Oleh:
Dosen Pengampu :
NIM : C1C019119
UNIERSITAS JAMBI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan anggaran berdasarkan kinerja, merupakan bagian tak terpisahkan dalam proses
penyempurnaan manajemen keuangan (anggaran negara), yang bertujuan untuk meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik serta efektifitas dari pelaksanaan kebijakan dan
program. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, yang berkaitan
dengan kebijakan, perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaannya.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis
mengenaikegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu
tertentu danumumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam sautuan
barang/jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi, anggaran bukan
tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.
1. Anggaran harus dibuat serealistis mungkin dan secermat mungkin sehingga tidak
terlalurendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak
menggambarkankedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-
angan.
4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan
tepatwaktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi
lebihdini.
Anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan bila hal-hal berikut ini tidak
diperhatikan:
1.Pembuatan anggaran tidak cakap, tidak mampu berpikir ke depan, dan tidak
memilikiwawasan yang luas.
1. Sebagai pedoman kerjaAnggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligusmemberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaandiwaktu
yang akan datang.
2. Anggaran merupakan cetak biru aktifitas yang akan dilaksanakan perusahaandimasa yang
akan datang.
4. Anggaran berfungsi sebagai alat tolak ukur yang dipakai sebagai pembandinghasil operasi
sesungguhnya.
6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan
agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengantujuan organisasi.
1. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu
rendah, tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yangdibuat terlalu tinggi
hanyalah angan-angan.
3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa
tertekan tetapi termotivasi.
4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dantepat
waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segeradiantisipasi lebih
dini.
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem anggaran tradisional (Traditional budgeting system) adalah suatu cara menyusun
anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada
kebutuhan untuk belanja atau pengeluaran.
a) Penekanan & tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yg terpusat.
b) Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-
item anggaran yg sudah ada sblmnya dg data tahun sblmnya sebagai dasar menyesuaikan
besarnya penambahan/pengurangan tanpa kajian yg mendalam/kebutuhan yg wajar.
c) Masalah utama anggaran tradisional adalah tdk memperhatikan konsep value for money
(ekonomi, efisiensi dan efektivitas).
d) Kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya anggaran yg diajukan, bukan pada pertimbangan
output yang dihasilkan dari aktivitas yg dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang
dikehendaki (outcome).
e) Cenderung menerima konsep harga pokok pelayanan historis(historic cost of service) tanpa
memperhatikan pertanyaan sbb:
o Apakah pelayanan yg diberikan telah terdistribusi secara adil & merata di antara
kelompok masyarakat?
f) Akibat konsep historic cost of service adalah suatu item, program atau kegiatan muncul
lagi dlm anggaran tahun berikut meski sudah tak dibutuhkan. Perubahan menyangkut jumlah
rupiah yg disesuaikan dg tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan penyesuaian lainnya.
a) Struktur anggaran bersifat line-item didasarkan atas sifat (nature) dari penerimaan dan
pengeluaran.
c) Penilaian kinerja tidak akurat, karena tolok ukur yg digunakan hanya pada ketaatan dalam
menggunakan dana yg diusulkan.
d) Dilandasi alasan orientasi sistem anggaran yg dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran,
bukan tujuan yg ingin dicapai dengan pengeluaran yg dilakukan.
3. Cenderung sentralistis
4. Bersifat spesifikasi;
5. Tahunan, dan
Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan besarnya
dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran tradisional tersebut gagal
dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya
berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan
pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.
C. Karakteristik Anggaran Konvensional
a. Sentralistis
g. Vote accounting,
i. Bersifat tahunan
Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki beberapa
kelemahan, antara lain:
1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
3. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan sumberdaya,
atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan,
bukan apakah tujuan tercapai.
4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit
dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik, overlapping, kesenjangan, dan
persaingan antar departemen.
9. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.
Di samping berbagai kelemahan tersebut, Halim (2002 : 239) menyatakan bahwa penerapan
anggaran tradisional memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan-keunggulan anggaran
tradisional adalah sebagai berikut :
Permasalahan Utama Anggaran Tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep Value For Money(VFM). Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas seringkali
tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional. Oleh sebab itu, dengan
tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money ini, seringkali pada akhir tahun
anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada
aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.
Jika dilihat secara mendalam sebenarnya konsep Value for Moneybukan sesuatu yang
baru, bahkan Value for Money merupakan salah satu prinsip penting dari anggaran kinerja dan
good governance.
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomi:
pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi
merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Efisiensi: pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang
rendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang
dikaitkan dengan standard kinerja atau target yang telah ditetapkan. Efektivitas: tingkat
pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas
merupakan perbandingan outcome dengan output.
Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money, namun beberapa sumber
berpendapat bahwa ke tiga elemen saja belum cukup .Perlu ditambah dua elemen lain yaitu :
Equity: kesempatan sosial yang sama untuk memperoleh pelayanan publik. Equality:
pemerataan/kesetaraan penggunaan dana publik dilakukan secara merata.
BAB IV
KESIMPULAN
Sistem anggaran tradisional (Traditional budgeting system) adalah suatu cara menyusun
anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada
kebutuhan untuk belanja atau pengeluaran.
http://mychocochips.blogspot.com/2013/10/anggaran-tradisional-atau-
anggaran.html#%3A~%3Atext%3DAnggaran%20Tradisional%20atau%20Anggaran%20Konvension
al%2C-
2.1%20Pengertian%20Anggaran%26text%3DSistem%20anggaran%20tradisional%20(Traditional%
20budgeting%2Cmencapai%20tujuan%20yang%20telah%20ditentukan
https://www.scribd.com/doc/28142124/Anggaran-Konvensional-vs-Anggaran-Berbasis-Kinerja