Anda di halaman 1dari 8

Keutamaan Taubat

Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat


kepada-Nya kepada ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam: taubat
mutlak dan taubat muqayyad (terikat). Taubat mutlak ialah bertaubat dari …

By Ari Wahyudi, Ssi. 22 October 2008


 18  8236  33

Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat kepada-Nya
kepada ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam: taubat mutlak dan taubat
muqayyad (terikat). Taubat mutlak ialah bertaubat dari segala perbuatan dosa.
Sedangkan taubat muqayyad ialah bertaubat dari salah satu dosa tertentu yang
pernah dilakukan.

Syarat-syarat taubat meliputi: beragama Islam, berniat ikhlas, mengakui dosa,


menyesali dosa, meninggalkan perbuatan dosa, bertekad untuk tidak
mengulanginya, mengembalikan hak orang yang dizalimi, bertaubat sebelum
nyawa berada di tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat. Taubat adalah
kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban orang yang baru saja berbuat
dosa. Karena Allah berfirman,

َ‫َوتُوبُوا إِلَى هَّللا ِ َج ِميعا ً أَيُّهَا ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian
beruntung.”(QS. An Nuur: 31) (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul Syaikh Al
‘Utsaimin rahimahullah, tentang pembahasan isi khutbatul hajah).

Allah Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang

Allah menyifati diri-Nya di dalam Al Quran bahwa Dia Maha pengampun lagi
Maha Penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat
taubat kepada hamba-hambaNya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah
ta’ala berfirman,

ً ‫َظيما‬ ْ ُ‫ت أَن تَ ِميل‬


ِ ‫وا َم ْيالً ع‬ َ ُ‫َوهّللا ُ ي ُِري ُد أَن يَت‬
ِ ‫وب َعلَ ْي ُك ْم َوي ُِري ُد الَّ ِذينَ يَتَّبِعُونَ ال َّشهَ َوا‬

“Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang


memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-
jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 27)

Allah ta’ala juga berfirman,


‫َولَوْ اَل فَضْ ُل هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُهُ َوأَ َّن هَّللا َ تَ َّوابٌ َح ِكي ٌم‬

“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih
sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha
penerima taubat lagi Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)

Allah ta’ala berfirman,

‫اس ُع ْال َم ْغفِ َر ِة‬ َ َّ‫إِ َّن َرب‬


ِ ‫ك َو‬

“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)

Allah ta’ala berfirman,

ْ ‫َو َرحْ َمتِي َو ِس َع‬


‫ت ُك َّل َش ْي ٍء‬

“Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu.” (QS. Al A’raaf: 156)

Oleh Karenanya, Saudaraku yang Tercinta…

Pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu… Jalan


orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu…
Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan
kepada Tuhanmu… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah
ia untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila engkau telah benar-benar
bertaubat kepada Tuhanmu kemudian sesudah itu engkau terjatuh lagi di dalam
maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu, janganlah malu untuk
memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih
berulang padamu maka teruslah bertaubat.

Allah ta’ala berfirman,

ً‫فَإِنَّهُ َكانَ لِألَ َّوابِينَ َغفُورا‬

“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang


benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)

Allah ta’ala juga berfirman,

‫وب َج ِميعا ً ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُو ُر‬


َ ُ‫ي الَّ ِذينَ أَ ْس َرفُوا َعلَى أَنفُ ِس ِه ْم اَل تَ ْقنَطُوا ِمن رَّحْ َم ِة هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ يَ ْغفِ ُر ال ُّذن‬
َ ‫قُلْ يَا ِعبَا ِد‬
َ‫صرُون‬ ْ
َ ‫َّحي ُم َوأَنِيبُوا إِلَى َربِّ ُك ْم َوأَ ْسلِ ُموا لَهُ ِمن قَب ِْل أَن يَأتِيَ ُك ُم ْال َع َذابُ ثُ َّم اَل تُن‬ ِ ‫الر‬
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri
mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi
mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Seandainya kalian


berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-
benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu
Majah)

Maka di manakah orang-orang yang bertaubat dan menyesali dosanya? Di


manakah orang-orang yang kembali taat dan merasa takut siksa? Di manakah
orang-orang yang ruku’ dan sujud?

Berbagai Keutamaan Taubat

Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman.
Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan.
Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai
sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan
orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di
belakang punggungnya. Beberapa di antara keutamaan taubat ialah:

Pertama: Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.

Allah ta’ala berfirman,

َ‫إِ َّن هّللا َ ي ُِحبُّ التَّ َّوابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai


orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)

Kedua: Taubat merupakan sebab keberuntungan.

Allah ta’ala berfirman

َ‫َوتُوبُوا إِلَى هَّللا ِ َج ِميعا ً أَيُّهَا ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian
beruntung.”(QS. An Nuur: 31)
Ketiga: Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya
ampunan atas kesalahan-kesalahannya.

Allah ta’ala berfirman

ِ ‫َوهُ َو الَّ ِذي يَ ْقبَ ُل التَّوْ بَةَ ع َْن ِعبَا ِد ِه َويَ ْعفُو ع َِن ال َّسيِّئَا‬
‫ت‬

“Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha


mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)

Allah ta’ala juga berfirman

ً ‫صالِحا ً فَإِنَّهُ يَتُوبُ ِإلَى هَّللا ِ َمتَابا‬


َ ‫َاب َو َع ِم َل‬
َ ‫َو َمن ت‬

“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah
akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima

Keempat: Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa


neraka.

Allah ta’ala berfirman,

ً ‫صالِحا‬ َ ‫ت فَ َسوْ فَ يَ ْلقَوْ نَ َغيّا ً إِاَّل َمن ت‬


َ ‫َاب َوآ َمنَ َو َع ِم َل‬ ِ ‫صاَل ةَ َواتَّبَعُوا ال َّشهَ َوا‬ َ َ‫ف أ‬
َّ ‫ضاعُوا ال‬ ٌ ‫فَ َخلَفَ ِمن بَ ْع ِد ِه ْم خ َْل‬
ْ ‫ك يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َواَل ي‬
ً ‫ُظلَ ُمونَ َشيْئا‬ ُ
َ ِ‫فَأوْ لَئ‬

“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-


nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan
dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara
mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang
akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit
pun.” (QS. Maryam: 59, 60)

Kelima: Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.

Allah ta’ala berfirman,

ِ ‫ك ِمن بَ ْع ِدهَا لَ َغفُو ٌر ر‬


‫َّحي ٌم‬ ْ ُ‫ُوا ِمن بَ ْع ِدهَا َوآ َمن‬
َ َّ‫وا إِ َّن َرب‬ ْ ‫ت ثُ َّم تَاب‬ ْ ُ‫َوالَّ ِذينَ َع ِمل‬
ِ ‫وا ال َّسيِّئَا‬

“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya


dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan
Penyayang.” (QS. Al A’raaf: 153)
Keenam: Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai
kebaikan.

Allah ta’ala berfirman,

ً ‫صالِحا‬ َ ‫َف لَهُ ْال َع َذابُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َويَ ْخلُ ْد فِي ِه ُمهَانا ً إِاَّل َمن ت‬
َ ً‫َاب َوآ َمنَ َو َع ِم َل َع َمال‬ َ ُ‫ق أَثَاما ً ي‬
ْ ‫ضاع‬ َ ‫ك يَ ْل‬
َ ِ‫َو َمن يَ ْف َعلْ َذل‬
ً ‫َّحيما‬ِ ‫ت َو َكانَ هَّللا ُ َغفُوراً ر‬ َ ِ‫فَأُوْ لَئ‬
ٍ ‫ك يُبَ ِّد ُل هَّللا ُ َسيِّئَاتِ ِه ْم َح َسنَا‬

“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui
pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka
akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang
bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang
digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan.
Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68-70)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu


dosa sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh
Al Albani)

Ketujuh: Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan.

Allah ta’ala berfirman,

‫فَإِن تُ ْبتُ ْم فَهُ َو َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم‬

“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS. At
Taubah: 3)

Allah ta’ala juga berfirman,

‫ك َخيْراً لَّهُ ْم‬ ْ ‫فَإِن يَتُوب‬


ُ َ‫ُوا ي‬

“Maka apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi


mereka.” (QS. At Taubah: 74)

Kedelapan: Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang


besar.

Allah ta’ala berfirman,

َ‫ت هّللا ُ ْال ُم ْؤ ِمنِين‬ َ ِ‫ُوا ِدينَهُ ْم هّلِل ِ فَأُوْ لَـئ‬


ِ ‫ك َم َع ْال ُم ْؤ ِمنِينَ َو َسوْ فَ ي ُْؤ‬ ْ ‫وا بِاهّلل ِ َوأَ ْخلَص‬
ْ ‫ص ُم‬ ْ ‫ُوا َوأَصْ لَح‬
َ َ‫ُوا َوا ْعت‬ ْ ‫إِالَّ الَّ ِذينَ تَاب‬
ِ ‫أَجْ راً ع‬
ً ‫َظيما‬
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh
dengan agama Allah serta mengikhlaskan agama mereka untuk Allah mereka
itulah yang akan bersama dengan kaum beriman dan Allah akan memberikan
kepada kaum yang beriman pahala yang amat besar.” (QS. An Nisaa’: 146)

Kesembilan: Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta


bertambahnya kekuatan.

Allah ta’ala berfirman,

َ‫ُوا إِلَ ْي ِه يُرْ ِس ِل ال َّس َماء َعلَ ْي ُكم ِّم ْد َراراً َويَ ِز ْد ُك ْم قُ َّوةً ِإلَى قُ َّوتِ ُك ْم َوالَ تَتَ َولَّوْ ْا ُمجْ ِر ِمين‬
ْ ‫ُوا َربَّ ُك ْم ثُ َّم تُوب‬
ْ ‫َويَا قَوْ ِم ا ْستَ ْغفِر‬

“Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah


kepada-Nya niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air
hujan yang lebat dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan
janganlah kalian berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)

Kesepuluh: Keutamaan taubat yang lain adalah menjadi sebab malaikat


mendoakan orang-orang yang bertaubat.

Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,

َ ْ‫الَّ ِذينَ يَحْ ِملُونَ ْال َعر‬


‫ش َو َم ْن َحوْ لَهُ يُ َسبِّحُونَ بِ َح ْم ِد َربِّ ِه ْم َوي ُْؤ ِمنُونَ بِ ِه َويَ ْستَ ْغفِرُونَ لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا َو ِسعْتَ ُك َّل‬
‫اب ْال َج ِح ِيم‬
َ ‫ك َوقِ ِه ْم َع َذ‬َ َ‫َش ْي ٍء رَّحْ َمةً َو ِع ْلما ً فَا ْغفِرْ لِلَّ ِذينَ تَابُوا َواتَّبَعُوا َسبِيل‬

“Para malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya


senantiasa bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya
dan memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat
dan ilmu-Mu maha luas meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang
bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa
neraka.” (QS. Ghafir: 7)

Kesebelas: Keutamaan taubat yang lain adalah ia termasuk ketaatan kepada


kehendak Allah ‘azza wa jalla.

Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,

ً ‫َظيما‬ ْ ُ‫ت أَن تَ ِميل‬


ِ ‫وا َم ْيالً ع‬ َ ُ‫َوهّللا ُ ي ُِري ُد أَن يَت‬
ِ ‫وب َعلَ ْي ُك ْم َوي ُِري ُد الَّ ِذينَ يَتَّبِعُونَ ال َّشهَ َوا‬

“Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27).


Maka orang yang bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara
yang disenangi Allah dan diridhai-Nya.
Kedua belas: Keutamaan taubat yang lain adalah Allah bergembira dengan sebab
hal itu.

Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang


artinya,“Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-
Nya ketika ia mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari
kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas
dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus
asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam
keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti
itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali
kekangnya kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah,
Engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu
gembira.” (HR. Muslim)

Ketiga belas: Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Sesungguhnya seorang


hamba apabila berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah titik hitam.
Apabila dia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kembali
bersih hatinya. Dan jika dia mengulanginya maka titik hitam itu akan
ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah raan yang disebutkan Allah
ta’ala,

َ‫َكاَّل بَلْ َرانَ َعلَى قُلُوبِ ِهم َّما َكانُوا يَ ْك ِسبُون‬

“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad,
Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Al Albani)

Oleh karena itu, saudaraku yang kucintai…

Sudah sepantasnya setiap orang yang berakal untuk bersegera menggapai


keutamaan dan memetik buah memikat yang dihasilkan oleh ketulusan taubat
itu…, Saudaraku:

Tunaikanlah taubat yang diharapkan Ilahi

demi kepentinganmu sendiri

Sebelum datangnya kematian dan lisan terkunci


Segera lakukan taubat dan tundukkanlah jiwa

Inilah harta simpanan bagi hamba yang kembali taat dan baik amalnya

Tingkatan Jihad Melawan Syaitan

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: Jihad melawan syaitan itu ada dua


tingkatan.

Pertama, berjihad melawannya dengan cara menolak segala syubhat dan keragu-
raguan yang menodai keimanan yang dilontarkannya kepada hamba.

Kedua, berjihad melawannya dengan cara menolak segala keinginan yang merusak
dan rayuan syahwat yang dilontarkan syaitan kepadanya.

Maka tingkatan jihad yang pertama akan membuahkan keyakinan sesudahnya.


Sedangkan jihad yang kedua akan membuahkan kesabaran.

Allah ta’ala berfirman,

َ ‫َو َج َع ْلنَا ِم ْنهُ ْم أَئِ َّمةً يَ ْه ُدونَ بِأ َ ْم ِرنَا لَ َّما‬


َ‫صبَرُوا َو َكانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُون‬

“Maka Kami jadikan di antara mereka para pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami karena mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini
ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah: 24)

Allah mengabarkan bahwasanya kepemimpinan dalam agama hanya bisa diperoleh


dengan bekal kesabaran dan keyakinan. Kesabaran akan menolak rayuan syahwat
dan keinginan-keinginan yang merusak, sedangkan dengan keyakinan berbagai
syubhat dan keragu-raguan akan tersingkirkan.

Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa


sallam. Wal hamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiin.

Anda mungkin juga menyukai