Anda di halaman 1dari 3

NURLAELIYAH RAHAYU

KELAS 2-45
NO ABSEN 30
NPM 1302191298
Resume Hukum Perdata

Pertemuan 1

I. PENGERTIAN HUKUM PERDATA

Menurut Para Ahli

 Prof. Subekti

Hukum perdata adalah segala hukum private materiil yaitu segala hukum pokok yang
mengatur kepentingan perseorangan.

 Prof. Sudikno Mertokusumo


Hukum perdata adalah keseluruhan peraturan yang mempelajari mengenai hubungan
antara orang yang satu dengan yang lainnya dalam hubungan keluargaan dan dalam
pergaulan masyarakat.

Jadi Pengertian Hukum

1. Adanya kaidah hukum yaitu aturan yang dibuat oleh penegak hukum yang mengikat
semua orang apabila dilanggar mendapatkan sanksi.

2. Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum yang
lain.

3. Hukum perdata disebut pula dengan hukum private karena mengatur kepentingan
perseorangan.

Hukum Perdata Arti Luas • KUHPer


Hukum Perdata Arti Sempit • KUHPer, KUHD, & UU Lainnya
Hukum Perdata Material • Aturan2 yg mengatur hak &
kewajiban perdata
Hukum Perdata Formil • Cara melaksanakan dan
mempertahankan hak & kewajiban
perdata

II. SEJARAH HUKUM PERDATA


NURLAELIYAH RAHAYU
KELAS 2-45
NO ABSEN 30
NPM 1302191298
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di Indonesia (atau burgerlijk wetboek voor Indonesie)
merupakan suatu aturan hukum yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan
Staatsblaad Nomor 23 Tahun 1847.

Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, seluruh
peraturan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda berlaku bagi warga negara Indonesia:

”Segala badan negara dan peraturan yang masih ada langsung berlaku selama belum diadakan
yang baru menurut Undang-Undang ini”

Fungsi pasal 11 aturan peralihan adalah untuk mengatasi agar tidak terjadi kekosongan hukum,
sehingga Indonesia sampai sekarang masih tetap mengakui pasal 131 IS. Menurut pasal 131 IS
(Indische Staats Regiling), golongan penduduk terdiri dari :

a) Golongan Eropa dan yang dipersamakan dengan mereka


b) Golongan Timur Asing Tionghoa dan non Tionghoa
c) Golongan Bumi Putera

Pada jaman Hindia Belanda, dibidang Hukum Perdata pada umumnya dan Hukum Perdata Waris
pada khususnya di jumpai pluralisme hukum. Hal ini terjadi karena pemerintah Hindia Belanda
menurut pasal 163 ayat (1) I.S (Indische Staats Regeling), penduduk Indonesia dibagi dalam 3
golongan penduduk yaitu:

a) Golongan Eropa
b) Golongan Pribumi
c) Golongan Timur Asing
III. SUMBER – SUMBER HUKUM PERDATA
 Hukum Perdata Adat
 Hukum Perdata Eropa
 Hukum Perdata Nasional

Sumber Hukum Perdata Tertulis


NURLAELIYAH RAHAYU
KELAS 2-45
NO ABSEN 30
NPM 1302191298
 Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB), yang merupakan ketentuan-ketentuan
umum pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesia (Stbl. 1847 No. 23,
tanggal 30 April 1847).

 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgelijk Wetboek (BW).

 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koopandhel (WvK).

 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.


UU ini mencabut berlakunya Buku II KUH Perdata sepanjang mengenai hak atas tanah,
kecuali hipotek.

 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta
Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah.

 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

 Dll.

Anda mungkin juga menyukai