Anda di halaman 1dari 3

PERBEDAAN AL-‘AFUWW, AL-GHAFUR DAN AL-

GHAFFAR
Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi sesungguhnya makna nya berbeda. Beberapa ulama
sudah ada yang membahasnya. Inilah beberapa dari keindahan bahasa Arab. Dua kata yang
digunakan secara berbeda, walaupun sekilas artinya sama, tapi sebenarnya mengandung perbedaan
dan makna yang mendalam. Mari kita membahasnya, diawali dengan menyebutkan beberapa ayat
yang menggunakan ketiga nama tersebut dalam al-Qur’an.

Nama Allah "Al-'Afuww" disebutkan 5 kali dalam Al-Qur'an.

Pertama, disebutkan satu kali bersama nama-Nya"Al-Qadir".

‫عَ فُ ًّوا َقدِيرً ا‬  َ‫إِنْ ُت ْبدُوا َخيْرً اأَ ْو ُت ْخفُوهُ أَ ْو َتعْ فُوا عَ نْ سُو ٍء َفإِنَّ هَّللا َ َكان‬

"Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu
kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa." (QS. Al-Nisa':
149)

Kedua, nama al'Afuww digandeng bersama nama-Nya "Al-Ghafur", disebutkan sebanyak 4 x. Yaitu di
surat an-Nisa': 43, an-Nisa':99, al-Hajj: 60, dan al-Mujadilah: 2. Berikut adalah satu diantaranya.

‫غَ فُورً ا‬ ‫عَ فُ ًّوا‬  َ‫إِنَّ هَّللا َ َكان‬

 "Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Nisa': 43)

Sedangkan, nama Allah"Al-Ghaffar" disebutkan 5 kali dalam Al-Qur'an yaitu di surat Ghafir:42, Shad:
66, az-Zumar: 5, Nuh: 10 dan Thaha: 82. Berikut adalah satu diantaranya

‫ ْالغَ َّفا ُر‬ ‫ض َومَا َب ْي َن ُه َما\ ْالعَ ِزي ُز‬


ِ ْ‫ت َواألر‬
ِ ‫َاوا‬
َ ‫رَ بُّ ال َّسم‬

Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun
(QS Shad: 66).

Sedangkan, nama Allah "Al-Ghafuur" disebutkan 91 kali dalam Al-Qur'an,diantaranya :

‫ ْالغَ فُو ُرالرَّ حِي ُم‬ ‫ك هَّللا ُ ِبضُرٍّ َفال َكاشِ فَ َل ُه إِال ه َُو َوإِنْ ي ُِر ْدكَ ِب َخي ٍْر َفال رَ ا َّد لِ َفضْ لِ ِه يُصِ يبُ ِب ِه َمنْ َي َشا ُء مِنْ عِ بَا ِد ِه َوه َُو‬
\َ ْ‫َوإِ ْن َيمْ سَ س‬

Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang
dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lahYang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Yunus :
107)

‫الرَّ حِي ُم‬ ‫ ْالغَ فُو ُر‬ ‫سَوفَ أَسْ َت ْغفِ ُر َل ُك ْم رَ بِّي إِ َّن ُه ه َُو‬
ْ َ‫َقال‬

Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS.Yusuf : 98)

Ayat-ayat yang menyebutkan nama Allah "al-'Afuww" memiliki sifat pemberi maaf, sesungguhnya
menunjukkan bahwa Allah senantiasa memberi maaf kepada hamba-hamba-Nya, walau mereka
sering berdosa kepada-Nya. Mereka sangat membutuhkan maaf-Nya sebagaimana mereka
membutuhkan rahmat dan kemurahan-Nya. Bahkan bisa dikatakan, kebutuhan mereka kepada maaf
Allah lebih daripada kebutuhan mereka kepada makan dan minum. Kenapa? Karena jika Allah tidak
memberikan maaf kepada penduduk bumi, niscaya hancur dan binasalah mereka semua dengan
dosa-dosa mereka.

Sifat maaf Allah adalah maaf yang lengkap dan lebih luas dari dosa-dosa yang dilakukan hamba-Nya.
Apalagi kalau mereka datang dengan istighfar, taubat, iman, dan amal-amal shalih yang menjadi
sarana untuk mendapatkan maaf Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menerima taubat para
hamba dan memaafkan kesalahan mereka dengan sempurna kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kata'afaa (‫)عفا‬,secara bahasa –sebagaimana yang disebutkan dalam kamus- memiliki dua makna:
Pertama, memberi dengan penuh kerelaan. Ini seperti kalimat, "A'thaituhu min maali
'afwan",maknanya: aku beri dia sebagian dari hartaku yang berharga dengan penuh kerelaan tanpa
diminta. Ini seperti firman Allah Ta'ala:

َ ‫َو َيسْ أَلُو َنكَ م‬


‫َاذا ُي ْنفِقُونَ قُ ِل ْالعَ ْف َو‬

"Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari
keperluan"."(QS. Al-Baqarah: 219) sehingga itu dikeluarkan dengan penuh keridhaan.

Kedua, al-izalah (menghilangkan/menghapus). Contohnya terdapat dalam catatan sirah nabawiyah


(sejarah perjalanan hidup Nabi Shallallahu 'AlaihiWasallam) tentang perjalanan hijrah: Saat beliau
bersembunyi di gua Tsur bersama Abu Bakar, adalah Asma' binti Abu Bakar membawakan makanan
untuk keduanya. Maka terdapat dalam catatan: 

‫فأمر غالمه أن يعفوآثار أقدام أسماء حتى ال يعرف الكفار طريقالنبي‬

"Maka ia memerintahkan budaknya agar menghilangkan/menghapus jejak kaki Asma' sehingga


orang-orang kafir tidak tahu jalur yang ditempuh oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam."

Maka, ada 3 kandungan dalam nama Allah "al-'Afuww' ini: Menghilangkan dan menghapuskan, lalu
ridha, kemudian memberi. Maka Allah Subhanahuwa Ta'ala menghilangkan, menghapuskan dosa-
dosa hamba-Nya dan bekas dosa tersebut. Lalu Allah meridhai mereka. Kemudian sesudah meridhai,
Dia memberi yang terbaik (maaf) tanpa mereka memintanya.

Kata al ‘Afuwwu merupakan bentuk yang lebih tinggi (mubalaghah) dari kata ‘afwu dan ‘aafiy. Karena
al ‘Afuwwu berarti mengampuni setiap saat, setiap waktu. Jika kita sedang membaca Alquran dan
mendapati kata al ‘Afuwwu, perhatikanlah bahwa kata ini selalu beriringan dengan menyebutkan
dosa-dosa besar.

Mungkin karena makna inilah, Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar selalu berdoa di malam
lailatul qadar dengan menyebut nama al ‘Afuwwu ini.

Diriwayatkan dari Aisyah RA: “ Aku bertanya, Ya rasul, bagaimana pendapatmu ketika aku
mengetahui bahwasuatu malam itu adalah malam lailatul qadar? Doa apa yang mesti kupanjatkan?
”Rasul pun mengucapkan doa:

‫ تحب العفو فاعف عني‬,‫اللهم إنك عفو كريم‬

“YaAllah, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau jualah yang
mencintai ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi).

Perbedaan antara al'Afuww(Maha Pemaaf) dan al-Ghaffar (Maha Pengampun)

Pada dasarnya, semua nama Allah adalah sangat baik. Tapi al-'Afuww itu memiliki makna lebih
dalam daripada maghfirah (al-Ghaffar dan al-Ghafur). Karena maghfirah, adalah ampunan dosa
namun dosa itu masih ada. Dosa tersebut ditutupi oleh Allah di dunia dan diakhirat nanti juga ditutupi
dari pandangan makhluk. Sehingga Allah tidakmenyiksa seseorang dengan dosa tersebut, tapi dosa
itu masih ada.

Adapun maaf (al-‘Afuww), maka dosa yang dilakukan hamba sudah tidak ada. Seolah-olah, ia tidak
pernah melakukan kesalahan. Karena dosa itu telah dihilangkan dan dihapuskan sehingga bekasnya
tidak lagi terlihat. Dari sisi ini, pemberian maaf lebih istimewa.
Boleh jadi seseorang melakukan dosa-dosa kecil, ia tidak banyak ibadah di Lailatul Qadar, maka ia
datang di hari kiamat akan mendapati Allah sebagai Maha Pengampun (al-Ghafur). Namun nanti
dosa-dosa itu akan ditampakkan dan ia disuruh mengakuinya. Berbeda dengan yang -boleh jadi-
melakukan dosa besar, lalu ia bertaubat, giat ibadah di Lailatul Qadar, maka di hari kiamat ia
memperoleh maaf. Maka Allah Maha Pemaaf (al-‘Afuww), tidak lagi menyebutkan kesalahan-
kesalahannya, karena sudah dihapuskan. Adapun al-Ghafur (Maha Pengampun), terkadang dosanya
masih disebut dan ditampakkan, namun Allah tidakmenyiksa/menghukum karenanya.

Perbedaan keduanya, terlihat jelas dalam dua hadits berikut ini: Pertama, hadits tentang datangnya
seorang hamba pada hari kiamat, lalu Allah Tabarakan wa Ta'ala berfirman kepadanya: "Wahai
hamba-Ku, mendekatlah!" Maka hamba tadi mendekat. Lalu Allah menurunkan tabir penutup atasnya,
dan bertanya padanya:"Apakah kamu ingat dosa ini? Apakah kamu ingat dosa itu?" -Dan ini
menunjukkan bahwa bekas dosa itu masih ada dalam catatan amal-. Lalu hamba tadi menjawab, "Ya,
masih ingat wahai Rabb." Hamba tadi mengira akan binasa. Lalu Allah berfirman padanya: "Aku telah
tutupi dosa itu atasmu didunia, dan hari ini Aku beri ampunan atas dosa itu untukmu." Ini adalah
maghfirah (al-Ghafuur / al-Ghaffar).

Sedangkan al-'Afuww (pemaafan atasdosa), maka Allah akan berfirman pada hari kiamat kepada
seseorang yang telahdimaafkan-Nya, "Wahai fulan, Sesungguhnya Aku telah ridha kepadamu karena
perbuatanmu di dunia, Aku telah ridha kepadamu dan memaafkanmu, maka pergilah dan masuklah
ke dalam surga."

Perbedaan antara al'Ghafur dan al-Ghaffar

Menurut Imam Ghazali, al-Ghafuur adalah (‫ )يغفر الذنوب العظيم‬atau mengampuni dosa dari segi
kualitasnya, sedangkan al-Ghaffar adalah (‫ )يغفر الذنوب الكثير‬atau mengampuni dosa dari segi
kuantitasnya.

Sehinggaal-Ghafur lebih sempurna dan menyeluruh pengampunannya.

Ada juga ulama lain yang menjelaskan perbedaan kedua kata itu yaitu al-Ghafuur adalah
mengampuni dosa dari masa lalu hingga masa mendatang (‫)من الماضي الى المستقبل‬, sedangkan al-Ghaffar
mengampuni dosa dari masa kini hingga masa mendatang (\‫)من الحاضر الىالمستقبل‬

Kesimpulan

Jadi, ketiga nama tersebut sekilas seperti tampak sama, tetapi ternyata ada perbedaan makna yang
sangat dalam, yaitu Al Ghafur bermakna menutupi dosa dan Al ‘Afuwwu bermakna melebur dosa.
Sehingga al Ghafur terkadang bermakna menutupi dosa seseorang dan tiadalah siksa baginya, tapi
Allah SWT tidak meridhai apa yang dilakukannya. Adapun al Afuwwu berarti melebur dosa dan Allah
SWT juga meridhainya, sehingga seakan-akan dosa itu tidak pernah ada. Dari keterangan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa al-‘Afuww lebih tinggi tingkatannya dibanding al-Ghafur.

Tentang Al-Ghaffar  dan Al-Ghafur, menurut Imam Ghazali, al-Ghafur adalah ampunan Allah dari sisi
kualitas, sedangkan Al-Ghaffar  adalah ampunan Allah dari segi kuantitas. Perbedaan lain adalah
bahwa al-Ghafuur mengampuni dosa dari masa lalu hingga masa mendatang, sedangkan al-Ghaffar
mengampuni dosa dari masa kini hingga masa mendatang  Sehingga dari penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa al-Ghafur lebih sempurna dan menyeluruh pengampunannya daripada al-Ghaffar.

Jadi dari ketiga nama tersebut, jika ingin disusun dari tingkatan yang baik hingga yang paling baik
adalah al-Ghaffar, al-Ghafuur dan al-'Afuww.

Semoga Bermanfaat
Wallahu’alam bish-showwab

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai