Anda di halaman 1dari 7

Khutbah Jumat

Kematian Yang Sering Diabaikan


Pemateri: Sodiq Fajar

‫از ٍل فِي َه ِذ ِه ال ُّد ْن َيا‬


ِ ‫ان لِ ُك ِّل َن‬ َ ‫ َف َك‬،‫الز َوا َل‬ َّ ‫ِئق ْال َف َنا َء َو‬
ِ ‫ب َع َلى ْال َخاَل‬ َ ‫اَ ْل َحمْ ُد هلِل ِ الَّذِي َك َت‬
‫ َنحْ َم ُدهُ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعا َلى َوه َُو ْال َك ِب ْي ُر ْال ُم َت َعا ُل‬،ٌ‫ َر ِح ْي ٌل َوا ْن ِت َقال‬،

َ ‫َو َن ْش َه ُد َأنْ اَل ِإ َل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري‬


،ُ‫ َو َن ْش َه ُد َأنَّ م َُحمَّداً َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،ُ‫ْك َله‬
‫ص ِف ُّي ُه َو َخلِ ْيلُ ُه‬
َ ‫ َو‬،

َ ‫ َو َع َلى آلِ ِه َو‬،ٍ‫ار َك َع َلى م َُح َّمد‬


‫صحْ ِب ِه َوال َّت ِاب ِعي َْن َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َو َب‬
َ
ِ ‫ان ِإ َلى َي ْو ِم ال ِّدي‬
‫ْن‬ ٍ ‫بِِإحْ َس‬.

ِ ‫ َف َت ْق َوى‬،‫ فِي السِّرِّ َو ْال َع َل ِن‬-َّ‫ع َّز َو َجل‬-


‫هللا َف ْو ٌز‬ ِ ‫ ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ ي ِب َت ْق َوى‬،‫هللا‬
َ ‫هللا‬ ِ َ‫عِ َباد‬
‫ َيا َأ ُّي َها‬:‫ فِي مُحْ َك ِم ال َّت ْن ِزي ِْل‬-‫ َت َعا َلى‬- ُ‫ َف َق ْد َقا َل هللا‬،ِ‫َل َنا فِي ْال َح َيا ِة ال ُّد ْن َيا َوفِي اآْل خ َِرة‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا اللَّـ َه َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأن ُتم مُّسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫الَّذ‬
‫َأمَّا َبعْ ُد‬،
Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan yang sangat berharga ini, kami wasiatkan kepada diri kami juga kepada
jamaah shalat Jumat sekalian untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah
subhanahu wata’ala. Iman dan takwa adalah kunci kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat
kelak.

Mari kita tingkatkan iman dan takwa kita. Dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya
dan menjauhi setiap larangan-Nya.

Seperti mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala, menegakkan syariat Islam, menegakkan


shalat wajib, mengeluarkan zakat atas harta yang Allah subhanahu wata’ala titipkan kepada
kita saat ini, melaksanakan shiyam Ramadhan, dan melaksanakan ibadah Haji jika Allah
subhanahu wata’ala telah mengaruniakan kemampuan untuk melaksanakannya.
Sungguh, kita tidak tahu apakah Allah subhanahu wata’ala memberi umur panjang kepada
kita atau ternyata kesempatan kita hidup tinggal beberapa hari lagi.

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan kali ini, kami mengajak kepada jamaah sekalian untuk merenung sejenak.
Izinkan kami menyampaikan materi khutbah Jumat tentang kematian yang sering kita
abaikan.

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kematian adalah satu hal yang menjadi rahasia Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu
wata’ala telah menakdirkan durasi hidup kita di dunia ini. dan merahasiakan hal itu dari
pengetahuan dan jangkauan akal manusia.

Namun, kematian adalah suatu kepastian. Kepastian yang kita sama sekali tidak berkuasa
untuk mengetahui waktunya secara pasti.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

ِ ۗ ‫س َذ ۤا ِٕى َق ُة ْال َم ْو‬


‫ت‬ ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)

Kita sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui kapan kita ini mati dan dalam
kondisi apa maut menjemput. Apakah kita akan mati ketika dalam keadaan sujud, atau
sedang berkendara. Apakah kita akan mati dalam ketika sedang tidur berbaring, atau
sedang bangun beraktivitas di tempat kerja. Dalam keadaan duduk atau sedang berkendara.

Kita tidak tahu apakah malaikat maut akan mencabut nyawa kita sepuluh tahun lagi, lima
tahun lagi, dua tahun lagi, atau seminggu lagi, sehari lagi, atau bahkan sepulang kita dari
melaksanakan shalat Jumat siang ini.

Allah subhanahu wata’ala berfiman,

‫ت اِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر‬


ُ ۗ ‫ض َتم ُْو‬ ۢ ‫َو َما َت ْدريْ َن ْف‬
ٍ ْ‫سٌ ِباَيِّ اَر‬ ِ

“Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)

ُ ‫اَ ْي َن َما َت ُك ْو ُن ْوا ي ُْد ِر ْك ُّك ُم ْال َم ْو‬


‫ت َو َل ْو ُك ْن ُت ْم ِفيْ ُبر ُْو ٍج ُّم َشيَّدَ ٍة‬
“Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di
dalam benteng yang tinggi dan kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78)
Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kafā bil mauti wa’īdzan. Cukuplah kematian itu sebagai peringatan.

Saat ini, kita masih bisa bernafas dengan bebas. Jalur nafas kita masih terasa longgar.
Pikiran kita masih normal. Tulang rangka kita masih kuat menegakkan tubuh.

Tapi, bagaimana jika suatu saat nanti tubuh kita tiba-tiba lemas. Pikiran kacau, bingung
dengan apa yang di rasakan. Nafas mulai sesak. Tersengal-sengal. Serasa nyawa sudah
berada di kerongkongan. Malaikat maut menyapa dari arah atas kita. Lalu dia bersiap
mencabut nyawa kita.

Saudaraku, ketika kematian menjemput, tak ada lagi yang bisa kita lakukan. Mau apa lagi
kita?

‫َفاَل َيسْ َتطِ ْيع ُْو َن َت ْوصِ َي ًة وَّ آَل ا ٰ ِٓلى اَهْ ل ِِه ْم َيرْ ِجع ُْو َن‬
“Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka (juga) tidak dapat
kembali kepada keluarganya.” (QS. Yasin: 50)

Jangankan ingin menitipkan pesan wasiat kepada orang yang berada di sekeliling kita, ingin
mengucap dua kalimat syahadat saja barang kali kita merasa sangat kesulitan saat dalam
kondisi sakratul maut.

Tidak bisa kita meminta jeda waktu untuk menyelesaikan urusan yang masih tertinggal.
Tidak bisa kita meminta tambahan waktu untuk menitipkan wasiat dan pesan, atau
beralasan ingin memperbanyak amal saleh dulu.

Allah subhanahu wata’ala telah menggambarkan kondisi orang-orang kafir saat kematian
mereka,

ُ ‫ۙ َح ٰ ّٓتى ا َِذا َج ۤا َء اَ َحدَ ُه ُم ْال َم ْو‬


‫ت َقا َل َربِّ ارْ ِجع ُْو ِن‬
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata, “Wahai Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia),”

َ ‫َل َعلِّ ْٓي اَعْ َم ُل‬


ُ ‫صالِحً ا ِف ْي َما َت َر ْك‬
‫ت َك َّل‬
“Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak!” (QS.
Al-Mukminun: 99-100)

Sekali-kali tidak bisa. Tidak bisa kita meminta tambahan waktu hidup atau meminta malaikat
maut mengundur jadwal pencabutan nyawa kita. Tidak bisa!

Inilah ketetapan Allah subhanahu wata’ala, saudaraku.


‫َو َلنْ ُّيَؤ ِّخ َر هّٰللا ُ َن ْفسًا ا َِذا َج ۤا َء اَ َجلُ َه ۗا َوهّٰللا ُ َخ ِب ْي ۢ ٌر ِب َما َتعْ َملُ ْو َن‬
“Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah
datang. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun: 11)

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Pertanyaannya, sudahkah kita siap dalam menghadapi kematian?

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

‫اس ح َِسا ُب ُه ْم َو ُه ْم ِفيْ َغ ْف َل ٍة مُّعْ ِرض ُْو َن‬ َ ‫ۚ ِا ْق َت َر‬


ِ ‫ب لِل َّن‬
“Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam
keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).” (QS. Al-Anbiya’: 1)

Tentu kita tidak ingin menjadi bagian dari golongan orang-orang yang lalai untuk
mempersiapkan bekal sebelum kematian menjemput.

Persiapkan Bekal Sebelum Mati


Lalu, apa bekal yang harus kita persiapkan sebelum kematian menghampiri kita?

Pertama: Bekal Iman


Perkara yang paling penting bagi seorang hamba adalah kembali kepada fitrah. Yaitu
mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala.

Mari perkokoh iman kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala
adalah satu-satunya sesembahan yang paling haq untuk disembah dan diibadahi.

Setelah kita mengikrarkan dua kalimat syahadat, kita harus yakin betul bahwa tiada Ilah
selain Allah subhanahu wata’ala.

Artinya, kita tidak boleh menyejajarkan apa pun dengan Allah subhanahu wata’ala, atau
meyakini ada yang memiliki kemampuan setara dengan kemampuan Allah subhanahu
wata’ala, atau bahkan meyakini ada yang lebih berkuasa dari Allah subhanahu wata’ala.
Karena, itulah yang disebut dengan perbuatan syirik.

Allah Maha Esa. Allah Maha Kuasa. Allah Maha Pemelihara. Allah maha Mengetahui. Allah
Maha Berkehendak.

Ini adalah kunci paling penting untuk menghadapi kematian. Dengan iman yang benar, Allah
akan mudahkan proses sakratul maut kita. Dengan bekal Iman yang lurus, Allah akan
mudahkan kita di alam barzakh.

Dengan bekal iman yang kokoh, Allah akan mudahkan kita melalui fase-fase di akhirat
kelak, Allah subhanahu wata’ala akan mudahkan kita ketika amal kita mulai dihisab, Allah
subhanahu wata’ala akan mudahkan kita meniti jembatan shirath. Dengan iman yang benar,
Allah subhanahu wata’ala akan masukkan kita ke Surga-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ْ ‫ان‌آ ِخ ُر‌ َكاَل ِم ِه‌اَل ‌ِإ َل َه‌ِإاَّل ‌هللاُ‌دَ َخ َل‬


‫‌ال َج َّن َة‬ َ ‫َمنْ َك‬

“Barang siapa kalimat terakhir yang diucapkannya adalah Lā ilāha illallāh maka dia akan
masuk Surga.” (HR. Abu Daud No. 3116. Hadits shahih)

Kedua: Bekal Amal Saleh


Bekal penting untuk menghadapi kematian setelah iman adalah amal saleh.

Kematian adalah akhir kesempatan bagi manusia untuk menyiapkan bekal agar mendapat
kebahagiaan hakiki di akhirat kelak.

Maka, mari manfaatkan kesempatan hidup ini untuk memperbanyak amal saleh, amal
ketaatan. Mulai dari amalan yang hukumnya wajib seperti shalat, puasa, zakat, Haji, hingga
amalan yang hukumnya sunnah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

‫هّٰللا‬
ِ ‫َوقُ ِل اعْ َملُ ْوا َف َس َي َرى ُ َع َم َل ُك ْم َو َرس ُْولُ ٗه َو ْالمُْؤ ِم ُن ْو ۗ َن َو َس ُت َر ُّد ْو َن ا ِٰلى ٰعل ِِم ْال َغ ْي‬
‫ب‬
‫َوال َّش َهادَ ِة َف ُي َن ِّبُئ ُك ْم ِب َما ُك ْن ُت ْم َتعْ َملُ ْو ۚ َن‬
“Dan katakanlah, ‘Beramallah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga
Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Barang kali jamaah sekalian sering mendengar khatib Jumat berwasiat dengan firman Allah
berikut ini,

‫الزا ِد ال َّت ْق ٰو ۖى‬


َّ ‫َو َت َزوَّ ُد ْوا َفاِنَّ َخي َْر‬
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah:
197)

Apa itu takwa? Takwa artinya melaksanakan segala perintah Allah subhanahu wata’ala dan
menjauhi segala larangan-Nya. Inilah pengertian takwa.

Maknanya, takwa itu terbentuk dari himpunan amal ketaatan dan menjauh dari dosa dan
kemaksiatan yang menjadi larangan-Nya. inilah sebaik-baik bekal yang harus kita
persiapkan sebelum kematian menghampiri kita.
‫‪Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,‬‬

‫‪Demikian materi khutbah Jumat tentang kematian yang sering diabaikan yang dapat kami‬‬
‫‪sampaikan pada kesempatan kali ini.‬‬

‫اِئر ْالمُسْ لِ ِمي َْن ِمنْ ُك ِّل َذ ْنبٍ‪َ ،‬فاسْ َت ْغ ِفر ُْوهُ‬ ‫َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ هذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر َ‬
‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم َول َِس ِ‬
‫‪ِ.‬إ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َو ِمنْ َس ِّيَئ ا ِ‬


‫ت‬ ‫هلل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغ ِف ُرهُ‪َ ،‬و َنع ُْو ُذ ِبا ِ‬
‫هلل ِمنْ ُ‬ ‫ِإنَّ ْال َحمْ دَ ِ‬
‫هّٰللا‬
‫ِي َلهُ‪ ،‬أ ْش َه ُد أنْ الَ ِإ ٰله إالَّ ُ‬ ‫َأعْ َمالِ َنا‪َ ،‬منْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفاَل مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل َهاد َ‬
‫ْك َل ُه َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬ ‫َوحْ دَ هُ اَل َش ِري َ‬

‫ار َك َو َت َعا َلى‪َ ،‬يا َأ ُّي َها‬ ‫هللا َع َّز َو َج َّل َحي ُ‬
‫ْث َقا َل َت َب َ‬ ‫هللا‪ُ ،‬أ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬ ‫عِ َبادَ ِ‬
‫ِين َآ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم َ‬
‫ُون‬ ‫الَّذ َ‬

‫صلُّوا َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‬ ‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ ‪َ ،‬يا َأ ُّي َها الَّذ َ‬
‫ِين آ َم ُنوا َ‬ ‫ِإنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َك َت ُه ي َ‬
‫ُصلُّ َ‬

‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪،‬‬‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫صلَّي َ‬


‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ار ْك َ‬
‫ت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم‬ ‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫ِإ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬و َب ِ‬
‫َو َع َلى ِ‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫ت ْال َم ْوتِ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم ِإ َّنا َنسْ َألُ َك ْال َج َّن َة‬‫ف َع َّنا َس َك َرا ِ‬‫اَللَّ ُه َّم َأحْ سِ نْ ِخ َتا َم َنا‪َ ،‬نسْ َألُ َك َأنْ ُت َخ ِّف َ‬
‫ب ِإ َل ْي َها ِمنْ َق ْو ٍل‬ ‫ُ‬
‫ار َو َما َقرَّ َ‬ ‫ب ِإ َل ْي َها ِمنْ َق ْو ٍل َو َع َم ٍل‪َ ،‬و َنع ُْوذ ِب َك م َِن ال َّن ِ‬
‫َو َما َقرَّ َ‬
‫‪،‬و َع َم ٍل‬ ‫َ‬

‫اَللَّ ُه َّم اَل َتجْ َع ْل َأِل َح ٍد ِم َّنا فِي َه َذا ْال ُج َم ِع ْال ُم َب َ‬
‫اركِ َذ ْن َبا ِإاَّل َغ َفرْ َتهُ‪َ ،‬واَل َم ِريْضا ً َب ْي َن َنا‬
‫ضا َو َل َنا‬ ‫اج ًة ه َ‬
‫ِي َل َك ِر َ‬ ‫ض ْي َتهُ‪َ ،‬واَل َح َ‬ ‫ِإاَّل َشا َف ْي َتهُ‪َ ،‬واَل َم ِّي ًتا ِإاَّل َر ِحمْ َتهُ‪َ ،‬واَل دَ ْي ًنا ِإاَّل َق َ‬
‫ض ْي َت َها َيا َربَّ ْال َعا َل ِمي َْن‬
‫صاَل ٌح ِإاَّل َق َ‬ ‫‪ِ .‬ف ْي َها َ‬
‫اَللَّ ُه َّم ِإ َّنا َنسْ َألُ َك ِفعْ َل ْال َخي َْراتِ‪َ ،‬و َترْ َك ْال ُم ْن َك َراتِ‪َ ،‬وحُبَّ ْال َم َسا ِكي َْن‪َ ،‬وَأنْ َت ْغف َِر َل َنا‬
‫ُّك‪َ ،‬وحُبَّ‬ ‫َّك‪َ ،‬وحُبَّ َمنْ ُي ِحب َ‬ ‫ْك َغي َْر َم ْف ُت ْو ِني َْن‪َ ،‬و َنسْ َألُ َك ُحب َ‬ ‫َو َترْ َح ُم َنا‪َ ،‬وَأنْ َت ْق ِب َ‬
‫ض َنا ِإ َلي َ‬
‫‪ُ .‬ك ِل َع َم ٍل ُي َقرِّ ُب َنا ِإ َلى ُحب َ‬
‫ِّك‬
‫اب ال َّن ِ‬
‫ار‬ ‫َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬

‫ان َوِإ ْي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء‬
‫الع ْد ِل َواِإلحْ َس ِ‬ ‫هللا َيْأ ُم ُر ِب َ‬
‫هللا‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫عِ َبادَ ِ‬
‫َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬

‫هللا ْال َعظِ ْي َم ْال َجلِ ْي َل َي ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وَأق ِِم ال َّ‬
‫صاَل َة‬ ‫َو ْاذ ُكر ُْوا َ‬

Anda mungkin juga menyukai