Anda di halaman 1dari 14

Budgeting

Kelompok 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)
1
Keterkaitan Antara Perencanaan Dan
Penganggaran Dalam Proses
Pengelolaan Keuangan Negara.
Ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional
Rencana pembangunan jangka panjang (RPJP): 20 tahun, terdiri dari
- Rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN)
- Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD)
Rencana pembangunan jangka menengah: 5 tahun, terdiri dari:
- Rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN)
- Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)
- Rencana strategis kementrian/lembaga (Renstra KL)
- Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah (Renstra SKPD)
Rencana pembangunan tahunan: 1 tahun, terdiri dari:
- Rencana kerja pemerintah (RKP)
- Rencana kerja pemerintah daerah (RKPD)
- Rencana kerja kementerian/ lembaga (Renja KL)
- Rencana kerja satuan kerja perangkat daerah ( Renja SKPD)
Keterkaitan perencanaan dan penganggaran
Dapat dilihat ppada ketentuan UU 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan UU 17 tahun
2003 tentang keuangan negara.
Dari sisi perencanaan, rencana pemerintah menjadi pedoman dalam penyusunan anggaran. Pada pasal 25 UU 25 tahun
2004, disebutkan bahwa:
- RKP menjadi pedoman penyusunan RAPBN
- RKPD menjadi [edoman penyusunan RAPBD
Sebaliknya, penyusunan anggaran berpedoman pada rencana kerja pemerintah. Pada pasal 12 dan 17 UU 17 tahun 2003,
disebutkan bahwa
- Penyusunan RAPBN berpedoman kepada RKP
- Penyusunan RAPBD berpedoman kepada RKPD
Keterkaitan perencanaan dan
penganggaran
Perencanaan, Penggaran, Dan Pencapaian Tujuan Bernegara
- Untuk mencapai tujuan negara, disusun RPJP (berisi visi, misi, arah pembangunan nasional).
- Dari RPJ disusun RPJM (visi, misi, prpgram presiden)
- RKP (berisi prioritas pembangunan nasional, rencana kerangka ekonomi makro, arah kebijakan fiskal,
program kementrian, lintas kementerian dan kewilayahan)
- RKP setiap tahun menjadi pedoman dalam APBN
Hubungan Rencana Strategis, Rencana Operasional, Dan Rencana Kerja Dan Anggaran
Rencana strategis diwujudkann dalam RPJM dan Renstra. Dijabarkan menjadi rencana operasional dalam
RKP dan Renja dan gambaran pendanaan berdasarkan Pagu Indikatif. Dari rencana operasional disusun
aspek pendanaan secara detail dalam bentuk RKA-KL berdasarkan Pagu Anggaran, sehingga menghasilkan
APBN. APBN ditetapkan beserta rinciannya dan menghasilkan pagu alokasi.
2
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
(Medium Term Expenditure Framework)
Pengertian Medium Term Expenditure Framework
Medium Term Expenditure Framework adalah skema penganggaran yang berdasar pada kebijakan,
dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu
tahun anggaran, dan dengan mempertimbangkan keterkaitan biaya keputusan yang bersangkutan pada
tahun-tahun berikutnya yang digunakan dalam perkiraan maju (forward estimate)
Dasar Hukum Medium Term Expenditure Framework
- UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
- UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
Latar Belakang Medium Term Expenditure Framework
Latar belakangnya terjadi karena ketidakjelasan hubungan/keterkaitan anatar kebijakan, perancanaan
dan penganggaran, kemudian kurangnya kualitas penyediaan pelayanan kepada masyarakat (kualitas
kinerj yang rendah), dan kurangnya disiplin fiskal.
Konsep Medium Term Expenditure Framework
- Skema penganggaran berdasar kepada kebijakan,
- Kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran,
- Mempertimbangkan keterkaitan biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun-tahun berikutnya
yang digunakan dalam perkiraan maju (forward estimate).
Tujuan Penerapan Medium Term Expenditure Framework
- Meningkatkan keseimbangan ekonomi makro dengan mengembangkan kerangka ketersedin dana yang
konsisten dan realistis,
- Memperbagus alokasi pendanaan seuai dengan prioritas yang hendak dicapai,
- Meningkatkan kepastian alokasi dana untuk kebutuhan yang bersifat multiyears,
-memberi hard budget constraint untuk belanja.
Keunggulan Medium Term Expenditure Framework
- Memberikan kerangkan yang menyeluruh yang memungkinkan fleksibilitas dalam penentuan kebijakan
dan prioritas, dan di saat yang bersamaan dapat meyakinkan bahwa segala sesuatu yang dianggarkan
berada dalam batas-batas sumber daya yang tersedia,
- Dapat mengetahui biaya di masa depan yang berasal dari kebijakan yang diambil saat ini diketahui
dengan tingkat kepastian yang tinggi,
Manfaat Dari Medium Term Expenditure Framework
- Berperan dalam menjaga/mempertahankan kelanjutan fiskal dan meningkatkan disiplin fiskal,
- Menigkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dengan proses penganggaran,
- Mengarahkan alokasi sumberdaya agar lebih rasional dan strategis,
- Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan pemberian pelayanan yang
optimal
Tahapan Proses Penyusunan Medium Term Expenditure Framework
- Pertama yaitu penyusunan proyeksi yang memuat kerangka ekonomi makro untuk jangka menengah,
- Kedua yaitu penyusunan proyeksi yang memuat kerangka target-target fiskal jangka menengah,
- Ketiga yaitu pembuatan kerangka anggaran jangka menengah, yang menghasilkan pagu total belanja
pemerintah,
- Keempat yaitu pendistribusian total pagu belanja jangka menengah ke masing-masing Kementrian atau
Lembaga sebagai indikasi pagu Kementrian/Lembaga dan merupakan perkiraan pagu belanja
Kementrian/Lembaga dalam jangka menengah,
- Kelima yaitu menjabarkan pengeluaran jangka menengah masing-masing Kementrian/Lembaga ke program
dan kegiatannya masing-masing berdasarkan indikasi pagu jangka menengah yang telah ditentukan.
Penyusunan Anggaran dan Medium Term
Expenditure Framework
Metode Penyusunan Proyeksi MTEF
- Metode Teknis, yaitu memprediksi pengeluaran di masa depan dengan dasar kebijakan dan program
yang dilaksanakan hingga saat ini,
- Metode Ketat, yaitu proyeksi pengeluaran yang memperhitungkan :
Biaya dari kebijakan yang sudah ada sampai sekarang ini (on going program),
Penghematan dari program yang tidak prioritas.
- Metode komprehensif, yaitu proyeksi yang dikerjakan dengan meletakkan semua kebijakan dan program
yang baru serta baiaya yang diperlukan semasa jangka menengah.
Peran Pemerintah Daerah
Dalam hal pelayanan, dibedakan menjadi 3 tipe pelayanan yaitu :
1. Pelayanan Primer
Ciri-ciri : Output yag dikeluarkan pemda tidak dikeluarkan oleh pihak lain seperti swasta.
2. Pelayanan Sekunder
Ciri-ciri : Output yang dikeluarkan oleh pemda dapat juga dihasilkan oleh swasta,
3. Pelayanan Tersier
Ciri-ciri : Pemda dan swasta sama sama bisa menghasilkan output yang sama dan terjadi persaingan.
3

Anggaran Berbasis Kinerja


Definisi Anggaran Berbasis Kinerja
Menurut Bambang Sancoko, dkk (2008) anggaran berbasis kinerja merupakan anggaran yang menghubungkan anggaran negara
(pengeluaran negara) dengan hasil yang diinginkan sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatannya.
Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003, anggaran berbasis kinerja merupakan suatu pendekatan dalam penyusunan anggaran
yang didasarkan pada kinerja atau prestasi kerja yang dicapai. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan konsep
value for money dan pengawasan atas kinerja output.
Prinsip Anggaran Berbasis Kinerja
Prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja menurut Andul Halim
1. Transparansi dan Akuntanbilitas Anggaran
Anggaran harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat
dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan, serta masyarakat mempunyai hak dan kewajiban untuk mengetahui proses
anggaran.
2. Disiplin Anggaran
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan pada setiap pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
3. Keadilan Anggaran
Pemerintah daerah wajib mengalokasikan penggunaan angarannya secara adil untuk dapat dinikmati oleh seluruh kelompok
masyarakat tanpa adanya diskriminasi dalam pembeerian pelayanan.
4. Efiktivitas dan Efisiensi Anggaran
Penyusunan anggaran sebaiknya dilakukan berlandaskan asas efisiensi, tepat guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaannya
dapay dipertanggungjawabkan.
5. Disusun dengan Pendekatan Kinerja
Penyusunan anggaran dengan pendekatan kinerja mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja dari perencanaan alokasi biaya
atau imput yang telah ditetapkan.
Tujuan Anggaran Berbasis Kinerja
Tujuan anggaran berbasis kinerja menurut Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
1. Mengaitkan antara pendanaan dan kinerja yang akan dicapai.
2. Meningkatkan efisisensi dan transparansi dalam hal pelaksanaan pengelolaan anggaran.
3. Meningkatkan akuntanbilitas dan fleksibilitas dalam hal pelaksanaan pengelolaan angaran.
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
Tahap-tahap penyusunan anggaran berbasis kinerja menurut Dedi Nordiawan
1. Penetapan Strategi Organisasi
2. Pembuatan Tujuan
3. Penetapan Aktivitas
4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan
Unsur-unsur Pokok Anggaran Berbasis Kinerja
Unsur-unsur pokok anggaran berbasis kinerja menurut Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yaitu :
1. Pengukuran Kinerja
2. Penghargaan dan Hukuman
3. Kontrak Kinerja
4. Kontrol Eksternal dan Internal
5. Pertanggungjawaban Manajemen

Anda mungkin juga menyukai