Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-29


Dosen : Pak Eko Nur Surachman
TM 1
KONSEP DASAR DAN STRATEGI ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN

A. Definisi Analisis Bisnis


 Analisis bisnis (business analysis)  Proses mengevaluasi prospek dan risiko
ekonomi perusahaan
 Mencakup: Menganalisis lingkungan bisnis perusahaan, strategi-strateginya,
serta posisi dan performa keuangannya.
 Melakukan valuasi (penilaian) dari bisnis perusahaan, termasuk mengidentifikasi
dan menghitung risiko bisnis, dan memperhitungkan risiko tersebut ke dalam
penilaian bisnis dalam perusahaan tersebut.
 Berguna untuk membuat keputusan-keputusan bisnis, seperti apakah sebaiknya
berinvestasi dengan sekuritas equity atau debt, apakah sebaiknya
memperpanjang kredit melalui pinjaman jangka panjang atau pendek,
bagaimana menilai bisnis dalam sebuah initial public offering (IPO), dan
bagaimana mengevaluasi restrukturisasi (termasuk merger, akuisisi, dan
divestasi).
 Penting bagi security analysts, penasihat investasi (investment advisors), fund
managers, investment bankers, credit raters, corporate bankers, dan investor
individu (individual investors).

B. Definisi Analisis Laporan Keuangan


 Analisis laporan keuangan (financial statement analysis)  aplikasi dari alat
analisis dan teknik untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data
berkaitan untuk mendapatkan perkiraan dan kesimpulan yang berguna dalam
analisis bisnis.
 Alat-alat analisis dan teknik-teknik analisis laporan keuangan, serta bagaimana
menggunakan data-data dari laporan keuangan yang masih berupa estimasi-
estimasi ataupun konklusi yang bisa digunakan dalam analisis.
 Tujuan analisis laporan keuangan:
1. Mengurangi keragu-raguan dalam analisis bisnis
2. Menyediakan basis yang sistematis dan efektif dalam analisis bisnis.

C. Perbedaan Trade Creditor dan Non-trade Creditor


1. Trade creditor
 Meminjamkan dana untuk perusahaan sebagai ganti perjanjian pembayaran
dengan bunga

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 1


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Tipe pembiayaan ini bersifat sementara  Kebanyakan trade credit berjangka


pendek, sekitar 30-60 hari, dengan diskon tunai seringkali diberikan untuk
mendapatkan pembayaran di awal.
 Trade (or operating) creditors  Mengirimkan barang atau jasa pada
perusahaan dan mengharapkan pembayaran dalam periode yang reasonable,
seringkali ditentukan oleh norma industri.
 Trade creditors biasanya tidak menerima bunga eksplisit (explicit interest),
namun menerima pengembalian dari profit margins pada transaksi bisnis.
2. Non trade creditor
 Nontrade creditors (atau debtholders)  Menyediakan pembiayaan bagi
perusahaan sebagai ganti dari janji, biasanya dalam bentuk tertulis, atas
pembayaran kembali dengan bunga (eksplisit atau implisit) pada tanggal
tertentu di masa depan.
 Dapat berupa jangka pendek ataupun jangka Panjang
 Muncul dalam transaksi yang bervariasi

Tambahan:
 Jika perusahaan makmur, keuntungan bagi kreditur terbatas sesuai dengan tingkat
bunga pada kontrak utang atau dengan profit margins pada barang atau jasa yang
diberikan.
 Kreditur memiliki risk of default.
 Analisis kredit (credit analysis)  evaluasi kelayakan kredit (creditworthiness)
perusahaan
 Kelayakan kredit (creditworthiness)  Kemampuan perusahaan untuk menghargai
(honor) kewajiban kreditnya / Kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan-
tagihannya.

D. Triangle of Financial Statement Analysis


Dasar dari analisis laporan keuangan: Triangle of FSA (Financial Statement
Analysis/Segitiga Analisis Laporan Keuangan)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Segitiga business environment and strategy analysis


Di dalamnya ada industry analysis dan strategy analysis. Merupakan analisis
pertama yang dilakukan dalam rangka analisis bisnis dan analisis keuangan.
Bussiness environment terdiri atas:
a. Overview of industry
b. Rivalry among Existing Organizations
c. Threat of New Entrants
d. Threat of Substitute of Products
e. Bargaining Power of Consumer
Konsumen punya daya tawar atau tidak (Semakin tinggi, perusahaan
semakin tidak aman)
f. Bargaining Power of Supplier
Pemasok punya daya tawar atau tidak (Semakin tinggi, perusahaan semakin
tidak aman)
Strategy analysis terdiri atas:
a. Cost leadership
Bagaimana perusahaan mempunyai driver atau strategi untuk membuat
COGS seefektif dan efisien mungkin
b. Product differentiation
Bagaimana perusahan melakukan diferensiasi produk (misalnya dengan
ditujukannya produk untuk pangsa pasar yang berbeda-beda)
Contoh: Supermi, Indomi, dll.
c. Strengths and weaknesses (kelebihan dan kelemahan)
d. Opportunities and threats (kesempatan dan ancaman)
Misal: Dengan kondisi pandemi, Kimia Farma memiliki kesempatan untuk
mendistribusikan vaksin (opportunities), dan ancamannya misal berupa
produk yang tidak laku lagi di pasaran
2. Segitiga accounting analysis
Membaca laporan keuangan, menganalisis apakah laporan keuangan tersebut
merefleksikan kondisi bisnis yang sebenarnya (Nanti di TM 2)
3. Segitiga financial analysis
Melakukan analisis:
a. Profitabilitas
b. Arus kas (cash flow analysis)
c. Risiko (risk analysis)
Akan menghasilkan cost of capital estimate atau asumsi dari biaya modal
(WACC)  Akan digunakan sebagai discount factor (kalau di Mankeu, ketika
menghitung nilai perusahaan dengan metode PV, baik dengan Dividend
Discount Model atau Discounted Cash Flow di sana ada discount rate  Cost
of capital ini yang menjadi discount rate
4. Segitiga perspective analysis
Menggunakan 3 metode:
a. Dividend Discount Model  Memakai dividend sebagai driver

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Discounted Cash Flow  Dari proyeksi arus kas yang diperoleh dari bisnis
perusahaan
c. Residual income (abnormal earning)
 Masing dari metode-metode ini akan dipelajari untuk memberikan atau
menghasilkan nilai dari perusahaan (business value) atau nilai intrinsik
(intrinsic value)
 Teknik analisis laporan keuangan berdasar kepada triangle of financial
statement analysis (akan dibahas di TM-TM selanjutnya)

E. Manfaat melakukan analisis laporan keuangan:


1. Meminimalkan asumsi dan ketidakpastian dan kesalahan proses akuntansi
Ketika laporan keuangan disusun, berdasarkan asumsi-asumsi yang diambil oleh
penyusun laporan keuangan (berdasarkan standar-standar akuntansi yang ada)
 Dalam menilai bisnis perusahaan, perlu melihat apakah asumsi yang
digunakan oleh penyusun laporan keuangan
2. Untuk pengambilan keputusan bisnis
Pengguna:
a. Investor  yang mau berinvestasi
b. Analisis  biasanya yang bekerja di perusahaan-perusahaan investasi
(seperti investment bank), mereka bekerja membuat analisis yang selanjutnya
dipakai oleh investor sehingga investor tidak perlu melakukan analisis sendiri
c. Kreditor  perbankan yang akan memberikan kredit kepada perusahaan,
mereka akan melakukan valuasi sebelum memberikan kredit
d. Direksi/manajer  lebih ke keperluan internal, yaitu mengevaluasi kinerja
perusahaan selama waktu-waktu tertentu selama periode-periode tertentu
e. Auditor  dalam rangka melakukan audit
f. Regulator  (bisa kantor pajak) untuk menghitung pajak yang harus
dibayarkan oleh perusahaan, atau bisa juga OJK ketika harus mengevaluasi
misalnya izin untuk menerbitkan obligasi baru atau corporate action yang lain,
seperti menerbitkan saham, meright issue, dsb.
g. Serikat pekerja  lebih ke partner dari manajemen untuk membuat kinerja
perusahaan lebih baik ke depannya
 biasanya sebagai counterpart dari direksi ketika direksi mengumumkan
atau akan melakukan suatu aksi korporasi tertentu, biasanya ada serikat
pekerja yang memberikan masukan atau input atas aksi korporasi yang akan
dilakukan oleh manajemen tersebut.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-43


Dosen : Pak Agung Dinarjito
TM 1
KONSEP DASAR DAN STRATEGI ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN

A. KONSEP DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


1. Tinjauan : segitiga analisis bisnis

Keempat segitiga tersebut adalah proses analisis bisnis. Proses ini


terdiri atas :
 Business Environment and Strategy
o Industry Analysis
o Strategy Analysis
 Accounting analysis
 Financial analysis
o Profitability analysis
o Analysis of Cash Flows Proses analisis
o Risk Analysis => untuk mengestimasi nilai laporan keuangan
cost of capital perusahaan.
 Prospective analysis => untuk menentukan
intrinsic value perusahaan
Ketika gagal menganalisis strategi bisnis, hasil intrinsic value tidak
sampai membantu pembuatan keputusan (decision) bagi para pengguna.
2. Penilai Bisnis VS Chief Financial Analyst
Seorang penilai bisnis :
 Berpedoman pada standar SPI 330
 Biasanya mengabaikan proses accounting analysis
 Metode valuasi yang digunakan : asset, market value atau free
cashflow
Sedangkan Seorang CFA (Chief Financial Analyst) :

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Akan menggunakan proses pada keempat segitiga


 Metode valuasi yang digunakan :
o Tradisional
Lag indicator
Lead indicator
o Value based management
3. Format Laporan Analisis Laporan Keuangan
1) Overview (pendahuluan)
2) Business environment (industry analysis & strategy analysis)
3) Accounting analysis
4) Financial analysis (macam-macam rasio keuangan, risk analysis
(estimasi cost of capital)
5) Prospective analysis (laporan keuangan proforma)
6) Valuasi

B. TUJUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


1. Menentukan Credit Value
Credit worthiness : bagaimana calon peminjam (debitur) memenuhi
kewajibannya. Dapat dilihat dari liquidity (kemampuan bayar utang jangka
pendek) dan solvency (kemampuan bayar utang jangka panjang).
2. Menentukan intrinsik value

C. PENGGUNA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


 Equity investor
o Untuk membantu pengambilan keputusan terkait buy/sell/hold.
o Mencari intrinsic value, melalui :
Technical/Statistic analysis = berdasarkan pergerakan harga
saham (charting) dll (lead indicator)
Fundamental analysis = berdasarkan laporan keuangan dan
kondisi & kinerja perusahaan (lag indicator)
 Kreditor
o Melihat apakah calon debitor dapat membayar pokok dan utang
bunga tepat waktu.
o Berdasarkan likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
 Manajer
o Untuk perencanaan, evaluasi dan perubahan kebijakan
 Merger & acquisition analys
 External auditors
 Directors
 Regulators
 Employees & unions
 Lawyers

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

D. BUSINESS ENVIRONMENT & STRATEGY ANALYSIS


1. Analisis industry (menggunakan Porter’s five forces analysis)
a. Threat of new entrants (hambatan bagi pendatang baru)
 Ukuran tingkat kemudahan suatu perusahaan untuk memasuki
industri tertentu.
 Semakin kecil hambatan → semakin tinggi tingkat persaingan pada
industri tersebut → semakin rendah profit yang didapat perusahaan
dalam industri tersebut (karena berbagi profit ke banyak
perusahaan).
 Hambatan tersebut dapat berupa :
o Dana/modal yang tinggi
o Teknologi yang tinggi
o Skala ekonomi
o Peraturan pemerintah (misal yang melarang terkait masuknya
pesaing)
b. Bargaining power of suppliers (daya tawar pemasok)
 Semakin tinggi daya tawar pemasok → semakin tinggi harga jual
bahan baku (BB) dan/atau semakin rendah kualitas BB → semakin
tinggi Biaya BB → Semakin rendah profit perusahaan kita.
c. Bargaining power of buyers (daya tawar pembeli)
 Semakin tinggi daya tawar pembeli (sehingga ada tuntutan harga
lebih rendah dan/atau kualitas barang lebih tinggi) → semakin
rendah profit perusahaan kita.
 Semakin sedikitnya penjual dan semakin banyaknya pembeli →
semakin tinggi daya tawar pembeli → harga barang cenderung turun.
d. Threat of subtitues (ancaman produk substitusi)
 Ancaman apabila ada produk substitusi dengan harga lebih rendah &
kualitas lebih baik.
 Semakin banyak produk pengganti/substitusi → semakin rendah
profit perusahaan kita.
e. Rivalry Among Exsisting Competitors (Persaingan dengan competitor
yang ada)
 Perusahaan semakin diuntungkan jika :
o Perusahaan kuat
o Persaingan pasar rendah
 Semakin tinggi persaingan + semakin rendah loyalitas pelanggan →
produk cepat digantikan oleh competitor → semakin rendah profit
perusahaan kita.
 Kalau persaingan ketat, kuncinya bisa jaga loyalitas pelanggan.

2. Analisis strategi
a. SWOT Analysis
Strengths, Weaknesses, Opportunities & Threats

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 7


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Berasal dari internal perusahaan  Berasal dari eksternal perusahaan


 Dapat dikontrol & diubah  Dapat memanfaatkan peluang &
 Contoh : paten & property melindungi dari ancaman (tetapi
intelektual, siapa yang berada di tidak dapat diubah)
tim Anda, lokasi Anda dll  Contoh : pesaing, harga bahan
baku, tren belanja pelanggan, dll

b. Cost Leadership
Seperangkat tindakan untuk menghasilkan produk dengan fitur
yang dapat diterima oleh pelanggan pada biaya terendah dibandingkan
para pesaing.
c. Product differencial
 Semakin baik strategi diferensiasi produk → semakin tinggi loyalitas
merk.
 Berfokus pada persepsi nilai pembeli.
 Contoh perusahaan handphone, menyediakan produknya pada tiga
level : low level, medium level, high level → perusahaan tersebut
dapat mencapai lebih banyak pelanggan dari berbagai kalangan
ekonomi.

E. ACCOUNTING ANALYSIS
1. Tujuan
 Menghindari adanya distorsi/accounting risk
 Bagaimana perusahaan menyajikan lapkeu yang mencerminkan economic
reality
2. Output/hasil
Recasted financial statement
3. Permasalahan
a. Comparability (keterbandingan)
 Ada kemungkinan lapkeu antar perusahaan tidak dapat dibandingkan,
karena perbedaan metode/kebijakan/dll.
 Contoh : Perusahaan A dan B berada pada industry yang sama
dengan skala ekonomi sebanding. Pada jenis asset yang sama,
perusahaan A menggunakan metode depresiasi double declining,
sedangkan B menggunakan metode straight line.
 Analisis akuntansi bertujuan agar lapkeu A dan B dapat dibandingkan.
b. Accounting risk
 Analisis akuntansi bertujuan mengurangi risiko/distorsi lapkeu.
 Jenis :
o Error estimation
o Earning management
o Accounting choices

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 8


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

F. FINANCIAL ANALYSIS TOOLS


1. Comparative financial statement analysis
 Membandingkan tren antar tahun (year-to-year atau multiyear basis) dari
individual account.
 PSAK 9 par 1 : lapkeu harus bersifat komparatif
2. Common size financial statement analysis
Untuk mengetahui bobot/persentase masing-masing akun pada
 Income statement (setiap akun dibandingkan dengan sales)
 Balance sheet (setiap akun dibandingkan dengan total asset)
3. Ratio analysis
 Paling popular dan paling banyak digunakan.
 Pengelompokkan (dalam buku Subramanyam) :
o Credit (risk) analysis
Liquidity : mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang
jangka pendek.
Capital structure and solvency : mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi utang jangka panjang.
o Profitability analysis
Return on investment
Operating performance
Asset utilization
o Valuation : untuk mengetahui intrinsic value
Ratio Analysis Rumus
Credit (risk) Analysis a. Liquidity

b. Capital Structure and Slovency

Profitability Analysis a. Return on Investment

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 9


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Operating Performance

c. Asset utilization

Valuation

4. Cash flow analysis


Fokus : menganalisis sumber (cash receipt) dan penggunaan (zash
disbursement) kas.
5. Valuation models
 Untuk mengestimasi intrinsic value/value stock
 Basis : present value theory

a. Free Cashflow Model


1) Free Cashflow for Firm (FCFF) : arus kas bebas yang dapat
digunakan oleh debt holder dan share holder.
FCFF Terminal Value
Firm Value = ∑ (
1+WACC ) t + (1+WACC)t

Contoh soal :

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 10


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

FCFF year 1 = $100; FCFF year 2 = $200; FCFF


year 3 = $300, dan tahun-tahun selanjutnya naik
5% (growth perpetuity). WACC = 10%. Hitung firm
value!
Jawab :
𝐹𝐶𝐹𝐹 𝑦𝑒𝑎𝑟 4 $300 (1+5%)
 Terminal value= = = $6300
𝑊𝐴𝐶𝐶−𝑔 10%−5%
$100 $200 $300
 Firm value = (1+10%)1 + (1+10%)2 + (1+10%)3 +
$6300
= $5214,87
(1+10%)3
2) Free Cashflow for Equity (FCFE) : arus kas bebas yang
dibagikan untuk share holder (residu setelah untuk debt
holder)
FCFE Terminal Value
Equity Value = ∑ (
1+Rcs)t
+ (1+Rcs)t

Contoh soal :
FCFE year 1 = $100; FCFE year 2 = $200; FCFE
year 3 = $300. Setelah tahun ketiga (dan
seterusnya), nilai FCFE = $350 (Perpetuity). Rcs =
10%. Hitung equity value!
Jawab :
$350
 Terminal value = = $3500
10%
$100 $200 $300
 Equity value = + + +
(1+10%)1 (1+10%)2 (1+10%)3
$3500
(1+10%)3
= $3111,19

b. Discounted Dividend Model


Jika g tidak konstan,
Dividend Terminal Value
Equity Value = ∑ (
1+Rcs)t
+ (1+Rcs)t

Contoh soal :
Perusahaan A membayar dividen untuk year 1 =
$10, year 2 = $12, year 3 = $15, dan setelahnya
naik 5%. Rcs = 10%. Hitung Vcs (Value common
stock)!
Jawab :
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑦𝑒𝑎𝑟 4 15 (1+5%)
 Terminal value = = =
𝑅𝑐𝑠−𝑔 10%−5%
315

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 11


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

10 12 15 315
 Vcs = (1+10%)1 + (1+10%)2 + (1+10%)3 + (1+10%)3
= 266,94
Jika g konstan,
D0 (1+g) D1
Equity Value = =
Rcs−g Rcs−g

c. Multiple Price
1) P/E Ratio
P
Share Price = E1 x E1

2) P/BV Ratio
P
Share Price = BV1 x BV1

3) P/Sales Ratio
P
Share Price = S1 x S1

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 12


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-30


Dosen : Eko Nur Surachman
TM 1
KONSEP DASAR DAN STRATEGI ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN
Dosen: Pak Eko Nur Surachman
A. Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan
1. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan digunakan untuk lebih memahami suatu laporan
keuangan (to value business) atau kondisi keuangan suatu perusahaan. Lalu
mengapa kita ingin tahu kondisi keuangan perusahaan? Alasannya adalah
karena kita harus memprediksi kira-kira di masa perusahaan mampu atau tidak
dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, yang mana berkaitan
dengan going concern perusahaan. Tujuan melakukan analisis sebagai berikut.
 Memprediksi keuangan di masa depan
 Meminimalkan ketidakpastian (mengurangi asumsi)
 Meminimalkan risiko
 Mengambil keputusan yang lebih baik

B. Strategi Analisis Laporan Keuangan


1. Business Environment and Strategy Analysis
a. Analisis Lingkungan Bisnis
Menganalisis seperti apa lingkungan perusahaan. Terdiri dari :
1) Gambaran umum perusahaan : perusahaan tersebut kegiatan bisnisnya
apa, siapa direksinya, dan dimana lokasi perusahaan.
2) Persaingan bisnisnya seperti apa? Apakah persaingan antara lawan
perusahaan sehat?
3) Ancaman masuknya pesaing baru : Apakah mudah membuat usaha
sejenis usaha yang dijalankan perusahaan tersebut?
4) Ancaman produk substitusi : Apakah mudah produk perusahaan tersebut
digantikan oleh produk lain?
5) Bargaining power of customer (kemampuan pelanggan untuk menawar).
Misal bandingkan antara PT A memiliki banyak pelanggan berganti-ganti
atau hanya memiliki satu pelanggan tetap.
 Bargaining power of customer tinggi.
Jika memiliki satu pelanggan tetap maka jika pelanggan tersebut
tidak mau membeli produk PT A lagi maka PT A tidak bisa berbuat
apa-apa.
 Bargaining power of customer rendah.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 13


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Jika kita memiliki banyak pelanggan bergantian maka jika salah satu
pelanggan tidak jadi membeli maka perusahaan masih bisa
menawarkan ke yang lain, itu yang disebut bargaining power
rendah, perusahaan dapat mengendalikan pelanggan. Sehingga
lebih baik memiliki banyak pelanggan berganti-ganti daripada
hanya satu saja.
6) Bargaining power of supplier (kemampuan pemasok untuk menawarkan
barang ke perusahaan).
 Bargaining power of supplier tinggi.
Jika memiliki satu pemasok tetap maka pemasok tersebut dapat
mengendalikan harga yang akan diberikan didalam kontrak jual beli,
dan jika perusahaan tidak menyetujui harga maka akan sulit untuk
mencari pemasok lain dalam waktu singkat.
 Bargaining power of supplier rendah.
Jika kita memiliki banyak pemasok sekaligus, maka jika ada salah
satu pemasok yang menaikkan harga maka kita dapat beralih ke
pemasok lain yang menawarkan harga yang lebih rendah. Sehingga
lebih baik jika bargaining power of supplier rendah saja.
b. Analisis Strategi
Analisis strategi menilai apakah strategi yang diambil oleh perusahaan sudah
benar atau belum. Jika strategi yang diambil sudah bagus dan sesuai maka
tinggal melanjutkan strategi yang sudah dijalankan saja. Namun jika strategi
yang diambil ternyata belum sesuai maka perusahaan harus mencari
alternative strategi lain yang lebih menguntungkan. Lalu bagaimana kita dapat
menilai strategi tersebut sudah bagus atau belum? Kita bisa menilainya
dengan melakukan benchmarking dengan perusahaan sejenis (industri
sama).
Analisis strategi dapat dilakukan dengan menganalisis hal-hal berikut ini :
1) Cost Leadership : menganalisis revenue dan expenses yang ada di dalam
laporan keuangan dimana menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menekan biayanya sehingga harga produknya dapat bersaing di pasaran.
2) Product Differentiation : strategi perusahaan untuk mengembangkan
bisnisnya dengan produk-produk lain yang melengkapi produk utamanya,
atau bahkan produk lain di luar produksi utamanya dalam rangka lebih
memperkenalkan perusahaannya dengan terjun ke berbagai bisnis.
3) Strengths and Weaknesses (Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan) :
lebih menunjukkan keadaan perusahaan secara internal.
4) Opportunities and Threats (Peluang dan Tantangan) : menunjukkan
keadaan perusahaan secara eksternal.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 14


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

IN CONCLUSION
Setelah kita melakukan analisis lingkungan bisnis dan analisis strategi maka
kita dapat memperoleh penilaian terhadap kualitas dan kemampuan perusahaan
untuk merealisasikan usahanya.

2. Accounting Analysis
Dalam analisis akuntansi kita harus mengevaluasi penyajian dan
pencatatan akuntansi dari sebuah perusahaan. Apakah perhitungan, penerapan,
dan penyajian sudah sesuai atau belum? Jangan sampai perusahaan melakukan
windows dressing yaitu dimana perusahaan membuat (memanipulasi) laporan
keuangan seolah-olah terlihat lebih baik. Output dari analisis akuntansi adalah
sebuah laporan keuangan baru yang hanya digunakan untuk pengambilan
keputusan bernama “recasted financial statement”.
Laporan keuangan disusun dengan dasar akuntansi yang memiliki banyak
estimasi, asumsi, serta judgement. Hal ini dapat menjadi bias ketika pembuat
laporan keuangan memiliki kepentingan politik tertentu sehingga laporan
keuangan tidak menunjukkan keadaan bisnis sesungguhnya walaupun masih
memenuhi standar. Keterbatasan akuntansi ini menimbulkan masalah:
 Masalah perbandingan, muncul ketika perusahaan yang berbeda
menerapkan akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau peristiwa
yang sama, atau ketika perusahaan mengubah kebijakan
akuntansinya dalam suatu waktu sehingga terjadi kesulitan
perbandingan sementara.
 Distorsi akuntansi, merupakan penyimpangan informasi akuntansi
dari ekonomi yang mendasarinya. Dapat muncul dalam beberapa
bentuk:
 Estimasi manajemen salah atau tidak lengkap
 Manajer “mempercantik” laporan keuangan
 Standar akuntansi gagal menangkap realitas ekonomi
 Risiko akuntansi, merupakan ketidakpastian dalam analisis laporan
keuangan karena distorsi akuntansi.

3. Financial Analysis
Menganalisis kondisi keuangan perusahaan sehat atau tidak sehat,
bagaimana risiko keuangan, apakah mampu mendapatkan keuntungan. Secara
garis besar, analisis keuangan terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Profitability Analysis (Analisis profitabilitas) : evaluasi atas tingkat
pengembalian investasi.
b. Risk Analysis (Analisis risiko) : evaluasi atas kemampuan perusahaan untuk
memenuhi komitmennya (solvabilitas dan likuiditas).
c. Cashflows Analysis (Analisis arus kas) : evaluasi bagaimana perusahaan
mendapatkan dan menggunakan dana/kas yang dimilikinya.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 15


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

4. Prospective Analysis
Menganalisis bagaimana perusahaan di masa depan. Hasil analisis
prospektif jika digabung dengan Cost of Capital (WACC) maka akan
menghasilkan analisis Intrinsic Value (nilai perusahaan) karena WACC
digunakan untuk menghitung present value sehingga didapatkan intrinsic value
(ingat materi Mankeu Bab UAS!!).

C. Pengguna Laporan Keuangan


1. Investor
Investor membutuhkan analisis laporan keuangan ini untuk melakukan equity
analysis (menilai downside risk and upside potential), yaitu untuk menilai
kenaikan/penurunan harga/nilai saham di masa depan. Hal itu dapat dilakukan
dengan cara :
a. Analisis Teknis (Charting), yaitu melihat pergerakan saham dengan pola
historis terhadap harga dan volume saham, juga terhadap produksi harga
saham di masa depan.
b. Analisis Fundamental, yaitu menilai kualitas perusahaan apakah bisa
bertahan di jangka panjang atau tidak.
2. Kreditur
Kreditur membutuhkan analisis laporan keuangan ini untuk melakukan
credit analysis, apakah perusahaan bisa membayar utang-utangnya dan apakah
ada risiko default. Sehingga pada nantinya dapat diihat credit worthiness,
apakah perusahaan layak diberikan pinjaman atau tidak. Berikut yang dapat
dijadikan ukuran dari credit analysis.
a. Liquidity : kemampuan perusahaan melunasi utang-utang jangka pendeknya
(kurang dari 1 tahun).
b. Solvency : kemampuan perusahaan melunasi utang-utang jangka
panjangnya (lebih dari 1 tahun).
3. Direksi/Manajer
Untuk kepentingan pengambilan keputusan internal perusahaan.
4. Auditor
Untuk melihat apakah terdapat fraud/redflags dalam menunjang keberhasilan
pelaksanaan audit.
5. Regulator
Dengan adanya analisis LK maka pemerintah sebagai regulator dapat
merumuskan kebijakan yang sesuai untuk perusahaan.
6. Serikat Pekerja
Agar dapat menilai kesesuaian upah yang diterima telah sesuai atau belum
dengan kinerja perusahaan, misal perusahaan mempunyai laba yang besar tapi
memberikan upah yang kecil maka kita dapat memprotesnya.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 16


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

D. Alat Analisis Laporan Keuangan


1. Comparative Analysis
Digunakan untuk mengevaluasi keterkaitan antar laporan keuangan. Hasil
dari analisis ini berupa gambaran (trend) dari data keuangan yang dimiliki
perusahaan, dan dapat disajikan dalam bentuk “year-to-year change analysis”
serta “index-number trend analysis”.

2. Common-size Analysis
Digunakan untuk mengevaluasi “internal make-up” atas laporan
keuangan dan mengevaluasi pos (akun) pada laporan keuangan antar entitas.
Hasilnya berupa gambaran proporsionalitas ukuran aset, utang, pendapatan dan
beban.
3. Ratio Analysis
Digunakan untuk mengevaluasi hubungan 2 atau lebih unsur yang penting secara
ekonomis (berdasarkan data laporan keuangan). Berikut macam-macam tipenya:
a. Credit risk analysis, ada dua:
1) Likuiditas: current ratio, acid-test ratio, collection period, days to sell
inventory, dsb.
2) Struktur modal dan solvabilitas: total debt to equity, long-term debt to
equity, times interest earned, dsb.
b. Profitability, ada tiga:
1) Return on investment: return on asset/equity
2) Operating performance: gross profit margin, operating profit margin
(pretax), net profit margin
3) Asset utilization: cash turnover, accounts receivable turnover, inventory
turnover, working capital turnover, PPE turnover, total asset turnover,
dsb.
c. Valuation: price-to-earnings, earnings yield, dividend yield, dividend payout
rate, price-to-book, etc.
4. Cash Flow Analysis
Digunakan untuk mengevaluasi sumber pendanaan perusahaan dan
penggunaan dana. Dapat dihitung dengan rumus:

Pendapatan = Operasional + Investasi

5. Valuation
Digunakan untuk menilai debt (bond) dan ekuitas. Dapat dilakukan dengan 3
metode, antara lain free cash flow, DDM, dan residual income.

You always pass failure on the way


to success.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 -Mickey Rooney 17


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-30


Dosen : Eko Nur Surachman
TM 2
Konsep Analisis Akuntansi

A. Institutional Framework dari Laporan Keuangan


1. Accrual Accounting, Not Cash
Laporan keuangan menerapkan basis akrual, bukan basis kas. Perbedaan basis
akrual dan kas ada pada Pendapatan dan Beban.
Manfaat Akrual : menggambarkan keadaan sebenarnya, sehingga penilaian
menjadi lebih akurat.
a. Income Statement
1) Revenue recognition
Mengenai kapan Pendapatan itu dapat diakui, karena tiap perusahaan
pasti akan menggunakan asumsi masing-masing dalam mengakui
pendapatannya.
2) Expense Recognition
Mengenai kapan Beban itu dapat diakui, menilai beban terjadi saat
ada manfaat yang akan diterima di masa depan dimana manfaat tersebut
maksudnya yaitu menerima pendapatan.
3) Profit
Merupakan matching antara revenue recognition dan expense recognition.
b. Balance Sheet
1) Assets
Aset merupakan akun yang digunakan menghasilkan keuntungan
ekonomi. Jika ditelaah, potensi terjadinya kesalahan didalam akun ini
mungkin sangat banyak. Misal dalam pengakuan aset terdapat kapitalisasi
aset, jika perusahaan salah asumsi dalam kapitalisasi maka akan
menghasilkan over/undervalued.
2) Liabilities
Liabilitas menunjukkan kewajiban yang akan kita bayar di masa depan. Di
dalam liabilitas kemungkinan yang bisa terjadi adalah kesulitan melakukan
asumsi, contohnya untuk akun Pension Liability memang harus dibayar,
namun kita tidak tahu kapan berhenti membayarnya karena tidak tahu umur
dari si penerima pension.
3) Equity
Ekuitas = Aset – Liability

2. Komponen laporan keuangan menurut IFRS/GAAP


a. Balance sheets (SOFP)
b. Income statements (Laba Rugi)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 1


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

c. Statement change of equity (LPE)


d. Cashflows (LAK)
e. Notes of Financial Statements (CaLK)
3. Accrual Basis (Income) vs. Cash Basis (Cashflows)
a. Accrual is Superior
Akrual lebih relevan diterapkan untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan pendapatan di masa depan. Basis akrual memperhatikan apa
yang tidak bisa diketahui jika kita memakai basis kas.
b. Mitos dan fakta
MITOS
1) Basis kas lebih relevan
2) Akrual tidak relevan
3) Cashflow tidak dapat dimanipulasi. Pernyataan ini merupakan mitos
karena pada kenyataannya bisa dimanipulasi misalnya dengan
memalsukan kwitansi, money laundry, dll.
4) Sulit untuk memanajemen keuangan dalam jangka panjang
FAKTA
1) Akrual lebih relevan dengan keadaan yang sebenarnya
2) Cash basis lebih bisa diandalkan karena sudah benar-benar terjadi baru
dapat dilakukan pencatatan.
3) Mudah terjadi distorsi/bias dalam basis akrual. Hal ini terjadi karena basis
akrual masih berdasarkan asumsi saja, belum tentu benar. Contoh: Bad
debt expense dihitung berdasarkan persen hasil asumsi perusahaan saja
belum tentu benar terjadi.
4) Kita dapat menilai perusahaan lebih akurat jika memakai akrual

c. Tanggung jawab Manajemen


Tanggung jawab manajemen adalah untuk menyusun laporan keuangan.
1) Alasan mengapa hal itu menjadi tanggung jawab manajemen adalah Superior
knowledge.
Yang paham tentang perusahaan adalah manajemen itu sendiri
sehingga agar laporan keuangan disajikan sesuai dengan keadaan
sebenarnya, maka yang harus menyusun laporan keuangan adalah
manajemen itu sendiri.
2) Kesalahan mungkin terjadi
Oleh karena yang paham tentang perusahaan adalah manajemen, maka
manajemen memiliki insentif untuk mempermainkan laporan keuangan
agar sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Untuk apa?
- Memperbaiki reputasi
- Mendapatkan kontrak
3) Bagaimana mengatasinya
Pengawasan (monitoring mechanism) :
- Audit, oleh auditor baik internal maupun eksternal.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

- Corporate governance, terdiri dari Board of Director (BoD) dan


Board of Commision (BoC) untuk mengawasi bawahannya dalam
perusahaan,
- Litigation (pencegahan)
 Internal : serikat pekerja, pegawai juga harus mengawasi.
 Eksternal : Investor, Kreditur, OJK

B. Faktor yang Memengaruhi Kualitas Akuntansi


1. Sumber Kesalahan Bias
Karena tidak semua hal diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan maka dalam
memutuskan asumsi yang digunakan, perusahaan bisa saja salah, sehingga ada
distorsi/bias.
a. Noise of Accounting Rules
Ada beberapa hal yang tidak diatur dalam SAK sehingga perusahaan dapat
leluasa menentukan asumsi.
b. Forecast Error
Perkiraan asumsi yang salah, misalnya dalam menentukan Allowance for
Doubtful Account perusahaan menentukan sebesar 5% padahal
kenyataannya banyak yang lebih tidak tertagih daripada itu.
c. Manager Accounting Choices
Manajemen berhak menentukan prinsip/dasar apa yang akan diambil untuk
melakukan pencatatan dan karena banyaknya perusahaan maka asumsi
yang diambil juga akan banyak.

2. Kualitas Akuntansi
Kualitas Akuntansi dinilai berdasarkan Relevance and Reliability.
Relevance berarti memiliki kapasitas informasi yang lengkap, sedangkan Reliability
berarti bahwa laporan keuangan yang disajikan dapat diverifikasi, dapat dipercaya,
dan netral. Laporan keuangan yang baik memiliki kedua hal itu, namun seringkali
terjadi trade-off.

C. Langkah-Langkah Analisis Akuntansi (Accounting Analysis)


1. Identifikasi Kebijakan Prinsip Akuntansi
Pada tahap ini kita harus mencari tahu apa kegiatan utama (core business)
perusahaan lalu akuntansinya seperti apa (Key Accounting Policies).
Contoh :
- PT Garuda Indonesia : layanan penerbangan, aset utama adalah pesawat,
sehingga key accounting policies nya adalah perhitungan Depresiasi.
- PT Indofood : makanan dan minuman, kegiatan utama adalah manufaktur,
sehingga key accounting policies nya adalah perhitungan biaya dan
inventory.
- Perusahaan kelapa sawit : kegiatan utamanya ada pada pengelolaan aset
biologis.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2. Penilaian Fleksibilitas Akuntansi


Setelah diketahui key accounting policies nya maka kita bisa menentukan
kira-kira apakah kebijakan tersebut bersifat fleksibel, dalam artian apakah kita bisa
mengambil asumsi dari kebijakan tersebut atau tidak. Contohnya pada PT Garuda
Indonesia, kebijakan akuntansi utama adalah Depresiasi, maka kita bisa lihat
apakah perhitungan depresiasi tersebut fleksibel untuk diambil asumsi atau tidak,
jawabannya adalah iya karena terdapat beberapa metode depresiasi. Misal PT
Garuda Indonesia menggunakan metode depresiasi Double Declining.

3. Evaluasi Strategi Akuntansi


Menilai apakah fleksibilitas dari kebijakan akuntansi digunakan untuk
kepentingan tertentu atau tidak, bagaimana dampaknya, dan apakah sama dengan
penggunaan pada industry umumnya.
Contoh : Pada PT Garuda Indonesia menggunakan metode depresiasi
Double Declining, kita analisis mengapa mengambil itu? Kenapa bukan metode
straight line atau metode lainnya? Apakah ada keuntungan pribadi yang diambil
dari hal tersebut?
Inti dari langkah ini adalah kita melihat tujuan dari kebijakan akuntansi
tersebut, misal ternyata ditemui bahwa tujuan PT Garuda menggunakan double
declining method adalah agar beban di tiap tahun akan menjadi besar dan
nantinya Laba akan makin kecil sehingga pajak yang dibayarkan juga semakin
kecil.

4. Evaluasi Kualitas Pengungkapan (disclosure)


Menilai apakah data yang diungkapkan dalam CaLK sudah cukup atau
belum. Lalu mengapa kita menilai kualitas dari pengungkapan? Karena seperti
bahasan kita tadi, manajer punya insentif untuk menutupi hal-hal tertentu untuk
tidak menyajikan sejumlah data, sehingga jika kita mengevaluasi CaLK maka
kemungkinan bisa ditemukan hal-hal yang kurang benar. Lalu apakah boleh
perusahaan tidak mengungkapkan beberapa hal dalam CaLK? Boleh, jika sifatnya
rahasia, seperti pertahanan keamanan ataupun resep rahasia.

5. Identifikasi Redflags yang Potensial


Perlu dilakukan penilaian terhadap hal-hal yang memungkinkan terjadinya
ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan. Berikut beberapa redflags yang
dapat terjadi:
a. Performa keuangan yang buruk sehingga menyebabkan perusahaan
terpuruk.
b. Pendapatan selalu lebih tinggi daripada operating cashflow kita, hal ini
mungkin merupakan redflags karena mungkin piutang tidak ditagih-tagih.
c. Laporan audit tidak wajar

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

d. Auditor resign ditengah tugas


e. Kebijakan akuntansi selalu berubah-ubah atau tidak konsisten
f. Peningkatan inventory padahal Sales nya tidak meningkat, untuk apa
inventory itu?
g. Peraturan akuntansi belum sesuai
h. Bigbath (memindahkan utang-utang perusahaan induk ke perusahaan anak
seakan akan perusahaan induk tidak punya utang sehingga memperbaiki
reputasi perusahaan)
i. Transaksi tidak jelas namun pendapatan disajikan sangat tinggi
j. Inventory atau Account receivable naik padahal sales hanya sedikit atau
bahkan turun
k. Net profit dan cashflow berbeda
l. Piutang yang belum tertagih dijual ke pihak lain
m. Write-off terlalu besar
n. Penyesuaian yang signifikan di akhir tahun, misal Revaluasi aset tiba-tiba.
o. Opini audit WDP
p. Transaksi terhadap anak perusahaan yang bernilai besar

6. Undo Distorsi Akuntansi


Jika kita sudah menemukan indikasi adanya redflags maka yang harus
dilakukan adalah pembetulan dimana kita memperbaiki data yang ada pada LK.
Biasanya dilakukan dengan benchmarking, jika metode yang kita gunakan tidak
sama dengan industry sejenis maka kita bisa sesuaikan sehingga bisa dilakukan
benchmarking.

You don’t get paid for the hour,


you get paid for the value you
bring to the hour.

-Jim Rohn

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-43


Dosen : Agung Dinarjito
TM 2
KONSEP ANALISIS AKUNTANSI
A. FAKTOR PENYEBAB LAPORAN KEUANGAN ANTAR
PERUSAHAAN TIDAK KOMPARABEL
1. Terkait corporate governance
 Board of director oversight => jumlah BoD antar perusahaan berbeda
 Audit committee of the board
o Oversee accounting process
o Oversee internal control
o Oversee internal/external audit
 Internal auditor => internal auditor antar perusahaan menggunakan
kebijakan yang berbeda
2. Terkait pengguna
 Internal users Bagaimana perusahaan
 Eksternal users memenuhi keinginan para
pengguna lapkeunya

B. SUMBER INFORMASI YANG TIDAK DISEDIAKAN MANAJEMEN


1. Economic, industry & company news (berita/informasi keuangan)
 Bagaimana kondisi saat ini dan kedepan terkait kinerja perushaan.
2. Voluntary disclosure
 Siaran pers terkait kebijakan perusahaan terkait kegiatan/aksi perusahaan
yang memengaruhi keputusan pengguna.
 Contoh : saat perusahaan ingin mengumumkan produk terbarunya.
3. Information intermediaries
 Informasi yang disediakan para intermediaries seperti analis, advisor, credit
rating agency, dll.
 Bersifat saran.

C. KUNCI/HAL YANG INGIN DILIHAT ANALIS PADA LAPORAN


KEUANGAN YANG DIRIVIU
Berdasar kerangka konseptual PSAK, karakteristik kualitatif lapkeu:
fundamental characteristic & enhance characteristic.
1. Kualitas informasi menurut buku Subramanyam
1) Relevance : harus berkapasitas informasi yang akan memengaruhi
keputusan.
2) Reliability : harus dapat diverifikasi, harus memberikan yang
wajar/tepat, dan netral

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2. Kualitas informasi menurut KKPK (Kerangka Konseptual Pelaporan


Keuangan)
1) Fundamental Characteristic
 Relevance : harus mampu membuat perbedaan dalam
pengambilan keputusan yang diambil pengguna. Syarat :
o Predictive : mampu memberi prediksi kinerja perusahaan yg
akan datang;
o Confimatory : info harus terkonfirmasi dengan info-info lainnya
(tidak boleh berlawanan); dan
o Materality : info dikatakan material apabila salah saji dapat
memengaruhi keputusan pengguna.
 Faithfull representation : lapkeu merepresentasikan fenomena
economic dalam kata dan angka dengan substansi dengan tepat.
Syarat :
o Complete : mencakup seluruh info yg diperlakukan pengguna
agar dapat memahami fenomena yang digambarkan.
Termasuk deskripsi & penjelasan yang diperlukan;
o Neutrality : tanpa bias dalam pemilihan/penyajian info
keuangan. Tidak menekankan untuk kepentingan pengguna
tertentu. Didukung oleh kehati-hatian (prudence); dan
o Free from error : tidak ada kesalahan/kelalaian dalam
mendeskripsikan fenomena dan proses. Tidak berarti akurat
secara sempurna, tetapi seluruh kegiatan akuntansi dilakukan
sesuai kebijakan/aturan yang berlaku.
2) Enhancing Characteristic
 Comparability
 Verifiability
 Timeliness
 Understandability

D. KETERBATASAN INFORMASI AKUNTANSI


1. Timeliness
 Tidak real-time basis.
 Semakin lama informasi tidak diketahui para pengguna, maka semakin tidak
berguna informasi tersebut.
2. Frequency
 Laporan keuangan harus disusun secara periodik.
 Trwulanan dan tahunan
3. Forward looking
 Terkait karakteristik fundamental relevance (syarat prediktif).
 Keterbatasan dalam melakukan proyeksi.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 7


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

E. PRINSIP PENTING DALAM AKUNTANSI


1. Historical cost
Lapkeu biasanya dicatat berdasar nilai sejarahnya/keterjadiannya dalam
transaksi yang wajar;
2. Accrual accounting
Mengakui revenue saat diterima, expense saat terjadi;
3. Materiality; dan
4. Conservatism
Mencoba menghindari laporan yang optimis, cenderung mengakui yang
optimis.

F. METODE PENCATATAN AKUNTANSI


Secara umum,
1. Biaya perolehan (historical cost) saat pertama kali dicatat;
2. Nilai wajar (fair value) saat penyajian laporan keuangan
 Tingkat 1 : harga yang ada di pasar (apabila ada barang yang sama di
pasar).
 Tingkat 2 : harga pasar barang sejenis (apabila tidak ada barang yang
sama).
 Tingkat 3 : Estimasi (apabila tidak ada barang yang sama ataupun sejenis).

G. KONSEP UTAMA REPORTING INCOME


1. Berdasar prinsip akrual.
2. Menghitung Net income
Revenue recognition & expense matching.
Net income = operating cash (aliran kas) + accrual (amortisasi, depresiasi,
impairment, dll)
3. Dasar akuntansi akrual
Harus dapat mengakui dengan tepat revenue dan expensenya
 Revenue saat diterima/dapat direalisasi
 Beban harus matching dengan revenue yg terkait :
o Product cost : terkait menghasilkan produk
o Period cost : non-produk, contoh biaya administrasi

H. MITOS DAN FAKTA AKRUAL VS KAS


1. Mana yang lebih baik, basis akrual/basis kas?
Sebagai seorang akuntan, basis akrual akan lebih bagus dibandingkan kas.
Tetapi apabila sebagai seorang finance, basis kas akan lebih bagus
dibandingkan akrual. Alasan :
 Finance : cash is source of value. Karena tanpa kas, perusahaan tidak
dapat melakukan pembelian dll. Net income tidak bisa digunakan untuk

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 8


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

pembelian karena hanya berupa “nilai”. Maka, penilaian perusahaan


cenderung menggunakan free cashflow model.
 Akuntan : basis akrual menggambarkan economic reality. Sedangkan basis
kas hanya pertimbangkan kas masuk dan kas keluar.
2. Mitos dan Fakta
No Mitos Fakta
1 Nilai perusahaan tergantung Nilai perusahaan tergantung
future cashflow, hanya current nonfuture cashflow & current
cash yang relevan untuk cashflow tidak relevan
penilaian
2 Cashflow selalu relevan Harus lihat dulu konteksnya apa
3 Kas tidak dapat dimanipulasi Kas paling mudah dimanipulasi
4 Penyesuaian akrual akuntansi Penyesuaian adalah hal yang
tidak relevan penting dan relevan untuk
menyesuaikan
pendapatan/beban tsb memang
yang terkait dengan perusahaan
5 Seluruh income dapat Kasus window dressing, earning
dimanipulasi management adalah manipulasi
income
6 Tidak mungkin mengatur Kenyataannya bisa mengatur
income agar upward dalam agar income kedepannya bisa
jangka panjang naik/konsisten dalam jangka
panjang

I. ALASAN MELAKUKAN ANALISIS AKUNTANSI


Permintaan analisis akuntansi
 Menyesuaikan distorsi akuntansi sehingga lapkeu mencerminkan economic
reality.
 Menyesuaikan tujuan umum lapkeu dengan tujuan spesifiknya (missal untuk
investor, dll)

J. SUMBER DISTORSI AKUNTANSI


1. Standar akuntansi
 Proses politik saat penyusunan standar;
 Asumsi & prinsip akuntansi yang berubah;
 Konservatif.
2. Kesalahan estimasi
3. Keandalan vs relevan
Keandalan ↑ => relevan ↓, dan sebaliknya.
4. Manajemen pendapatan (earnings management)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 9


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Strategi
 Increasing income : manajer menyesuaikan akrual bertujuan untuk
meningkatkan net income;
 Big bath : write-off yang besar di suatu periode kemudian dibebankan ke
periode-periode sebelumnya; dan
 Income smoothing : supaya income perusahaan terlihat stabil (tidak
fluktuatif).
Motivasi
 Adanya insentif bagi manajemen, misal saat income naik 5%
 Harga saham
 Alasan lainnya, missal permintaan tenaga kerja dll
Mekanisme
Incoming shifting => mempercepat/menunda pendapatan atau beban,
supaya tren perusahaan bisa naik terus.

K. SASARAN/OBJEK ANALISIS AKUNTANSI


1. Comparative analysis
Perlu mencari pembandingnya (benchmarknya), industry & size perusahaan
harus sejenis
2. Income measurement
Konsep ekonomi dari pendapatan
 Economic income : mengukur perubahan kekayaan pemilik saham (CF + PV
expected future CF)
 Permanent income : beban dan pendapatan yang muncul terus menerus;
ada di setiap lapkeu
 Operating income

L. AKUNTANSI AKRUAL DAN KUALITAS AKUNTANSI


Tiga sumber potensial penyebab terjadinya bias dalam akuntansi :
1. Noise form accounting rules
Perubahan/revisi standar yang terkadang standar baru cenderung tidak
menggambarkan perusahaan
2. Forecast error
Akibat kesalahan estimasi
3. Manager’s accounting choices
 Misal pilihan manajer FIFO/average dalam penilaian inventory
 Motivasi adanya perbedaan accounting choices :
o Debt covenants
o Compensation contracts
o Tax consideration, dll

M. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS AKUNTANSI

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 10


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Identifikasi kebijakan akuntansi


2. Menilai fleksibilitas akuntansi
Bagaimana manajemen memilih metode tsb, bagaimana manajemen
mengestimasi, apakah sudah reliable atau tidak.
3. Evaluasi strategi akuntansi
Isu yang perlu dipertimbangkan :
 Kebijakan akuntansi di perusahaan lain
 Apakah ada insentif untuk manajer
 Adakah perubahan kebijakan dan estimasi terkait akun-akun tertentu,
perhatikan apa alasan perubahan tersebut
 Apakah transaksi yang terjadi digunakan untuk mencapai tujuan tertentu
4. Evaluasi kualitas pengungkapan
 Apakah pengungkapan dalam CaLK nya sudah cukup
 Lihat sumber lain apakah sudah cukup dijelaskan
5. Identifikasi red flags potensial
 Mengecek hal-hal yang sekiranya “kurang wajar”
 Dapat dilihat dari opini auditor
6. Apabila ditemukan red flag, menghilangkan (undo) distorsi akuntansi
tersebut
Output : recasting financial statement

N. RECASTING FINANCIAL STATEMENT


1. Standarisasi
 Analis biasanya menganalisis aktivitas bisnis (operasi dan investasi) terpisah
dengan aktivitas pendanaan.
o Karena aktivitas bisnis mempengaruhi value perusahaan
o Sedangkan aktivitas pendanaan, fokus pada pengalokasian value
tersebut (untuk debt/equity holder)
 Harus memahami item-item per akun, tidak harus secara keseluruhan
Akan berguna dan memberi dampak kepada future performance
2. Klasifikasi
 Aktivitas operasi & investasi VS aktivitas pendanaan
 Current asset/liabilities VS current asset/liabilities
 Asset/liabilities continued operation VS ssset/liabilities discontinued
operation
3. Kelemahan
 Conservatism accounting dapat menciptakan kesalahpahaman
 Tidak semua unusual accounting dapat dipertanyakan
 Common standards tidak sama dengan common practice
(belum tentu praktik sudah sesuai dengan standar yang umum digunakan)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 11


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-29


Dosen : Eko Nur Surachman
TM 2
KERANGKA INSTITUSIONAL PELAPORAN KEUANGAN (DASAR
ANALISIS AKUNTANSI)

A. INSTITUTIONAL FRAMEWORK

 Kerangka institusional (institutional framework) lapkeu:


1. Memprioritaskan atau melihat accrual accounting sebagai prinsip dasar/utama,
bukan cash
2. Tanggung jawab utama untuk melaporkan atau membuat lapkeu adalah
manajemen
3. Standar akuntansi yang ada
4. Kegiatan atau kewajiban untuk melakukan audit
5. Public enforcement

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 12


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Harus dilihat bahwa kebijakan pencatatan akuntansi berbasis akrual harus


tercermin di lapkeu
 Lapkeu fokus ke income statement dan balance sheet

1. I/S
- Pada I/S intinya adalah bagaimana kita bisa membuat revenue recognition
(pengakuan pendapatan) match atau sesuai atau ketemu dengan expense
recognition, yang kemudian setelah revenue against expense/cost
recognition, maka akan didapatkan profit
- Net income = Operating cash flow + Accruals
- Net income didapatkan dari bagaimana kita me-match revenue dengan
expense/cost
 Revenue harus diakui ketika:
 Recognized when earned  ketika sudah didapatkan atau diperoleh
 Recognized when realized or realizable
 Expense recognition
 Product cost
 Period cost
(Yang penting adalah ketika kita bisa menghitung product cost
sebagai satu komponen yang utuh (DM, DL, FOH), atau bisa kita akui
ketika sifat pencatatan cost adalah berdasarkan waktu, bukan
berdasarkan produk)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 13


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2. B/S

- Aset
 Komponennya adalah sekumpulan faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksi atau menghasilkan manfaat ekonomi (likely to produce economic
benefits)
 Bisa diukur dengan tingkat kepastian yang jelas (measurable with reasonable
degree of certainty)
- Liabilitas
 Sesuatu yang:
- Harus dibayar dan bisa diperkirakan (to be paid with reasonable
degree of certainty)
- Bisa didefinisikan kapan harus dibayar (timing is reasonably well
defined)
- Ekuitas
 Perbedaan antara aset dan liabilitas

3. Apapun prinsip ataupun standar (entah IFRS atau GAAP) lapkeu perlu disusun dan
terdiri dari:
- Neraca (B/S)
- Laporan laba rugi (I/S)
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- CaLK
4. Harus bisa membedakan antara accrual basis dan cash basis
1. Akrual lebih superior (daripada basis kas)
- Karena:
 Prinsip-prinsip akuntansi berbasis akrual lebih relevan untuk mengukur atau
memperkirakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas di masa

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 14


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

depan, termasuk pula hari ini (present and future), sehingga akan didapatkan
return
a. Dengan basis akrual, revenue recognition dan expense recognition ketika
ditandingkan akan menghasilkan income number yang bisa digunakan dalam
mengevaluasi financial performance perusahaan (kinerja keuangan
perusahaan)
b. Pada neracanya dengan basis akrual, neraca yang dihasilkan lebih akurat,
karena bisa merefleksikan kondisi keuangan dari perusahaan ataupun level of
sources atau tingkat sumberdaya yang ada untuk menghasilkan economic
benefit (untuk menghasilkan future cash flow)
c. Dengan revenue recognition vs expense recognition yang menghasilkan
accrual income, kita sebagai analis juga bisa melihat bahwa accrual income
merefleksikan future cash flow consequences.
 Misal: Sales yang dihasilkan adalah 10 milyar, dan dibiayai dengan
expense recognition sebesar 9 milyar (9 milyar kebanyakan diperoleh dari
debt), kita bisa tahu future cash flow consequences-nya untuk menghasilkan
sales 10 milyar, memerlukan pembiayaan 9 milyar yang kebanyakan berasal
dari debt (yang memiliki konsekuensi untuk membayar interest atau principle-
nya di masa depan, jadi menggambarkan future cash flow consequences.
d. Agar data relevan dan akurat, maka matching revenue against expense/cost
harus dilakukan secara overtime (terus-menerus; berkesinambungan)
sehingga akan didapatkan accrual income yang akurat yang merefleksikan
financial performance dan future cash flow consequences
2. Mitos vs kebenaran (myhts vs truth)
a. Mitos (myth)
- Karena value perusahaan bergantung pada arus kas masa depan, “hanya
arus kas masa kini yang relevan untuk penilaian
- Arus kas dikatakan relevan untuk menghitung value bisnis
 Yang benar: Beberapa relevan (karena arus kas menggambarkan
value), tapi beberapa tidak (contoh: Kas yang diperoleh dari penagihan
piutang, di mana piutang tersebut sudah muncul jika menggunakan
accrual reporting, sehingga jika kas bisa ditagih maka hanya berupa
pencatatan akuntansi saja dan tidak menambah value bagi bisnis karena
sudah dicatat)
- Accrual accounting adjustments dalam pencatatan berbasis akrual tidak
relevan untuk dihitung atau dimasukkan dalam perhitungan business
value
 Yang benar: Mungkin jika kita membicarakan tentang basis akrual,
sebagian sifatnya adalah kosmetik/mempercantik laporan keuangan,
namun beberapa juga relevan untuk dimasukkan dalam perhitungan value
dari bisnis (contoh: sales on credit, uangnya belum didapatkan karena ada
jeda waktu, tapi ketika kita melakukan penjualan, berarti ada kinerja

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 15


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

keuangan yang kita lakukan, sehingga akan memberikan value pada


bisnis perusahaan)
- Arus kas tidak bisa dimanipulasi
 Yang benar: Arus kas lebih mudah untuk dimanipulasi, contohnya
accelerating/mempercepat pengumpulan kas dari costumer
- Semua income dimanipulasi
 Yang benar: Dipaksa oleh regulators (forced by regulators)
- Mustahil untuk secara konsisten me-manage income untuk meningkat
dalam jangka panjang
 Yang benar: TIdak mustahil, tapi mungkin, dengan cara me-manage
pembaikan atas penyesuaian-penyesuaian yang lebih kecil pada tahun-
tahun sebelumnya
b. Kebenaran (truth)
- Akuntansi berbasis akrual (income) lebih relevan daripada arus kas
 Accrual accounting lebih relevan daripada arus kas dalam mengukur
kondisi keuangan yang sebenarnya dan kinerja keuangan, sehingga
valuasinya lebih valid
- Arus kas melengkapi akrual (cash flows “complement” accruals)
- Angka-angka akuntansi akrual adalah subjek untuk distorsi akuntansi
 Disebabkan oleh metode akuntansi alternatif bersama dengan
managemen earnings (caused by alternative accounting methods along
with earnings management)
 Misalnya karena dalam akuntansi basis akrual pendapatan bisa diakui
when earned, jadi bisa timbul distorsi akuntansi atau bias
 Misalnya pada expense recognition sudah diakui biaya-biaya yang
sebenarnya belum dinikmati perusahaan, namun sudah diakui, sehingga
timbul bias/distorsi
 Sehingga dalam accounting analysis bias/distorsi diminimalkan,
dianalisis lalu dilakukan penyesuaian sehingga prinsip accrual accounting
dengan distorsi efeknya minim ke lapkeu
- Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan angka-angka
akuntansi akrual
 Discounted future residual income

1. Dalam menganalisis lapkeu, dalam meng-apply prinsip-prinsip akuntansi yang


bertanggung jawab adalah manajemen, karena mereka yang paling tahu
mengenai bisnis perusahaan (has superior knowledge)
2. Manajemen punya insentif atau benefit atau interest, seperti yang tergambar
dalam agency cost principle, di mana dalam principle tersebut, BOD/manajemen
bisa mempunyai interest sendiri karena merasa bahwa mereka yang bekerja
keras. Tapi kalau perusahaan besar yang paling banyak mendapatkan
return/keuntungan adalah stockholder dan bukan manajemen, sehingga mereka

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 16


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

bisa menerapkan strategi-strategi tertentu agar keuntungan mereka juga besar


(yang sebenarnya merugikan stakeholders)
 Manajemen berusaha membuat lapkeu sesuai dengan kepentingan mereka
 Bisa jadi ada adjustment, bias, distorsi di sana-sini
1. Contracts
 Misal pada BOD ada kontrak sales harus naik setiap tahun sebesar
sekian persen, bisa dilakukan dengan distorsi/bias dengan pemilihan
asumsi standar akuntansi yang mendukung interest tadi
2. Reputation
 Bisa juga supaya reputasinya tidak jelek karena biasanya BOD
pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, maka dia cenderung
punya interest untuk membuat lapkeu perusahaan cantik; biasanya dari
situ ada distorsi
3. Ada proses mitigasnya, ada tahapan untuk memverifikasi itu (mitigate by legal
liability, auditing, public enforcement)
 Misalnya kalau tbk ada kewajiban lapor ke bursa efek atau regulator (OJK),
atau juga ada keharusan untuk dilakukan audit
 Monitoring mechanism:
1. Audit  oleh auditor
2. Corporate governance  oleh komisoris, komite audit
3. Litigation/litigasi 
- Internal: Serikat pekerja (secara tidak langsung)
- Eksternal: Lenders, shareholders
 Institutional Framework 3: Principle Standard
 Intinya memang ada standar yang harus diikuti (IFRS, GAAP), tapi harus
dipahami bahwa standar akuntansi itu ada di tengah-tengah, dia tidak bisa diatur
terlalu rigid/kaku/ketat karena nanti akan menjadi sulit diterapkan (disfungsi), tapi
kalau terlalu longgar juga unsur pembuatan atau unsur untuk membuat standar
yang uniform jadi tidak terpenuhi, sehingga harus ada titik tengah atau titik temu
(titik temu/titik tengah ini yang menimbulkan potensi untuk ada bias akuntansi atau
distorsi akuntansi)
 Institutional Framework 4: Audit
 Sebagai salah satu monitoring mechanism
 Dibutuhkan untuk perusahaan dagang publik (publicly traded companies)
 Institutional Framework 5: Public Enforcement
 Kebanyakan negara memiliki public enforcement bodies untuk me-review
pemenuhan/kesesuai (compliance) dan mengambil langkah untuk memperbaiki
ketidaksesuaian (noncompliance)
 Contoh: OJK, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KUALITAS ACCOUNTING


1. Manajer memiliki diskresi/kewenangan untuk memilih standar akuntansi

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 17


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Bisa memunculkan potential noise dan bias dari metode spesifik yang dipilih
oleh manajamen
 Sumber potential noise dan bias:
1. Noise from accounting rules
 Pilihan dari standar akuntansi yang dipilih bisa jadi berbeda dengan
karakteristik sebenarnya dari transaksi perusahaan sehingga menghasilkan
distorsi
2. Forecast errors
 Murni dari estimasi manajemen yang membuat perkiraan
 Misal: Dalam penghitungan AFDA ada error
3. Pilihan akuntansi manajer
 Ada potensi manajemen untuk menggunakan standar tertentu yang
disesuaikan dengan tujuannya
 Bisa jadi karena:
- Debt covenants
 Kolateral/jaminan (tidak semata-mata yang bentuknya fisik, bisa juga
jaminan yang dipersyaratkan oleh bank/lenders yang bentuknya rasio
yang terkait dengan pinjaman, misal debt to equity ratio dipersyaratkan
dalam pinjaman tidak boleh lebih dari sekian persen)
 Jadi misal terkait debt to equity ratio tersebut bisa menggerakkan si
manajer untuk memilih cara bagaimana supaya syarat tersebut terpenuhi
- Kompensasi (compensation contracts)
 Misalnya dipersyaratkan untuk bisa mendapat bonus tahunan,
labanya harus naik misal 5% dari tahun lalu, sehingga menggerakkan
manajer untuk membuat lapkeu untuk memenuhi syarat tersebut
- Contests for corporate control
 Misal ada anak-anak perusahaan yang mau dites mana yang efisiensi
cost-nya paling bagus
- Pertimbangan pajak (tax considerations)
- Regulatory considerations
 Ada peraturan yang men-trigger
 Misal ada ketentuan tentang menjaga lingkungan yang membuat
perusahaan harus mengatur tentang bagaimana cara membuang limbah
agar sesuai dengan ketentuan tetapi tidak menimbulkan efek biaya yang
besar
- Capital market and stakeholder considerations
 Tuntutan dari pasar saham, dan pemegang saham (dalam melihat
bagaimana capaian kinerja perusahaan saat ini)
- Competitive considerations
 Persaingan dengan perusahaan-perusahaan sejenis

2. Kualitas yang diinginkan dari informasi akuntansi


 Karakteristik dasar laporan keuangan adalah relevan dan reliable

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 18


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Relevance  Kapasitas dari informasi yang berada dalam laporan keuangan


yang akan memengaruhi keputusan (capacity of information to affect a
decision)
2. Reliability  Bisa diverifikasi; kebenarannya bisa ditelusuri; dan netral
- Masalahnya adalah terkadang antara relevance dan reliability bertabrakan
dan kita harus memilih mementingkan yang mana dan mengorbankan yang
mana (ada tradeoff)
Contoh: AFDA yang diestimasikan merupakan sesuatu yang relevan karena
untuk pengambilan keputusan, tapi hal tersebut belum tentu bisa
diandalkan (reliable) karena masih berupa estimasi
#Reporting forecasts increase relevance but reduce reliability

# Karena sebab-sebab inilah perlu dilakukan analisis akuntansi yang merupakan


bagian dari segitiga kedua dalam metodologi analisis keuangan yang terdiri dari 4
analisis

C. ALASAN ANALISIS AKUNTANSI DAN SUMBER DARI DISTORSI/BIAS


AKUNTANSI
 Untuk apa dilakukan analisis akuntansi:

1. Menyesuaikan terhadap distorsi akuntansi (bias akuntansi) yang mungkin muncul


dalam laporan keuangan, bahkan ketika lapkeu sudah dipublish ataupun diaudit
masih mungkin terjadi distorsi, untuk menetralkan atau mengeliminasi bias tersebut
agar lapkeu merefleksikan kenyataan ekonomi
2. Menyesuaikan standar akuntansi yang dipakai oleh penyusun lapkeu karena
penyusun lapkeu (BOD/manajemen) bisa jadi punya interest tertentu
 Specific analysis objective of particular user  manajemen

 Sumber dari distorsi/bias akuntansi:


1. Standar akuntansi, penyusunannya dipengaruhi oleh:
a. Political process of standard-setting
 Di dalam penyusunan standar tidak pure atau tidak selalu berasal dari
pemikiran-pemikiran praktis atau akademis dari keilmuan akuntansi oleh
akuntan
 Tapi juga dipengaruhi oleh:
- Lobby dari perusahaan-perusahaan ataupun investor-investor besar
yang berkepentingan terhadap standar akuntansi tertentu (sehingga
normal jika terjadi bias)
- Faktor koersif (coercive factor) bagi negara-negara berkembang
 Faktor yang memaksa harus diikuti (kalau tidak bisa saja terkucil,
misalnya)
b. Accounting principles and assumptions

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 19


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Terdapat konsep di mana antar prinsip atau asumsi yang dipakai dalam
standar bertabrakan satu dengan yang lain, sehingga harus ada tradeoff
 Contoh: Aset dengan historical cost principle, pada standar harus dicatat
berdasar biaya historis atau perolehan, tapi kadang untuk aset-aset yang
dicatat dengan prinsip tersebut tidak menggambarkan current market value
atau nilai yang sebenarnya.
c. Conservatism
 Misalnya seringkali yang kita lakukan adalah mengakui cost sebelum cost
tersebut dibayar, tapi kalau pendapatan jangan dulu dan harus ditunggu
sampai pendapatan tersebut benar-benar bisa diukur dan dipastikan bisa
diperoleh
 Terkadang menimbulkan bias pesimis (pessimistic bias)
 Menjadi sangat relevan jika kita membicarakan tentang analisis
kredit/credit analysis (contohnya kita benar-benar membuat AFDA, lalu
benar-benar melihat profil dari customer yang membeli barang secara kredit
pada kita, hal-hal tersebut memang perlu)
 Tapi jadi tidak bagus untuk equity analysis (contohnya ketika
membicarakan assets impairment atau revaluasi aset, di mana jika ada
kerugian harus ditanggung atau diperhitungkan di dalam ekuitas, sehingga
menimbulkan bias tersendiri karena adanya pesimisme)
 Jadinya dobel karena sudah berupa asumsi, lalu diikuti lagi dengan
memandang metode akuntansi tersebut dengan pesimis

2. Estimation errors
 Contohnya adalah BDE, yang harus ditentukan dengan asumsi, di mana
pengambilan asumsi tersebut rata-rata berdasarkan pengalaman tahun-tahun
sebelumnya (hystorical data) yang belum tentu tepat digunakan di masa depan,
dan berisiko muncul estimation errors

3. Reliability >< relevance, di mana terdapat tradeoff antara keduanya


a. Loss contingencies  Biaya/kewajiban kontingen yang belum tentu ada tapi
harus dibuat (relevan, tapi belum tentu reliable karena hanya berupa
asumsi/perkiraan)
b. Research and development costs  Biaya yang reliable, tapi penerapan
atau pembenanan R&D tersebut apakah diterapkan di awal atau nanti saja
(ketika diketahui bahwa produk laku). Intinya reliable, tapi belum tentu
relevan.

4. Earnings management
 Membicarakan motif manajemen/BOD
 Jadi ada yang namanya window-dressing/financial engineering
(perekayasaan keuangan) yang tidak dalam konteks melanggar aturan/hukum, tapi
bisa jadi tidak merefleksikan operasional bisnis yang sebenarnya

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 20


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Window-dressing/financial engineering itu dilakukan oleh manajer bisa


dikarenakan faktor-faktor:
1. Strategi
a. Melakukan accrual adjustment (Asumsinya dimainkan) sehingga
pendapatan yang dilaporkan (reported income) meningkat
Contoh: Adjustment pada revenue recognition
b. Big bath  Istilah dalam akuntansi untuk pengaplikasian dengan cara
lapkeu dicuci bersih seolah-olah lapkeu tersebut menjadi baru lagi
(biasanya pada lapkeu yang jelek)
c. Income smoothing  Melakukan penurunan ataupun penurunan
reported income untuk mengurangi volatilitas (fluktuatif)
Contoh: Jika ingin income tercatat lebih rendah, yang harus diakui
sekarang digeser dan diakui di masa depan, dan begitu pula
sebaliknya
# Investor suka perusahaan yang dividennya stabil  Income-nya
stabil  Revenue-nya stabil naik, dan cost-nya stabil bisa
dipertahankan
2. Motivasi
a. Insentif (contracting incentives)
b. Stock price effects  Efek pasar modal, dituntut oleh stakeholder dan
regulator pasar modal agar stock price stabil
c. Other reasons
Contoh: Dituntut oleh serikat pekerja untuk menaikkan upah karena
kinerja keuangannya bagus, sehingga supaya tidak dituntut lapkeu
dibuat seolah-olah kinerjanya biasa saja
3. Mekanisme
a. Income shifting
 Bisa dengan mengakselerasi atau men-delay revenue recognition
(jika ingin income-nya naik, maka revenue-revenue yang seharusnya
diakui di periode mendatang ditarik ke masa sekarang, begitu pula
berlaku bagi expense)
b. Klasifikasi dari earnings management
 Dengan memilih dengan selektif klasifikasi atau item-item revenue
yang mau diakui (tidak menarik atau mencatat dulu klasifikasi tertentu
atau item-item revenue tertentu yang mau digeser)

D. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS AKUNTANSI


1. Mengidentifikasi standar akuntansi utama yang digunakan perusahaan
a. Merupakan kebijakan akuntansi yang menjadi kunci dan estimasi akuntansi
yang menjadi ukuran utama yang sangat berpengaruh terhadap bisnis
operasional perusahaan (key policies and estimates used to mesure “risks and
critical factors” for success must be identified)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 21


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Standar atau kebijakan akuntansi yang menjadi faktor penting (critical


factors) dan risiko yang signifikan bagi perusahaan
 Contoh:
- Kalau di Garuda Indonesia, critical factor atau kebijakan akuntansi yang
penting adalah pada pencatatan aset  Aset terbesarnya adalah
aircraft/pesawat  Dibeli pakai leasing  Ada 2, yaitu capital dan
operating  Bisa diidentifikasi Garuda pakai leasing yang mana yang
lebih pas
- Kalau di Waskita, mungkin kebijakan akuntansi yang berpengaruh
adalah revenue recognition  Karena rata-rata pada perusahaan
konstruksi, pengakuan pendapatannya tidak bisa diidentifikasi dengan
tutup tahun lalu dihitung, karena bisa mencapai 2-3 tahun, dan kadang
perusahaan konstruksi membangunnya tidak sendirian (bikin joint
venture atau joint corporation)
b. IFRS mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasikan critical accounting
estimates
 Estimasi akuntansi yang penting yang berpengaruh terhadap bisnis
operasional perusahaan harus ditulis/diungkapkan/dicatat
2. Melakukan penilaian atas fleksibiltas standar akuntansi yang digunakan
perusahaan
 Semakin fleksibel standar akuntansi yang dipilih oleh manajer atau perusahaan,
kemungkinan bias akan semakin besar
 Contoh: Garuda Indonesia standar akuntansi utamanya adalah dalam hal
pencatatan aset, di mana aset tersebut dicatat karena leasing  Terdapat syarat
dan ketentuan yang harus dipenuhi  Semakin syarat dan ketentuan dalam
pengklasifikasian apakah pesawat yang dibeli termasuk capital atau operating lease
 Semakin fleksibel maka analis harus semakin berhati-hati
3. Mengevaluasi strategi akuntansi yang dipakai oleh perusahaan
 Explore apa isu yang menyertai latar belakang dari dipilihnya standar akuntansi
pada perusahaan
a. Fleksibilitas dalam pilihan akuntansi menjadikan manajer bisa secara strategis
mengkomunikasikan informasi ekonomi atau menyembunyikan kinerja
perusahaan yang sesungguhnya
 apakah hal tersebut merupakan upaya bagi manajemen untuk
memperlihatkan business reality untuk memberitahu kepada pembaca lapkeu
mengenai realitas dari bisnis perusahaan (economic information) atau justru
sebaliknya, di mana manajemen menggunakan strategi standar akuntansi
tersebut untuk menyembunyikan kinerjanya
b. Isu-isu untuk dipertimbangkan, mencakup:
- Komparasikan atau cek dengan industry peer (industry yang sama) dan dijadikan
benchmark

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 22


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 JIka praktek yang sama dilakukan oleh banyak perusahaan dalam industri
tersebut, mungkin itu memang praktik yang normal atau merupakan suatu strategi
umum yang dijalankan oleh perusahan di industri tersebut
- Motif insentif manajer untuk mengelola earnings
 Apakah manajer berusaha melakukan pengelolaan terhadap pendapatan
maupun laba, apakah ditampilkan lebih besar untuk periode berjalan, ataupun
sebaliknya
- Perubahan kebijakan dan estimasi dan rasionalitas/alasan yang cukup kuat
- Apakah transaksi yang dipakai untuk mencatat transaksi perusahaan sengaja
distrukturkan/diskemakan untuk mencapai tujuan akuntansi tertentu
 Misalnya ketika perusahaan memilih mencatat leasing dengan operating lease,
apakah memang tujuan akuntansinya adalah supaya tidak muncul aset atau
kewajiban sebagaimana yang harus dilakukan jika leasing itu dicatat sebagai
capital lease
4. Mengevaluasi kualitas dari pengungkapan yang sudah diberikan di lapkeu
 Ada hubungannya dengan poin 3
a. Manajer mempunyai kewenangan untuk mengungkapkan informasi akuntansi
tertentu
b. Isu-isu yang dipertimbangkan mencakup:
- Apakah pengungkapan tersebut cukup atau tidak dari segi kualitas pengungkapan,
baik data pendukungnya, narasinya, dll.
- Apakah ada catatan-catatan atau notes tertentu yang memuat penjelasan
disclosure
- Apakah section pada management report secara cukup menjelaskan dan
“konsisten” dengan performa saat ini
 Contoh management report:
5. Mengidentifikasi potential red flags (sebenernya gak berurutan dengan langkah-
langkah sebelumnya)
- Red flag  Kalau muncul di lapkeu perusahaan, harus diberi perhatian lebih
pada tanda tersebut karena dapat menjadi indikasi awal bahwa ada
ketidakberesan pada lapkeu
- Contoh:
- WDP (Qualified)
- Auditornya ganti-ganti terus  bisa jadi ada pressure ke auditor
- Accounting policies ganti-ganti terus
- Inventories bertambah banyak, lalu tiba-tiba sedikit
- Unexpencted large asset write-offs
- Big bath  Bakrie rugi terus, dia buang liabilities-nya ke anak perusahaan
yang lain, jadi dia bersih dari utang. Boleh, tapi cuma sekali. Kalau berulang
kali bisa jadi muncul anomali
- Antara net income dan operating cash flow harus selaras  Pendapatan
dari mana (kalau warung makan, pendapatannya harus sebagian besar dari
jual makanan, bukan dari pendapatan parkir

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 23


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

- Large end of year adjustment


- Related party transaction (transaksi ke anak)  Ada banyak banget di
Waskita Karya
6. Meng-undo atau menetralkan distorsi akuntansi yang muncul (melibatkan
perhitungan)
- LK recasted (disusun kembali)  nantinya digunakan untuk kepentingan
internal
- Menggunakan informasi dari laporan arus kas dan CaLK untuk meng-undo
distorsi (kemungkinan dengan tidak sempurna)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 24


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-29


Dosen : Pak Eko Nur Surachman
TM 3
IMPLEMENTASI ANALISIS AKUNTANSI

A. Recasting financial statement


Me-recast lapkeu ke dalam template yang menggunakan terminologi dan
klasifikasi standar atau menggunakan format yang sudah familiar di lapkeu yang
sudah diterbitkan perusahaan-perusahaan
Ada 2 cara:
1. Membuat template tertentu yang sudah ada (standardized line-item
descriptions and classifications)
 Untuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas
 Jika menggunakan template yang disediakan, di mana nanti dipisah antara
aset dan liabilitas menurut fungsinya, di mana di dalam template menurut buku
dibagi antara aset yang berfungsi sebagai operating, maupun financing. Hal
yang sama berlaku bagi liabilitas. Kelebihannya: Memudahkan ketika
melakukan evaluasi

2. Perusahaan bervariasi dalam menggunakan format untuk hasil lapkeu (e.g.


nature vs function)
Contoh: Lapkeu PT Waskita
 Tidak dibagi berdasarkan fungsi (operating, financing)
 Di lapkeu PT Waskita dijabarkannya berdasarkan aset lancar, aset tidak
lancar, liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan ekuitas

B. DISTORSI ASET
Distorsi aset umumnya disebabkan karena ambiguitas. Ambiguitas (kebingungan)
yang menyebabkan aset bisa bias:
1. Apakah aset tersebut benar-benar dimiliki dan dapat dikendalikan oleh
perusahaan (untuk men-generate revenue)?
Pada beberapa transaksi terkadang sulit untuk ditentukan siapa yang memiliki
aset. Contoh:
a. Lease
 Siapa yang menguasai aset? Lessor atau lessee?
 Bisa dicatat sebagai operating lease atau capital lease, masing-masing
memiliki kriteria mengenai siapa yang mengontrol aset
b. Mechanical rules (atau business process yang ada dalam perusahaan) belum
tentu bisa menggambarkan kepemilikan ekonomi

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 1


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

c. Bisa menyebabkan manajer untuk menstruktur transaksi untuk meraih


accounting outcome daripada merefleksikan realitas ekonomi dari transaksi
tersebut
2. Apakah manfaat dari aset di masa depan bisa diukur dengan tingkat
kepastian (certainty) yang masuk akal?
a. Manfaat sulit untuk diestimasi, IFRS mengharuskan pengeluaran segera atas
pengeluaran-pengeluaran yang mungkin memiliki manfaat ekonomi masa
depan
Contoh: Pengeluaran riset (research expenditures)
 Apakah selanjutnya riset itu nanti berhasil atau tidak (menciptakan produk
baru; mengefisienkan proses produksi; dll.) belum tentu tercapai
 Padahal di IFRS beban riset harus diakui sebagai beban walalupun bisa
jadi menghasilkan manfaat ekonomi masa depan
b. Penilaian diperlukan untuk menilai realisibilitas atas aset-aset yang dicatat,
jumlah yang tercatat, nilai impairment, depresiasi, masa manfaat, yang
mungkin salah saji
 Basisnya estimasi, asumsi, yang bisa jadi salah diperkirakan
3. Pencatatan nilai wajar aset
 Bisa jadi lebih rendah daripada BV
 Contoh: BV tercatat sebesar Rp1 juta, namun setelah dinilai dengan FV hanya
tinggal Rp100 ribu. Mau dicatat sebesar yang mana?
 Hal tersebut bisa disebabkan oleh teknologi (technology impact), yang
misalnya mengubah proses produksi menjadi lebih efisien

4. Bagaimana aset bisa salah saji?


a. Overstated  overstating aset dapat meningkatkan net assets, ekuitas, dan
earnings (aset dicatat lebih besar dari yang seharusnya)
Dapat disebabkan:
1) Menunda penghapusan aset ketika manfaat yang diharapkan telah
menurun  Aset menjadi overstated
2) Mengestimasikan provisi terlalu rendah (seperti AFDA)  Aset menjadi
overstated
3) Mempercepat pengakuan pendapatan dengan mengakui pendapatan dan
piutang sebelum pendapatan diterima  Aset menjadi overstated
4) Mengestimasikan tingkat depresiasi terlalu rendah (underestimate),
mengestimasikan masa manfaat terlalu tinggi (overestimate),
mengestimasikan nilai sisa terlalu tinggi (overestimate)
b. Understated  understating aset dapat menurunkan net assets, ekuitas, dan
earnings (aset dicatat lebih kecil dari yang seharusnya)  Namun dapat
meningkatkan return on equity (seolah-olah imbal hasil dari ekuitas yang
ditanamkan oleh investor ke perusahaan tinggi, karena aset dibuat lebih kecil
dari seharusnya)
Dapat disebabkan:

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1) Overstate penghapusan aset  Aset menjadi understated


2) Overestimate provisi (misalnya AFDA)  Aset menjadi understated
3) Overstate depresiasi  Aset menjadi understated
4) Tidak mencatat intangible assets  Aset menjadi understated
5) Menstruktur sewa sebagai operating leases sehingga tidak terlihat di
neraca (yang kelihatan hanya rent expense di laporan laba rugi)  Off
balance sheet financing

C. CONTOH DISTORSI ASET


 Contoh analisis pada N Airways:
1. Main principle
 Di maskapai penerbangan, salah satu kebijakan akuntansi yang utama
adalah pencatatan aset tetap
Menilai fleksibilitas dari kebijakan akuntansi
2. Menilai fleksibilitas dari kebijakan akuntansi
 Misal: Aset harus dicatat depresiasinya. Depresiasi tersebut cukup
fleksibel, penentuan rate depresiasinya terserah kepada manajemen
3. Evaluasi atas strategi akuntansi yang digunakan
 Cara: Melakukan overview dengan perusahaan sejenis (industry peers)
 Contoh: Ada maskapai Q
 Hitung depreciation to cost ratio (rasio depresiasi per tahun
dibandingkan dengan nilai aset)
 Hasilnya berbentuk persentase
 Persentase N dan Q berbeda, dilihat apakah perbedaannya
menandakan distorsi
4. Melakukan overview atas quality of disclosure
 Membaca CaLK maskapai N
 Setelah melakukan evaluasi terhadap kualitas pengungkapan depresiasi di
lapkeu maskapai N dan tidak ditemukan penjelasan yang cukup bahwa tidak
terdapat distorsi, maka dilakukan undo accounting distortion
5. Melakukan undo accounting distortion
 Melakukan undo (revisi) terhadap perhitungan depresiasi aset tetap dari
maskapai N
 Cara: Menggunakan rate depresiasi maskapai Q untuk menjadi
depreciation rate maskapai N  Depreciation to cost ratio maskapai Q (peer)
dikalikan dengan cost aset maskapai N  Bandingkan dengan catatan
depresiasi N di lapkeunya (jika terdapat perbedaan berarti selisih tersebut
berupa distorsi)  LIhat apakah selisih tersebut material atau tidak (caranya
dengan membagi selisih dengan net profit  Lihat pada tahun-tahun
sebelumnya apakah konsisten (misalkan depresiasi selalu dicatat lebih kecil).
Jika konsisten, maka dapat dikatakan bahwa hal tersebut merupakan strategi
perusahaan supaya lapkeu terlihat lebih bagus

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Depreciation backlog: Tracking back to adjust the faster depreciation rate


 Past rate of depreciation = Accumulated depreciation : Current depreciation
(in that year or per year
 Past rate of depreciation dikalikan dengan selisih yang didapatkan 
Hasilnya berupa akumulasi beban depresiasi yang seharusnya dicatat
(selanjutnya nanti ditambahkan dengan akumulasi depresiasi yang lama)
 Masukkan hasil perhitungan ke recasted FS

D. DISTORSI LIABILITAS
Distorsi liabilitas  Dapat muncul dari ambiguitas. Ambiguitas dapat muncul
karena:
1. Kapan suatu kewajiban terjadi
 Seharusnya diakui sebagai kewajiban dalam lapkeu
 Semisal ada joint operation (kerja sama dengan perusahaan lain untuk
mengerjakan suatu proyek)  Menimbulkan kebingungan kapan kewajiban
perusahaan yang terkait dengan proyek tersebut harus dicatat oleh
perusahaan (sementara karena joint, harus ada pemisahan)  Bisa timbul
distorsi, yaitu kewajiban dicatat lebih tinggi atau lebih rendah
2. Pengukuran kewajiban
Misal: Perusahaan elektronik hendak mencatat kewajiban yang timbul dari
jaminan (warranty), di mana jaminan tersebut merupakan kewajiban kontinjen
yang belum tentu terjadi, sehingga pencatatannya biasanya menggunakan
estimasi  Timbul kebingungan bagaimana menentukan estimasi yang tepat,
apakah berdasarkan historis, namun jika produk baru, belum terlihat apakah
produknya (misal) awet atau tidak, sehingga jaminan diklaim oleh pelanggan
3. Liabilitas dicatat lebih rendah
Hal tersebut bisa disebabkan karena:
a. Ada insentif dari manajemen untuk mencatat earnings lebih tinggi (overstate)
b. Ada insentif untuk mencatat jumlah utang/pinjaman lebih rendah (understate)
Misalnya: Ada covenant atau jaminan, misalnya berupa debt to equity ratio
(tidak boleh melebihi sekian persen)
c. Ada kesulitan bagi manajemen untuk mengestimasi komitmen finansial masa
depan
Misalnya: Terdapat produk baru yang belum ada historisnya, lalu terjadi
recall, sementara sebelumnya recall tidak dicadangkan atau dihitung
4. Bagaimana liabilitas salah dicatat
a. Mencatat pendapatan yang seharusnya belum diakui (record unearned
revenue as revenue)
b. Menghilangkan piutang dari neraca ketika dijual
 Factoring ada 2:
1) With recourse (dengan hak tagih)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Risiko piutang tidak tertagih masih ada di perusahaan (perusahaan


masih berkewajiban untuk menagih; risikonya tidak berpindah)
2) Without recourse (tanpa hak tagih)
Risiko piutang tidak tertagih berpindah ke pembeli piutang
(sepenuhnya berpindah)
 Muncul distorsi jika factoring dilakukan dengan with recourse, tapi
piutangnya sepenuhnya dihapus dari neraca, sehingga masih
menyisakan risiko bahwa piutang tidak tertagih
c. Lease yang seharusnya dicatat sebagai capital/financial lease, justru dicatat
sebagai operating lease
 Pada financial lease harus aset harus dimunculkan dan dicatat oleh
lessee, serta liabilitas harus dicatat
 Pada operating lease hanya dicatat sebagai beban sewa pada laporan
laba rugi
 Aset/liabilitas menjadi off balance sheet (tidak muncul di neraca, namun
hanya muncul di laporan laba rugi)
d. Kewajiban pensiun dicatat lebih rendah (understated)
Jika dicatat lebih kecil dari seharusnya, maka ketika pegawai benar-benar
pensiun, dapat muncul selisih (yang menjadi kewajiban yang muncul di
kemudian hari)

E. CONTOH DISTORSI LIABILITAS


 Maskapai Q  Melakukan leasing pesawat
 Cara:
1. Menentukan main accounting principle
Pencatatan aset  Lease
2. Menilai fleksibilitas dari kebijakan akuntansi
Ada 2 metode pencatatan leasing:
a. Finance lease
b. Operating lease

3. Evaluasi atas strategi akuntansi yang digunakan

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Mengapa maskapai Q mencatat non-cancelable lease yang seharusnya


berupa financial lease, ke dalam operating lease?
 Apakah hal tersebut disengaja supaya tidak ada liabilitas yang muncul di
neraca (karena kalau muncul kinerjanya bisa terbebani karena ada
kewajiban tambahan)
 Evaluasi dapat dilakukan dengan cara melihat:
a. Industri peer
b. Internal disclosure maskapai Q
4. Melakukan overview atas quality of disclosure (mengevaluasi)
Kalau di CaLK tidak terdapat penjelasan yang memadai tentang mengapa
maskapai Q melakukan pencatatan pada operating lease, maka analisis
berlanjut ke langkah selanjutnya (undo distorsi).
5. Mengidentifikasi potential red flags (tidak berurutan dengan langkah-langkah
sebelumnya)
6. Melakukan undo accounting distortion
 Mencari interest rate (i) yang digunakan oleh maskapai Q untuk
menghitung finance lease-nya
 Aplikasikan pada non-cancellable operating lease
 Rumus cari PV:

 Perhitungan di video:

#Intinya pada contoh adalah mereklasifikasikan non-cancelable lease yang


berupa operating lease ke dalam finance lease

F. DISTORSI EKUITAS DAN CONTOHNYA


Distorsi ekuitas terbagi menjadi dua:
1. Distorsi pada aset dan/atau liabilitas dapat menimbulkan distorsi ekuitas

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2. Efek dari hybrid securities (suatu instrumen yang karena hybrid bisa berubah
menjadi instrumen lain; misalnya dari debt menjadi equity dan sebaliknya)
Contoh:
 PT XYZ menerbitkan convertible bonds dengan interest rate 10%
 Bonds lain yang similar tanpa conversion option memiliki interest rate 15%
 Potensi distorsi akuntansinya:
a. Karena convertible bonds biasanya memiliki interest rate yang lebih rendah
daripada utang biasa tanpa conversion option, biaya opportunity yang
sesungguhnya dari pembiayaan pinjaman bisa tidak diketahui
b. Karena true opportunity cost tersebut mungkin tidak muncul di lapkeu maka
posisi keuangan entitas bisa tidak menampilkan fakta bahwa entitas memiliki
efek dari share options sebagai bagian dari convertible debt arrangement
 Initial recognition, melakukan pengukuran berikutnya (subsequent
measurement)
 Tahap undo accounting distortion:
a. Convertible bonds dihitung ulang dengan yield/interest rate dari similar bonds
b. Buat ulang jurnal yang benarnya
c. True opportunity cost diketahui (dalam contoh kasus ini berupa equity-share
options)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 7


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-43


Dosen : Pak Agung Dinarjito
TM 3
IMPLEMENTASI ANALISIS AKUNTANSI
A. RECASTING DEPRECIABLE ASSET
1. Contoh 1 : untuk dua periode, asumsi tidak ada perubahan nilai aset
 Analisis : Aset Aircraft and Engines N Airways, benchmark : Q Airways

Berikut langkah-langkahnya
1. Rasio beban depresiasi terhadap biaya perolehan
1091,1
 Q Airways = 15626,5 = 6,98%
207,0
 N Airways = 3850,0 = 5,38%
2. Menghitung beban depresiasi N menggunakan rate Q (6,98%)
= Q Rate x cost asset @ N Airways 2007
= 6,98% x 3850,0
= 268,73
3. Menghitung kekurangan/kelebihan beban depresiasi N antara yang
dilaporkan VS yang menggunakan Rate Q
 Berdasar laporan N Airways, beban depresiasi = 207,0
 Berdasar recast, beban depresiasi = 268,73
 Kekurangan = 61,73, untuk
setiap tahun
4. Penyesuaian
 Menghitung berapa lama asset telah digunakan oleh N Airways

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 8


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

𝐴𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖
= 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖
1525,0
= 207,0
= 7,36 tahun
 Akumulasi kekurangan depresiasi = 7,36 x 61,73 = 454,39
 Maka, pada N Airways
Current Adjusted
(reported)
Aircraft and Engines
Cost 3850,0 3850,0
Accum. Depreciation (1525,0) *(1979,39)
Net book value 2325,0 1870,61
*1525+454,39
5. Melihat dampak pada laporan keuangan N Airways
 Asumsi tax rate = 30%
 Kesimpulan :
o Beban depresiasi terlalu rendah 454,39
o Akan memengaruhi :
Net Income sehingga memengaruhi Retained Earning (Ekuitas)
 Akan terlalu tinggi senilai 454,39 x (1-30%) = 318,07
 Tax saving senilai 454,39 x 30% = 136,32
Accumulated Depreciation
Pajak tangguhan
 Tabel dampak pada laporan keuangan N Airways tahun 2007
Laporan Laba Rugi Keterangan
2007
Depreciation Bertambah, senilai perhitungan 454,39
Expense pd step d
Tax saving 454,39 x 30% 136,32
Profit 454,39-136,32 318,07

Neraca 2007 Keterangan Debit Kredit


Accum. Akumulasi kekurangan *454,39
Depreciation depresiasi pd step 4
Equity (Retained *454,39 x (1-30%) **318,07
Earning)
Deferred Tax *454,39-**318,84 136,32
Asset

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 9


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Tabel dampak pada laporan keuangan N Airways tahun 2008 (asumsi


tidak ada penambahan non current asset)
Laporan Laba Rugi Keterangan
2008
Depreciation Bertambah, senilai 61,73
Expense perhitungan pd step
3
Tax saving 61,73 x 30% 18,52
Profit 61,73-18,52 43,21

Neraca 2008 Keterangan Debit Kredit


Accum. 454,39 (neraca 516,12
Depreciation 2007) + 61,73
(depr exp 2008)
Retained 318,07 (R/E 361,28
Earning 2007) + 43,21
(profit 2008)
Deferred Tax 136,32 (tax 154,84
Assets saving 2007) +
18,52 (tax
saving 2008)
Total 516,12 516,12

2. Contoh 2 : untuk dua periode, dengan asumsi ada perubahan nilai


asset

*keterangan : data untuk tahun 2007 sama dengan contoh 1, sehingga perhitungan &
dampak pada laporan keuangan 2007 sama dengan contoh 1. Contoh 2 berikut hanya
mengilustrasikan perhitungan & dampak pada laporan keuangan 2008.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 10


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

a. Rasio beban depresiasi terhadap biaya perolehan


991,5
 Q Airways = 9769,7 = 10,15%

Rate Q pada 2007 6,98%, sedangkan pada 2008 10,15%. Mana rate yang
akan kita gunakan? Bebas memilih, disertai alasan :
o Pengurangan asset aircraft and engines dari 2007 ke 2008 pada
N Airways dan Q Airways tidak sebanding, sehingga boleh tetap
menggunakan rate tahun 2007 (6,98%); atau
o Kita ingin menggunakan rate 10,15% agar tetap
sebanding/comparable.
Perhitungan berikut hanya mengilustrasikan apabila menggunakan rate 10,15%
b. Menghitung beban depresiasi N Airways menggunakan rate Q
= Q Rate x cost asset @ N Airways 2008
= 10,15% x 3383,0
= 343,37
c. Menghitung kekurangan/kelebihan beban depresiasi N antara yang
dilaporkan VS yang menggunakan Rate Q
 Berdasar laporan N Airways, beban depresiasi = 182
 Berdasar recast, beban depresiasi = 343,37
 Kekurangan = 161,37
d. Melihat dampak pada laporan keuangan 2008
 Asumsi tax rate = 30%
 Kesimpulan :
o Beban depresiasi terlalu rendah 161,37
o Akan memengaruhi :
Net Income sehingga memengaruhi Retained Earning (Ekuitas)
 Akan terlalu tinggi senilai 161,37 x (1-30%) = 112,96
 Tax saving senilai = 161,37 x 30% = 48,41
Accumulated Depreciation
Pajak tangguhan
 Tabel dampak pada laporan keuangan N Airways tahun 2008
Laporan Laba Rugi Keterangan
2008
Depreciation Bertambah, senilai 161,37
Expense perhitungan pd step
c
Tax saving 161,37 x 30% 48,41
Profit 161,37-48,41 112,96

Neraca 2008 Keterangan Debit Kredit

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 11


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Accum. 454,39 (neraca 615,76


Depreciation 2007) + 161,37
(depr exp 2008)
Retained 318,07 (R/E 431,03
Earning 2007) + 112,96
(profit 2008)
Deferred Tax 136,32 (tax 184,73
Assets saving 2007) +
48,41 (tax
saving 2008)
Total 615,76 615,76

B. RECASTING LEASE
1. Contoh 1 : untuk satu periode (satu tahun).

Operating (SEHARUSNYA
lease ) Finance lease

Finance lease

Alasan mengapa finance lease: non cancellable artinya


tidak boleh di cancel. Sehingga apabila di cancel
kemungkinan akan bayar penalty => ada risiko bagi
penyewa

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 12


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Informasi tambahan
 Baik PSAK 30 maupun PSAK 73, sebuah leasing dianggap sebagai finance
lease apabila bersifat material dan ada transfer risiko. Sedangkan operating
lease tidak bersifat material dan jangka waktu kurang dari satu tahun.
Soal : menganalisis apakah pengklasifikasian finance lease/operating
lease sudah tepat? Kemudian apakan nilai kini dll nya juga sudah tepat?
 Pengklasifikasian operating lease non-cancellable harusnya diklasifikasikan
sebagai financing lease.
a. Menghitung lease payment untuk dialokasikan ke setiap tahunnya
(Data dari kolom finance lease)
Tahun Keterangan Alokasi
0 (1058,5)
1 458,2
2 375,40 / 4 93,9
3 375,40 / 4 93,9
4 375,40 / 4 93,9
5 375,40 / 4 93,9
6 93,9
7 93,9
8 93,9
9 93,9
10 1234,40 -458,20 -(93,9x8) 25
Total 1234,4
Keterangan tambahan :
 375,40 dibagi 4 tahun karena 375,40 adalah sewa yang berjangka waktu
1 tahun < x ≤ 5 tahun (tahun 2-3-4-5)
 Untuk mengetahui berapa tahun later than five years pada tabel footnote
disclosure = 400,8/93,9 = 4,2706 tahun. Artinya 4 tahun setelah tahun ke
5, alokasi nilainya juga 93,9.
 Sisanya, di tahun ke 10, alokasi nilainya adalah (4,2706-4) x 93,9 =
sekitar 25,04
b. Menentukan interest rate menggunakan IRR
 Presen value = 1234,40(total finance lease) – 175,90(finance charge) =
1058,5
 Nilai PV 1058,8 menjadi initial outlay (tahun 0)
 Perhitungan interest rate IRR menggunakan bantuan Ms.Excel, [rumus
=IRR(tahun0;…;tahun10)], hasilnya adalah 4,20%
c. Menghitung present value dari yang dicatat sebagai non-cancellable
operating lease pada tabel footnote disclosure (karena seharusnya adalah
finance lease)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 13


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Tahun Keterangan Alokasi Nilai kini


(PV) dengan
interest rate
4,20%
1 391,0 375,2
2 1278,0 / 4 319,5 294,3
3 1278,0 / 4 319,5 282,4
4 1278,0 / 4 319,5 271,0
5 1278,0 / 4 319,5 260,1
6 319,5 249,6
7 319,5 239,6
8 2322,1 – 391,0 – (319,5 x 6) 14,1 10,1
Total 2322,1 1982,33
Keterangan tambahan :
 Untuk mengetahui berapa tahun later than five years pada tabel footnote
disclosure = 653,1/319,5 = 2,0441 tahun. Artinya 2 tahun setelah tahun
ke 5, alokasi nilainya juga 319,5.
 Sisanya, di tahun ke 8, alokasi nilainya adalah (2,0441-2) x 319,5 =
sekitar 14,099…
d. Dampak pada laporan keuangan
Leased Assets Naik 1982,33

Leased Liabilities Naik 1982,33

2. Contoh 2 : untuk lebih dari satu periode (dua periode)

 Lease seharusnya dicatat pada finance lease, bukan operating lease.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 14


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN 2016


a. Menghitung lease payment untuk dialokasikan ke setiap tahunnya
Tahun 2016
Alokasi
After 1 year 482
After 2 year 434
After 3 year 362
After 4 year 255
After 5 year 166
After 6 year 166
After 7 year 142
Total 2007
Keterangan tambahan :
 Untuk mengetahui berapa tahun after more than 5 pada tabel soal=
308/166 = 1,8554 tahun. Artinya 1 tahun setelah tahun ke 5, alokasi
nilainya juga 166.
 Sisanya, di tahun ke 7, alokasi nilainya adalah (1,8554-1) x 166 = sekitar
141,99…
Maka, pembayaran sewa dalam
Pembayaran Sewa Keterangan
1 tahun 48 482 – 434
2 tahun 72 434 – 362
3 tahun 107 362 – 255
4 tahun 89 255 – 166
5 tahun 0 166 – 166
6 tahun 24 166 – 142
7 tahun 142 142 – 0

Detail lease payment


Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4 Thn 5 Thn 6 Thn 7
Thn 1 48 72 107 89 0 24 142
Thn 2 72 107 89 0 24 142
Thn 3 107 89 0 24 142
Thn 4 89 0 24 142
Thn 5 0 24 142
Thn 6 24 142
Thn 7 142

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 15


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Menghitung present value 2016


Alokasi Nilai Kini (PV)
dengan interest
rate 9,5%
After 1 year 482 440,18
After 2 year 434 361,96
After 3 year 362 275,72
After 4 year 255 177,37
After 5 year 166 105,45
After 6 year 166 96,30
After 7 year 142 75,23
Total 2007 1532,21

Maka, dampak pada laporan keuangan 2016


Leased Assets Naik 1532,21

Liabilities
Current Portion Naik 440,18
Non Current Liabilities Naik 1092,03

UNTUK TAHUN 2017


a. Menghitung lease payment untuk dialokasikan ke setiap tahunnya
Tahun 2017
Alokasi
After 1 year 509
After 2 year 443
After 3 year 329
After 4 year 242
After 5 year 182
After 6 year 182
After 7 year 182
After 8 year 182
After 9 year 97
Total 2348
Keterangan tambahan :
 Untuk mengetahui berapa tahun after more than 5 pada tabel soal=
643/182 = 3,533 tahun. Artinya 3 tahun setelah tahun ke 5, alokasi
nilainya juga 182..
 Sisanya, di tahun ke 9, alokasi nilainya adalah (3,533-3) x 182 = sekitar
97.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 16


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Menghitung present value 2017


Alokasi Nilai Kini (PV)
dengan interest rate
9,5%
After 1 year 509 464,84
After 2 year 443 369,47
After 3 year 329 250,58
After 4 year 242 168,33
After 5 year 182 115,61
After 6 year 182 105,58
After 7 year 182 96,42
After 8 year 182 88,06
After 9 year 97 42,86
Total 2348 1701,75

c. Cek apakah ada penambahan lease


 Saldo lease
2016 : 1532,21 (current 440,18; non current 1092,03)
2017 : 1701,75
 Pada 2017, nilai current 440,18 sudah kedaluarsa.

 Hitung nilai lease payment 2016 pada 2017


1092,03 x (1 + 9,5%) 1195,74
Actual lease 2017 1701,75
Kenaikan lease dari perbedaan saldo 506,009

 Actual lease expense 2017 503


Minimum lease tahun 1 482
Selisih 21

 Total kenaikan lease 506,009 + 21 = 527


(dibulatkan)

d. Hitung interest expense (lease expense)


Beginning lease 2017 1532,21
New lease (penambahan) 527
Interest expense dari beginning (1532 x 9,5%) 145,54
Interest expense dari new lease (527 x (9,5%/2) 20,03 => asumsi prorata
170,6 (pembulatan)

e. Hitung debt repayment


Actual lease payment 503
Interest expense 2017 170,6

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 17


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Debt repayment 332,4

f. Hitung depresiasi

Beginning lease/average year (1532,21/5,1) 300,43


New lease (527/ (5,1x0,5)) 51,67 => asumsi prorata
352,01
g. Dampak pada pajak tangguhan (asumsi tax 26,6%)
Actual operating lease 503
Recast operating lease :
Interest Expense 170,6
Depreciation Expense 352,1
Total lease expense 522,7
Kekurangan expense 19,7
Deferred tax liability (26,6% x 19,7) 52,2

Maka, dampak pada laporan keuangan 2017 :


Neraca 2017 Debit Kredit
Leased Assets
Beginning (+)1532,21
New asset (+) 527
Accum. Depreciation (-) 352,1
Leased Obligation
Beginning (+) 1532,21
New lease (+) 527
Debt repayment (-) 332,4
Deferred tax liability (-) 52,2
Retained earning (-) 14,5
Total 1707,11 1707,11

Laporan Laba Rugi 2017


Actual lease exp. (+) 503
Depreciation exp. (-) 352,1
Interest exp. (-) 170,6

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 18


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Tax exp. (+) 5,2


Profit (-) 14,5

C. RECASTING CONVERTIBLE BOND

1. Informasi tambahan
 Tujuan : memisahkan bagian equity dan bagian liability pada convertible
bond.
 Asumsi di jual pada nilai par, maka jurnal penerbitan convertible bond
Cash 1.000.000
Lialibilities-Conv.Bond 1.000.000
2. Langkah-langkah recasting
a. Mengetahui nilai bond pada convertible bond, dengan menghitung PV
bond menggunakan YTM = 15% (rate bond without convertion)
PV Bond = PV Face Value + PV Interest
1
1−
1 (1+𝑌𝑇𝑀)𝑛
= (FV x ) + (%coupon x FV x )
(1+𝑌𝑇𝑀)𝑛 𝑌𝑇𝑀
1
1−
1 (1+15%) 3
= (1.000.000 x (1+15%)3 ) + (10% x 1.000.000 x )
15%

= 885.838,74

Jurnal penerbitan recasting :


Cash 1.000.000
Liability-Conv.Bond 885.838,74
Equity-share Option 114.161,26
b. Tabel amortisasi

*Keterangan : Coupon rate = 10% dan YTM = 10%

*Keterangan : Coupon rate = 10% dan YTM = 15%

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 19


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

c. Dampak pada laporan keuangan tahun 1


 Equity share option 114.161,26
Liabilitas bond 81.284,45 (1.000.000-918.714,55)
Interest expense 32.875,81
 Interest expense dilaporkan terlalu rendah => net income terlalu
tinggi
Laporan Laba Rugi Keterangan
Interest Expense 132.875,81-100.000 32.875,81
Tax saving (asumsi tax = 32.875,81 x 30% 9.862,74
30%)
Profit 32.875,81 - 9.862,74 23.013,07

Neraca Debit Kredit


Liabilities
Bond 81.284,45
Deferred Tax Liability 9.863,74
Equity
Share option 114.161,26
Retained Earning 23.013,07
Total 114.161,26 114.161,26

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 20


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rangkuman dari 5-6


Dosen : Pak Eko Nur Surachman
TM 3
IMPLEMENTASI ANALISIS AKUNTANSI
A. Template
Terdapat 2 cara untuk menyajikan kembali (recast), yakni dengan standardized
line-item description (cara dibuku) atau menyajikan kembali dengan template sesuai
format laporan keuangan yang sudah dipublish oleh perushaan.
Kelebihan menggunakan template yang disediakan :
1. Terdapat pemisahan akun asset dan liabilitas menurut fungsinya, yakni fungsi
operating atau financing
2. Memudahkan untuk valuasi

B. Distorsi Aset
Disebabkan adanya ambiguitas/kebingungan. Hal yang menyebabkan ambiguitas
antara lain :
1. Apakah asset benar-benar dimiliki/dikendalikan oleh perusahaan
 Contohnya : dalam leasing, siapa yang menguasai asset? lessor/lessee? ada
ketidakpastian dalam menentukan kepemilikan asset
 Bisnis proses belum tentu tercapture didalam standar akuntansi (Mechanical
rules not capture economic ownersihip)
 Adanya interest manajer untuk menggunakan standar akuntansi dalam rangka
memenuhi tujuan/target yang diinginkan.
Contoh: Manajer ingin profit tahun ini naik 10% dari tahun sebelumnya,
dengan itu manajer tidak peduli satus asset apakah dimiliki sendiri atau dimiliki
pihak lain. Yang terpenting bagi manajer adalah bagaimana asset digunakan
untuk memenuhi interest manajer.
Pada intinya manajer lebih mengatur transaksi perusahaan untuk
mendapatkan accounting outcome daripada merefleksikan transaksi ekonomi
yang sebenarnya terjadi.
2. Apakah future economic benefit bisa diukur dengan tingkat kepastian yang
masuk akal.
 Contoh : Pengeluaran riset, yang belum tentu menghasilkan produk baru yang
akan diterima pasar atau belum tentu riset tersebut bisa menghasilkan
efisiensi produksi yang berakibat adanya ketidakpastian economic benefit.
 Asumsi-asumsi dalam akuntansi membutuhkan judgement yang bisa saja
salah dalam memperkirakan.
Contoh: Impairment amount, depresiasi, usefull life.
3. Kebingungan pencatatan nilai wajar asset
 Nilai wajar (FV) asset turun dibawah nilai bukunya (BV)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 21


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Hal diatas ditimbulkan akibat dari perkembangan teknologi.


Contoh: munculnya mesin baru yang lebih efisien dibanding mesin keluaran
lama yang baru dibeli perusahaan.
4. Salah saji asset dalam laporan keuangan, yang dibedakan menjadi :
a. Overstated, diarahkan untuk meningkatkan net asset, equity dan earnings.
Dapat disebabkan oleh :
 Penundaan penghapusan asset ketika masa manfaat yang
diekspektasikan turun.
 Provisi/Allowance dari Bad Debt Expense terlalu rendah
 Akselerasi revenue recognition yang seharusnya, dimana seharusnya
dilakukan diperiode mendatang malah dilakukan diperiode sekarang
 Underestimate rate of depreciation, overestimate usefull life, overestimate
residual value
b. Understated, dimaksudkan untuk mengurangi Net Asset, Equity dan
Earnings, namun juga dimaksudkan untuk meningkatkan Return on Equity
(ROE)
 Overstate write-down
 Overstate provision
 Overstate depreciation
 Tidak mencatat intangible asset
 Menstrukturkan lease sebagai operating lease, sehingga tidak tercatat di
neraca, namun tercatat di laporan laba rugi sebagai rent expense.

C. Distorsi Liabilitas
Disebabkan adanya ambiguitas/kebingungan. Yang menyebabkan
ambiguitas/kebingungan antara lain :
1. Kapan suatu kewajiban terjadi ?
Contoh: Pada joint operation antara perushaan konstruksi yang dimana
masing-masing perusahaan membuat bagian bagian tersendiri dari keseluruhan
konstruksi. Saat pembelian material terjadi maka perusahaan akan mencatat
liabilitas dari konstruksi, namun kapan pegakuan liabilitas dan sebarap besar
proprosinya menjadi masalah, karena perusahaan tidak mengetahui secara
pasti, disinilah distorsi muncul yang berakibat liabilitas bisa dicatat lebih tinggi
atau lebih rendah.
2. Pengukuran dari suatu kewajiban?
Contoh: Sebuah perusahaan elektronik memberikan garansi/warranty terhadap
barang yang dijual jika terjadi kerusakan dalam masa garansi.Garansi ini sendiri
merupakan kewajiban kontijensi yang belum tentu akan terjadi di masa depan.
Bagamana perusahaan akan mencatat kewajiban garansi ini ? tentunya
perusahaan akan menggunaka estimasi, disinilah titik adanya distorsi, karena
perusahaan tidak bisa menentukan garansi yang akan diklaim dimasa depan
dengan tepat.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 22


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

3. Understated Liabilities, akibat dari :


a. Adanya interest/keinginan manajemen untuk mencatat earning lebih tinggi
Adanya interest/keinginan manajemen untuk membuat jumlah hutangnya
lebih rendah, biasanya dalam rangka Debt Convenant.
Contohnya : Debt to Equity Ratio (DER) sebagai Debt Convenant/Jaminan
Kolateral tdak boleh melebihi 70%. Maka manajemen akan berusaha agar
jumlah hutangnya tidak lebih dari 70%.
b. Manajemen sulit menghitung financial komitmen/kewajiban dimasa depan.
Contoh : Perusahaan meluncurkan mobl baru ke pasar. Perusahaan harus
mengestimasi kemungkinan terjadinya recall terhadap produknya. Jika
perusahaan tidak mengantisipasi kemungkinan terjadinya recall dan tidak
mencadangkan dana untuk kemungkinan terjadinya recall serta dimasa
depan benar-benar terjadi recall, maka pada titik ini terindikasi ada
understated liabilities.
4. Bagaimana Liabilities misstated/salah catat
a. Mencatat pendapatan yang seharusnya belum bisa diakui. Harusnya
Revenue Match Against Cost.
b. Menghilangkan piutang dari neraca dengan cara menjual (anjak piutang)
dengan terms with recourse, dimana ketika piutang dijual dan dihapuskan
dari neraca, tetapi resiko piutang masih ditanggun oleh perusahaan, maka
disinilah adanya distorsi karena akan muncul kewajiban jika piutang tidak
tertagih dimasa depan.
c. Pada transaksi sewa, dimana perusahaan yang dianalisis mencatat lease
sebagai operating leasse daripada sebagai finance lease, padahal transaksi
sewa tersebut lebih ke finance lease. Hal ini menimbulkan distorsi karena
kewajiban menjadi salah catat akibat dari tidak dicatatnya lease sebagai
finance lease sehingga tidak muncul pada neraca perusahaan.

D. Distorsi Ekuitas
1. Efek dari hybrid security
2. Efek dari perubahan asset dan liabilitas

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 23


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

TM 4
STUDI KASUS ANALISIS AKUNTANSI
A. RECASTING DELAYED WRITE-DOWNS ON CURRENT ASSET

 Asumsi menggunakan average perusahaan normal


Nilai receiveable yang dilaporkan $2.197
123 ℎ𝑎𝑟𝑖
Recasted receiveable ( 𝑥 $5436) $1.832
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Penurunan nilai $ 365
 Dampak pada laporan keuangan adalah
 Menambah expense sebagai impairment loss
 Nilai piutang akan berkurang
 Ekuitas berkurang
 Deferred tax liability berkurang
Asumsi tax rate = 30%
Maka :
Laporan Laba Rugi Keterangan
Impairment expense Bertambah $365
Tax expense Berkurang (30% x ($110)
$365)
Profit Berkurang $255

Neraca Debit Kredit


Receiveables $365
Deferred Tax Liability $110
Retained Earning $255
Total $365 $365

B. RECASTING DELAYED WRITE-DOWNS ON NON-CURRENT


ASSETS

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 1


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Book value investment in S $19,135


Market value investment in S $15,244
Penurunan nilai $3,891
(dari sisi akuntansi tidak masalah karena P memiliki pengaruh
signifikan, maka P tidak menyesuaikan equity investmentnya pada nilai
wajar. P pun telah melaporkannya dalam CaLK. Tetapi dari sisi analis
tidak cukup karena perbedaan BV dan MV sangat material, agar
mencerminkan economic reality maka dilakukan recasting untuk equity
investment tersebut)
 Dampak pada laporan keuangan adalah
 Menambah expense sebagai impairment loss
 Nilai investasi berkurang
 Ekuitas berkurang
 Deferred tax liability berkurang

Asumsi tax rate = 30%


Laporan Laba Rugi Keterangan
Impairment expense Bertambah $3,891
Tax expense Berkurang (30% x $1,1673
$3,891)
Profit Berkurang ($3,891- $2,7237
$1,1673)

Neraca Debit Kredit


Investment in S $3,891
Deferred Tax Liability $1,1673
Retained Earning $2,7237
Total $3,891 $3,891

C. RECASTING RESEARCH AND DEVELOPMENT

Asumsi :
1) masa manfaat aset tak berwujud 5 tahun
2) Bahwa pengeluaran tahun berjalan akan
diamortisasi setengahnya (prorata)
3) Tax rate 34%

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Teori Terkait Research and Development


PSAK 19 (Intangible asset), ada dua tahapan dalam RnD (Research and
Development)
a. Tahap penelitian
Tidak dikapitalisasi ke aset tidak berwujud; dicatat sebagai
beban/expense
b. Tahap pengembangan
Pengeluaran atas tahapan pengembangan diakui sebagai aset apabila
memenuhi seluruh hal berikut :
 Kelayakan teknis;
 Intensi untuk menyelesaikan aset tak berwujud;
 Kemampuan untuk menggunakan/menjual;
 Bagaimana aset tak berwujud menghasilkan kemungkinan besar
manfaat ekonomi di masa depan;
 Apakah cukup sumber daya teknis keuangan dan sumber daya lain
dalam menyelesaikan pengembangan; dan
 Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang akan
diatribusikan ke aset tak berwujud.
(Perusahaan biasanya ragu mau mengkapitalisasi development ke ATB
karena sulit untuk memenuhi atau mengidentifikasi pemenuhan ke 6
syarat tersebut)
2. Langkah Melakukan Recasting
a. Recasting yang dapat dibuat oleh analis
Year RnD Proportion Asset Proportion Asset
Outlay Capitalized 31/12/16 Capitalized 31/12/17
31/12/16 31/12/17
A B C D=BXC E F=BXE
2017 5.472 1 4.925
1 − ( 𝑋0,5)
5
2016 5.172 1 4.655 1 3.620
1 − ( 𝑋0,5) 1 − ( 𝑋1,5)
5 5
2015 5.082 1 3.557 1 2.541
1 − ( 𝑋1,5) 1 − ( 𝑋2,5)
5 5
2014 4.667 1 2.334 1 1.400
1 − ( 𝑋2,5) 1 − ( 𝑋3,5)
5 5
2013 4.605 1 1.382 1 461
1 − ( 𝑋3,5) 1 − ( 𝑋4,5)
5 5
2012 4741 1 474
1 − ( 𝑋4,5)
5
Aset yang akan dikapitalisasi 12.401 12.947

Keterangan :

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1
 Angka 5 (pada 5) maksudnya adalah 5 tahun => masa manfaat aset tak
berwujud
 Angka 0,5 1,5 dst adalah proporsi aset tak berwujud pada tahun 2016
dan 2017, misal pada kolom proportion capitalized 31/12/16
o untuk 2016 adalah 0,5 karena asumsi pengeluaran tahun berjalan
akan diamortisasi setengahnya.
o Untuk 2015 adalah 1,5 berasal dari amortisasi setengah pada tahun
2015 dan satu pada tahun 2016.
Dst.

b. Tabel amortisasi RnD


Year RnD Proportion Expenses Proportion Expenses
Outlay Amortization in 2016 Amortization in 2017
in 2016 in 2017
2017 5.472 1 547
𝑥 0,5
5
2016 5.172 1 517 1 1.034
𝑥 0,5
5 5
2015 5.082 1 1.016 1 1.016
5 5
2014 4.667 1 933 1 933
5 5
2013 4.605 1 921 1 921
5 5
2012 4.741 1 948 1 474
𝑥 0,5
5 5
2011 4.665 1 467
𝑥 0,5
5
4803 4.927
Keterangan :
1
 Angka 5 (pada 5) maksudnya adalah 5 tahun => masa manfaat
aset tak berwujud.
 Untuk tahun 2016 dikali 0,5 pada kolom proportion amortization
in 2016 karena asumsi pengeluaran aset tak berwujud diamortisasi
setengah untuk tahun berjalan.
 Untuk tahun 2011, dikali 0,5 pada kolom proportion amortization
in 2016 karena masih terdapat setengah dari aset tak berwujud
2011 yang diamortisasi pada 2016. (aset tak berwujud pada 2011
akan diamortisasi setengah pada tahun 2011; penuh pada tahun
2012-2015; dan setengah pada 2016).

c. Dampak pada laporan keuangan

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Pengurangan expense (direklas ke aset tak berwujud) =>


penambahan deferred tax liability => net income bertambah => R/E
bertambah.
 Penambahan aset tak berwujud => harus ada pengakuan
amortisasi => nilai amortisasi mengurangi net income => R/E
berkurang
LAPORAN KEUANGAN 2016
Laporan Laba Rugi Keterangan
2016
Reported expense 5.172
Recasted expense Total amortisasi 4.803
pada tahun 2016
Tax yang di recast 34% x (5.172 – 125
4.803)
Profit Bertambah (5172 244
– 4.803 – 125)

Neraca 2016 Keterangan Debit Kredit


Non Current Asset- Nilai aset yang 12.401
RnD seharusnya
dikapitalisasi
2016
Deferred Tax 34% x 12.401 4.216
Liability
Retained Earning 12.401-4.216 8.185
Total 12.401 12.401

LAPORAN KEUANGAN 2017


Laporan Laba Rugi Keterangan
2016
Reported expense 5.472
Recasted expense Total amortisasi 4.927
pada tahun 2016
Tax yang di recast 34% x (5.472 – 185
4.927)
Profit Bertambah (5472 360
– 4.927 – 185)

Neraca 2016 Keterangan Debit Kredit

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Non Current Asset- Nilai aset 12.947


RnD yang
seharusnya
dikapitalisasi
2017
Deferred Tax Liability 4216 + 185 4.402
Retained Earning 8.185 + 360 8.545
Total 12.947 12.947

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TM 5
Analisis Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Pendanaan perusahaan terdiri atas tiga hal, yaitu liabilities, equity, dan off balance
sheet transaction.
A. Liability
1. Definisi
Kewajiban atau liability adalah kewajiban pendanaan yang membutuhkan
pembayaran di masa depan, bisa berupa uang, jasa, atau aset lain.
2. Klasifikasi
a. Short term liabilities
-Kewajiban yang harus dilunasi dengan aset lancar atau memunculkan
kewajiban lancar lainnya dalam periode satu tahun atau satu siklus operasi
perusahaan (mana yang lebih panjang)
-dicatat pada maturity value
b. Long term liabilities
Kewajiban yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun atau satu siklus
perusahaan (mana yang lebih panjang). Kewajiban ini berupa obligasi,
wesel bayar, dan pinjaman.
-penilaian dan pengukurannya berbeda karena membutuhkan
pengungkapan tertentu dari karakteristik yang muncul, seperti tingkat
bunga, jatuh tempo, dapat dikonversi atau tidak, call features, ada jaminan
atau tidak, ada persyaratan penyisihan atau tidak, dan revolving credit
provision.
3. Bentuk
a. Operating liabilities
Kewajiban yang timbul dari aktivitas operasional perusahaan.
Contoh: account payable dari perdagangan, unearned revenue, advanced
payment, utang pajak, dan kewajiban pensiun.
b. Financing liabilities
Kewajiban yang timbul dari aktivitas pendanaan.
Contoh: long-term notes/bonds, short term borrowing, leases, bagian
kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo, utang bunga
4. Analisis
a. Ketentuan utang yang melekat (tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola
pembayaran, dan jumlah)
b. Pembatasan terhadap aset yang dimiliki perusahaan
c. Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya
d. Kewajiban perusahaan untuk mempertahankan working capital pada level
tertentu
e. Konversi kewajiban yang bersifat dilutive
f. Larangan atas pembayaran, seperti dividen

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 1


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
5. Liabilitas yang menjadi perhatian dalam analisis laporan keuangan
a. Sewa (leases)
 Definisi
Perjanjian kontrak antara pemilik (lessor) dengan penyewa (lessee)
yang memberi hak kepada lessee untuk menggunakan aset lessor
selama masa sewa. Lessee akan membayar sebesar minimum lease
payment (MLP).
 Masalah dalam sewa
1) Kontrak sewa sangat kompleks dan bervariasi
2) Transfer kepemilikan
3) Bargain purchase option
4) Bargain renewal option
5) Guaranteed/unguaranteed residual value
6) Sewa dihentikan sebelum masa sewa selesai
 Klasifikasi sewa
1) Capital lease
Sewa yang mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan dan
menimbulkan kewajiban bagi lessee, sementara lessor mencatat
sebagai penjualan dan transaksi pendanaan.
Karakteristik yang harus dipenuhi, minimal satu:
 Ada transfer kepemilikan
 Ada opsi pembelian aset
 Masa sewa minimal 75% dari estimasi umur ekonomi aset
 Present value of MLP minimal 90% dari fair value aset
2) Operating lease
Lessee mencatat MLP sebagai beban sewa dan tidak ada transfer
kepemilikan (bersifat off-balance sheet atau tidak muncul di neraca)
 Keuntungan
1) Penjual menggunakan sewa untuk mempromosikan produk yang
harganya mahal
2) Sewa cenderung nyaman bagi pembeli karena melibatkan penjual
langsung
3) Untuk operating lease, ada off balance sheet
4) 100% pendanaan pada fixed rate
5) Lebih fleksibel dibandingkan utang dan lebih murah dibandingkan
pendanaan
 Analisis sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan lessee untuk mengungkapkan:
1) MLP di masa depan secara terpisah untuk capital lease dan
operating lease
2) Beban sewa untuk masing-masing periode yang dilaporkan di
laporan laba rugi
Dampak operating lease dalam laporan keuangan:

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1) Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah. Akibatnya
rasio solvabilitas untuk analisis kredit naik
2) Operating lease menyajikan aset lebih rendah. Akibatnya rasio
tingkat pengembalian investasi naik
3) Operating lease menunda pengakuan beban. Akibatnya di awal
sewa laba lebih tinggi, namun di akhir sewa laba lebih rendah
4) Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah
5) Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa
 Penyesuaian laporan keuangan
Langkah-langkah melakukan konversi operating lease menjadi capital
lease:
1) Menilai apakah operating lease dapat diterima dengan perkiraan
periode setelah lima tahun
Ketika konversi, diperlukan estimasi dari present value nilai
kewajiban operating lease. Hal ini dapat dilakukan dengan
menentukan tingkat bunga (IRR) yang menghasilkan angka yang
sama dengan present value capital lease
2) Menghitung nilai sewa
Nilai aset capital lease selalu lebih rendah dari kewajibannya,
dipengaruhi oleh faktor masa sewa, umur ekonomis, dan kebijakan
depresiasi
3) Melakukan estimasi dampak reklasifikasi
Meliputi laba bersih pada laporan laba rugi, perubahan di neraca,
dan perubahan nilai rasio

b. Kontijensi dan komitmen


Kontijensi
 Definisi
Potensial gain dan loss atas sumber daya perusahaan di masa depan.
Terbagi menjadi dua, yaitu aset kontinjensi dan kewajiban kontinjensi
 Kewajiban kontinjensi dapat timbul akibat proses litigasi, ancaman
nasionalisasi, kolektibilitas piutang, garansi produk, perhitungan pajak,
self-insured risk
 Bersifat konservatif
1) Apabila kemungkinannya besar, maka kewajiban kontinjensi wajib
dibuat (probable)
2) Jumlah kerugian harus bisa diestimasi dengan alasan yang cukup
(reasonable estimate)
 Analisis
1) Melihat detail tentang estimasi
2) Melihat pengungkapan dalam CaLK (deskripsi kewajiban
kontinjensi, jumlah risiko, kebijakan perusahaan)
3) Mengenali bias apabila ada kewajiban kontinjensi underestimate
4) Hati hati terhadap big-bath

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
5) Review laporan pajak
6) Menganalisis deferred tax

Komitmen
Potensi klaim kepada perusahaan berdasarkan kinerja di masa depan
sesuai kontrak. Komitmen tidak dilaporkan di laporan keuangan

B. Equity
1. Definisi ekuitas
 Merujuk pada pemilik perusahaan
 Residual value dari perusahaan
 Maximum risk and return (ketika perusahaan untung, maka pemilik senang
karena mendapat laba lebih banyak. ketika perusahaan rugi, pemilik ikut
menanggung kerugian)
2. Analisis ekuitas
a. Mengklasifikasi sumber ekuitas
b. Prioritas kelas ekuitas apabila terjadi likuidasi
c. Mengevaluasi pembatasan hukum saat distribusi ekuitas
d. Review pembatasan distribusi retained earings
e. Melihat ketentuan dan provisi penerbitan ekuitas
3. Elemen ekuitas
a. Common stock
Memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Mencerminkan hak kepemilikan
2) Memiliki risiko dan pengembalian tinggi
3) Mencerminkan residual interest
4) Memiliki nilai nominal
5) Memiliki hak suara
b. Preference stock
Saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki saham biasa dengan
karakteristik sebagai berikut:
1) Prioritas atas distribusi dividen
2) Prioritas atas likuidasi
3) Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4) Call provisions
5) Tidak memiliki hak suara
c. Paid in capital
Kelebihan nilai par
d. Treasury stock
Saham yang dibeli kembali oleh perusahaan
e. Retained earnings
 Akumulasi laba perusahaan yang tidak didistribusikan sejak berdirinya
perusahaan. Terdiri atas:

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1) Cash dividends
Distribusi kas kepada pemegang saham
2) Stock dividends
Distribusi saham perusahaan kepada pemegang saham secara
proporsional yang merupakan cerminan dari kapitalisasi laba secara
permanen
3) Property dividends
Distribusi non kas kepada pemegang saham
 Pembatasan (restrictions)
Pembatasan retained earnings dalam jumlah tertentu, biasanya
berkaitan dengan kontrak perjanjian atau persyaratan pinjaman
 Spin-off dan split-off
Perusahaan melakukan divestasi anak perusahaan dengan cara
menjual langsung atau membagikannya kepada pemegang saham.
1) Spin-off
Membagikan saham perusahaan anak sebagai dividen ke pemegang
saham
Akibatnya, kepemilikan anak perusahaan berkurang karena diberika
ke pemegang saham (aset turun, retained earnings turun)
2) Split-off
Penukaran saham yang dimiliki anak perusahaan dengan saham
yang dimiliki pemegang saham (aset turun, treasury stock naik)
 Book value
Nilai buku per saham memiliki peran penting dalam analisis laporan
keuangan, yaitu:
1) Dipakai dalam penilaian kesepakatan merger
2) Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuid akan
bergantung pada nilai buku
3) Analisis oblihasi dan saham preference membutuhkan asset
coverage
 Penyebab kenaikan atau penurunan shareholders
Penyebab kenaikan saham Penyebab penurunan saham
beredar beredar
1. penerbitan saham 1. pembelian dan penghentian
2. konversi utang dan saham saham
preference 2. pembelian kembali saham
3. penerbitan saham dalam 3. stock split menjadi lebih kecil
rangka akuisisi dan merger
4. penerbitan saham untuk opsi
dan waran
5. penerbitan dividen saham dan
stock split

 Kewajiban pada ujung ekuitas

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Akun yang berada diantara kewajiban dan ekuitas:
1) Redeemable preference share
Redeemable preference share lebih mirip utang dibandingkan
ekuitas, sehingga sekuritas itu mewajibkan perusahaan membayar
pada waktu tertentu.
2) Minority interest

C. Off Balance Sheet


1. Definisi
Tidak terlihat di neraca, hanya diungkapkan di CaLK. Tujuannya agar utang
perusahaan terlihat rendah
2. Transaksi
a. Operating lease
b. Through put agreement
Perusahaan menyetujui untuk membeli produk yang masih dalam proses
produksi (belum ada produknya)
c. Take or pay arrangement
Kontrak jual beli dimana penjual menjual barang yang sudah disepakati
jumlahnya, tidak memperhatikan barang itu dibutuhkan atau tidak
d. Certain joint venture and limited partnership
e. Product financing arrangement
3. Analisis
a. Meneliti komunikasi manajemen dan siaran pers
b. Menganalisis notes tentang pengaturan pembiayaan
c. Mengenali bias
d. Review otoritas pengajuan untuk detail pengaturan pembiayaan

Hatiku tenang karena mengetahui


bahwa apa yang melewatkanku tidak
akan pernah menjadi takdirku, dan
apa yang ditakdirkan untukku tidak
akan pernah melewatkanku

- UMAR BIN KHATTAB -

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

TM 6
Analisis Aktivitas Investasi
Analisis Investasi merupakan pengelolaan asset perusahaan, bagaimana
manajemen seharusnya melakukannya dengan efektif dan tepat. Secara definisi, aset
merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan
laba.
 Financial Assets
Aset yang menghasilkan yang berasal dari investasi dan tidak berhubungan langsung
dengan operasi. Aset finansial biasanya terdiri dari surat berharga dan investasi asset
non-operasional lainnya. Biasanya aset finansial dinilai pada nilai wajar/haga pasar dan
diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang sama dengan biaya modal yang telah
disesuaikan dengan risikonya (risk-adjusted cost of capital) contoh imbalan hasilnya
adalah dividend revenue dan interest revenue.
 Operational Assets
Aset yang digunakan dalam operasional perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh
pendapatan. Aset operasional biasanya terdiri dari kebanyakan aset perusahaan, yang
biasanya dinilai at cost dan diharapkan menghasilkan imbal hasil melalui kelebihan
(excess) dari weighted-average cost of capital. Contoh imbalan hasilnya adalah Sales.
Klasifikasi Aset di Laporan Keuangan terbagi menjadi dua, yaitu Current Assets dan
Noncurrent Assets

A. Aset Lancar (Current Assets)


Merupakan sumber daya yang diekspetasikan untuk terjual serta digunakan
selama satu tahun, atau operating cycle (mana yang lebih panjang). Aset lancar bisa
dengan mudah diubah menjadi kas (likuiditas)
SIklus operasi sendiri merupakan siklus yang menunjukkan operasi perusahaan
berserta kelancaran aset dan kewajiban.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 1


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Kas dan setara kas (cash and cash equivalent)


Kas merupakan aset yang paling lancar, mencangkup mata uang, deposit dana di
bank, money orders, dan cek.
Setara kas (cash equivalent) juga merupakan aset lancar. Investasi jangka pendek yang
termasuk setara kas adalah yang:
a. Siap dikonversi menjadi kas
b. Hampir jatuh tempo
Contoh setara kas adalah, treasury bill jangka pendek, commercial paper, dan dana pasar
uang,. Dikarenakan sifatnya, maka fokus setara kas ada pada konsep likuiditas-nya.
Konsep likuiditas, berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiiki perusahaan dan
jumlah kas yang dapat diperoleh dalam periode ekuitas. Semakin tinggi likuiditas berarti
semakin banyak kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan, begitu pula sebaliknya.
Untuk melakukan analisis likuiditas, perlu diperhatikan 2 hal berikut:
a. Perusahaan dapat mengalami penurunan likuiditas apabila nilai pasar investasi
jangka pendek menurun, sehingga perlu diperhatikan pengambilan keputusan
untuk investasi
b. Kas dan setara kas kadang perlu dipertahankan sebagai compensating balance
hal ini maksudnya perusahaan harus tetap memiliki kas dan setara kas dalam
jumlah tertentu. Untuk keperluan bantuan pinjaman maupun sebagai jaminan atas
utang

2. Piutang (receivables)
Merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang ataujasa atau dari
pemberian jaminan utang. Receivables biasanya terdiri atas piutang usaha (account
receivable) serta wesel tagih (notes receivable). Piutang sebaiknya dinilai pada
NRV/Net Realizable Value yang juga dapat menunjukkan piutang dalam keadaan less
allowance
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh analis terkait piutang adalah:
a. Valuation Of Receivables
Piutang dilaporkan pada NRV-nya atau merupakan total piutang dikurang dengan
allowance untuk uncollectible accounts. Dalam hal ini, manajemen harus bisa
mengestimasikan allowance of bad debt dengan beberapa faktor sebagai berikut:
- Pengalaman perusahaan dalam memberikan piutang
- Kemampuan peminjam
- Ekspetasi ekonomi dan industry
- Kebijakan penagihan
b. Collection Risk
Merupakan rasio ketertidak-tagihannya piutang, untuk itu analis perlu melakukan
analisis seperti:

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

- Perbandingan persentasi piutangdengan perusahaan kompetitior dari


perusahaan yang dianalis
- Memeriksa konsentrasi pelanggan, resiko akan tergantung dari banyak atau
sedikitnya pelanggan
- Menginvestigasi umur piutang, apakah sudah lewat atau berapa lama
- Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan
(renewal)
- Menghitungdan menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas piutang
dibandingkan dengan syarat kredit pelanggan bersangkutan
c. Authenticity of Receivable
Merupakan Keaslian piutang, pada umumnya keterangan mengenai piutang
diterangkan di CaLK perusahaan bersangkutan, namun analis juga harus
memeriksa kebijakan kredit, keaslian piutang, jatuh tempo dan ketertagihan yang
mungkin tidak tertulis di CaLK tersebut
d. Securitization of Receivable,
Kemungkinan bahwa piutang dijual kepada pihak ketiga, biasanya disebut sebagai
anjak piutang (factoring) atau sekuritisasi (securitization). Piutang dapat dijual
dengan jaminan maupun tidak, yang nantinya akan berpengaruh pada pengakuan
pada piutang bersangkutan. Karena, penjualan piutang tanpa jaminan akan
menghapus akun piutang bersangkutan, sementara dengan jaminan tidak
memberikan efek terhadap transfer asset tersebut

3. Beban di bayar di muka (Prepaid Expense)


Merupakan pembayaran di muka/awal yang jasa atau barangnya belum diterima

4. Persediaan (inventories)
Merupakan barang atau jasa yang dibeli perusahaan untuk kemudian di jual kembali, dan
merupakan bagian dari operasi normal perusahaan. Inventory dapat diperlakukan dengan
expensing, yaitu biaya periode yang akan dilaporkan pada saat terjadi (contoh: supplies)
Selain itu, inventory juga dapat diperlakukan dengan capitalizing, yaitu memperlakukan
biaya inventory seperti product cost, yang kemudian akan dikapitalisasi sebagai asset dan
selanjutnya dibebankan pada pendapatan periode mendatang, (contoh: direct labor)
a. Inventory Costing Method (arus biaya persediaan) pada umumnya terbagi dalam
3 yang paling banyak digunakan di perusahaan-perusahaan yaitu;
- FIFO (First In, First Out)
- LIFO (Last In, First Out)
- Weighted Average (Rata-rata tiap unit)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Contoh soal

Inventory January 1, Year 20X0 40 @ $500

Pembelian Inventory

selama setahun 60 @ $600

Cost of Goods Available

For Sale (COGAS) 100 units

Note: 30 units terjual di tahun 20x0 $800/unit dengan total revenue $24,000

Beginning Net Cost of Ending


Purchas Goods
Inventory + = + Inventory
es Sold
$20,00 $36,00
FIFO + = $15,000 + $41,000
0 0
$20,00 $36,00
LIFO + = $18,000 + $38,000
0 0
$20,00 $36,00
Average + = $16,800 + $39,200
0 0

Asumsi penjualan $24,000 selama periode, jadigross profit dari tiap metode adalah:

Cost of
Sales – Goods Sold Gross Profit
=
FIFO $24,000 -- 15.000 = $9,000
LIFO $24,000 -- 18.000 = $6,000
Average $24,000 -- 16.800 = $7,200

b. Economic profit vs Holding gain


Dalam periode kenaikan harga, FIFO menghasilkan laba kotor lebih tinggi
daripada LIFO karena persediaan dengan biaya lebih rendah disesuaikan dengan
pendapatan penjualan pada harga pasar saat ini (karna biasanya cost barang
pertama lebih murah dari cost barang selanjutnya, dst). Ini terkadang disebut
sebagai keuntungan bayangan FIFO.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Laba kotor FIFO sebenarnya merupakan penjumlahan dari dua komponen:


laba ekonomi dan laba kepemilikan:
- Keuntungan ekonomi = 30 unit x ($ 800 - $ 600) = $ 6.000
- Holding gain = 30 unit x ($ 600 - $ 500) = $ 3.000
c. Likuiditas LIFO
Perusahaan biasanya menggunakan metode LIFO untuk memperkecil beban
pajak. Karena beban LIFO lebih besar dari metode lainnya, meskipun laba bersih
yang dihasilkan lebih kecil, namun disaat bersamaan bisa mengurangi beban pajak
d. Penyajian kembali analitis dari LIFO ke FIFO
3 langkah utama:
- Reported LIFO Inventory + LIFO reserve
- Deffered tax payable + [LIFO reserve x Tax rate]
- Retained earnings + [LIFO reserve x (1 – tax rate)]
LIFO Reserve adalah jumlah di mana biaya saat ini melebihi biaya LIFO yang
dilaporkan

B. Aset Jangka Panjang/Aset Tetap (Non-current Assets)


Merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan penghasilan
operasi (atau mengurangi biaya operasi) untuk lebih dari suatu periode
 Aset tetap berwujud, seperti bangunan, pabrik dan peralatan. Asset tetap dinilai
dengan prinsip biaya historis (at cost). Biaya ini mencatat asset sebesar harga
belinya yang mencakup beban apapun yang diperlukan agar asset tersebut
berada dalam lokasi dan kondisi siap digunakan atau siap memberikan jasa,
seperti: biaya angkut, instalasi, pajak, pemasangan dll
 Sumber daya alam (natural resources), yang juga disebut asset yang dihabiskan
(wasting asset) merupakan hak untuk mengambil atau mengonsumsi sumber
daya alam. Contoh: hak penambangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada asset jangka panjang:
 Kapitalisasi
Merupakan proses penangguhan biaya yang timbul dalam periode berjalan dan
yang manfaatnya diharapkan meluas ke satu atau lebih periode mendatang.
Kapitalisasi inilah yang menghasilkan akun asset
Kapitalisasi Vs Pembebanan
 Dampak Kapitalisasi pada laba:
(1) Karena menangguhkan biaya, maka kapitalisasi menghasilkan laba
yang lebih tinggi selama periode akuisisi dan laba yang lebih rendah
pada periode berikutnya jika dibandingka n dengan pembebanan
biaya

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

(2) Kapitalisasi menghasilkan serial perataan laba, sedangkan pada


pembebanan langsung laba yang dihasilkan berfluktuasi
 Dampak Kapitalisasi pada Tingkat Pengembalian Investasi (Return on
Investment)
(1) Kapitalisasi meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi
karena meningkatnya fluktuasi pengukuran laba. Sedangkan
pembebanan langsung menghasilkan basis investasi yang lebih
rendah dan meningkatkan fluktuasi laba
 Dampak kapitalisasi terhadap rasio solvabilitas
Pada pembebaan biaya asset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti
rasio utang-ekuitas (debt to equity) mencerminkan kondisi perusahaan yang
lebih buruk dari kondisi sebenarnya
 Dampak kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi
Saat biaya asset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas
keluar aktivitas operasi. Sebaliknya jika dikapitalisasi, biaya ini akan
dilaporkan di arus kas keluar aktivitas investasi. Maka, pembebanan
langsung menghasilkan arus kas keluar operasi yang terlalu tinggi dan arus
kas keluar investasi yang terlalu rendah pada tahun akuisisi dibandingkan
kapitalisasi

 Alokasi
Merupakan proses pengeluaran biaya (aset) yang ditangguhkan secara berkala
untuk satu atau lebih periode manfaat yang diharapkan di masa depan;
ditentukan oleh masa manfaat, nilai sisa, dan metode alokasi. Alokasi ini terbagi
menjadi:
 Depresiasi adalah alokasi biaya yang dilakukan pada asset tetap. Faktor
yang mempengaruhinya antara lain:
(1) Umur (masa manfaat), asumsi terkait masa manfaat dibuat
berdasarkan kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan
informasi mengenai fisik dan sifat produksi. Kerusakan fisik pun
merupakan faktor penting dalam penentuan masa manfaat
(2) Nilai sisa
(3) Metode alokasi, untuk depreasiasi sendiri metode alokasi yang paling
umum digunakan adalah metode garis lurus (straight-line method),
metode saldo menurun ganda (double declining method), dan jumlah
angka tahun (sum of years
 Deplesi adalah alokasi biaya yang dilakukan pada sumber daya alam
berdasarkan tingkat pemungutan atau produksi berdasarkan unti yang
dieksploitasi dan bergantung ada besarnya produksi (semakin besar
produksi, semakin besar deplesi)

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Impairment
Merupakan tindakan yang dilakukan jika arus kas yang diharapkan (tidak
didiskonto) lebih kecil dibandingkan nilai tercatat aset (biaya dikurangi
akumulasi depresiasi) dimana aset diturunkan nilainya hingga sebesar nilai
pasar wajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait impairment adalah:
o Mengevaluasi kesesuaian jumlah penurunan nilai
o Mengevaluasi kesesuaian waktu penurunan nilai
o Menganalisis pengaruh penurunan nilai terhadap pendapatan

C. Aset Tidak Berwujud (Intangible Asset)


Merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau pengendalian.
Karakteristik umumnya seperti aset tidak lancar lebih dari 1 tahun, memberikan hak
eksklusif, masa manfaat sulit diukur, dan biasanya digunakan dalam kegiatan operasi.
 Aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi (identifiable), merupakan ATB
yang dapat diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau
keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas. Contoh: paten, hak cipta,
trademark, dan franchise
 Aset tidak berwujud yang tidak diidentifikasi (unidentifiable), merupakan
ATB yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat
diidentifikasi dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Contoh:
goodwill
 Amortisasi Aset tidak berwujud, merupakan bentuk alokasi pembebanan
biaya secara periodic sepanjang masa manfaat suatu ATB.
Aset tidak berwujud biasanya dinilai at cost, termasuk harga beli, biaya
hukum serta biaya pengajuan. Kemudian hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
analis terkait ATB adalah:
o Terkadang asset tidak berwujud dan goodwill tidak tercatat atau salah dinilai
serta ada kemungkinan besar ada di luar neraca
o Periksa penghasilan super sebagai bukti goodwill
o Dalam amortisasi, besar kemungkinan terdapat bias kesalahan perhitungan
ataupun estimasi yang akan berdampak di laporan keuangan nilai asset di
neraca

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 7


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

TM 7
Analisis Arus Kas Operasi
A. Pendahuluan
Analisis arus kas operasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan
bisa menghasilkan income. Berhubungan dengan income maka ada 2
terminologi yakni : Economic Income dan Accounting Income. Dalam
analisis Laporan Keuangan, fokus pembahasannya adalah Accounting
Income. Accounting Income dapat dikalsifikasikan menjadi :
1. Permanent (Recurring), menunjukkan income yg berasal dari aktifitas
utama (main business process) perusahaan. Contoh : Sebuah
Perusahaan Penerbangan maka incomenya berasal dari aktifitas jasa
penerbangan.
2. Transitory (Non Recurring), income yang bukan berasal dari main
business process perusahaan. Contoh : Perusahaan tekonologi
mendapat income dari keuntungan disposal asset (tahun depan belum
tentu ada keuntungan disposal asset lagi)..
3. Value Irrelevant (Distortions), adanya income dari penerapan asumsi-
asumsi yang dipakai oleh manajemen, sehingga income yang muncul
tidak merefleksikan value dari proses bisnis.
B. Revenue Recognition
1. Menggunakan Accrual Basis, pendapatan diakui tidak hanya
berdasarkan kas yang diterima perusahaan, tetapi ada
ukuran/parameter lain yakni :
a. Revenue are Realized or Realizable, yakni pendapatan sudah
diterima secara cash atau diterima nanti dimasa depan dengan
potensi penerimaan yang pasti.
b. Revenue have been earned throught “substantial completion” &
“performance obligation is satisfied”, yakni perusahaan telah
menyelesaikan secara keseluruhan kewajibannya terkait penjualan
barang/penjualan jasa, atau penyelesaian kewajibannya sudah
hampir terealisasikan secara keseluruhan (artinya penyelesaian
sekitar 90%).
c. Risk of ownership is effectively passed to the buyer, kepemilikan
barang sudah secara efektif diberikan kepada pelanggan/pembeli.
2. Hasil Pengakuan Pendapatan, pendapatan yang diakui akan
berdampak pada beberapa aspek perusahaan, yakni :
a. Increase in Cash, jika penjualan dilakukan secara kas.
b. Increase in Receivable (claims to cash), jika penjualan dilakukan
secara kredit.
c. Increase in Securities, berupa penjualan dengan pembayaran
berupa surat berharga/financial asset.
3. Tahapan pengakuan Pendapatan :

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 1


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

a. Identify the contract with customers, Contoh : dalam sebuah


kosntruksi maka akan diidentifikasi jenis pembangunan, spesifikasi
bangunan, waktu pembangunan, dsb.
b. Identify the separate performance obligations in the contract, yakni
apa yang harus diselesaikan sehingga kontrak dianggap
selesai/sudah terlaksana :
1) Sale of inventory, maka perusahaan mengakui Revenue of
Sales, titik pengakuan pendapatannya Date of sales.
2) Rendering a Services, maka perusahaan mengakui Revenue
of services, titik pengakuan pendapatannya saat Service
performed and billable.
3) Permitting use of an asset, maka perusahaan mengakui
Revenue from Rent, titik pengakuan pendapatannya As time
passes or assets are used.
4) Sale of asset other than inventory, maka perusahaan
mengakui sales other than inventory, titik pengakuannya Date
of sale or trade-in.
c. Determine the transaction price, pada dasarnya harga mudah untuk
ditentukan berdasarkan COGS ditambah margin yang diinginkan.
Tapi ada pertimbangan tertentu ketika menentukan harga yakni :
1) Dependent on future events, yakni adanya kejadian dimasa
depan yang mempengaruhi harga (diskon, rabat, kredit, atau
royalty) yang dikenakan kepada pelanggan. Contoh : diskon
yang diberikan kepada pelanggan karena adanya jumlah
pembelian tertentu.
Lalu bagaimana menetapkan harga/pendapatan agar bisa
dicatat oleh perusahaan ? Maka ada 2 pendekatan untuk
menetapkan harga, yakni :
 Expected Value, dimana ini dimungkinkan jika
perusahaan memiliki pengalaman yang banyak terkait
kontrak yang sama (similar contract) yang dilakukan
dimasa lalu. Contoh : A melakukan kontrak
pembangunan dengan B. Dimana jika A
menyelesaikan pembangunan tepat waktu maka akan
mendapatkan $500, jika menyeleksaikan 1 bulan lebih
cepat akan mendapatkan $750, dan jika
menyelesaikan 3 bulan lebih cepat akan mendapatkan
$1000. Berdasarkan pengalaman pembangunan yang
lalu, A berdasarkan pengalaman masa lalunya
memprekirakan persentase menyelesaikan tepat
waktu 30%, 1 bulan lebih cepat 50%, dan 3 bulan lebih
cepat 20%. Maka nilai pendapatan kontrak di masing2
term dikalikan dengan presentasi probabilitas

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

penyelesaian dimasing2 term akan menghasilkan


angka $725 dimana ini merupakan pendaptan yang
akan dicatat oleh A.
 Most Likely Amount, dimana kontrak hanya punya 2
kemungkinan/hasil. Contoh : A melakukan kontrak
cleaning service ke B. Dalam kontrak disebutkan jika A
melaksanakan kontrak tepat waktu dan lingkup kerja
yang tertera (Misal :Gedung), maka akan
mendapatkan $500. Namun dalam klausul kontrak
disebutkan jika dalam waktu yang sama bisa dilakukan
pembersihan selain dilingkup kerja di Gedung tadi
(Misal: Taman) maka akan mendapat nilai kontrak
$750.
 Jika kedua kondisi diatas tidak didapatkan, maka
Revenue Recognition is Constrained.
2) Time Value of Money, tidak terlalu diperhatikan karena
banyak aspek yang harus dipertimbangkan sperti Discount
Rate, period, dsb.
d. Allocate the transaction price to the separate performance obligation,
yakni ketika beberapa transaksi/kewajiban termuat dalam satu
kontrak. Contoh : Komputer, Printer, dan Jasa maintenance dijual
secara bundling dalam 1 kontrak. Alokasi harga dilakukan terhadap
masing2 kewajiban tadi berdasarkan pada nilai wajar/Fair Value dari
masing-masing kewajiban. Namun jika Nilai wajar/FV dari masing2
kewajiban tidak bisa diperoleh, maka menggunakan beberapa
pendekatan, yakni :
1) Adjusted Market Approach, yakni melihat harga jual
computer, printer pada competitor; atau
2) Expected cost plus margin approach, melihat berapa HPP
dari computer/printer kemudian ditambahkan dengan margin;
atau
3) Residual Approach, Nilai total transaksi dikurangi dengan
observable price/harga yang diketahui.
e. Recognize Revenue when each performance obligation is satisfied,
yakni kondisi dimana perusahaan telah melaksanakan
kewajibannya, beberapa kriterianya yakni :
1) Company has aright to payment for the asset
2) Company has transferred legal title to the asset
3) Companya has transferred physical possession of the asset
4) Customer has significant risks and rewards of ownership
5) Customer has accepted the asset
4. Special Recognition, terkait special recognition ada beberapa hal yang
perlu ditelaah lebih jauh ketika melakukan analisis, yakni :

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

a. Ada atau tidaknya Right of Return, yakni apakah barang/aset bisa


dikembalikan dengan mudah oleh pelanggan.
b. Ada atau tidaknya Repurchase Agreement, Contoh : Dalam
Penjualan Apartemen ada repurchase agreement dari pengembang
ketika return dari penyewaan apartemen tidak sesuai dengan yang
diperkirakan, maka pengembangan akan membeli kembali unit
apartement tersebut. Maka saat analisis kita harus memperhatikan
repurchase agreement ini karena sudah ada janji membeli kembali
barang yang sudah dijual.
c. Bill on Hold, yakni pembeli belum siap untuk menerima barang atau
dengan kata lain barangnya disimpan oleh seller terlebih dahulu
walaupun kepemilikan sudah berpindah ke customer.
d. Principal-agent relationship, Contoh : dalam system dropship,
dimana agent menjual barang dari principal. Harus diperhatikan
bahwa pencatatan penjualan hanya dilakukan oleh principal, bukan
oleh agent/dropshiper karena agent/dropshiper hanya mendapatkan
komisi/margin tertentu.
e. Consignments, Contoh : Kita jual sayur titip ke giant, kebijakan
penjualan sayur yang kita titip ada di giant bukan di kita.
f. Installment sales method, ketika penjualan dilakukan secara kredit,
maka pendapatan bisa akui saat dilakukan pelunasan kredit sesuai
progress cicilan yang berjalan.
g. Cost Recovery (zero profit) method dari Long term Contract, yakni
kontrak diselesaikan terlebih dahulu baru kemudian tagihan
diberikan kepada pembeli. Maka disini ada delay dari revenue
recognition.
h. Percentage of completion method for Long term Contract, yakni
pengakuan pendapatan diakui pada setiap akhir periode (Misal
Kontrak 2 tahun, maka setiap tahun harus diakui pendapatan
terhadap persentase penyelesaian selama tahun tersebut).
i. Layaway Sales, yakni ketika kontrak jual beli barang belum
selesai/belum lunas dan baru diberikan DPnya saja, tetapi penjual
sudah setuju bahwa barang menjadi milik buyer dan tidak dapat
dijual ke customer lain.
j. Customer Acceptance Provisions, yakni penjualan belum selsai
sampai dengan produk yang dijual sudah dipasangkan/diinstall
ditempat pelanggan. Jadi revenue diakui ketika ada
persetujuan/acceptance penerimaan dari customer.
C. Cost Recognition
Merupakan sebuah proses penggunaan sumber daya dalam rangka untuk
memperoleh Revenue/Gain. Sama seperti Revenue, Cost Recognition juga
dikelompokkan menjadi Recurring dan Non Recurring, dimana Recurring

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Cost ini berupa expense sedangkan Non Recurring berupa Losses. Cost
Recognition dapat dilakukan dengan :
1. Direct Matching (matching expense to specific revenue), jadi ketika
revenue didapatkan dari penjualan suatu produk, maka cost yang
dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut ditandingkan dengan
revenuenya (matching concept). Maka didapatkan persamaan [ COGS
& Selling Expenses = Revenue – Margin].
2. Systematic & Rational Allocation, yakni berupa amortisasi, depresiasi,
& deplesi. Dimana dilakukan alokasi biaya sebuah asset yg benefitnya
lebih dari 1 periode selama period manfaat dari asset tersebut.
3. Immediate Recognition, digunakan ketika ada cost/expense yang tidak
berhubungan langsung langsung ke sebuah specific revenue, tapi
cost/expense ini muncul dalam kegiatan operasi perusahaan yang
secara tidak langsung membantu untuk meng-generate revenue.
Contoh : Administrative Expense.
D. Klasifikasi Income
1. Operating vs Non Operating, Income yang memberikan value kepada
perusahaan seharusnya adalah income yang berasal dari aktivitas
operasional yang artinya berasal dari revenue/expense.
Maka operating income sendiri seharusnya tidak memuat hal-hal berikut
:
a. Gain and Losses from “a Company’s pheripheral activities”, yakni
aktivitas tambahan perusahaan yang seharusnya tidak masuk dalam
operating income perusahaan. Contohnya : (1)
Keuntungan/kerugian dari penghapusan asset (2)
Keuntungan/Kerugian baik Realized/Unreallized dari
securities/Financial Asset/Surat Berharga.
b. Impairment, yang timbul dari penurunan nilai asset. Cth : Impairment
fixed asset seperti bangunan/peralatan.
c. Unusual or Infrequent items, ingat konsep non recurring. Contoh :
restrukturisasi perusahaan, demo buruh yang menyebabkan
produksi berhenti.
d. Other Revenue or Expenses, Contoh : Interest Expenses & Dividend
Income.
2. Recurring vs Non Recurring, merujuk pada bagaimana suatu revenue
or expense itu muncul, dimana ketika revenue or expense itu
diharapkan terjadi berulang maka merupakan recurring, sebaliknya jika
terjadinya berupa one-time event/tidak berulang maka merupakan non
recurring.
Transaksi yang merupakan Non Recurring bisa diklasifikasikan menjadi
:

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

a. Extraordinary Items, suatu transaksi “unusual nature” &” infrequent


occurance”. Contoh : ada kerugian yang tidak diasuransikan yang
disebabkan oleh bencana alam/natural disaster.
Extraordinary items juga harus dikeluarkan dari income jika
melakukan perbandingan Laporan keuangan dari periode ke
periode.
b. Discotinued Segments, perusahaan kadang menghentikan lini/divisi
tertentu yang tidak efisien/tidak ada demand dari customer. Maka
dampak dari discontinued operation ini harus dikeluarkan dari
current & past income dengan cara (1) adjust asset & liabilities, (2)
Retain cumulative gain or loss in Equity.
c. Accounting Changes, Accounting changes merupakan “cosmetic”
dan tidak memberikan konsekuensi pada cashflow baik saat ini
maupun masa depan. Ini berarti “financial condition of company tidak
terpengaruh” akibat adanya accounting changes. Jika terdapat
Accounting change, maka gunakan metode yang baru tersebut dan
abaikan cumulative effectnya.
d. Special Items, Merujuk pada transaksi yang “unusual” or
“infrequent”, tidak keduanya seperti pada extraordinary items diatas.
Terdiri dari :
1) Impairment of Asset, Contoh : Write-offs of PPE
2) Restructuring Charges, yakni sebuah strategi ketika
perusahaan berusaha untuk bertahan didalam bisnis agar
lebih efektif dan efisien. Contoh : (1) Divestasi/menjual anak
perusahaan, (2) pemutusan contractual agreement/kontrak
jangka panjang, (3) penutupan lini produk tertentu, (4) worker
retrenchement/merumahkan pekerja, (4) perubahan dalam
manajemen, (5) penghapusan aset dengan
mengombinasikan investasi baru pada pabrik, teknologi, dan
tenaga kerja.
Contoh restrukturisasi diatas menimbulkan biaya/cost,
biaya/cost inilah yang masuk kedalam special items.
3. Perbedaan yang harus diperhatikan, diawal dijelaskan bahwa
konsepnya jika operating maka sudah pasti recurring dan non operating
sudah pasti non recurring. Namun ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yakni :
a. Inventory yang terbakar merupakan operating loss, namun tergolong
pada non recurring karena tidak selalu terjadi.
b. Interest Income merupakan Non Operating Income, namun tergolong
recurring karena didapatkan secara terus menerus baik
annually/semiannually.
Maka disimpulkan bahwa tidak semua non operating itu adalah non
recurring dan tidak semua operating itu adalah recurring.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

E. Konsep Alternative Income


Ada beberapa jenis income, yakni :
1. Net Income, merupakan pembahasan sebelumnya
2. Comprehensive Income, include most changes to equity “that result
from non-owner sources”, adanya unrealized gain/loss pada
marketable securities/derivative.
3. Continuing Income, termasuk didalamnya adalah extraordinary
items, cumulative effect of accounting changes dan efek dari
discontinued operations.
4. Core Income, merupakan income yang berasal dari aktivitas
operasional perusahaan yang recurring, jadi semua non recurring
items dikeluarkan dari net income.

Berat tapi harus tetap berjuang

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 7


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

TM 7,5
Analisis Laporan Arus Kas
A. PENDAHULUAN
Laporan arus kas dibuat untuk mengukur dan mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dimasa depan,
membayar dividend, membayar semua kewajiban, termasuk memenuhi
ratio likuiditas, solvabilitas dan flexibilitas. Laporan arus kas terdiri dari 3
aktivitas, yakni :
1. Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow), merupakan arus kas
yang berasal dari semua aktvitas operasional perusahaan, terdiri
dari :
a. Cash Inflow :
1) From sales of goods & service
2) From returns on loans (interest) and on equity securities
(dividend)
b. Cash outflow :
1) To suppliers for inventory
2) To employees for services
3) To government for taxes
4) To lenders for interests
5) To others for expense
Pertanyaan yang bisa didalami dalam menganalisis arus kas
operasi antara lain :
a. How much cash is generated from or used in operations ?
b. What expenditures are made with cash from operations ?
2. Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow), berkenaan dengan
bagaimana memperoleh asset non cash baik jangka panjang
maupun jangka pendek yang diharapkan bisa meng-generate
income, terdiri dari :
a. Cash Inflow :
1) From sale of PPE, debt & equity securities of other entities
2) From collection of principal on loans to other entities
b. Cash Outflow :
1) To purchase PPE, debt or equities of other entitites,
2) to make loans to other entities
Pertanyaan yang bisa didalami dalam menganalisis arus kas
investasi antara lain :
a. Why is cash lower when income increased ?
b. What is the use of cash received from new financing ?
3. Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow), merupakan
kontribusi, penarikan, dan pembayaran kembali dana (contoh :

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 8


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

interest, kupon, dsb) untuk mendukung aktivitas bisnis. Umumnya


berasal dari long-term liability & equity items, terdiri dari :
a. Cash Inflow :
1) From sale of equity securities (investment or contributions
by owner)
2) From borrowing or issuance of debt (bonds & notes)
b. Cash Outflow :
1) To shareholders as dividend (withdrawal by owner)
2) To redeem (repaying) long-term debt or reacquire share
capital.
Pertanyaan yang bisa didalami dalam menganalisis arus kas
pendanaan antara lain :
a. How dividend paid when confronting an operating loss ?
b. What is the sources of cash for debt payments ?
c. How is the increase in investments financed ?
d. What is the source of cash for new plant assets ?
B. BATASAN LAPORAN ARUS KAS
1. Laporan arus kas tidak mencantumkan informasi tentang extraordinary
items atau discontinued operation.
2. Difference between IFRS & GAAP
a. Interest
1) Paid
 IFRS : Operating or Financing
 GAAP : Operating
2) Received
 IFRS :Operating or Investing
 GAAP : Operating
b. Dividend
1) Paid
 IFRS : Operating or Financing
 GAAP : Financing
2) Received
 IFRS : Operating or Investing
 GAAP : Operating
c. Taxes
1) Paid
 IFRS : Operating unless specific identification with
Financing or Investing
 GAAP : Operating
3. Removal of pre-tax (rather than after-tax) gains or losses on sale of plant
or investments from operating activities distorts analysis of both
operating and investing activities.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 9


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

C. ALAT VALIDASI
Pada intinya dalam analisis laporan arus kas, kita diminta untuk bisa
menjawab beberapa pertanyaan inti terkait dengan kegiatan operasional
perusahaan, yakni :
1. Asset replacements financed from internal (Retained Earnings) or
external funds(Bank Loan or Bonds) ?
2. What are the financing sources of expansion and business
acquisitions ? Memberikan informasi seberapa jauh kekuatan
finansial atau proyeksi bisnis dari perusahaan.
3. Is the company dependent on external financing ?
4. What are the company’s investing demands and opportunities ?
5. What are the requirements and the types of financing ?
6. Where management commited its resources ?
7. Where it reduced investment ?
8. Where additional cash was derived from ?
Dengan menjawab pertanyaan diatas, maka informasi yang terdapat
dalam laporan arus kas bisa dijadikan alat validasi terhadap analisis yang
kita lakukan. Hal-hal/dimensi validasi dari laporan arus kas antara lain :
1. Feasibility of financing capital expenditure.
2. Cash sources in financing expansion
3. Dependence on external financing
4. Ability in meeting debt services requirements
5. Financial flexibility to unanticipated needs/opportunities
6. Financial practices of management
7. Quality of earnings
8. Future dividend policies

D. ALTERNATIVE ANALISIS LAPORAN ARUS KAS


1. Net Income plus depreciation and amortization (EBITDA) as a proxy to
Cash Flow.
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
a. The using of long-term depreciable assets is a real expense that
must not be ignored.
b. The add-back of depreciation expense does not generate cash. It
merely zeros out the noncash expense from net income.
c. Cash is provided by operating and financing activities, not by
depreciation.
2. Analytical Derivative of the Statement of Cash Flow
a. FCF = NOPAT - NOA, Positive FCF reflect the “amount available
for business activities” after allowance for financing and investing
requirements to maintain productive capacity at current Level.
Growth and financial flexibility depend on adequate free cash flow.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 10


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Cash Flow Adequacy Ratio,

Measure of a company’s ability to generate sufficient cash from


operations “to cover” capital expenditures, investments in
inventories, and cash dividends.
c. Cash Reinvestment Ratio,

Measure of the “percentage of investment in assets” representing


operating cash retained and reinvested in the company for both
replacing assets and growth in operations.

E. KONDISI PERUSAHAAN DAN EKONOMI


1. While both successful and unsuccessful companies can “experience
problems with cash flows from operations”, reasons are markedly
different.
a. Succesful, misal perusahaan arus kas operasionalnya negative,
tapi bisa jadi negativenya arus kas perusahaan saat itu sengaja
dibuat negative untuk kebaikan dimasa depan (suffering but for
good). Contohnya : Arus Kas negative diakibatkan investasi yang
besar di piutang dan inventory yang membuat arus kas kecil. Tapi
langkah tersebut diambil untuk mengantisipasi besarnya demand
dari customer dimasa depan, dan jika itu benar terjadi, maka
pertumbuhan serta profitabilitas perusahaan akan baik. Ketika
perusahaan berhasil mengantisipasi lonjakan demand dari
customer, maka hal ini akan memberi keuntungan yang besar karen
perusahaan sudah mengetahui trend kedepan sehingga
mengantisipasi dengan cara investasi di inventory dan piutang
walaupun megakibatkan arus kas operasional kecil/tertekan.
b. Unsuccesful, dimana perusahaan dengan performa/kinerja seolah-
olah bagus itu belum tentu sebenarnya bagus, tapi justru buruk
kinerjanya. Contoh : ketika perusahaan cashflownya keliatan naik,
tapi dibelakang kenaikan cashflow ini ada penurunan piutang dan
inventory (cash yang didapat tidak direinvestkan lagi untuk membeli
inventory). Ini akan berdampak buruk bagi perusahaan kedepannya
karena akan menimbulkan “expense of service to customer” akibat
dari customer tidak bisa memperoleh barang saat reorder.
2. Inflation condition add to the financial burdens of companies and
challenges for analysis.

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 11


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

3. We must interpret changes in operating working capital items in light of


economic circumstances.
a. Increasing Receivables, Good or Bad ?
An Increase in Receivable can imply expanding customer demand
for product, “or” it can signal an inability to collect amounts due in a
timely fashion.
b. Increasing Inventories, Good or Bad ?
An Increase in inventories (and particularly of raw materials) can
imply anticipation of increase in production in response to consumer
demand, “or” it can imply an inability to accurately anticipate demand
or sell products (especially if finished goods inventory is increased)

HARTA
TAHTA
BREGADASATYA

- Unknown -

SUPLEMEN BREGADASATYA 2020 12

Anda mungkin juga menyukai