DISUSUN OLEH :
NABILA 20.023.61.201.061
IREN MARSELA 20.023.61.201.047
ERIN GRACE TISYA 20.023.61.201.074
RINIYANTI BAHAR 20.023.61.201.062
PUTRI RESKI UTAMA 20.023.61.201.055
WULANDARI 20.023.61.201.063
BAB I..............................................................................................................3
MERODE RAMALAN JUALAN..................................................................3
(METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF).......................................3
A. Metode Kualitatif.............................................................................3
B. Metode Kuantitatif...........................................................................5
BAB II............................................................................................................8
ANALISIS TREN GARIS LURUS...............................................................8
(METODE KUADRAT TERKECIL DAN METODE MOMEN)................8
A. Metode Kuadrat Terkecil.............................................................8
B. Metode Momen..........................................................................10
BAB III.........................................................................................................11
ANALISIS TREN BUKAN GARIS LURUS (TREN PARABOLA
KUADRAT, EKSPONENSIAL, EKSPONENSIAL YANG DIUBAH
STANDAR KESALAHAN PERAMALAN)...............................................11
A. Tren Parabola Kuadrat...............................................................11
B. Tren Eksponensial..................................................................12
C. Standar Kesalahan Peramal....................................................13
BAB I
MERODE RAMALAN JUALAN
(METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF)
A. Metode Kualitatif
Ramalan penjualan yang dibuat secara kualitatif dapat menggunakan
metode pendapatan para tenaga penjualan, metode pendapatan para
majer divisi penjualan, metode pendapat eksekutif, metode pendapat
para pakar, dan metode pendapat survel konsumen.
Metode pendapat para pakar, dalam hal ini orang yang berpengalaman
dan ahli dalam bidang penjualan sering kali dimintai pertimbangan
untuk meramalkan jualan. Kelebihan metode ini adalah mudah
dilakukakn, tetapi kekurangannya adalah bersifat subjektif (artinya
lebih mengandalkan orangnya daripada data yang mendukung
pendapatan orang tersebut).
B. Metode Kuantitatif
Ramalan jalan yang dibuat secara kuantitatif dapat menggunakan
analisis lini produk, metode ditribusi probabilitas, analisis tren, dan
analisis regresi.
Analisis lini produk dalam membuat ramalan Jualan sangatlah penting.
Ramalan jualan baik strategis maupun taktis harus mencakup keputusan
sementara tentang jalur produk baru yang akan diperkenalkan jalur
produk lama yang akan dihapus, serta inovati dan produk campuran.
Produk campuran merupakan hubungan volume antara dua produk atau
lebih. Contol anggaran Jualan per tahun untuk produk X dan produk
Yang masing sebanyak 2.000 unit dan 4.500 unit. Masalahnya adalah
apakah akan meningkatkan produk Y tanpa meningkatkan produk X
atau sebaliknya. Masalah ini lebih lanjut akan dibahas pada penyusunan
anggaran variabel perusahaan industri dengan pokok bahasan Manfaat
Metode Penentuan Harga Produk Variabel dalam Pengambilan
Keputusan ya keputusan meningkatkan produk tertenta
Beberapa data runtut waktu dalam analisis tren (seperti data jualan yang
tersedia dalam satuan uang), data tersebut dipengaruhi oleh jumlah fisik
barang yang dijual dan harga jualnya. Adanya inflasi dan variasi harga
dari waktu ke waktu dapat menimbulkan masalah dalam analisis.
Sebagai contoh, meningkatnya harga jual per unit akan meningkatkan
Jumlah jualan dalam satuan uang, padahal mungkin jumlah barang yang
terjual menurun, Jadi, analisis yang demikian berdasarkan asumsi
(anggapan) bahwa harga konstan (tidak berubah) Disamping anggapan
bahwa harga jual tidak berubah, hal-hal lain seperti daya beli
konsumen, selera konsumen, pesaing, dan barang subtitusi, serta
permintaan jaga dianggap tidak berubah, padahal kenyataannya dapat
saja berubah.
Oleh karena itu analisis tren dan analisis regresi menggunakan asumsi
(anggaran) yang konstan maka ramalannya tidak dapay digunakan
untuk ramalan jangka panjang, kecuali anggaran konstan tersebut dalam
jangka panjang tidak berubah.
Dalam analisis tren tidak ada ketentuan jumlah datang historis (n) yang
dianalisis, tetapi semakin banyak data (n) maka semakin baik hasil
perhitungan analisis. Contoh data jualan susu dari PT.Imma selama 5 tahun
(yaitu tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015) masing-masing sebanya 130
unit, 145 unit, 150 unit, 165 unit, dan 170 unit. Dari data jualan susu selama
5 tahun (n = 5), maka dapat dihitung ramalan dengan menggunakan analisis
tren garis lurus (terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode momen)
maupun analisis tren bukan garis lurus [terdiri atas metode parabola kuadrat
dan tren eksponensial (logaritma) sebagai berikut.
Y = a + bX Y = Variabel terkait
n ∑ XY – ∑ X ∑ Y
b= X = Variabel bebas
n∑ X – ¿ ¿
2
a=
∑Y – b ∑X
n n ( ) a = Nilai Konstan
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data
a=
700
5
- 10 ( )
10
5
= 152-20=132
a=
∑ X ∑ Y −∑ X ∑ XY
2
n ∑ X −( 10 ) ❑
2 2
a = 132
Tabel 1.2
Tren Garis Lurus No Tahun Jualan (Y) X X2 XY
Dengan Metode 1 2011 130 0 0 0
Kuadrat Terkecil 2 2012 145 1 1 145
3 2013 150 2 4 300
4 2014 165 3 9 495
5 2015 170 4 15 685
∑ ❑ 750 10 30 1.520
Metode kuadrat terkecil padat juga dihitung dengan rumus yang lain
dan dengan menggunakan Tabel 1.3 dihitung sebagai berikut:
a=
∑Y b=
∑ XY
n ∑ X2
Syarat ∑ X=0
760 100
a= = 152 b= = 10
5 10
Tabel 1.3
Tren Garis
Lurus9 No Tahun Jualan (Y) X XY X
Dengan 1 2011 130 -2 -260 4
Metode 2 2012 145 -1 -145 1
Kuadrat 3 2013 150 0 0 0
Terkecil 4 2014 165 1 165 1
5 2015 170 2 340 4
750 0 100 16
D. Metode Momen
Y = a + bX
∑Y = n a + b ∑ X
∑ XY = a ∑ X + b∑ Y 2
BAB III
ANALISIS TREN BUKAN GARIS LURUS (TREN PARABOLA
KUADRAT, EKSPONENSIAL, EKSPONENSIAL YANG DIUBAH
STANDAR KESALAHAN PERAMALAN)
ANALISIS tren bukan garis lurus (bukan linear) ada beberapa macam,
antara lain tren pola kuadrat, tren eksponensial, dan tren eksponensial yang
diubah.
Tabel 1.5
Tren Parabola Kuadrat
∑ XY = b ∑ X 2
100 = 10b
100
b = – 10
10
Tren Eksponensial
Tren eksponentasi atau tren logaritma atau tren pertumbuhan adalah
tren yang nilai variabel bebasnya naik secara berlipat ganda (bukan
garis lurus).
Tren garis lurus (linear) memiliki bentuk persamaan Y = a + bX. Dalam
hal ini, b = rata-rata kenaikan Y per satuan waktu (per bulan, dan lain
sebagainya). Ada beberapa jenis tren yang tidak linear akan dapat
dibuat linear (perubahan bentuk). Misalnya:
Tren eksponensial: Y = ab2 diubah mejadi
Tren semi-log Y = log a + (log b) X, log Y log a = a dan
= log b = b maka Y = a + bX
Tren ekspomentasi sering digunakan untuk meramalkan jumlah
penduduk, dapatan nasional, hasi produksi, hasil penjualan (jualan) atau
kejadian lain yang pertumbuhannya (secara geometris) berkembang
dengan sangat cepat, tahun 1 = 20, tahun 2 = 100, tahun 3 = 1.000.000,
dan tahun 8 = 2.000.000.
Y = a + bX
Y = 132 + 10X
Untuk menghitung SKP tren garis lurus dibuat Tabel 1.7 dan Tabel 1.8
Tabel 1.7
Ramalan Jualan
Tren Garis Lurus
Perhitungan SKP jualan susu dengan metode kuadrat terkecil (metode tren
garis lurus) tanpak pada tabel 4.9
Tabel 1.8
SKP Tren Garis Lurus
SKP = √∑ ( X −Y )2 : n – 2
= √ 30 :3 = 3,16
Y = a + bX + c(X)2
Y = 153,43 + 10X – 0,71 (X)2
Untuk menghitung SKP tren bukan garis lurus dibuat Tabel 1.9 dan Tabel
1.10
Tabel 1. 9
Ramalan Jualan Tren Bukan Garis Lurus
Perhitungan SKP jualan susu dengan metode parabola kuadrat (tren bukan
garis kurus) tampak pada Tabel 1.10
Tabel 1.10
SKP Tren Bukan Garis Lurus
Jadi, menggunakan metode tren garis lurus dengan nilai SKP 3,16 lebih
besar dibandingkan menggunakan metode tren bukan garis lurus (perabola)
yang mempunyai nilai SPK 2,76. Diagram scatter atas jualan susu PT Imma
selama 5 tahun.