َق تُقَاتِ ِه َوال تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون
َّ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح
ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِيراً َونِ َسا ًء َواتَّقُوا َّ َق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب ٍ الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف يَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ْم
َ َس َوا ِح َد ٍة َو َخل
ً هَّللا َ الَّ ِذي تَتَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواألَرْ َحا َم إِ َّن هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبا
ُيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ الً َس ِديداً * يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُ وبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ْع هَّللا َ َو َر ُس ولَه
أما بعد.ًَظيما ِ فَقَ ْد فَازَ فَوْ زاً ع:
ُ
َو ُك َّل،ور ُمحْ َدثَاتُهَا ِ َو َخ ْي َر ْالهَ ْد،ِث ِكتَابُ هللا
ُ ي هَ ْد
ِ َو َش َّر األ ُم،ي ُم َح َّم ٍد صلى هللا عليه وآله وسلم ِ ق ْال َح ِدي
َ فَإِ َّن أَصْ َد
ِ َّضالَلَ ٍة فِ ْي الن
ار َ َو ُك َّل،ٌُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة
Ayyuhannas rahimakumullah!
Seorang muslim senantiasa merasakan nikmat Allah yang tidak pernah
berhenti yang selalu tercurah kepadanya. Namun seorang muslim sadar
bahwa dari sekian banyak nikmat yang Allah anugerahkan untuknya, maka
nikmat terbesar yang harus selalu ia jaga adalah nikmat dia memeluk
agama Islam. Nikmat mendapatkan petunjuk berakidah yang benar, akidah
Islam.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3).
Hari itu, Jumat 9 Dzulhijjah 10 Hijriyah, agama Islam sempurna sejak hari
tersebut. Dan Allah telah sempurnakan semua nikmat-Nya kepada kita.
Islam telah sempurna, maka sempurna pulalah seluruh nikmat. Tidak akan
sempurna nikmat pada seseorang kecuali dia mendapatkan taufik
memeluk agama Islam. Dan cukuplah bagi seseorang dinamakan
mendapatkan nikmat yang paling sempurna ketika dia sudah mendapatkan
nikmat Islam.
Lalu Allah menegaskan, “Dan Aku ridai Islam sebagai agama kalian.” Ayat
ini menegaskan bahwa umat Islam adalah umat yang diridai. Bahwa agama
Islam adalah agama yang diridai oleh Allah.
Seorang Yahudi pernah datang kepada Umar bin Khattab radiallahu
anhu. Ia mengatakan, di dalam al-Qur’an ada satu ayat yang seandainya
ayat itu turun kepada kami kaum Yahudi, maka tentu kami akan merayakan
hari turunnya ayat tersebut. Karena itu adalah ayat yang menjelaskan
keutamaan yang umat Islam dapatkan. Umar bin Khattab radiallahu anhu
mengatakan, “Ayat apa yang kalian maksudkan?” Lalu orang Yahudi itu
mengatakan ayat dalam surah al-Maidah ayat ke-3.
Orang Yahudi pun cemburu dengan turunnya ayat ini. Karena ayat ini
menegaskan bahwa memang nikmat Islam adalah nikmat terbesar. Dan
kesempurnaan nikmat hanya ada ketika seseorang memeluk agama Islam.
Inilah akidah kita. Inilah milik kita yang paling berharga. Nikmat terbesar
yang Allah anugerahkan kepada kita, tidak kepada umat lain. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala menugaskan dalam ayat yang lain,
ِ َو َمن يَ ْبت َِغ َغ ْي َر ا ِإل ْسالَ ِم ِدينا ً فَلَن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي اآل ِخ َر ِة ِمنَ ْالخ
ََاس ِرين
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.” (QS. Ali Imran: 85).
Namun demikian, walaupun umat Islam yakin bahwa merekalah umat yang
terpilih, merekalah yang berhak mendapatkan kenikmatan surga kelak,
namun mereka juga adalah umat yang paling tahu bertoleransi. Karena itu
juga adalah arahan dan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kitab-
Nya.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 256).
Allah tegaskan setelah menyebutkan Ayat Kursi, bahwa tidak ada paksaan
untuk masuk agama Islam karena telah jelas jalan yang lurus dan mana
jalan kesesatan.
Jamaah sekalian!
Bukan seperti ini toleransi yang diajarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah mengajarkan toleransi dalam arti menghormati pendapat, pandangan,
pikiran, dan pilihan orang lain. Tidak boleh kita paksakan untuk ikut
keyakinan kita. Tapi Allah menegaskan bahwa kita harus yakin bahwa jalan
Islam adalah satu-satunya jalan yang lurus. Sementara selainnya adalah
jalan menyimpang.
Jamaah sekalian!
Akhir-akhir ini makna toleransi yang seperti ini mulai dikaburkan, utamanya
ketika kita memasuki bulan Desember. Banyak orang salah paham dengan
makna toleransi. Mereka sangka makna toleransi adalah kita boleh saja
ikut-ikutan merayakan hari raya umat di luar agama kita. Dan secara
khusus umat Nasrani atau umat Kristen, yang mana pada tanggal 25
Desember dan pekan berikutnya, 1 Januari, akan merayakan apa yang
mereka yakini sebagai hari raya.
Apakah boleh kita ikut merayakannya? Apakah hari raya termasuk bagian
ibadah atau sekadar adat kebiasaan? Allah mengatakan dalam Alqur’an,
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat (hari raya) tertentu yang mereka
lakukan.” (QS. Al-Hajj: 67).
Jadi hari raya bukan sekadar adat istiadat atau kebiasaan, tetapi memang
merupakan bagian dari agama. Dan masing-masing agama sudah punya
hari raya. Maka ketika mereka merayakan hari raya, berarti mereka sedang
melaksanakan ibadah yang mereka yakini. Maka di sini masuk dalam
batasan-batasan tadi. Kita beribadah sesuai dengan apa yang kita yakini
sebagaimana kita persilakan umat lain untuk memeringati hari raya atau
ibadah mereka.
Keyakinan umat Islam bahwa dosa terbesar adalah dosa kesyirikan, yaitu
menyembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ketika kita mengatakan
selamat Natal dan Tahun Baru, berarti kita mengatakan selamat karena
kalian telah menyembah selain Allah.
Apakah sekadar ucapan bisa mendatangkan murka Allah? Allah
mengatakan dalam Alquran dalam surah al-Maidah ayat 72,
ُوا هّللا َ َربِّي َو َربَّ ُك ْم إِنَّهُ َمن ي ُْش ِر ْك بِاهّلل ِ فَقَ ْد َح َّر َم هّللا ُ َعلَي ِه ْال َجنَّةَ َو َم أْ َواهُ النَّا ُر
ْ يل ا ْعبُ د
َ َِوقَا َل ْال َم ِسي ُح يَا بَنِي إِس َْرائ
ار
ٍ ص َ َو َما لِلظَّالِ ِمينَ ِم ْن أَن
“Padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-
Maidah: 72).
Maka Jamaah sekalian!
Ucapan selamat Natal dan Tahun Baru yang barangkali kita anggap enteng
ternyata memberikan akibat besar. Karena berarti kita turut membenarkan
perbuatan kesyirikan mereka. Padahal kesyirikan merupakan dosa terbesar
dalam ajaran tauhid kita.
Oleh karena itu, kembali kita bersyukur dan berterima kasih kepada para
ulama kita yang tetap menyampaikan ajaran yang benar dan menjaga
kemurnian agama Islam. Ulama kita telah mengingatkan kita bahwa
memakai atribut-atribut orang di luar kita berarti ikut terlibat dalam
keyakinan ibadah mereka.
Karena itu, para ulama telah menyerukan kepada umat Islam untuk tidak
memakai pakaian-pakaian atau atribut-atribut Natal dan Tahun Baru.
Karena itu adalah bagian dari apa yang mereka yakini sebagai ibadah
mereka.
َأس تَ ْغفِرُوا هللاْ ت َم ا َس ِم ْعتُ ْم َو ُ قُ ْل.ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم
ِ َونَفَ َعنِي بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا.ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم
َ ار
َ َب
ُ ْ َّ ْ َ ْ ُ َ
ِ لِ ْي َولك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ فا ْستَغفِرُوْ هُ إنهُ ه َُو ال َغفوْ ُر الر
َّح ْي ُم
KHOTBAH KEDUA
ً ْظ ْي َم ا ِ َوحْ َدهُ اَل ْ َش ِر ْيكَ لَ هُ تَع، ُ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل ْ إِلَهَ إِاَّل ْ هللا، َو ْال ُّش ْك ُر لَهُ َعلَ ْى تَوْ فِ ْيقِ ِه َوا ْمتِنَاْنِ ِه، ْال َح ْم ُد هللِ َعلَ ْى إِحْ َساْنِ ِه
ً ص َحاْبِ ِه َو َس لَّ َم ت َْس لِ ْي َما
ْ َصلَّى هللاُ َعلِ ْي ِه َو َعلَ ْى آلِ ِه َوأ َ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّم َداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ْال َّد ْا ِع ْي إِلَ ْى ِرضْ َو ْانِ ِه، لِ َشأْنِ ِه
ً َكثِي َْرا.
Hadirin sekalian! Sebelum kita tutup khotbah kita, ada dua hal yang ingin
kami simpulkan. Yang pertama, kita menegaskan perlunya untuk menjaga
dan memurnikan agama dan akidah kita. Maka bertoleransi yang benar
adalah dengan tidak mengganggu umat yang lain ketika mereka
merayakan hari raya mereka. Tidak mengganggu mereka beribadah di
gereja-gereja dan di tempat-tempat mereka. Kita persilahkan mereka
beribadah. Tidak boleh kita melakukan keonaran dalam bentuk apapun.
Umat Islam adalah umat yang paling tahu bagaimana menghargai hak-hak
orang lain. Paling tahu bagaimana menyebarkan rahmat bagi sekalian
alam. Karenanya kita tidak melakukan hal-hal yang bisa mencoreng nama
baik umat Islam dan agama yang suci ini.
Yang kedua, bahwa kita perlu untuk senantiasa menjaga kemurnian agama
kita. Selalu kembali kepada al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi shallallahu
alaihi wasallam. Tentu saja melalui perantaraan para ulama kita yang
istiqomah. Para ulama yang jujur menyampaikan agama apa adanya.
Tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah. Karena Allah telah
berfirman,
ً ت هَّللا ِ َويَ ْخ َشوْ نَهُ َواَل يَ ْخ َشوْ نَ أَ َحداً إِاَّل هَّللا َ َو َكفَى بِاهَّلل ِ َح ِسيبا
ِ الَّ ِذينَ يُبَلِّ ُغونَ ِر َسااَل
Karena itu, mari kita berterima kasih kepada mereka, para ulama kita
seraya kita tetap bersyukur kepada Allah. Dan mari kita jaga kehormatan
mereka, kita sosialisasikan fatwa-fatwa mereka karena ini adalah bagian
dari kewajiban kita untuk menyampaikan apa yang kita ketahui dari ajaran
Islam yang telah diajarkan oleh para ulama kita.
!Jamaah sekalian
Hari Jumat adalah hari yang mulia. Hari untuk kita memperbanyak ibadah
kepada Allah. Di hari ini ada ada waktu yang paling tepat untuk kita berdoa
kepada Allah. Apapun yang kita panjatkan kepada Allah pasti diterima oleh
Allah. Doakan diri kita, masyarakat kita, negeri kita, semoga Allah menjaga
dari hal-hal yang tidak baik.
Dan hari ini juga kita diperintahkan untuk memperbanyak shalawat dan
salam kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi
wasallam.
ت يَ ا َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ت األَحْ يَ ا ِء ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا ِ ت َ ،و ْال ُم ْؤ ِمنِينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَ ا ِ
اللَّهُ َّم ا ْغفِ رْ لِ ْل ُم ْس لِ ِمينَ َو ْال ُم ْس لِ َما ِ
.ال َّد ْع َواتَ .ربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَنفُ َسنَا َوإِن لَّ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِرينَ
ك أَنتَ ْال َوهَّابُ َ .ربَّنَ ا ا ْغفِ رْ لَنَ ا وَإِل ِ ْخ َوانِنَ ا الَّ ِذينَ َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَ ا ِمن لَّدُن َ
ك َرحْ َم ةً إِنَّ َ
وف َّر ِحي ٌم ك َر ُء ٌ ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغاًّل لِّلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ ََ .سبَقُونَا بِاإْل ِ ي َم ِ
ف َجرْ َح اهُ ْم ج إِ ْخ َوانَنَا ْال ُم ْستَضْ َعفِ ْينَ فِ ْي سُوْ ِريَا َوفِي أويغور يَا أَرْ َح َم الر ِ
َّاح ِم ْينَ .اللَّهُ َّم ارْ َح ْم َموْ تَاهُ ْم َوا ْش ِ اللَّهُ َّم اَ ْن ِ
ضاهُ ْم يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ .اللَّهُ َّم تَفَبَّلْ ِم ْن هُ ُم ال ُّشهَدَاء .اللَّهُ َّم ا ْنصُرْ هُ ْم َعلَى أَ ْعدَائِ ِه ْم َوأَ ْع دَائِكَ يَ ا َربَّ ْال َع الَ ِم ْينَ . َو َمرْ َ
ض ِة َو َم ْن َع ا َونَهُ ْم ِمنَ َّ ْ
ك بِاليَهُوْ ِد َورُوْ ِسيَا َوبِالش ْي َع ِة الرَّافِ َ َّ ْ
ك يَا َربَّ ال َعالَ ِم ْينَ .اللهُ َّم َعلَ ْي َ َ َ
ك بِأ ْعدَائِنَا َوأ ْعدَا ِء َاللَّهُ َّم َعلَ ْي َ
كَز ْي ُز يَا قَهَّارُ .اللَّهُ َّم اجْ َع ْلنَا ِمنَ ْال ُم َجا ِه ِد ْينَ فِ ْي َسبِ ْيلِ َ
.ال ُمنَافِقِ ْينَ يَا ع ِْ
ص رْ نَا َعلَى ْالقَ وْ ِم ِّت أَ ْق دَا َمنَا َوا ْن ُ ُس نَ ْالخَاتِ َم ةَ .ربَّنَ ا ا ْغفِ رْ لَنَ ا ُذنُوبَنَ ا َوإِ ْس َرافَنَا فِي أَ ْم ِرنَ ا َوثَب ْ كح ْ اللَّهُ َّم إِنَّا ن َْس أَلُ َ
انص رْ نَا َعلَى ْالقَ وْ ِم ْال َك افِ ِرينَ .اللَّهُ َّم اَ ِع َّز ااْل ِ ْس اَل َم َو ْال ُم ْس لِ ِم ْينَ
ِّت أَ ْق دَا َمنَا َو ُص ْبرًا َوثَب ْ ْال َكافِ ِرينَ َ .ربَّنَا أَ ْف ِر ْغ َعلَ ْينَا َ
اجنَ ا َو ُذرِّ يَّاتِنَ ا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ٍن َواجْ َع ْلنَ ا َّاح ِم ْينَ َ .ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز َو ِ
ك ْال َكفَ َرةَ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َو ْال ُمنَافِقِ ْينَ يَا أَرْ َح َم الر ِ َواَ ْهلِ ِ
.لِ ْل ُمتَّقِينَ إِ َماما ً
َ .ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ
اب النَّ ِ
ار
صفُونَ وسالم على المرسلين َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمينَ
ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ
ُ .سب َْحانَ َربِّ َ