Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat kepada-Nya
kepada ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam: taubat mutlak dan taubat
muqayyad (terikat). Taubat mutlak ialah bertaubat dari segala perbuatan dosa.
Sedangkan taubat muqayyad ialah bertaubat dari salah satu dosa tertentu yang
pernah dilakukan.
“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian
beruntung.”(QS. An Nuur: 31) (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul Syaikh Al
‘Utsaimin rahimahullah, tentang pembahasan isi khutbatul hajah).
Allah menyifati diri-Nya di dalam Al Quran bahwa Dia Maha pengampun lagi
Maha Penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat
taubat kepada hamba-hambaNya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah
ta’ala berfirman,
“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih
sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha
penerima taubat lagi Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)
Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman.
Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan.
Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai
sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan
orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di
belakang punggungnya. Beberapa di antara keutamaan taubat ialah:
َإِ َّن هّللا َ ي ُِحبُّ التَّ َّوابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين
“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian
beruntung.”(QS. An Nuur: 31)
Ketiga: Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya
ampunan atas kesalahan-kesalahannya.
ِ َوهُ َو الَّ ِذي يَ ْقبَ ُل التَّوْ بَةَ ع َْن ِعبَا ِد ِه َويَ ْعفُو ع َِن ال َّسيِّئَا
ت
“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah
akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima
ً صالِحا َ َف لَهُ ْال َع َذابُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َويَ ْخلُ ْد فِي ِه ُمهَانا ً إِاَّل َمن ت
َ ًَاب َوآ َمنَ َو َع ِم َل َع َمال َ ُق أَثَاما ً ي
ْ ضاع َ ك يَ ْل
َ َِو َمن يَ ْف َعلْ َذل
ً َّحيماِ ت َو َكانَ هَّللا ُ َغفُوراً ر َ ِفَأُوْ لَئ
ٍ ك يُبَ ِّد ُل هَّللا ُ َسيِّئَاتِ ِه ْم َح َسنَا
“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui
pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka
akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang
bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang
digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan.
Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68-70)
“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS. At
Taubah: 3)
َُوا إِلَ ْي ِه يُرْ ِس ِل ال َّس َماء َعلَ ْي ُكم ِّم ْد َراراً َويَ ِز ْد ُك ْم قُ َّوةً ِإلَى قُ َّوتِ ُك ْم َوالَ تَتَ َولَّوْ ْا ُمجْ ِر ِمين
ْ ُوا َربَّ ُك ْم ثُ َّم تُوب
ْ َويَا قَوْ ِم ا ْستَ ْغفِر
Ketiga belas: Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.
“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad,
Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Al Albani)
Inilah harta simpanan bagi hamba yang kembali taat dan baik amalnya
Pertama, berjihad melawannya dengan cara menolak segala syubhat dan keragu-
raguan yang menodai keimanan yang dilontarkannya kepada hamba.
Kedua, berjihad melawannya dengan cara menolak segala keinginan yang merusak
dan rayuan syahwat yang dilontarkan syaitan kepadanya.
“Maka Kami jadikan di antara mereka para pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami karena mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini
ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah: 24)