CHAPTER 1 – FRAMEWORK
1. Siapa saja bagian dari business analyst yang mungkin membutuhkan financial statement?
a. Security analyst
b. Corporate manager
c. Independent Auditor
d. All correct
Penjelasan jawaban:
Financial statement (Balance Sheet, Income Statement, Cash Flow Statement) berguna untuk
para stakeholders (Business Analyst) untuk menilai plan dan performance dari perusahaan dan
managementnya.
a. Security analyst butuh untuk tahu seberapa baik sih perusahaan ditempat saya taruh
uang? Udah sesuai sama ekspektasi saya atau belum? Kalau ternyata belum, kira-kira
kenapa? Nilai dari perusahaannya ini berapa di masa kini dan masa depan?
b. Loan officer butuh untuk tahu seberapa besar sih risiko kreditnya kalau saya kasih
pinjam uang ke perusahaan ini? Seberapa oke perusahaan ini memanage likuiditas
dan solvency-nya? Ada risiko terkait financing atau ga di perusahaan ini?
c. Management consultant butuh untuk tahu struktur dari industrinya gimana sih?
Strateginya perusahaan dan pemain lain di industri udah sesuai? Apakah ada faktor
yang bisa mempengaruhi performance perusahaan?
d. Corporate Manager bisa untuk asses diri sendiri, bisa untuk assess orang lain.
= untuk assess diri sendiri misalnya butuh untuk tahu perusahaan saya udah dinilai
dengan benar sama investor atau belum? Perusahaan punya potensi yang bisa
dikembangkan lagi ga sih?
= untuk assess perusahaan lain misalnya untuk tahu berapa banyak value yang bisa
didapat jika mengakuisisi perusahaan? Berapa nilai wajar perusahaan itu kalau mau
akuisisi?
e. Independent Auditor. Misalnya untuk tahu kebijakan akuntansi dan pencatatan
semuanya udah sesuai belum sama yang seharusnya? Laporan keuangan ini udah
cukup mengkomunikasikan kondisi perusahaan secara real atau belum.
2. Yang bukan merupakan alasan pengadaan financial statement?
a. Memudahkan investor mendapat insight dari bisnis
b. Menilai plan dan performance perusahaan
c. Diharuskan oleh aturan yang berlaku
d. Mengatasi lemon problem di capital market
Penjelasan jawaban:
Jawaban (c) salah. Sebenernya kalau dikait-kaitkan bener juga, tapi dibanding dengan jawaban
lain, c yang paling salah :D
Untuk jawaban (a) benar, Lihat gambar.
Dari gambar di bawah dapat terlihat kalau bisnis itu complex banget, melibatkan keadaan
ekonomi dan strategi dari bisnis itu sendiri. Perusahaan itu di satu sisi punya kewajiban full
disclosure, tapi di satu sisi akan sangat susah kalau harus menjabarkan semuanya, belum lagi ada
beberapa hal yang sifatnya private, yang kalau diekpose terlalu detail malah merugikan posisi
kompetitif perusahaan. Karena itu, untuk menyamaratakan, bisa disesuaikan dengan accounting
system yang kemudian menghasilkan financial statement sebagai outputnya. Jadi dengan
accounting perspective, akan ada standard yang lebih jelas apa yang harus didisclose, bagaimana
cara disclosenya, harus sejauh apa, jadi lebih clear dan tertata semua terangkum di satu sumber
yaitu financial statement.
Jawaban (b) benar. Sesuai sama penjelasan nomor 1.
Jawaban (d) juga bener.
Tantangan ekonomi saat ini: asset dan tabungan sebisa mungkin harus jadi peluang investasi.
Tapi, ada barriers, misalnya lemon problem. Hal tersebut saat ini untungnya sudah bisa sedikit
diatasi dengan hadirnya financial reporting yang berkualitas.
Note: Lemon problem, satu pihak lebih tahu kondisi pasar dari pihak lain. Misalnya investor
lebih sedikit tahu dari business owner. Jadi investor kan sulit membedakan mana business yang
beneran ok dan ga, jadinya malah dilihat dengan average, hal ini akan merugikan bagi bisnis
yang beneran bagus sehingga mereka bisa out dari market dan menyisakan bisnis yang kurang
oke (lemon) di market.
3. Yang bukan accounting system features yang dapat mempengaruhi financial analysis?
a. Cash accounting
b. Accounting convention and standard
c. Manager’s Reporting Strategy
d. Auditing
Penjelasan jawaban:
Hal penting dalam financial statement analysis à harus aware juga dengan accounting systemnya.
Terkait hal tersebut ada beberapa features dari accounting system yang perlu diperhatikan karena
mempengaruhi financial statement analysis.
Accrual Accounting
Harus diingat bahwa financial report dibuat berdasarkan accrual basis, bukan cash basis.
Accrual itu pencatatan termasuk juga yang expected, ga harus yang sudah beneran
diterima atau dikeluarkan cashnya. Pakai accrual karena di satu sisi investor mau laporan
tersedia secara periodic, sementara transaksi kan terus menerus terjadi sehingga dengan
accrual dianggap bisa memberi informasi yang lebih relevan saat masa tutup buku. Kalau
cash basis, dianggap tidak melaporkan konsekuensi ekonomi penuh dari transaksi yang
dilakukan dalam periode tertentu
Accounting Convention and Standard
Karena penerapannya yang accrual, maka kadang butuh estimasi dan assumption dari si
pembuat laporan. Ini juga jadi salah satu trade off, di satu sisi bagus lebih fleksibel tapi di
satu sisi laporannya bisa “dimainkan” demi kepentingan pribadi manager. Oleh karena itu
diaplikasikan juga standard accounting, IFRS dan GAAP untuk mengurangi potensi
manager berlebihan dalam memberikan asumsi.
Manager’s Reporting Strategy
Walaupun sudah ada principle, tapi di real-world accounting akan selalu ada celah untuk
akuntan memberi judgement pribadinya, dan memang dalam accounting sendiri juga
disediakan beberapa set alternatives untuk menyajikan suatu transaksi, disanalah bisa
muncul reporting strategy. Strategy disini bisa dalam konotasi baik dan buruk, baik
misalnya manager pilih accounting policy agar memudahkan external users (misal
investor) untuk memahami gambaran ekonomi sebenarnya dari bisnis, tapi bisa juga
untuk menipu investor.
Auditing
Audit itu kan proses verifikasi laporan keuangan oleh pihak lain selain yang menyiapkan
laporan keuangan. Proses audit ini ngecek pelaporannya udah sesuai dan reasonable atau
belum. Secara umum, audit ini baik dan bisa meningkatkan kualitas lapkeu, tapi kalau
dilihat lebih jauh bisa juga merugikan kalau banyak disagreement antara manager,
auditor, investor. Terus bisa juga ada auditor yang mempermasalahkan lapkeu bukan
karena ga sesuai, tapi simply karena susah di audit, itu bisa menurunkan kualitas lapkeu.
Penjelasan Jawaban:
4 Step penggunaan financial statement oleh investor untuk mendapat insight:
Step 1: Business Strategy Analysis, tujuannya untuk indentifikasi potensi keuntungan dan risiko.
Melibatkan analisis industri dan strateginya untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan juga memungkinkan analis untuk membuat asumsi yang masuk akal untuk
meramalkan kinerja masa depan perusahaan.
Step 2: Accounting Analysis, untuk evaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan mencapture
ekonomi bisnis yang mendasarinya. Dilakukan dengan evaluasi kesesuaikan kebijakan akuntansi,
identifikasi sekiranya ada grey area agar kedepannya bisa buat laporan yang baik dan tidak bias.
Step 3: Financial Analysis, untuk evaluasi kinerja perusahaan saat ini dan lampau untuk menilai
keberlanjutannya. Bisa dengan analisis rasio (evaluasi kinerja di pasar) dan analisis arus kas (cek
likuiditas dan fleksibilitas)
Step 4: Prospective Analysis, fokus ke buat future prediction. Caranya dengan forecasting da
valuation.
CHAPTER 2 – STRATEGY ANALYSIS
1. Which of the following is the objective of strategy analysis?
a. Allows the analyst to probe the economics of a firm at a qualitative level
b. Allows the identification of the firm’s profit drivers and key risks
c. Enables the analyst to assess the sustainability of the firm’s current performance and
make realistic forecasts of future performance
d. All correct
Penjelasan Jawaban:
Sesuai nama matkulnya, tujuan kita adalah melakukan valuasi bisnis. Biasanya, valuasi
bisnis dilakukan dengan mengambil angka-angka dari laporan keuangan. Tapi kita harus ingat,
bahwa angka-angka di laporan keuangan itu didasarkan pada berbagai asumsi yang dibuat oleh
pihak manajemen. Oleh sebab itu, kita perlu melakukan strategy analysis, yaitu dengan
melakukan penilaian secara kualitatif. Dengan melakukan strategy analysis, kita bisa
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang mendorong keuntungan dan risiko-risiko utama apa yang
dihadapi perusahaan. Dengan demikian, kita bisa menilai keberlanjutan perusahaan dan dengan
asumsi yang kita miliki, kita bisa membuat forecast yang lebih realistis.
Saat kita berbicara soal strategy analysis itu terkait dengan 3 hal yaitu industry analysis,
competitive strategy analysis, dan corporate analysis.
Industry analysis merupakan alat yang digunakan oleh bisnis dan analis untuk
memahami dinamika persaingan suatu industri. Industri analysis ini bisa dilakukan
dengan menganalisis menggunakan porter. Misalnya, kalau bargaining power of
customer di industrinya rendah ngapain dia nekanin buat cost leadership, karena
berapapun harga produknya, customer pasti mau beli-beli aja. Contohnya kayak Apple.
Competitive strategy analysis merupakan alat yang digunakan oleh bisnis untuk
mencari dengan cara apa perusahaan bersaing dengan perusahaan lainnya (competitive
positioning).
Corporate strategy analysis merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa apakah
perusahaan mampu mengcreate value di beberapa bisnis pada saat yang bersamaan.
Menurut Porter, industry profitability dipengaruhi oleh degree of actual and potential
competition dan bargaining power in input and output markets. Degree of actual and potential
competition dapat dilihat dari 3 hal, yaitu:
Rivalry among existing firms
Industry growth Makin bertumbuh pesat, makin kecil persaingan, karena pangsa
pasarnya ada. Makin stagnan, makin perusahaan harus perang harga biar dapet pangsa
pasar.
Concentration Makin terkonsentrasi, makin rendah persaingan harga. Makin tidak
terkonsentrasi (terfragmentasi), makin tinggi persaingan harga.
Differentiation and switching costs Makin barang-barangnya terdiferensiasi, makin
besar switching cost, sehingga persaingan rendah. Makin barang-barangnya ga
terdiferensiasi, makin kecil switching cost, sehingga persaingan tinggi.
Scale/Learning economies Makin curam scale/learning curve makin tinggi persaingan,
karena artinya perusahaan-perusahaan di industri sama-sama memiliki jam terbang dan
kemampuan produksi yang besar, sehingga persaingannya akan ketat. Makin landai
scale/learning curve makin rendah persaingan.
Ratio of fixed-variable costs Makin tinggi rasio FC terhadap VC, makin tinggi
persaingan, karena perusahaan akan cenderung memproduksi dalam jumlah yang lebih
banyak supaya cost per unit-nya bisa ditekan. Ujung-ujungnya akan main di persaingan
harga. Makin rendah rasio FC terhadap VC, makin rendah persaingan.
Excess capacity and exit barriers Makin besar kapasitas industri dan exit barriers, makin
tinggi rivalry among existing firms. Makin kecil kapasitas industri dan exit barriers,
makin rendah rivalry among existing firms.
Sedangkan bargaining power in input and output markets dipengaruhi dari 2 hal, yaitu:
Bargaining power of buyers
a. Switching costs Makin kecil switching cost, makin besar kekuatan pembeli. Makin
besar switching cost, makin kecil kekuatan pembeli.
b. Differentiation Makin ga terdiferensiasi, makin kecil switching cost. Makin
terdiferensiasi, makin besar switching cost.
c. Importance of product for costs and quality Makin penting dan berkualitas barang bagi
konsumen, makin kecil kekuatan pembeli. Makin ga penting dan biasa aja, makin besar
kekuatan pembeli.
d. Number of buyers Makin banyak, makin besar bargaining power of buyers. Makin
sedikit, makin kecil bargaining power of buyers.
e. Volume per buyer Makin banyak, makin besar bargaining power of buyers. Makin
sedikit, makin kecil bargaining power of buyers.
- Kalau rivalry tinggi, berarti perusahaannya akan berlomba-lomba menurunkan harga biar
dapat menarik customer.
- Idle capacity naik, perusahaan punya insentif untuk meningkatkan produksi, sehingga
fixed cost per unit jadi turun, harga produk juga jadi turun, jadinya persaingan naik
Penjelasan Jawaban:
Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk
memiliki keunggulan kompetitif atau competitive advantage agar mampu bersaing di pasar
bahkan untuk bisa jadi market leader di pasar. Secara umum, ada 2 macam stategi yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk membangun sustainable competitive advantages atau
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Kedua strategi tersebut adalah cost leadership dan
differentiation. Pemilihan kedua strategi ini sangat erat kaitannya dengan visi misi perusahaan,
tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, target market perusahaan, skala perusahaan, dan
kapabilitas dari perusahaan.
Cost Leadership
Cost leadership merupakan salah satu strategi dalam competitive advantage yang
memungkinkan perusahaan untuk memasok produk atau layanan yang sama dengan
kompetitornya dengan biaya yang lebih rendah. Meskipun dengan biaya atau harga yang lebih
rendah, bukan berarti produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan yang menggunakan
strategi ini jelek atau memiliki kualitas produk yang sangat rendah. Melainkan biasanya kualitas
produknya itu sesuai standar yang ada di pasar.
Sebenarnya bagaimana sih perusahaan bisa mencapai startegi cost leadership ini? Di
buku itu dijelasin klo ada 8 cara yang bisa dilakukan untuk mencapai strategi cost leadership ini
yaitu:
Economies of scale and scope => Makin besar skala ekonomi dan scopenya, maka biaya
produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan juga semakin kecil. Misalnya, jika
perusahaan lebih banyak melakukan produksi secara massal atau memperluas scopenya,
otomatis cost production per unitnya akan lebih kecil dan lebih efisien. Karena lebih kecil,
harga produknya juga bisa lebih murah. Jadi intinya kalau ngomongin cost leadership itu
fokus ke penekanan biaya produksi supaya harga produknya bisa lebih murah dari pesaing.
Efficient production => Kalau productionnya lebih efisien, maka biaya produksinya juga
semakin kecil, sehingga harga jual juga bisa lebih murah.
Simpler product designs => Semakin simple desain produknya, maka semakin kecil biaya
produksinya. Sederhananya gini, kenapa rumah aku lebih murah daripada rumah
Musdalifah? Karena desain rumah aku tuh sederhana, ga rumit kayak rumah Musdalifah
yang bertingkat-tingkat.
Lower input costs => Semakin murah input costnya, maka semakin kecil biaya produksinya
Low-cost distribution => Semakin murah cost distributionnya, maka semakin kecil biaya
produksinya
Little research and development for brand advertising => Kegiatan R&D itu paling ngabisin
banyak biaya.
Tight cost control system (pengendalian biaya yang ketat) => Caranya dengan melakukan
investasi di pabrik skala yang efisien, fokus pada desain yang mengurangi biaya produksi,
meminimalkan biaya overhead, dan menghindari melayani marginal customer (pembeli yang
mempunyai daya beli yang sama dengan pasar).
Setelah memahami konsep cost leadership, ada 1 pertanyaan yang menarik, kenapa
perusahaan mau melakukan strategi ini padahal menjual produk dengan harga yang
murah berarti profit yang didapet juga kecil? Karena konsep cost leadership itu ga cuma
mengacu pada harga jual yang murah aja, tapi lebih ke arah efisiensi biaya. Jadi pada dasarnya
perusahaan ga rugi karena harga jual produknya itu masih di atas COGS. Alasan kenapa dia mau
melakukan ini karena biar menarik konsumen yang lebih banyak serta untuk memaksa
kompetitornya menurunkan harga dan menerima pengembalian yang lebih rendah atau keluar
dari industri.
Differentiation
Differentiation strategy adalah pendekatan yang dikembangkan bisnis dengan
menyediakan sesuatu yang unik, berkualitas tinggi, dan berbeda kepada customer, namun dengan
harga yang premium. Agar strategi ini berhasil, perusahaan harus melakukan ketiga hal ini yaitu:
Mengidentifikasi produk dan layanan yang dihargai oleh pelanggan.
Memposisikan diri untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang dipilih dengan cara yang
unik.
Perusahaan harus mencapai differensiasi dengan biaya yang lebih rendah dari WTP
(willingness to pay) pelanggan.
Ada 7 cara yang dapat dilakukan untuk mencapai differentiation strategy, yaitu:
a. Superior product quality
b. Superior product variety
c. Superior customer variety
d. More flexible delivery
e. Investment in brand image
f. Investment in research and development
1) Control system focus on creativity and innovation
Chapter 3: Overview of Accounting Analysis (BetNes)
1. There are three potential sources of noise and bias in accounting data:
a. Noise from Accounting Rules
b. Forecast Errors
c. Managers’ Accounting Choices
d. All Correct
Jawaban:
Noise: Kesesuaian antara standar akuntansi dan sifat transaksi perusahaan dapat
menimbulkan beberapa distorsi dalam laporan keuangan yang dilaporkan.
RnD itu bisa punya future value bisa juga engga. Kata bu tria kebanyakan engga nya.
Jadi ga ada aturan yang jelas gmna ada perbeadaan future benefit itu ada atau tidak. Jadi diambil
standar bahwa Rn Dini harus dianggap sebagai expense. Nah aturan ini lah yang menjadi
terdistorsi. Padahal di expense itu ada benefitnya tp yg terlihat hanya expense” saja.
Penjelasan:
Matching artinya revenue sama expense itu harus sama. Kalo ngaku ada revenue maka
ada COGS sbg expense yang harus dicatat. contohnya itu penyusutan aset, Misal mesin
sebagai aset peusahaan ini udah dipake buat dalam waktu berjalan ini buat produksi
barang, nah dari penggunaan aset ini ada revenue yang didapat dan ada expense yang
harus dicatat yaitu berupa penyusutan mesin ini.
Conservatif ini beban tuh hrs tetap dikui segera mungkin di dituasi yang hasilnya belum
pasti terjadi. dan mencatat aset dan pendapatan jika dipastikan akan diterima. Contohnya
itu RnD ya yang hasilnya blm pasti.
3. Salah satu alasan mengapa dibutuhkan standar akuntansi bagi seluruh perusahaan?
a. Agar terjadi distorsi laporan keuangan
b. A right
c. B not right
d. None of Above
Penjelasan:
Standar akuntansi yang seragam dijalankan dengan tujuan untuk mengurangi kemampuan
manajer untuk mencatat transaksi ekonomi yang serupa dengan cara yang berbeda, baik
dari waktu ke waktu atau antar perusahaan. Jadi, standar akuntansi itu diperlukan untuk
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara membatasi kemampuan
perusahaan untuk mendistorsi lapkeunya. (Maka dari itu jawabannya adalah C)
Kita juga perlu mengetahui kalau hal ini juga memunculkan keterbatasan fleksibilitas
manajemen. Accounting standard yang rigid ini hanya bagus ketika perusahaannya /
produk tidak membutuhkan informasi dari pihak management (yang mana sangat
standard, dan tidak ada diferensiasi).
* Distorsi adalah penyimpangan informasi pada laporan keuangan yang dilaporkan dari
realitas bisnis yang mendasarinya.
4. The first step in performing accounting analysis is…
a. Assess accounting flexibility
b. Evaluate accounting strategy
c. Identify principal accounting policies
d. Identify potential red flags
Penjelasan dr ibu:
Step pertama untuk menjalankan accounting analysis adalah dengan melakukan analisis
industri, dan mencari tau strategi kompetitif apa yang dimiliki oleh industri tersebut. Hal
ini dilakukan untuk mengetahi apa key success factor, dan mencari accounting measure
untuk bisa men-capture key success factor tersebut.
Misalnya:
Industri Perbankan. Key success factor: tingkat suku bunga dan risiko kredit
Industri Retail. Key success factor: inventory
Industri Manufaktur. Key success factor: inovasi dan kualitas
Pilihan a. Assess accounting flexibility adalah step kedua dimana kita menguji apakan
manajemen itu cukup fleksibel ga dalam mengungkapkan laporan keuangan? apakah
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh manajemen itu rigid atau tidak? Dimana
seperti yang kita ketahi kalau kebijakan itu rigid, berarti akan keterbatasan pihak
manajemen dalam menyampaikan knowledge dan expertise-nya (dengan kata lain,
kehilangan fleksibilitasnya)
Pilihan b. Evaluate accounting strategy adalah step yang ketiga. Ini masih menyambung
dari step sebelumnya dimana fleksibilitas itu akan mempengaruhi manajer untuk buat
strategi apakah mau mengkomunikasikan informasi ekonomis perusahaan atau
menyembunyikan performa perusahaan. Disini, kita perlu mempertimbangkan beberapa
isu berikut:
a. Metode/ Accounting policy di perusahaan kompetitor di industri yang sama.
b. Insentif untuk manajer melakukan management laba
c. Perubahan kebijakan untuk menjalankan strategi bisnis
d. Transaksi2 yang terstruktur/dibuat2 hanya untuk mencapai accounting
objectives ttt
Step ke4 adalah mengevaluasi kualitas dari pengungkapan (Evaluate the Quality of
Disclosure).
Pilihan d. Identify potential red flags adalah step kelima. Disini ada beberapa isu yang
bisa menjadi red flag:
Step ke6 adalah undo accounting distortions, yang caranya dengan restatement
accounting atau disusun ulang. Jika analisis akuntansi menunjukkan bahwa angka yang
dilaporkan perusahaan menyesatkan/misleading, maka analis harus berusaha untuk
merestate/menyatakan kembali angka yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi.
Chapter 4: Implementing Accounting Analysis
Penjelasan
Overstated
Jika aset mengalami penurunan nilai—yaitu, nilai realisasinya turun di bawah nilai bukunya
—aturan akuntansi umumnya mengharuskan aset tersebut diturunkan ke nilai wajarnya.
Penurunan nilai aset mempengaruhi pendapatan karena penurunan nilai dibebankan
langsung ke pendapatan. Penghapusan aset juga meningkatkan leverage perusahaan,
berpotensi membatasi kemampuannya untuk mengakses pasar modal. Namun, menentukan
nilai wajar aset melibatkan pertimbangan yang cukup, berpotensi memberi manajer
kesempatan untuk menunda penurunan nilai aset sebagai cara untuk meningkatkan laba
yang dilaporkan dan untuk meningkatkan posisi keuangan perusahaan mereka.4 Analis yang
mencakup perusahaan di mana pengelolaan persediaan dan piutang adalah faktor kunci
keberhasilan (misalnya, ritel fashion dan industri elektronik konsumen) harus sangat
menyadari bentuk manajemen laba ini dan dampaknya terhadap aset. Misalnya, jika manajer
membeli berlebihan atau memproduksi berlebih pada periode berjalan, mereka
kemungkinan besar harus menawarkan diskon kepada pelanggan atau persyaratan kredit
yang menarik untuk menghilangkan kelebihan persediaan. Diskon pelanggan yang
signifikan berdampak negatif terhadap pendapatan, sementara memberikan kredit kepada
pelanggan membawa risiko gagal bayar. Tanda-tanda peringatan untuk keterlambatan dalam
jenis penurunan aset ini termasuk inventaris dan piutang yang meningkat, penurunan produk
serupa oleh pesaing, dan penurunan bisnis untuk pelanggan utama perusahaan. Industri yang
memburuk atau kondisi ekonomi perusahaan juga dapat mempengaruhi nilai aset non-
keuangan jangka panjang (seperti pabrik dan peralatan) atau aset tidak berwujud (seperti
goodwill). Meskipun perusahaan diharuskan untuk mengakui penurunan nilai aset ini ketika
muncul, pasar barang bekas untuk jenis aset ini seringkali tidak likuid, tidak lengkap, atau
tidak ada, membuat estimasi penilaian aset dan penurunan nilai secara inheren subjektif.
Akibatnya, manajer dapat menggunakan penilaian pelaporan mereka untuk menunda
penurunan di neraca dan menghindari menunjukkan biaya penurunan nilai dalam laporan
laba rugi. Masalah ini sangat relevan untuk perusahaan padat aset di pasar yang bergejolak
(misalnya, maskapai penerbangan) atau untuk perusahaan yang mengikuti strategi
pertumbuhan agresif melalui akuisisi (dan dengan demikian memiliki niat baik dalam
jumlah besar di neraca mereka).6 Tanda-tanda peringatan untuk keterlambatan penurunan
nilai aset non-keuangan jangka panjang termasuk penurunan perputaran aset jangka panjang,
penurunan pengembalian pada aset di bawah biaya modal untuk perusahaan, penurunan nilai
oleh perusahaan lain dalam industri yang sama yang juga mengalami penurunan peringkat
penggunaan aset, dan pembayaran lebih untuk atau integrasi akuisisi kunci yang gagal.
2. Underestimated reserves
Cadangan yang terlalu rendah (misalnya, penyisihan piutang tak tertagih atau kerugian
pinjaman). Manajer membuat perkiraan default pelanggan yang diharapkan pada piutang
dan pinjaman dan membuat cadangan untuk menutupi biaya yang diantisipasi ini. Jika
manajer meremehkan nilai cadangan ini, aset dan pendapatan akan dilebih-lebihkan. Hal ini
menyebabkan tunjangan yang tidak memadai termasuk piutang yang tumbuh, penurunan
bisnis untuk klien utama perusahaan, dan tunggakan pinjaman yang meningkat.
4. Understated Depreciation
Penyusutan/amortisasi aset jangka panjang yang terlalu rendah. Manajer membuat estimasi
umur aset, nilai sisa, dan jadwal amortisasi untuk aset jangka panjang yang dapat
disusutkan. Jika perkiraan ini optimis, aset dan pendapatan jangka panjang akan dilebih-
lebihkan. Masalah ini mungkin paling relevan untuk perusahaan dalam bisnis intensif aset
(mis., Maskapai penerbangan, utilitas). Perbandingan kebijakan perusahaan dengan
kebijakan pesaing industrinya dengan basis aset dan strategi yang sama akan membantu
seorang analis mengidentifikasi potensi pernyataan yang berlebihan.
Understated
Penghapusan aset yang terlalu tinggi. Manajer berpotensi memiliki insentif untuk melebih-
lebihkan penurunan aset baik selama tahun-tahun kinerja yang sangat kuat, atau ketika
perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Dengan melebih-lebihkan penurunan nilai aset
dan menyatakan biaya secara berlebihan pada periode saat ini, manajer dapat menunjukkan
biaya masa depan yang lebih rendah, meningkatkan pendapatan di tahun-tahun kinerja di
bawah standar atau ketika diperlukan perubahan haluan. Penghapusan aset yang berlebihan
juga dapat muncul ketika manajer kurang optimis tentang prospek masa depan perusahaan
daripada analis.
2. Overestimated reserves
Cadangan yang terlalu tinggi (misalnya, penyisihan piutang tak tertagih atau kerugian
pinjaman). Jika manajer melebih-lebihkan cadangan untuk piutang tak tertagih atau kerugian
pinjaman, piutang dan pinjaman akan dikecilkan.
3. Overstated depreciation/amortization
Depresiasi/amortisasi yang terlalu tinggi pada aset jangka panjang. Perusahaan yang
menggunakan estimasi depresiasi pajak atas umur aset, nilai sisa, atau tingkat amortisasi
cenderung mengamortisasi aset lebih cepat daripada yang dapat dibenarkan mengingat
kegunaan ekonomi aset, yang mengarah ke pernyataan aset jangka panjang.
Sewa aset di luar neraca. Menilai apakah perjanjian sewa harus dianggap sebagai kontrak
sewa (dan karenanya dicatat dengan menggunakan metode operasi) atau setara dengan
pembelian (dan karenanya ditampilkan sebagai sewa modal) adalah subjektif. Itu tergantung
pada apakah penyewa telah secara efektif menerima sebagian besar risiko kepemilikannya
sendiri, seperti keusangan dan kerusakan fisik. Untuk membakukan pelaporan transaksi
sewa, standar akuntansi telah membuat kriteria untuk membedakan kedua jenis tersebut. Di
Amerika Serikat, PSAK 13 mensyaratkan transaksi sewa yang setara dengan pembelian aset
jika salah satu dari kondisi berikut berlaku: (1) kepemilikan aset dialihkan ke penyewa
pada akhir masa sewa, (2 ) penyewa memiliki opsi untuk membeli aset dengan harga
murah di akhir masa sewa, (3) masa sewa adalah 75 persen atau lebih dari perkiraan
masa manfaat aset, dan (4) nilai kini sewa pembayaran adalah 90 persen atau lebih
dari nilai wajar aset. Dengan kriteria objektif ini, manajer yang melapor berdasarkan U.S.
GAAP dapat menyusun kontrak sewa guna menghindari semangat perbedaan antara sewa
modal dan sewa operasi, yang berpotensi mengarah pada pernyataan aset sewaan yang lebih
rendah.7 Ini mungkin menjadi masalah penting untuk analisis industri aset-intensif di mana
ada pilihan untuk leasing (misalnya, maskapai penerbangan dan rantai ritel).8 Sebaliknya,
standar IFRS IAS 17 berfokus pada transfer risiko dan penghargaan untuk menunjukkan
transfer kepemilikan daripada ambang batas numerik manusia.
Aset tidak berwujud utama, seperti R&D dan merek dagang, tidak dilaporkan di neraca.
Beberapa aset terpenting perusahaan dikeluarkan dari neraca. Contohnya termasuk investasi
dalam R&D, pengeluaran pengembangan perangkat lunak, dan merek dan basis
keanggotaan yang dibuat melalui iklan dan promosi. GAAP A.S. melarang kapitalisasi
pengeluaran R&D dan biaya perolehan keanggotaan (dengan pengecualian untuk biaya
pengembangan perangkat lunak tertentu), sementara negara-negara yang melaporkan
berdasarkan IFRS umumnya diharuskan untuk membebankan biaya ini juga (dengan
beberapa tambahan ruang terbatas di bidang biaya pengembangan) — terutama karena
diyakini bahwa manfaat yang terkait dengan pengeluaran tersebut terlalu tidak pasti. Produk
baru mungkin tidak pernah mencapai pasar karena ketidaklayakan teknologi atau
pengenalan produk unggulan oleh pesaing; dan anggota baru yang mendaftar untuk suatu
layanan sebagai akibat dari kampanye promosi dapat berhenti secara berurutan. Pengeluaran
biaya tidak berwujud memiliki dua implikasi bagi analis. Pertama, penghilangan aset tidak
berwujud dari neraca meningkatkan tingkat pengembalian modal yang terukur (baik
pengembalian aset atau pengembalian ekuitas).9 Untuk perusahaan dengan aset tidak
berwujud utama yang dihilangkan, kelalaian ini memiliki implikasi penting untuk
meramalkan kinerja jangka panjang; tidak seperti perusahaan tanpa berwujud, kekuatan
kompetitif tidak akan menyebabkan tingkat pengembalian mereka sepenuhnya kembali ke
biaya modal dari waktu ke waktu. Misalnya, perusahaan farmasi telah menunjukkan tingkat
pengembalian yang sangat tinggi selama beberapa dekade sebagian karena dampak
akuntansi R&D. Efek kedua dari pengeluaran pengeluaran untuk aset tidak berwujud adalah
membuat analis lebih sulit untuk menilai apakah model bisnis perusahaan berfungsi. Di
bawah konsep pencocokan, laba operasi merupakan indikator yang berarti dari keberhasilan
model bisnis perusahaan karena membandingkan pendapatan
Penjelasan:
3. Pada Liabilities, bentuk kurang saji kewajiban yang paling umum muncul ketika kondisi,
kecuali...
A. Unearned revenues are understated through aggressive revenue recognition
B. Loans from discounted payable are off balance sheet
C. Long-term liabilities for leases are off balance sheet.
D. All True
Penjelasan:
Jika kas telah diterima tetapi produk atau jasa belum tersedia, pendapatan diterima dimuka atau
ditangguhkan dibuat. Perusahaan yang mengakui pendapatan sebelum waktunya—setelah
menerima uang tunai tetapi sebelum memenuhi kewajiban produk atau layanan mereka kepada
pelanggan—mengecilkan kewajiban pendapatan yang ditangguhkan dan melebih-lebihkan
pendapatan. Perusahaan yang menggabungkan kontrak layanan dengan penjualan produk sangat
rentan terhadap pernyataan kewajiban pendapatan yang ditangguhkan karena memisahkan harga
produk dari harga layanan bersifat subjektif.
Loans from discounted receivable are off balance sheet (not payable)
Piutang yang didiskontokan dengan lembaga keuangan dianggap "terjual" jika "penjual"
menyerahkan kendali atas piutang kepada pemodal. Namun jika penjualan mengizinkan pembeli
untuk meminta bantuan kepada penjual jika terjadi wanprestasi, penjual terus menghadapi risiko
penagihan. Mengingat pertimbangan manajemen yang terlibat dalam peramalan default dan
biaya pembiayaan kembali, serta insentif yang dihadapi oleh manajer untuk menjaga utang dari
neraca, penting bagi analis untuk mengevaluasi perkiraan perusahaan untuk default serta
komitmen yang melekat yang yang dimilikinya untuk piutang yang didiskontokan. Apakah
estimasi perusahaan masuk akal? Apakah mudah untuk memperkirakan biaya default dan risiko
pembayaran di muka? Jika tidak, apakah analis perlu meningkatkan nilai kewajiban recourse?
Atau, secara ekstrem, apakah analis perlu membatalkan penjualan dan mengakui pinjaman dari
lembaga keuangan sebesar nilai diskonto piutang?
Penjelasan:
Equity Distortion
Equity distortion ini terjadi biasanya karena adanya distorsi dari posisi asset dan liabilities. Tapi
tanpa adanya distorsi pada posisi aset dan liabilitas ini juga equity distortion bisa terjadi,
contohnya adalah pada Hybrid Securities.
Hybrid Securities ini contohnya ada Convertible Debt (mirip dengan Convertible Bonds), Kalau
Convertible Bonds kan kita bisa tuker Bonds jadi Equity.
Tambahan Chapter 4
Pada awal tahun 2003, Bristol-Myers Squibb mengumumkan bahwa mereka harus menyatakan
kembali laporan keuangannya sebagai akibat dari memasukkan produk senilai $3,35 miliar ke
dalam gudang grosir dari tahun 1999 hingga 2001. Penjualan dan harga pokok penjualan
perusahaan selama periode ini adalah sebagai berikut:
Tarif pajak marjinal perusahaan selama tiga tahun adalah 35 persen. Penyesuaian apa yang
diperlukan untuk mengoreksi neraca Bristol-Myers Squibb untuk 31 Desember 2001? Asumsi
apa yang mendasari penyesuaian Anda? Bagaimana Anda mengharapkan penyesuaian tersebut
mempengaruhi kinerja Bristol-Myers Squibb dalam beberapa tahun mendatang?
Dalam contoh Bristol-Myers Squibb, Piutang Usaha, Penjualan, dan Pendapatan perusahaan
overstated. Untuk memperbaiki masalah ini dalam neraca tahun 2001, Piutang Usaha perlu
diturunkan sebesar $3,35 miliar. Persediaan perlu meningkat dengan jumlah yang
mencerminkan pengaruh margin laba kotor. Penyesuaian Persediaan dapat dicapai dengan
mengalikan penyesuaian Piutang dengan rasio Harga Pokok Penjualan terhadap Penjualan.
Peningkatan dalam Persediaan adalah sekitar $1 milyar (3,35 x (5.454/18.139)).
Penurunan $3,35 miliar dalam Piutang Usaha dicerminkan oleh penurunan Penjualan tahun
2001 dengan jumlah yang sama. Demikian pula, peningkatan $ 1 miliar dalam Persediaan yang
mencerminkan produk yang tidak terjual sesuai dengan penurunan Biaya Penjualan dengan
jumlah yang sama. Mengalikan selisih $2,35 antara pengurangan Penjualan dan pengurangan
Beban Pokok Penjualan dengan tarif pajak marjinal 35% perusahaan menghasilkan pengurangan
Beban Pajak sebesar $0,82 miliar, dengan selisih $1,53 miliar ($2,35 – 0,82) sisanya menjadi
dibebankan ke Laba Bersih. Penurunan Beban Pajak dan Laba Bersih masing-masing tercermin
di Neraca dengan penurunan Pajak Tangguhan dan Ekuitas Umum.
Chapter 5: Liquidity of Short-Term Assets Related Debt and Paying Ability (Stef & Gev)
2. Item cash yang harus dikeluarkan saat mengukur kemampuan membayar kewajiban jangka
pendek adalah...
a. Unrestricted cash
b. Restricted cash
c. Cash and Equivalent
d. Cash and Certificates of Deposit
Penjelasan jawaban:
Cash itu dibagi menjadi dua, ada yang restricted cash dan unrestriced cash. Unrestricted cash
(kas yang tidak terbatas) adalah cash yang tersedia untuk kegiatan operasional perusahaan,
deposit atau membayar kreditur. Gampangannya unrestricted cash itu benar-benar kas yang bisa
digunakan secara leluasa oleh perusahaan. Sedangkan kalo restricted cash itu kas yang tidak bisa
digunakan seleluasa itu, namanya aja kas terbatas. Jadi pada dasarnya memang kas, tapi udah di
plot atau dialokasikan untuk kepentingan perusahaan tertentu.
Contohnya kaya yang bu Tria jelasin, perusahaan punya hutang 10M, tapi berdasarkan
perjanjian dengan bank, harus ada 10% dana yang mengendap di saldo kas. Jadi ada dana
1M yang mengendap, dan itu gabisa dipake dan udah dialokasikan perihal hutang antara
perusahaan sama bank.
Contoh lain dari restricted cash adalah: perusahaan memiliki kewajiban membayar
kerusakan lingkungan sebesar 15juta rupiah pada 5 tahun yang akan datang, maka
perusahaan menyisihkan 15 juta rupiah ke akun restricted cash.
Highlight dari restricted cash adalah cash sengaja disisihkan untuk alokasi tertentu (kewajiban di
masa depan yang jumlahnya signifikan). Karena sudah dialokasikan, maka perusahaan gabisa
bayar kewajibannya pake cash restricted. Oleh karena itu, restricted cash harus dikeluarkan saat
mengukur kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek.
Dalam laporan keuangan item cash ini bisa dinamakan sebagai:
a. Cash
b. Cash and Equivalent
c. Cash and Certificates of Deposit
Perlu digarisbawahi deposito berbeda dengan certificates of deposit. Deposito merupakan aset
yang penarikannya dapat dilakukan saat jatuh tempo, ataupun ketika membutuhkan likuiditas
perusahaan dapat menutup deposito tersebut, dan sifatnya tidak bisa dipindahtangankan. Hal
yang membedakan dengan certificates deposits adalah deposito yang bisa dipindah tangankan.
4. Dibawah ini merupakan rasio yang tidak bisa dibandingkan antar perusahaan dalam industri
yang sama adalah...
a. Sales to Working Capital
b. Current Ratio
c. Working Capital
d. Acid-Test (Quick) Ratio
Current Ratio
Working Capital