman Tujuan PBK : Perencana memahami tujuan PBK secara benar.
Dengan pemahaman tersebut, perencana mampu merumuskan kinerja yang
akan dicapai melalui perumusan output (pada tingkat kegiatan) dan cara
menghubungkan dengan tujuan PBK
2. Pemahaman Kerangka Logis : Kerangka logis harus dipahami terlebih dahulu
sehingga ada keajegan berpikir dalam rangka pencapaian tujuan PBK melalui
kerangka logis kinerja yang akan dibangun.
3. Penyediaan Dokumen sebagai Dokumen sumber : Yang dimaksud dengan
dokumen tersebut antara lain: dokumen perencanaan (Rencana Strategis K/L,
Rencana Strategis Unit Eselon I, Rencana Kerja K/L, dan Rencana Kinerja
Tahunan), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun
sebelumnya; dan Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga mengenai tugas‐
fungsi unit kerja.
Pengalokasian Anggaran
K/L diharuskan untuk merumuskan keluaran kegiatan beserta alokasi anggarannya.
Alokasi anggaran tersebut dalam proses penyusunan anggaran mendasarkan pada
prakiraan cara pelaksanaanya (asumsi). Pada saat pelaksanaan kegiatan, cara
pelaksanaannya dapat saja berbeda sesuai dengan kondisi yang ada, sepanjang
keluaran kegiatan tetap dapat dicapai. Sudut pandang pemikiran tersebut sejalan
dengan prinsip let the manager manage.

Pengukuran dan Evaluasi Kinerja


Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian dan pengungkapan masalah
implementasi kebijakan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas
kinerja, baik dari sisi efisiensi dan efektivitas dari suatu program/kegiatan. Cara
pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil terhadap
target (dari sisi efektivitas) dan realisasi terhadap rencana pemanfaatan sumber
daya (dilihat dari sisi efisiensi). Hasil evaluasi kinerja merupakan umpan balik (feed
back) bagi suatu organisasi untuk memperbaiki kinerjanya.
Kelebihan & Kekurangan
KELEBIHAN
Dedi (2006) menyatakan beberapa kelebihan dari anggaran berbasis kinerja yaitu:
• Penekanannya pada semua aktivitas di setiap anggaran secara naratif.
• Anggaran disusun berdasarkan aktivitas dengan permintaan yang didukung
oleh estimasi biaya dan pencapaian yang diukur secara kuantitatif.
• Anggaran kinerja mensyaratkan adanya data-data kinerja yang
memungkinkan legislatif untuk menambah atau mengurangi jumlah yang
diminta dalam fungsi dan aktivitas tertentu. Hal tersebut tidak dapat
dilakukan kalau data yang ada hanyalah data belanja (object of expenditure).
Setelah diputuskan oleh legislatif, eksekutif harus menurut dan merevisi
anggarannya
KELEBIHAN
• Menyediakan kepala eksekutif pengendalian yang lebih terhadap
bawahannya. Kepala eksekutif tidak hanya melihat berapa banyak yang
dibelanjakan bawahannya, namun juga menilai kinerja aktivitas
menggunakan standar satuan mata uang atau unit aktivitas
• Anggaran kinerja menekankan aktivitas yang memakai anggaran daripada
jumlah anggaran yang terpakai.
• Tolak ukur efisiensi kegiatan didasarkan pada standar biaya kegiatan di
masa lalu
KEKURANGAN
Berikut beberapa kelemahan anggaran berbasis kinerja menurut Dedi (2006)
yaitu:
1. Hanya sedikit dari pemerintah pusat dan daerah yang memiliki staf anggaran
dan akuntansi yang memadai dalam mengidentifikasi unit pengukuran dan
melaksanakan analisis biaya.
2. Banyak jasa atau aktivitas pemerintah tidak dapat langsung berukur dalam
satuan unit output atau biaya perunit yang dapat dimengerti dengan mudah.
3. Akun-akun dalam pemerintahan telah secara khusus dibuat dasar anggaran
yang dikeluarkan. Hal ini membuat pengumpulan data untuk keperluan
pengukuran kinerja sangat sulit, bahkan kadang kala tidak memungkinkan.
4. Kadang kala biaya atas aktivitas, diukur secara langsung tanpa
mempertimbangkan perlu atau tidaknya aktivitas tersebut.
5. Kadang kala, aktivitas langsung diukur biayanya secara detail dan dilakukan
pengukuran secara detail lainnya tanpa adanya pertimbangan memadai yang
diberikan pada perlu atau tidaknya aktivitas itu sendiri.Dengan kata lain,
tidak ada pertimbangan untuk menentukan apakah aktivitas tersebut
merupakan alat terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.
CONTOH PERFORMANCE BUDGETING
Untuk dapat merealisasikan konsep performance budgeting dapat dilihat dari
sebagian kecil penggunaannya dalam anggaran pendapatan dibawah ini.
• Jenis anggaran ini paling tepat digunakan untuk mengukur kinerja rumah
sakit dengan anggaran yang dapat diukur dari output anggaran yang
disesuaikan dengan visi misi rumah sakit.

• Bila visi rumah sakit ikut menyukseskan kesehatan ibu hamil tentunya
indikator kinerja tidak semata mencari keuntungan dengan meningkatkan
operasi persalinan walaupun tidak dengan indikasi medik.

• Dalam aspek promosi dan pencegahan akan diukur dari kualitas


persalinan yang diawali dengan kontrol yang adekuat, penyuluhan yang
tepat, bayi yang lahir tidak ada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).

• Akan sulit terjadi KKN jika semua indikator kinerja yang berdasarkan
output dipatuhi. Setiap tahun indikator ini dikaji dan dikaitkan dengan
kinerja yang pernah dicapai pada tahun sebelumnya.
REFERENSI

 Pratolo, S. and Bintoro, M.I., 2003, Performance Budgeting : Suatu Alternatif


Pencapaian Good Governance, 4, 2, 117–132.
 Nugraeni, 2019," Akuntansi Sektor Publik"
 Fallis, A.., 2013, Pedoman Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja, Journal of
Chemical Information and Modeling, 53, 9, 1689–1699.
 https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/412cefe1319620d983
538e5ec0b2037b.pdf
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai