Khutbah Pertama
َق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون
َّ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح.
ِ َو َم ْن يَ ْبت َِغ َغ ْي َر اِإْل سْاَل ِم ِدينًا فَلَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي اآْل ِخ َر ِة ِمنَ ْالخ
ََاس ِرين
“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan
di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (QS. Ali-‘Imran : 85)
“Tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nasrani mendengar
tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang
aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.”[1]
Kita melihat ada miliyaran manusia di permukaan bumi ini, masih banyak di
antara mereka yang belum mendapatkan hidayah Islam, masih banyak di
antara mereka yang Atheis, masih banyak di antara mereka yang masih
menyembah makhluk dengan berbagai macam bentuk sembahan mereka.
Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala memilih kita untuk bisa menyembah
Rabb semesta alam, Allah Subhanahu wa ta’ala. Sungguh ini adalah nikmat
yang luar biasa dan merupakan nikmat yang harus kita syukuri.
ُي لَه
َ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد،ُض َّل لَه
ِ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم
“Barangsiapa yang Allah memberinya petunjuk, niscaya tidak ada yang akan
menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatka, niscaya tidak ada yang
bisa menunjukinya (kepada hidayah).”[2]
Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, maka tidak
ada yang bisa menyesatkannya. Namun sebaliknya, barangsiapa yang telah
ditetapkan kesesatan baginya, maka tidak ada yang bisa memberikan
hidayah baginya. Meksipun jalan-jalan hidayah telah terbuka, selama Allah
tidak memberinya hidayah, maka dia tetap tidak akan memeluk agama
Islam.
َّ ْرفُونَ َأ ْبنَا َءهُ ْم وَِإ َّن فَ ِريقًا ِم ْنهُ ْم لَيَ ْكتُ ُمونَ ْال َح
َق َوهُ ْم يَ ْعلَ ُمون ِ ْرفُونَهُ َك َما يَع َ الَّ ِذينَ آتَ ْينَاهُ ُم ْال ِكت
ِ َاب يَع
“Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya
(Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.
Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal
mereka mengetahui(nya).” (QS. Al-Baqarah : 146)
Lihatlah Nabi Nuh ‘alaihissalam yang berdakwah hingga 950 tahun, dengan
sabar siang dan malam beliau berdakwah dengan berbagai metode dan cara,
akan tetapi istri dan anaknya tidak beriman dan meninggal dalam kondisi
kafir.
Lihatlah Nabi Luth ‘alaihissalam, ternyata istrinya juga tidak beriman kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala.
Akan tetapi kemudian turun dua ayat yang menegur Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam,
ين َولَوْ َكانُوا ُأولِي قُرْ بَى ِم ْن بَ ْع ِد َما تَبَيَّنَ لَهُ ْم َأنَّهُ ْم َأصْ َحابُ ْال َج ِح ِيم
hَ َما َكانَ لِلنَّبِ ِّي َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ ْن يَ ْستَ ْغفِرُوا لِ ْل ُم ْش ِر ِك
“Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan
ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang
itu kaum kerabat(nya), setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang
musyrik itu penghuni neraka Jahanam.” (QS. At-Taubah : 113)
َك اَل تَ ْه ِدي َم ْن َأحْ بَبْتَ َولَ ِك َّن هَّللا َ يَ ْه ِدي َم ْن يَشَا ُء َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدين
َ َِّإن
ك بَ ْيتًا فِي ْال َجنَّ ِة َونَجِّ نِي ِم ْن فِرْ عَوْ نَ َو َع َملِ ِه َونَجِّ نِي ِمنَ ْالقَوْ ِم ْ َب هَّللا ُ َمثَاًل لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْم َرَأتَ فِرْ عَوْ نَ ِإ ْذ قَال
َ ت َربِّ اب ِْن لِي ِع ْن َد َ ض َر
َ َو
َالظَّالِ ِمين
Ma’asyiral Muslimin,
Dari sini kita ketahui bahwa hidayah adalah nikmat yang luar biasa dan
harus kita syukuri, karena nikmat hidayah ini murni dari Allah Subhanahu wa
ta’ala. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tatkala menggali parit
dalam perang Khandaq,
ِإ َذا َأ َرادُوا، ِإ َّن اُأللَى قَ ْد بَ َغوْ ا َعلَ ْينَا،ت اَأل ْقدَا َم ِإ ْن الَقَ ْينَا
ِ ِّ َوثَب، فََأ ْن ِزلَ ْن َس ِكينَةً َعلَ ْينَا،صلَّ ْينَا َ َ َوالَ ت،َوهَّللا ِ لَوْ الَ هَّللا ُ َما ا ْهتَ َد ْينَا
َ َص َّد ْقنَا َوال
َأ ً ْ
فِتنَة بَ ْينَا
“Demi Allah, seandainya bukan karena Allah, maka kami tidak akan
mendapatkan petunjuk, tidak akan bersedekah dan tidak akan melakukan
shalat.”[4]
إنه هو الغفور الرحيمhأقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم ولسائر المسلمين من ذنب وخطيئة فأستغفره
Khutbah Kedua
وأشهد أن محمدا، وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له تعظيما لشأنه، والشكر له على توفيقه وامتنانه،الحمد هلل على إحسانه
أللهم صلي عليه وعل أله وأصحابه وإخوانه،عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه
Ma’asyiral Muslim,
Nikmat hidayah adalah nikmat yang harus selalu kita ingat agar kita
senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah Subhanahu
wa ta’ala menyebutkan dalam banyak ayat tentang nikmat hidayah kepada
hamba-hambaNya, bahkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ضااًّل فَهَدَى
َ ك
َ َو َو َج َد
dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang sesat, lalu Dia memberikan
petunjuk.” (QS. Adh-Dhuha : 7)
كَ َّك رُو ۭ ًحا ِّم ْن َأ ْم ِرنَا َما ُكنتَ تَ ْد ِرى َما ْٱل ِك ٰتَبُ َواَل ٱِإْل ي ٰ َمنُ َو ٰلَ ِكن َج َع ْل ٰنَهُ نُو ۭ ًرا نَّ ْه ِدى بِ ِهۦ َمن نَّشَٓا ُء ِم ْن ِعبَا ِدنَا وَِإن َ َِو َك ٰ َذل
َ ك َأوْ َح ْينَٓا ِإلَ ْي
ص ٰ َر ٍۢط ُّم ْستَقِ ٍيمِ ى ِإلَ ٰىٓ لَتَ ْه ِد
Oleh karenanya di antara perkataan yang pertama yang diucapkan oleh para
penghuni surga tatkala mereka masuk ke dalamnya adalah rasa syukur atas
hidayah. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke
(surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak
menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang
membawa kebenaran.’ Diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang telah
diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan’.” (QS. Al-
A’raf : 43)
Oleh karenanya di antara doa yang diajarkan dalam syariat Islam untuk
dibaca berulang-ulang adalah doa yang tercantum dalam surah Al-Fatihah,
Sungguh ini adalah doa yang sangat agung. Bahkan wajib bagi seorang
muslim untuk membacanya paling tidak sebanyak tujuh belas kali. Hanya
saja tatkala seseorang menyebutkan doa tersebut, terkadang dia kurang
merenungi maknanya, padahal doa ini memiliki makna yang sangat indah. Di
antara makna doa ini adalah seseorang meminta kepada Allah anugerah
untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang lurus jika dia masih tersesat dan
terjerumus dalam kemaksiatan. Di antara makna yang lain adalah jika
seseorang telah dianugerahi jalan yang lurus, maka dia meminta untuk
diistiqamahkan dalam jalan yang lurus tersebut. Di antara maknanya yang
lain adalah, jika seseorang telah berada di jalan yang lurus, maka dia
memohon untuk dibukakan kebaikan-kebaikan yang beluam diketahuinya.
Terutama di zaman sekarang ini, betapa banyak fitnah syahwat dan syubhat,
betapa banyak orang berbica tentang agama dengan kebaikan dan
kebathilan, betapa banyak orang yang tidak mengerti dasar-dasar dalam
agama sehingga terpengeruh dengan pemikiran yang salah. Oleh karenanya
kita sangat butuh dengan doa agar Allah Subhanahu wa ta’ala menetapkan
kita di atas hidayah. Terlebih lagi karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda,
َو َعلَى،ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد ِ َ َوب،ك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد ِ َو َعلَى،صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِهي َم
َ َّ ِإن،آل ِإ ْب َرا ِهي َم َ اللَّهُ َّم
ِ َو َعلَى،صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد
َ َك َما،آل ُم َح َّم ٍد
ٌك َح ِمي ٌد َم ِجيد ََّ ِإن،آل ِإ ْب َرا ِهي َم َ َ َت ْ َ
ِ َو َعلى، بَا َرك َعلى ِإ ْب َرا ِهي َمh ك َما،آل ُم َح َّم ٍد ِ
ِ َت َويَاق
اض َي ِ ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَْأل ْم َوا
َ َّت ِإن
ِ ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ ْن َو ْال ُم ْسلِ َماhَ ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي
ِ اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا
ْ
ْ ال َحا َج
ات
ت نُفُوْ َسنَا تَ ْق َواهَا َو َز ِّكهَا َأ ْنتَ َخ ْي ُر َم ْن َز َّكاهَا َأ ْنتَ َولِيُّهَا َو َموْ اَل هَا
ِ اللَّهُ َّم آ
َربَّنَا ظَلَ ْمنَا َأ ْنفُ َسنَا وَِإ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخ ِ
َاس ِرينَ
َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ
اب النَّار