Berbasis Kinerja
Pentingnya Anggaran Sektor
Publik
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan,
dan sebagainya agar terjamin secara layak .
Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan kegiatan masyarakat
Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah,
pemerintah provinsi atau pemerintah daerah. Anggaran sektor publik penting karena
beberapa alasan, yaitu :
5
Perkembangan Anggaran Sektor Publik
Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi
instrumen kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan organisasi.
Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan
yang muncul di masyarakat. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah:
Anggaran Tradisional
Sistem anggaran tradisional (Traditional budgeting system) adalah
suatu cara menyusun anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran
dan analisa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada
kebutuhan untuk belanja/pengeluaran
8
Pendekatan New Public Management
1. Desentralisasi & devolved
1. Sentralistis
management
10
Pengertian Anggaran
Berbasis Kinerja
Anggaran Berbasis Kinerja adalah penyusunan
penganggaran yang didasarkan atas perencanaan kinerja,
yang terdiri dari program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dan indikator kinerja yang ingin dicapai
oleh suatu entitas anggaran (Indrawati, 2007), Secara
singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik
merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
a. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat
(pengeluaran/belanja)
b. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh
uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan)
Karakteristik Anggaran
Berbasis Kinerja
Menurut Deddi Nordiawan (2007;58) adalah sebagai
berikut :
1. Mengklasifikasikan akun-akun dalam anggaran
berdasarkan fungsi dan aktivitas dan juga berdasarkan
unit organisasi dan rincian belanja
2. Menyelidiki dan mengukur aktivitas guna mendapatkan
efisiensi maksimum dan untuk mendapatkan standar
biaya
3. Mendasarkan anggaran untuk periode yang akan datang
pada biaya perunit standar dikalikan dengan jumlah
unit aktivitas yang diperkirakan harus dilakukan pada
periode tertentu
Kelebihan Anggaran Kelemahan Anggaran
Berbasis Kinerja Berbasis Kinerja
1. Penekanan pada dimasukkannya
deskripsi secara negatif dari setiap 1. Hanya sedikit pemerintah pusat dan
aktivitas di setiap anggaran yang daerah yang memiliki staf anggaran
diajukan atau akuntansi yang memiliki
2. Anggaran disusun berdasarkan aktivitas kemampuan memadai untuk
yang didukung estimasi biaya dan mengidentifikasi unit pengukuran dan
pencapaian yang diukur secara melaksanakan analisis biaya
kuantitatif 2. Banyak jasa dan aktivitas pemerintah
3. Penekanannya pada kebutuhan untuk telah secara khusus dibuat dengan
mengukur output dan input dasar anggaran yang dikeluarkan (cash
4. Anggaran kinerja memasyarakatkan basis)
adanya data-data kinerja 3. Kadang kala,aktivitas diukur biaya
memungkinkan legislatif untuk secara detail dan dilakukan pengukuran
menambah atau mengurangi dari secara detail lainnya tanpa adanya
jumlah yang diminta dalam fungsi dan pertimbangan memadai yang diperlukan
aktivitas tertentu pada perlu tidaknya aktivitas itu sendiri
5. Menyediakan pada eksekutif
pengendalian yang lebih terhadap
bawahannya
6. Anggaran kinerja menekankan aktivitas
yangmemakai anggaran daripada berapa
jumlah anggaran yang terpakai
13
Proses Penyusunan Anggaran Sektor
Publik
Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik Menurut Deddi Nordiawan :
Penetapan strategi
Pembuatan Tujuan
organisasi (visi dan misi)
sesuatu yang akan dicapai
visi dan misi harus dapat
dalam kurun waktu satu tahun
mencerminkan apa yang ingin
atau yang sering diistilahkan
dicapai, memberikan arah dan
dengan tujuan operasional
fokus strategi yang jelas dan
karena tujuan operasional
memiliki orientasi masa depan
merupakan turunan dari visi
dan misi suatu organisasi
Evaluasi dan
pengambilan keputusan Penetapan Aktifitas
Proses ini dapat dilakukan penetapan aktifitas dipilih
dengan standar baku yang berdasarkan strategi organisasi
ditetapkan oleh organisasi dan tujuan operasional yang
ataupun dengan memberikan telah ditetapkan
kebebasan pada masing-masing
unit untuk membuat kriteria
dalam menentukan peringkat
Zero Base Budgeting (ZBB)
Definisi Zero Base Budgeting (ZBB) secara umum adalah suatu proses
penganggaran di mana anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero based),
sehingga seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali.
ZBB atau istilahnya Penganggaran Dasar Nol (PDN) timbul dari upaya untuk
mengetatkan gabungan antara pembenaran (justification) dan pengalokasian
17
Planning, Programming, and Budgeting System
(PPBS)
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori
sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan
utamanya adalah alokasi sumberdaya berdasarkan analisis ekonomi.
Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi
tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program,
yaitu pengelompokkan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu
Karakteristik PPBS :
1. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.
2. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang
akan datang, karena PPBS berorientasi pada masa depan.
3. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
4. Dilakukan analisis secara sistematis atas berbagai alternatif program,
yang meliputi: (a) identifikasi tujuan, (b) identifikasi secara sistematik
alternatif program untuk mencapai tujuan, (c) estimasi biaya total dari
masing-masing alternatif program, (d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin
diperoleh dari masing-masing alternatif program
Kelebihan PPBS Kelemahan PPBS
19
Kendala utama penggunaan ZBB dan PPBS:
1. Bounded rationality
2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternative,
terutama untuk mengukur output
3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa
depan, perubahan politik, dan ekonomi
4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang
sangat berat
5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program
terutama ketika terdapat pertentangan kepentingan (conflict of
interest)
6. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan
program secara cepat dan tepat
7. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar
untuk berubah (resistence to change)
8. Pelaksanaan teknik tersebut tidak sesuai dengan proses
pengambilan keputusan politik
9. Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak
rasional