MANAJEMEN KEUANGAN II
Analysis and Impact of Leverage
DOSEN PENGAMPU:
Indah Permata Suryani, SE., M.Sc.
DISUSUN OLEH:
M. Fazar Ridwan 2010531008
Ikhwanudin 2010531030
Hanifa Putri Ayedia 2010532042
William Garcia 2010532003
M. Fadel Chandra 2010533010
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan II. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
Makalah Manajemen Keuangan II ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Indah
Permata Suryani, SE., M.Sc. pada bidang studi mata kuliah Manajemen Keuangan II,
Universitas Andalas. Dengan makalah ini, semoga pembaca dapat menambah wawasan
kuliah Manajemen Keuangan II. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen Keuangan II merupakan suatu ilmu yang penting bagi seorang akuntan dalam
melakukan kegiatan transaksi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi agar tidak
menjadi kesalahan. Oleh karena itu, perlu dipelajari oleh setiap individu apalagi mahasiswa
yang mempunya pemikiran yang sudah matang dalam hal berpikir dan bertindak, dalam hal ini
untuk mempelajari Manajemen Keuangan II mahasiswa hendaknya dapat mengatur, mengolah
dan merencanakan pendapatanya agar pendapatanya dapat digunakan untuk masa yang
mendatang.
Pada makalah ini kami tim penulis akan membahas tentang Analysis and Impact of Leverage.
menyajikan konsep-konsep yang berhubungan dengan proses penilaian dan biaya modal.Oleh
karena makalah ini juga membahas masalah penting perencanaan bauran pembiayaan
perusahaan dan alat yang dapat berguna membantu manajer keuangan dalam menentukan
struktur keuangan perusahaan yang tepat
Biaya modal menyediakan hubungan langsung antara perumusan struktur aset perusahaan dan
struktur keuangannya. Ingatlah bahwa biaya modal adalah input dasar untuk model
penganggaran modal yang disesuaikan dengan waktu. Oleh karena itu, ini mempengaruhi
proses penganggaran modal, atau pemilihan aset. Biaya modal dipengaruhi, pada gilirannya,
oleh komposisi sisi kanan neraca perusahaan-yaitu, struktur keuangannya.
1.3 Tujuan
Risiko keuangan merupakan tambahan variabilitas dalam laba yang tersedia bagi
pemegang saham biasa perusahaan serta peningkatan kemungkinan insolvensi saham
biasa sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan
Faktor penyebab resiko bisnis adalah perubahan kondisi pasar, permintaan pelanggan,
Karena perhatian kita sekarang terfokus pada keputusan pendanaan perusahaan daripada
keputusan investasinya, akan berguna untuk memisahkan variasi aliran pendapatan yang
disebabkan oleh (1) eksposur perusahaan terhadap risiko bisnis dan (2) keputusannya
Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik brang maupun jasa,
perusahaan terkadang perlu terlebih dulu merencanakan berapa besar laba yang ingin diperoleh.
Artinya dalam hal ini besar laba merupakan prioritas yang harus dicapai perusahaan, disamping
hal-hal lainnya. Agar perolehan labih mudah ditentukan, salah satu caranya adalah perusahaan
harus mengetahui terlebih dulu berapa titik impasnya. Artinya perusahaan beroperaso pada
jumlah produksi atau penjualan tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian
ataupun keuntungan.
Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis Break Even
Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan
keuangan perusahaan.
Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini
biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk baru.
Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan maslah biaya yang harus
dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan
diproduksi atau dijual kekonsumen
Disamping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup banyak bagi
pemimpin perusahaan, analisis BEP juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1. perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan
2. bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu
periode tertentu.
3. tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik digunakan
jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.
4. tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas telah
ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat diterima dan hal-
hal lainnya dianggap sama.
5. kurang memperhatikan resiko-resiko yang terjadi selama masa penjualan, misalnya
kenaikan harga bahan baku.
Asumsi dan Keterbatasan Analisis BEP Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa satu
kelemahan analisis BEP adalah karena banyaknya asumsi yang mendasari analisis ini. Akan
tetapi, asumsi-asumsi ini memang harus dilakukan jika kita mau analisis ini dapat dilakukan
secara tepat.
Kemudian dengan asumsi-asumsi ini, analisis BEP dapat dilakukan secara cepat dan akurat.
Hanya saja asumsi-asumsi yang dilakukan terkadang terlalu memaksa dan
pertanggungjawabannya sering diambangkan. Oleh karena itu para manager menganggap
bahwa asumsi ini harus tetap dilakukan dan ini merupakan salah satu keterbatasan analisis BEP
bila kita mau menggunakannya.
Untuk mencari titik BEP dapat kita gunakan beberapa model rumus. Pemakaian rumus dapat
dilakukan sesuai dengan keinginan dan tujuan pemakai. Hanya saja masing-masing rumus
memiliki keuntungan atau kelebihan masing-masing.
Misalnya rumus matematika dengan grafik tentu memberikan informasi yang berbeda dalam
arti luas, seperti lengkap tidaknya informasi yang diberikan dan kemudahan dalam
menggunkan.
Berikut beberapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis BEP :
1.Dengan rumus matematik
-Analisis BEP dalam unit -Analisis BEP dalam rupiah
Dari grafik di samping terlihat bawa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi
yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau
rugi.
Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh
komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun
rupiah yang diperoleh
Leverage merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan
dalam investasi dana maupun cara memperoleh sumber dana lengkap dengan beban/biaya tetap
yang harus ditanggung perusahaan.
Dalam dunia bisnis, istilah leverage merujuk pada aktivitas peminjaman dana untuk membiayai
suatu operasional perusahaan. Seperti untuk membeli modal barang tambahan atau untuk
melakukan ekspansi bisnisnya.
Biasanya, perusahaan yang menggunakan leverage ini terlebih dahulu akan melakukan
pertimbangan yang matang. Sebab aktivitas yang satu ini merupakan keputusan besar dan
sifatnya berjangka waktu. Artinya, dana yang dipinjam dari aktivitas leverage tersebut harus
dapat dimaksimalkan penggunaannya dan memberikan keuntungan bagi para pemegang saham
(jika ada).
Operating Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan fungsi fixed
operating cost demi memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap earning
before interest and taxes (EBIT).
Operating leverage muncul sebagai sebuah akibat dari adanya tanggungan beban-beban tetap
oleh operasional perusahaan. Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal
tetap, bisa dibilang perusahaan tersebut menggunakan leverage.
Operating leverage mengacu pada adanya biaya operasi tetap dalam aliran pendapatan
perusahaan. Dengan menggunakan biaya operasi tetap perusahaan mengharapkan bahwa
perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum pajak dan bunga yang lebih
besar.
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana berbeban tetap yang menyertainya
dengan anggapan bahwa tindakan tersebut akan berkontribusi positif dan memberi keuntungan
yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi
pemegang saham.
Penggunaan financial leverage diharapkan agar terjadi perubahan laba per lembar saham yang
lebih besar dari pada perubahan laba sebelum pajak dan bunga.
Salah satu penerapan financial leverage dalam perusahaan adalah membuat suatu kebijakan
agar memperoleh pinjaman dari pihak luar dalam bidang manajemen keuangan. Jadi
perusahaan dapat membiayai seluruh operasional dengan memanfaatkan pinjaman yang telah
didapatkan itu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko Bisnis adalah kemungkinan menghasilkan laba yang relatif rendah atau bahkan
menderita kerugian. Risiko bisnis mengacu pada dispersi relatif (variabilitas) dalam
pendapatan yang diharapkan perusahaan sebelum bunga dan pajak (EBIT).Risiko keuangan
merupakan tambahan variabilitas dalam laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa
perusahaan serta peningkatan kemungkinan insolvensi saham biasa sebagai akibat dari
penggunaan leverage keuangan
B. Saran
Kami dari tim penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami tim penulis
mengharapkan adanya kritik serta saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jojonomic.com/blog/leverage-adalah/
https://id.gadget-info.com/difference-between-business-risk
https://fdokumen.com/document/analisis-dan-dampak-leverage-12.html