Anda di halaman 1dari 12

‫‪KHUTBAH JUMAT‬‬

‫‪DMDI‬‬
‫‪DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA‬‬
‫‪https://seruanmasjid.com‬‬

‫‪HARAM, MUSLIMAH MENIKAH‬‬


‫‪DENGAN NON-MUSLIM‬‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA‬‬

‫ّلِل‪ ,‬ن َْح َم ُدهُ‪َ ,‬ونَ ْست َ َعينُهُ‪,‬‬ ‫إن ْال َح ْم َد َ َّ َ‬


‫َّ‬
‫ور ن َ ْنفُ َسنَا‪,‬‬
‫ر ُر َ‬ ‫اّلِل َم ْن ُ‬ ‫َونَ ْست َ ْغ َف ُرهُ‪َ ,‬ونَعُوذُ َب َّ َ‬
‫ت ن َ ْع َما َلنَا‬ ‫س َيئَا َ‬ ‫َو َ‬
‫ض َّل لَهُ‪َ ,‬و َم ْن يُ ْ‬
‫ض َل ْل‬ ‫َّللاُ فَالَ ُم َ‬
‫َم ْن يَ ْه َد َه َّ‬
‫ي لَهُ‪,‬‬‫فَالَ َها َد َ‬
‫ن َ ْر َه ُد ن َ ْن الَ اَلَهَ اَالَّ هللاُ َو ْح َدهُ َالر ََري َْك لَهُ‪،‬‬
‫ر َها َدة َ َم ْن ُه َو َخي ٌْر َّمقَا ًما َون َ ْح َ‬
‫س ُن نَ َديًّا‪.‬‬ ‫َ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫س َي َدنَا م َح َّمدًا َ‬ ‫َون َ ْر َه ُد ن َ َّن َ‬
‫ص َبيًّا‪.‬‬
‫ارا َو َ‬ ‫ار َم َكبَ ً‬ ‫ف َب ْال َم َك َ‬‫ص ُ‬ ‫ْال ُمت َّ َ‬
‫ان‬‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد َك َ‬ ‫علَى َ‬ ‫س َل ْم َ‬‫ص َل َو َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم فَ َ‬
‫علَى‬ ‫س ْوالً نَ َبيًّا‪َ ،‬و َ‬ ‫ان َر ُ‬ ‫صادَقَ ْال َو ْع َد َو َك َ‬ ‫َ‬
‫ص ْح َب َه الَّ َذي َْن يُ ْح َسنُ ْو َن َإ ْسالَ َم ُه ْم َولَ ْم‬ ‫آ َل َه َو َ‬
‫ر ْيئًا فَ َريًّا‪،‬‬ ‫يَ ْفعَلُ ْوا َ‬
‫اض ُر ْو َن َر َح َم ُك ُم‬ ‫ن َ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فَيَا نَيُّ َها ْال َح َ‬
‫ص ْينَ ْي نَ ْف َس ْي َو َإيَّا ُك ْم َبت َ ْق َوى َ‬
‫هللا‪،‬‬ ‫هللاُ‪ ،‬ا ُ ْو َ‬
‫‪.‬فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْو َن‬
‫قَا َل هللاُ تَعَالَى ‪:‬‬
‫الر َج َيم‬
‫ان َّ‬ ‫ر ْي َ‬
‫ط َ‬ ‫اّلِل َم َن ال َّ‬ ‫نَ ُ‬
‫عوذُ َب َّ َ‬
‫َو َم ْن ٰا ٰي َت ٖٓه ا َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم َم ْن ا َ ْنفُ َس ُك ْم‬
ً ‫ا َ ْز َوا ًجا َلت َ ْس ُكنُ ْٖٓوا اَلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدة‬
‫ت َلقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّك ُر ْو َن‬ ٍ ‫َّو َر ْح َمةً ۗاَ َّن َف ْي ٰذ َل َك َ ٰال ٰي‬
(QS ar-Rum [30]: 21).

Alhamdulillah, atas nikmat dan karunia-Nya, kita masih dalam iman


dan Islam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpah
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bertakwalah kepada Allah. Ingatlah pesan Nabi shallallahu ‘alaihi


wa sallam: “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada;
iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan
akan menghapuskan keburukan itu; dan pergaulilah manusia dengan
akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Di zaman dulu, Muslimah yang menikah dengan orang kafir, malu.
Tak ingin diketahui orang lain. Tapi sekarang, diumbar melalui
media sosial. Bangga. Seolah bisa mengubah aturan tegas dalam
syariah Islam. Tak sedikit pun takut dosa. Naudzubillah min dzalik...
Yang terbaru, seorang Muslimah Staf Khusus Kepresidenan
melangsungkan pernikahan dengan pria kafir. Para pembelanya
menyebut, agama tidak boleh menghalangi cinta dan pernikahan.
Ada yang menyebut, aturan Muslimah menikah dengan pria non-
Muslim ini khilafiyah.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Ketahuilah, ini bukan masalah khilafiyah. Pernikahan Muslimah
dengan pria kafir, telah tuntas dibahas oleh para ulama. Sudah
terkategori ma’lûm min ad-dîn bi adh-dhrûrah. Dasar
pembahasannya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

ٌ‫ت َحت َّ ٰى يُؤْ َم َّن َو َل َ َمة‬ َ ‫َو َال ت َ ْن َك ُحواْ ٱل ُم ْر َر ٰ َك‬


‫رر َك ٍة َولَ ْو نَع َجبَتْ ُكم‬َ ‫م‬ُّ ْ
‫ن‬ ‫م‬
َ ‫َير‬
ٌ ‫خ‬ ٌ ‫ُّمؤْ َمنَة‬
Janganlah kalian menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka
beriman. Sungguh budak wanita yang beriman lebih baik dari wanita
musyrik walaupun dia menarik hati kalian (TQS al-Baqarah [2]: 221).

Prof Wahbah az-Zuhayli menjelaskan ayat ini, “Tidak halal bagi


seorang pria Muslim menikahi wanita musyrik atau penyembah
berhala, yakni yang menyembah selain Allah sebagai Tuhan seperti
berhala, bintang, api atau binatang; yang semisalnya seperti kaum
wanita ateis atau para penganut akidah materialisme yang
mengimani materi (benda) dan mengingkari keberadaan Allah; juga
yang tidak menganut agama samawi, seperti penganut sosialisme,
kaum Baha’iyah, Ahmadiyah Qadhiyani, Budha.” (Wahbah Az-
Zuhayli, Fiqh al-Islâm wa Adillatuhu, 7/152).

Selanjutnya Wahbah az-Zuhayli menjelaskan keharaman


pernikahan seorang Muslimah dengan lelaki kafir. Ia mengatakan:
Haram secara ijmak pernikahan seorang Muslimah dengan lelaki
kafir berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫ين َحت َّ ٰى يُؤْ َمنُواْ َولَعَب ٌد‬ َ ‫َو َال ت ُ ْن َك ُحواْ ٱل ُم ْر َر َك‬
‫ُّمؤْ َم ٌن َخي ٌْر َم ْن ُّم ْر َر ٍك َولَ ْو ن َ ْع َجبَ ُكم‬
Janganlah kalian menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sungguh budak lelaki
yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik
hati kalian (TQS al-Baqarah [2]: 221).

Juga berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫ت‬ ُ َ‫ٰيَأَيُّ َها ٱلَّ َذي َْن َءا َمنُواْ َإذَا َجا َء ُك ُم ٱل ُمؤْ َم ٰن‬
‫ُم ٰ َه َج ٰ َرت فَٱ ْمت َ َحنُو ُه َّن ٱ َّّلِلُ ن َ ْعلَ ُم َبإَي ٰ َم َن َه َّن‬
‫ت فَ َال ت َ ْر َجعُو ُه َّن‬ ٍ َ‫ؤم ٰن‬ َ ‫ع َل ْمت ُ ُم ْو ُه َّن ُم‬
َ ‫فَإَ ْن‬
َ ُّ‫ار َال ُه َّن َح ٌّل لَّ ُهم َو َال ُهم يَ َحل‬
‫ون‬ َ َّ‫َإلَى ٱل ُكف‬
‫لَ ُه َّن‬
Hai orang-orang yang beriman, jika datang perempuan-perempuan
yang beriman berhijrah kepada kalian, hendaklah kalian uji
(keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan
mereka. Jika kalian telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar)
beriman maka janganlah kalian kembalikan mereka kepada (suami-
suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-
orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak halal pula bagi mereka
(TQS al-Mumtahanah [60]: 10).

Profesor Dr. Wahbah az-Zuhayli mengatakan, meski nas tersebut


menyebut larangan itu terhadap lelaki musyrik, ia berlaku umum
untuk seluruh lelaki kafir (Wahbah Az-Zuhayli, Fiqh al-Islâm wa
Adillatuhu, 7/152).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Memang benar, sebelum ayat ini turun kaum Muslim diizinkan
untuk menikah dengan orang-orang kafir, seperti putri Rasulullah
Ruqayyah dan Ummu Kultsum menikah dengan putra-putra Abu
Lahab yang merupakan golongan musyrik. Namun, setelah ayat-
ayat di atas turun, Islam mengharamkan pernikahan wanita
Muslimah dengan lelaki kafir, baik dari golongan Ahlul Kitab—
Nasrani dan Yahudi—ataupun golongan musyrik seperti
penjelasan di atas.

Ormas-ormas Islam di negeri ini pun telah menyepakati keharaman


nikah beda agama, khususnya Muslimah dengan pria kafir, tanpa
ada perbedaan di antara mereka. MUI telah mengeluarkan fatwa
nomor 4/MUNAS VII/MUI/8/2005 yang menetapkan perkawinan
beda agama adalah haram dan tidak sah. Nahdlatul Ulama (NU)
juga telah menetapkan fatwa keharaman nikah beda agama dalam
Muktamar ke-28 di Yogyakarta pada akhir November 1989.
Demikian pula Muhammadiyah, melalui Sekretaris Umum
Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti, menegaskan
pernikahan berbeda agama tidak sah menurut hukum Islam dan
undang-undang (UU).

Dengan demikian pernikahan seorang Muslimah dengan lelaki kafir


jelas batil. Tidak sah menurut syariah. Status hubungan mereka
bukanlah pasangan suami-istri dalam pernikahan, tetapi perzinaan.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Marak dan beraninya orang menampilkan pernikahan beda agama
adalah bagian propaganda ajaran liberalisasi beragama yang
tumbuh subur di alam sekularisme-demokrasi. Inilah biang
masalahnya.

Muslim yang menolak aturan Islam tentang nikah beda agama,


ditakut-takuti dengan sebutan radikal, intoleran. Kita pun didorong
untuk mengubah sebutan kafir kepada kalangan non-Muslim.

Padahal menghalalkan perkara yang sudah jelas keharamannya


bisa menjadi pembatal keimanan. Ibnu Qudamah dalam kitabnya
Al-Mughni menyatakan, “Siapa yang meyakini kehalalan sesuatu,
sedangkan umat telah bersepakat atas keharamannya, dan sudah
jelas hukumnya di tengah kaum Muslim, tidak ada syubhat di
dalamnya pada nas-nas yang mencantumkan hal tersebut seperti
(keharaman) babi, zina dan yang serupa dengan hal itu dalam hal
yang tidak ada perbedaan pandangan, maka dia telah kufur.” (Ibnu
Qudamah, Al-Mughni, 9/11. Maktabah Syamilah).

Karena itu, berhati-hatilah terhadap kampanye nikah beda agama,


kampanye moderasi. Jangan sampai cinta dan harta membutakan
mata kita, sehingga berani melanggar syariah Allah subhanahu wa
ta’ala. Ingatlah, tak mungkin terwujud keluarga sakinah,
mawaddah, dan rahmah tanpa ridha Allah subhanahu wa ta’ala. []
‫آن اْلعَ َظ ْي َم‪،‬‬ ‫ار َك هللا َلي َولَ ُك ْم َفى اْلقُ ْر َ‬ ‫بَ َ‬
‫ت َوال َذ ْك َر‬ ‫َونَفَعَنَي َو َإيَّا ُك ْم َب َما َف ْي َه َم َن ْاْليَا َ‬
‫ْال َح َك َيم َوتَقَبَّ َل هللاُ َمنَّا َو َم ْن ُك ْم َتالَ َوت َهُ َو َإنَّهُ‬
‫س َم ْي ُع العَ َل ْي ُم‪َ ،‬ونَقُ ْو ُل قَ ْو َلي َهذَا‬‫ُه َو ال َّ‬
‫هللا العَ َظي َْم َإنَّهُ ُه َو الغَفُ ْو ُر‬
‫فَأ ْست َ ْغ َف ُر َ‬
‫الر َحيْم‬
‫َّ‬
‫‪KHUTBAH II‬‬

‫لى‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫ُّ‬
‫ر‬ ‫ال‬‫و‬ ‫َ‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫ْ‬ ‫إ‬
‫َ‬ ‫لى‬‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫هلل‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫ح‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫َ‬ ‫ا‬
‫ت َ ْوفَ ْي َق َه َواَ ْمتَنَانَ َه‪َ .‬ون َ ْر َه ُد ن َ ْن الَ َالَهَ َإالَّ هللاُ‬
‫س َي َدنَا‬ ‫نن َ‬ ‫َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ر ََري َْك لَهُ َون َ ْر َه ُد َّ‬
‫إلى‬
‫َ‬ ‫ى‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫َّ‬
‫د‬ ‫ال‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫س ْول‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫ُم َح َّمدًا َ‬
‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫علَى َ‬ ‫ص َل َ‬ ‫ض َوا َن َه‪ .‬الل ُه َّم َ‬‫َر ْ‬
‫س َل ْم ت َ ْس َل ْي ًما َكثي ًْرا‬ ‫ص َحا َب َه َو َ‬ ‫علَى ا َ َل َه َون َ ْ‬ ‫َو َ‬
‫اس اَتَّقُوهللاَ َف ْي َما ن َ َم َر‬ ‫ن َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫هللا ن َ َم َر ُك ْم‬ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ن َ َّن َ‬ ‫َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬
‫َبأ َ ْم ٍر بَ َدن َ َف ْي َه َبنَ ْف َس َه َوثَـنَى َب َمآل َئ َك َت َه‬
‫س َب َح َة َبقُ ْد َس َه َوقَا َل ت َعاَلَى َإ َّن َ‬
‫هللا‬ ‫ْال ُم َ‬
‫لى النَّ َبى يآ اَيُّ َها الَّ َذي َْن‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫و‬‫ْ‬ ‫ُّ‬ ‫َو َمآل َئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صل‬
‫س َل ُم ْوا ت َ ْس َل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم‬ ‫علَ ْي َه َو َ‬‫صلُّ ْوا َ‬ ‫آ َمنُ ْوا َ‬
‫علَ ْي َه‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص َل َ‬ ‫َ‬
‫س َي َدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫علَى آ َل َ‬ ‫س َل ْم َو َ‬
‫َو َ‬
‫س َل َك َو َمآل َئ َك َة اْل ُمقَ َّر َبي َْن‬ ‫ا َ ْن َبيآ َئ َك َو ُر ُ‬
‫الرا َر َدي َْن ن َ َبى‬ ‫اء َّ‬ ‫ع َن اْل ُخلَفَ َ‬ ‫ض الل ُه َّم َ‬ ‫ار َ‬ ‫َو ْ‬
‫ع ْن بَ َقيَّ َة‬ ‫علي َو َ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫بَ ْك ٍر َو ُ‬
‫ص َحابَ َة َوالتَّا َب َعي َْن َوتَا َب َعي التَّا َب َعي َْن لَ ُه ْم‬ ‫ال َّ‬
‫عنَّا َمعَ ُه ْم‬
‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫ان اَلَى يَ ْو َم َ‬
‫الدي َْن َو ْ‬ ‫س ٍ‬
‫َبا َْح َ‬
‫اح َمي َْن‬ ‫َب َر ْح َمتَ َك يَا ن َ ْر َح َم َّ‬
‫الر َ‬

‫اَلل ُه َّم ا ْغ َف ْر َل ْل ُمؤْ َمنَي َْن َواْل ُمؤْ َمنَا َ‬


‫ت‬
‫ت اَالَ ْحيآء َم ْن ُه ْم‬ ‫َواْل ُم ْس َل َمي َْن َواْل ُم ْس َل َما َ‬
‫ت الل ُه َّم ن َ َع َّز اْ َإل ْسالَ َم َواْل ُم ْس َل َمي َْن‬ ‫َواْالَ ْم َوا َ‬
‫ص ْر َعبَا َد َك‬ ‫الر ْر َك َواْل ُم ْر َر َكي َْن َوا ْن ُ‬ ‫َون َ َذ َّل َ‬
‫اخذُ ْل‬ ‫الدي َْن َو ْ‬ ‫ص َر َ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫اْل ُم َو َح َدي َْن َوا ْن ُ‬
‫الدي َْن‬ ‫َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس َل َمي َْن َو َد َم ْر ن َ ْع َدا َء َ‬
‫الدي َْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع‬ ‫َوا ْع َل َك َل َماتَ َك َإلَى يَ ْو َم َ‬
‫الزالَ َز َل َواْ َلم َح َن‬ ‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء َو َّ‬ ‫َ‬
‫ظ َه َر َم ْن َها َو َما‬ ‫س ْو َء اْل َفتْنَ َة َواْ َلم َح َن َما َ‬ ‫َو ُ‬
‫سا َئ َر‬ ‫صةً َو َ‬ ‫ع ْن بَلَ َدنَا اَ ْندُو َن ْي َسيَّا خآ َّ‬ ‫ط َن َ‬ ‫بَ َ‬
‫ب اْلعَالَ َم ْي َن‪.‬‬ ‫ان اْل ُم ْس َل َمي َْن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫ْ‬
‫اْلبُ َ‬
‫د‬‫َ‬ ‫ل‬
‫سنَةً َوفَى اْ َ‬
‫ْلخ َرةَ‬ ‫َربَّنَا آتَنا َ َفى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬
‫ظلَ ْمنَا‬ ‫عذَ َ‬
‫اب النَّ َ‬ ‫سنَةً َو َقنَا َ‬‫َح َ‬
‫اإن لَ ْم ت َ ْغ َف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن‬
‫سنَا َو ْ‬ ‫ا َ ْنفُ َ‬
‫َم َن اْلخَا َس َري َْن‪.‬‬

‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬


‫ان‬
‫َ‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ح‬‫ْ‬ ‫إل‬
‫َ‬ ‫ا‬‫و‬ ‫َ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫د‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ع‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ب‬
‫َ‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫هللا ! َإ َّن َ‬
‫هللا يَأ‬ ‫َعبَا َد َ‬
‫آء‬‫ع َن اْلفَ ْحر َ‬ ‫بى َويَ ْن َهى َ‬ ‫َ‬ ‫ر‬‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ْ‬ ‫ْتآء َذي ا‬
‫َو َإي َ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْو َن‬ ‫َواْل ُم ْن َك َر َواْلبَ ْغي يَ َع ُ‬
‫هللا اْلعَ َظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْر ُك ُر ْوهُ‬ ‫َ‬ ‫وا‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ْ‬
‫ذ‬ ‫َوا‬
‫هللا ن َ ْكبَ ْر‬
‫لى َنعَ َم َه يَ َز ْد ُك ْم َولَ َذ ْك ُر َ‬ ‫ع َ‬ ‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai