Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Perencanaan dan Anggaran Organisasi Sektor Publik”

Tahun Akademik 2019


Universitas Airlangga
BAB I
PENDAHULUAN :

1.1 Latar Belakang


Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu. Dapat dinyatakan berupa estimasi finansial, sedangkan
anggaran sendiri adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran.
Penganggaran dalam organisasi sector public merupakan tahapan yang cukup rumit yang
mengandung nuansa politik yang tinggi. Dalam organisasi sector public, peanggaran
merupakan suatu proses politik. Anggaran sector public merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana public dan pelaksanaan program – program yang
dibiayai dengan uang public. Penganggaran sector public terkait dengan proses penentuan
jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program aktifitas dalam satuan moneter. Proses
penganggaran organisasi sector public dimulai ketika perumusan strategi dan
perencanaan strategic telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan artikulasi dari hasil
perumusan strategi dan perencanaan strategic yang telah dibuat. Tahap penganggaran
menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorentasi pada
kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Penganggaran sector
public harus diawasi mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Proses
penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawasan khusus yang
bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.
Konsep penganggaran sector public dan masalah mendasar yang berhubungan
dengan penentuan kebijakan, proiritas, rencana strategis dan penentuan program.
Anggaran merupakan hal penting bagi suatu pemerintah untuk menjalankan roda
pemerintahannya. Anggaran adalah dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik berupa
penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran moneter yang akan dicapai
pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa lalu sebagai bentuk
pengendalian dan penilaian kinerja. Anggaran dapat diartikan sebagai perumusan dan
pengelolaan rencana strategis untuk aktivitas yang akan dilakukan atau tujuan yang
hendak dicapai, dalam hal sektor publik ini tujuan yang dimaksud yaitu penyediaan
pelayanan publik yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Tahap penganggaran ini merupakan tahap yang cukup rumit dan sering kali
disertai dengan unsur-unsur politik, untuk itu perlu adanya pengawasan dan pengendalian
dalam penyelenggaraannya. Agar anggaran tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, maka
diperlukan kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan, pegawai dan pimpinan dalam
penyusunan anggaran, karena proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang
penting dan kompleks. Anggaran sektor publik ini dianggap sebagai alat akuntabilitas
public dalam mengelola dana masyarakat melalui program-program yang didanai dari
dana public tersebut, sehingga harus diinformasikan secara terbuka kepada masyarakat
secara luas. Suatu instansi pemerintah dikatakan mempunyai kinerja yang baik jika segala
kegiatannya berada dalam kerangka anggaran dan tujuan yang ditetapkan serta mampu
mewujudkan strategi yang dimiliki.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama
yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran
tradisional atau anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan
pendekatan New Public Management.

1.2 Perumusan Masalah


1. Berikan evaluasi Saudara tentang konsep anggaran ZBB, PPBS, dan Performance
Budget. Bandingkan sistem anggaran yang digunakan oleh Negara-negara di
kawasan ASEAN dengan Negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika.
2. Untuk kasus di Indonesia, diskusikan apakah system anggaran sebaiknya dilakukan
dengan cara memperbesar jumlah anggaran (budget maximizing) ataukah dengan
cara memperbesar aparat pelaksana anggaran (labor/staff maximizing).

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan penganggaran sektor publik
2. Mengetahui konsep yang terdapat dalam penganggaran sektor publik
3. Mengetahui tentang fungsi, tujuan, jenis, karakteristik, keunggulan dan kelemahan,
4. serta siklus dari masing-masing jenis penganggaran sektor publik
BAB II
PEMBAHASAN :

2.1 Pembahasan

A. Pengertian Budgeting
Budgeting dapat diartikan sebagai perencanaan perbelanjaan yang sistematis dan
formal serta ditujukan bagi manajemen untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam
berbagai aspek seperti aspekperencanaan(planning),koordinasi(coordination) dan
pengawasan (control).Bagi sebuah perusahaan, kegiatan budgeting harus mencakup
semua kegiatan perusahaan atau lembaga terkait. Mulai dari pembelanjaan, promosi,
produksi, administrasi, hingga personalia. Isinya adalah taksiran-taksiran tentang apa
yang akan terjadi (khususnya keuangan) di masa yang akan datang.

B. Tujuan Budgeting
1. Sebagai Barometer
Maksud dari barometer disini adalah alat ukur pihak manajemen dalam membuat
perencanaan keuangan di masa yang akan datang.
2. Acuan Otorisasi Keuangan
Kedua, budgeting dapat menjadi acuan otorisasi keuangan, hal tersebut karena
adanya perencanaan keuangan yang dilakukan.
3. Pengukur Target
Dengan melakukan anggaran, sebuah perusahaan dapat mengukur target dan
pencapaiannya dalam satu periode tertentu.

C. Sistem penanggaran (budgeting)


1. Line Item Budgeting(sistem penganggaran tradisional)
 Line Item Budgetingadalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan dari
mana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan
(pos-pos pengeluaran).
 Tujuan utama Line Item Budgetingadalah untuk melakukan pengendalian
keuangan, sangat berorientasi pada input organisasi, penetapannya melalui
pendekatan incremental (kenaikan bertahap), dan dalam prakteknya tidak jarang
memakai “kemampuan menghabiskan atau menyerap anggaran” sebagai salah
satu indicator penting untuk mengukur keberhasilan organisasi.
 Karakteristik Line-Item Budgeting
 Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah
rupiah pada item-item anggaran yg sudah ada sebelumnya dengan data tahun
sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan/pengurangan
tanpa kajian yg mendalam/kebutuhan yg wajar.
 Masalah utama anggaran tradisional adalah tidak memperhatikan konsep
value for money (ekonomi, efisiensi dan efektivitas).
 Kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya anggaran yang diusulkan, bukan
pada pertimbangan output yang dihasilkan dari aktivitas yg dilakukan
dibandingkan dengan target kinerja yang dikehendaki (outcome).
 Penekanan & tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan
dan pertanggungjawaban yg terpusat.
 Kelebihan Line-Item Budgeting
 Sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak memerlukan analisis yang
rumit.
 Lebih mudah dalam melakukan pengawasan.
 Kelemahan Line-Item Budgeting
 Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tersebut tak terlalu pendek,
terutama untuk proyek modal & mendorong praktik yg tak sehat (KKN).
 Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang.
 Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak
pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
 Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumber daya, atau memonitor kinerja. Kinerja
dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan apakah
tujuan tercapai.
 Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai. dan berpeluang menimbulkan konflik, overlapping,
kesenjangan, & persaingan antar departemen.
 Perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan
pengeluaran sangat sedikit.
 Diabaikannya pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran yang
dianggarkan.
 Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan rasional dalam menetapkan
target penerimaan dan pengeluaran.
 Aliran informasi (sistem informasi keuangan) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan
tindakan.
2. Incremental Budgeting
 Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang
memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan
usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka di pos pengeluaran
merupakan perubahan (kenaikan) dari angka periode sebelumnya. Permasalahan yang
harus diputuskan bersama adalah metode kenaikan/penurunan (incremental) dari
angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem anggaran ini adalah bahwa seluruh
kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan kegiatan dari tahun sebelumnya.

 Karakteristik incremental budgeting


 Adanya tambahan atau pengurangan anggaran pada Item sebelumnya Dalam
incremental budgeting, item- item belanja negara tahun sekarang sama dengan
item-item belanja tahun lalu hanya terjadi perubahan pada besarnya anggaran
pada Item tersebut, yaitu bisa terjadi pertambahan anggaran maupun
pengurangan anggaran. Yang bisa mempengaruhi perubahan anggaran tersebut
diantaranya adalah inflasi dan jumlah penduduk.
 Besarnya perubahan anggaran mengacu pada data tahun sebelumnya Dalam
menentukan besarnya perubahan anggaran yang dijadikan pedoman adalah data-
data pada tahun sebelumnya. Sebagai contoh jika pertambahan penduduk tahun
lalu bertambah maka anggaran untuk subsidi juga bertambah. Bisa juga jika
penerimaan pegawai negeri meningkat maka terjadi perubahan anggaran terkait
gaji pegawai.
 Tambahan atau pengurangan anggaran dialokasikan ke departemen atau
organisasi sebelumnya Incremental merupakan ciri dari sistem anggaran
tradisional. Sistem ini cenderung tidak melakukan banyak perubahan pada pos-
pos pengeluarannya. Adanya tambahan/pengurangan dana pada suatu periode
akan dialokasikan pada pengeluaran seperti periode sebelumnya dan dilakukan
oleh departemen/organisasi yang sama pula.
 Tidak memperhatikan konsep value of money. Incremental budget merupakan
tambahan/pengurangan dana terhadap anggaran sebelumnya. Seringkali
tambahan dana yang diberikan kepada departemen/organisasi hanya dilakukan
dengan pertimbangan yang sederhana. Tambahan dana hanya didasarkan pada
data tertentu dari tahun sebelumnya dan tidak ada kajian yang lebih mendalam
mengenai perlunya tambahan dana tersebut. Tambahan dana ini terkadang
kurang memperhatikan kemanfaatan dana (value of money). Value of money
sendiri meliputi efektifitas, efisiensi dan ekonomis dalam rangka penggunaan
dana. Apabila tidak memperhatikan value of money maka adanya penambahan
dana hanya akan menimbulkan pemborosan belanja negara. Di akhir periode,
sering terjadi kelebihan anggaran dan pengalokasiannnya akan dipaksakan pada
aktivitas yang sebenarnya tidak perlu dilakukan agar dapat memenuhi target
penyerapan anggaran.
 Kelebihan incremental budgeting
 Solusi bagi rumitnya proses penyusunan anggaran Incremental budgeting
merupakan solusi bagi rumitnya proses penyusunan anggaran karena dalam
menyusun anggaran dengan tipe incremental budgeting cukup mudah dan
sedernana yaitu untuk menyusun atau menentukan berapa besarnya anggaran
untuk tahun berjalan berdasarkan realisasi anggaran pada tahun sebelumnya
dengan penambahan atau pengurangan yang besarnya disesuaikan dengan
anggaran tahun sebelumnya tersebut. Alokasi sumber daya didasarkan atas
alokasi pada periode sebelumnya. Karena hal itu, maka proses penyusunan
anggaran cukup singkat dan cepat.
 Tidak memerlukan pengetahuan baru untuk memahami program baru Karena
proses penyusunannya cukup mudah, maka tidak perlu adanya pengetahuan yang
baru untuk memahami program baru. Sebab tiap tahunnya metode yang
digunakan dalam penyusunan anggaran hampir sama serta perhitungannya relatif
mudah dan sederhana.
 Dapat mengurangi konflik Semua departemen di dalam kementerian lembaga di
perlakukan dengan cara yang sama yaitu dimana jumlah penambahan atau
pengurangan anggaran pada tahun berjalan bagi masing-masing departemen
relatif disamaratakan sehingga tidak terjadi ketimpangan alokasi anggaran
antara departemen yang satu dengan departemen yang lain, hal ini dapat
mengurangi terjadi konflik antar departemen dalam kementerian lembaga.
Sehingga departemen dapat dioperasikan dengan cara yang konsisten dan stabil
untuk jangka waktu yang lama.
 Kelemahan incremental budgeting
 Perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran
sangat sedikit Dikarenakan pada incremental budgeting ini indikator keberhasilan
hanya didasarkan pada penyerapan dana bukan terhadap output maupun
outcomenya, maka laporan-laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan
pengeluaran tidak terlalu diperhatikan. Yang diperhatikan hanya pada tingkat
penyerapan dananya, jika tingkat penyerapan dananya optimal, maka prestasi
instansi tersebut juga bagus dan di tahun anggaran berikutnya kemungkinan besar
anggaran akan di tambahkan.
 Diabaikannya pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran yang
dianggarkan penggunaan Kemampuan menghabiskan anggaran dijadikan sebagai
indikator keberhasilan. Apa yang sering terjadi dalam praktiknya adalah perilaku
birokrat yang selalu berusaha untuk menghabiskan anggaran tanpa terkait dengan
hasil dan kualitasnya. Dengan sistem anggaran ini jelas bahwa menghabiskan
uang Negara adalah wajib, jika tidak kinerja suatu K/L atau instansi justru akan
dipertanyakan. Dalam sistem ini kegiatan menghabiskan uang sisa anggaran
(terpaksa) dilakukan demi mematuhi sebuah sistem. Padahal kegiatan
menghabiskan dana ini seringkali tidak mempunyai manfaat dan tujuan yang
jelas, walaupun prestasi instansi tersebut baik karena dapat menyerap dana
anggaran dengan baik, namun dengan kemanfaatan dari penggunaan dana
anggaran tersebut dapat dikatakan bahwa dana anggaran tersebut lebih tepat
disebut pemborosan dibanding sebuah prestasi.
 Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan rasional dalam menetapkan target
penerimaan dan pengeluaran Pemerintah terkadang menetapkan pengalokasian
dana yang tidak rasional/masuk akal karena kurangnya pemahaman atas data dan
fakta mengenai penyusunan anggaran.
 Sulit merumuskan metode penaikan atau penurunan yang digunakan Pemerintah
sulit merumuskan metode penaikan atau penurunan yang digunakan karena tidak
adanya metode ataupun konsep dalam penentuan anggaran sehingga hanya
dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan apakah
tujuan telah tercapai atau belum. Pemerintah masih belum memiliki landasan dan
kerangka untuk menyelenggarakan anggaran yang berbasis kinerja.
 Penerapan incremental budgeting
Incremental Budgeting diterapkan dalam APBN dengan prinsip Anggaran
berimbang dan dinamis. Dalam incremental budgeting, prinsip anggaran berimbang
dan dinamis itu lebih ditekankan pada dinamis-nya pertambahan anggaran bagi K/L
di setiap periode. Dalam incremental Budgeting, K/L akan secara dinamis terus
mengalami penambahan anggaran di setiap awal dimulainya periode, karena
penentuan alokasi ditentukan oleh pemerintah pusat dengan mengacu pada realisasi
anggaran tahun sebelumnya dengan sedikit peningkatan (incremental) tanpa
merubah jenis atau pos belanja (line-item). Seperti yang kita ketahui, penerapan
anggaran berimbang dan dinamis dulunya dipakai dalam APBN yang masih dalam
format T-Account. Untuk saat ini, kita telah beralih dari format lama yaitu T-
Account menjadi format baru yaitu I-Account, maka dari itu, Incremental Budget
Sistem ini juga telah ditinggalkan, dan mulai beralih kepada Penganggaran Berbasis
Kinerja (PBK). Namun, peralihan dari format lama ke format baru tersebut tidak
berarti sistem ini ditinggalkan begitu saja. Penerapan Incremental Budgeting masih
dipakai sampai saat ini, khususnya dalam penentuan belanja pegawai.

3. Planning Programming Budgeting System


 Planning Programming and Budgeting System(PPBS) adalah teknik penganggaran
yang berorientaasi pada output dan tujuan penekanan, utamanya alokasi sumber daya
berdasarkan analisis ekonomi.
 Karakteristik dari Planning Programming and Budgeting System (PPBS)
 Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.
 Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan
datang, karena PPBS berorientasi pada masa depan.
 Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
 Dilakukan analisis secara sistematis atas berbagai alternatif program, yang
meliputi:
a. identifikasi tujuan
b. identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan
c. estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program
d. estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing
alternatif program.
 Kelebihan dari Planning Programming and Budgeting System (PPBS) antara lain:
 Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih nyata dan membantu pimpinan
didalam membuat keputusan yang menyangkut usaha pencapaian tujuan.
 Menghindarkan adanya pertentangan dan overlaping program dan
mewujudkansinkronisasi dan integrasi antar aparat organisasi dalam proses
perencanaan.
 Alokasi sumberdaya yang lebih efisien dan efektif berdasarkan analisis
manfaat dan biaya untuk mencapai tujuan, karena PPBS menggunakan
teori marginal utility.
 Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
 Lintas departemen, sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi dan
tentunya adalah kerja sama yang baik antara departemen.
 Kelemahan dari Planning Programming and Budgeting System (PPBS) antara lain:
 PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data,
adanya sistem pengukuran dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
 Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar, karena PPBS
membutuhkan teknologi yang canggih.
 PPBS hanya bagus secara teori, namun peng implementasian nya cukup sulit.
 PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan
manusia yang kompleks.
 Memerlukan pengelola yang ahli dan memiliki kualitas tinggi.
 Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat
program atau kegiatan yang lintas departemen, sehingga menyulitkan didalam
mengalokasikan biaya. Sementara itu, sistem akuntansi dibuat berdasarkan
departemen, bukan program.
D. Performance Budgeting
 Anggaran berbasis kinerja (Performance Based Budgeting) merupakan sistem
penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat
dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi. Anggaran yang tidak efektif dan
tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah
disusun. “ Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik,
sehingga upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa
mendatang ” (Indra Bastian, 2006)
 Karateristik Anggaran Berbasis Kinerja dalam rangka penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja menurut Hindri Asmoko (2006) antara lain:
 Pengeluaran anggaran didasarkan pada outcome yang ingin dicapai;
 Adanya hubungan antara masukan dengan keluaran yang ingin dicapai;
 Adanya peranan indikator efisiensi dalam proses penyusunan anggaran
berbasis kinerja;
 Adanya penyusunan target kinerja dalam anggaran berbasis kinerja.
 Kelebihan:
 Memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan.
 Merangsang partisipasi motivasi aktif unit-unit operasional melalui proses
usul dari bawah dan penilaian anggaran yang bersifat aktual.
 Meningkatkan fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatan keputusan
pada setiap tingkat eksekutif.
 Memungkinkan alokasi dana secara optimal karena setiap kegiatan selalu
dipertimbangkan dari segi efisiensi.
 Dapat menghindarakan pemborosan
 Kelemahan:
 Cenderung menurunkan peran badan legislatif dalam proses perumusan
kebijaksanaan dan penentuan anggaran.
 Tidak terdapat kejelasan tentang penanggung jawab dan siapa yang
menanggung dampak dari setiap keputusan
 Tidak semua kegiatan dapat distandarkan dan diukur secara kuantitatif.

E. Zero-base Budgeting
 ZBB adalah sistem anggaran yang mengasumsikan bahwa kegiatan pada tahun
anggaran yang bersangkutan dianggap berdiri sendiri, tidak ada kaitannya dengan
anggaran yang lalu. Dasar pemikirannya adalah anggaran tidak selalu didasarkan
pada kegiatan di masa yang lalu tetapi anggaran harus diciptakan dari sesuatu yang
sedang atau akan dilakukan. Setiap kegiatan harus dapat diformulasikan ke dalam
paket keputusan (decision package).
 ZBB lebih memusatkan perhatian pada sasaran untuk memperbaiki manajemen
melalui perbaikan pelayanan manajerial dengan menekankan penilaian atas
permintaan pendanaan unit-unit pelaksana.
 Langkah-langkah penyusunan ZBB:
 Penentuan keputusan manajemen.
 Pembentukan paket keputusan.
 Konsolidasi skala prioritas.
 Alokasi dana.
 Karakteristik ZBB:
 Dimulai dari kondisi belum adanya sumber daya.
 Perlu dibuat urutan terhadap tujuan-tujuan dan program-program organisasi.
 Memerlukan perhatian terhadap prioritas operasi entitas dan alternatif-
alternatifnya.
 Kelebihan ZBB:
 Proses pembuatan paket keputusan dapat menjamin tersedianya informasi
yang bermanfaat bagi keputusan manajemen.
 Dana dapat dialokasikan dengan efisien karena terdapat beberapa alternatif
keputusan dan alternatif bagi pelaksanaan kegiatan.
 Setiap program/kegiatan selalu di-review setiap tahun (minimal lima tahun
sekali).
 Pengambilan keputusan dapat memperoleh informasi mengenai kegiatan yang
dianggap kritis dan mendesak.
 Kelemahan:
 Sulit diterapkan karena tidak semua kegiatan dapat disusun rangking
keputusannya secara konsisten dari tahun ke tahun.
 Terlalu mahal dan memakan banyak waktu.
 Memerlukan keahlian khusus terutama untuk menganalisis dan menentukan
prioritas/rangking.
 Memerlukan data yang lebih banyak dan perlu dukungan analisis yang kuat.
 Asumsi yang digunakan kurang realistis.
 Kadang-kadang sulit memutuskan bahwa kegiatan yang satu benar-benar lebih
penting dibandingkan dengan kegiatan yang lain.

2.2 Pembahasan Masalah

1. Berikan evaluasi saudara tentang konsep anggaran ZBB. PPBS, dan Performance Budget.
Bandingkan system anggaran yang digunakan oleh negara- negara di kawasan ASEAN
dannegara- negara di kawasan Eropa dan Amerika.
ZBB PPBS Performance Budget
Anggaranditentukanata Penganggaranber Praktekpenyusunananggaranberdasarkanh
skebutuhansaatini orientasipada ubunganantaratingkatpendanaan program
output dantujuan danhasil yang diharapkandari program
tersebut. Proses
penganggaranberbasiskinerjaadalahalat
yang administrator program
dapatdigunakanuntukmengelolahlebihhe
matbiayadanpengeluarananggaran yang
efektif

Negara ASEAN Negara Eropadan Amerika


System System ekonomipasarseringjugadisebut system
perekonomiansosialismeyaitu ekonomiliberal . system ekonomipasarmerupakan
system perekonomian yang system ekonomi yang
memberikankebebasan yang menghendakipengolahandanpemanfaatansumberday
cukupbesarkepadasetiap orang a di dalamperekonomian yang
untukmelaksanakankegiataneko dilakukanolehindividudanterbebasdaricampurtangan
nomi, pemerintah.
tetapidengancampurtanganpem
erintah.

2. Untuk kasus di Indonesia, diskusikan apakah system anggaran sebaiknya dilakukan


dengan cara memperbesar jumlah anggaran (budget maximizing) ataukah dengan cara
memperbesar aparat pelaksana anggaran (labor/staff maximizing).

Untuk kasus di Indonesia, menurut kelompok kami lebih baik menggunakan


sistem anggaran memperbesar aparat pelaksana anggaran (labor/staff maximizing) karena
dengan memperbesar atau memperbanyak aparat pelaksana anggaran, maka dana
anggaran yang tersedia akan lebih tepat guna karena dana anggaran dilaksanakan oleh
masing-masing aparat yang bertanggung jawab dibidangnya, tidak akan ada campur
tangan atau bantuan dari aparat dibidang lain. Jadi, dana anggaran akan dilaksanakan
sesuai dengan fungsinya dan lebih mudah diminta pertanggungjawabannya dari setiap
aparat pelaksana.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi
organisasisektor publik. Anggaran publik penting sebab anggaran membantu
menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrumen
kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui
kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran, pemerintah dapat
mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakan pembangunan sosial
ekonomi, menjamin kesinambungan, danmeningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, anggaran merupakan sarana untuk menunjukan akuntanbilitas pemerintah
terhadap publik. 
Anggaran publik terdiri dari anggaran operasional dan anggaran modal.
Anggaran operasional adalah pengeluaran yang dilakukan secara rutin dan tidak
menambah kekayaan serta manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran. Sedangkan
anggaran modal (aset) manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran dan menambah
kekayaan.

Anda mungkin juga menyukai